THE HEIR OF DRAGON

THE HEIR OF DRAGON

By:  Amelia Siauw  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.2
29 ratings
106Chapters
66.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Ini adalah kisah yang terjadi di dunia rekaan, mirip dengan sejarah China kuno, namun berbeda. Han Yu Shi adalah seorang pangeran dari Kekaisaran Han yang pernah jaya menguasai seluruh dunia, namun ketika ayah Han Yu Shi terlena dengan kecantikan seorang selir, seorang menteri jahat berhasil mengambil kesempatan dan mengkudetanya. Kaisar mati terbunuh, sedangkan Han Yu Shi dan saudara-saudaranya yang lain dihukum buang.Sembilan tahun penuh penderitaan Han Yu Shi harus lewati dari penyiksaan musuh yang amat membencinya. Menyaksikan satu persatu saudaranya meninggal dalam penyiksaan, dendam Han Yu Shi untuk merebut kekuasaan yang telah luput dari tangannya semakin menggelora. Namun, bagaimanapun statusnya hanyalah seorang budak, tidak punya kesempatan sama sekali untuk melarikan diri, apalagi merebut kekuasaan.Akankah Han Yu Shi berhasil dalam mencapai misinya, mengembalikan kejayaan dinasti keluarganya?Kisah ini hanya fiksi semata. Nama tokoh, lokasi dan sebagainya adalah murni khayalan penulis, tidak ada hubungan dengan kejadian nyata apapun juga.Ini adalah karya saya sendiri, bukan terjemahan.Terimakasih banyak! Saya berharap kamu menyukai cerita ini! Have a nice day!

View More
THE HEIR OF DRAGON Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
JeoseoungSaja
Sukses dan sehat selalu thor! Salam dari Soul System. Dewa Kematian yang bereinkarnasi setelah menantang Dewa Agung.
2022-12-04 02:09:20
2
user avatar
Masandra
pemuda yang tidak terduga
2022-01-16 12:30:32
1
user avatar
Aldho Alfina
Ijin promo thor. ~Reinkarnasi Ke-dua di Dunia Lain Isekai, Magic, Overpower, Demon Lord, Ecchi, Harem
2021-10-26 01:27:09
2
user avatar
Chandra
sip terus.kan mana cerita yg lain
2021-10-07 03:36:31
1
user avatar
Mecha Do
koinnya mahal mahal
2021-09-22 14:30:54
0
user avatar
ArgaNov
Wah keren-keren. Dapat salam dari ArgaNov...️
2021-09-13 22:47:34
1
user avatar
Akun 5
kenapa bab 106 ga ada ya thor
2021-08-16 12:59:14
0
user avatar
Iis Hadiati
Ternyata di Bab 106, sudsh Tamat dan Happy End.. Terima-kasih..
2021-08-13 00:03:07
1
user avatar
Cedar Karamy
Aku suka cerita kerajaan. politik kerajaan...
2021-08-11 15:09:59
1
user avatar
Dea Syaqila
wow aja sih
2021-08-10 06:56:27
1
user avatar
Nama Saya
udah tamat ya thor, berharap nanti ada extra part nya, pokok nya good job deh buat author
2021-08-07 14:38:18
2
user avatar
Zero Seven
saya support terus biar semangat kakanya
2021-08-04 21:55:25
1
user avatar
Hendy Hartono
seru, romantis, mantab....lanjutkan dong
2021-08-02 00:36:02
1
user avatar
Cengko
Permisi Author, saya mau promosi. 'Hero Saga Online' sudah keluar, harap teman pembaca mau membacanya dan memberikan kritik dan saran. Tinggal cari 'Hero Saga Online' di kolom pencarian.
2021-07-31 19:48:35
0
user avatar
bayu carlo Adisastra daapala
mantapp ceritanya thor👌
2021-06-17 09:36:02
1
  • 1
  • 2
106 Chapters
Prologue
     Pria tua itu menghela nafas penuh kekecewaan. "Kekaisaran Han akan jatuh…" Ia menggelengkan kepalanya, wajahnya menyiratkan kesedihan yang amat sangat.    "Kakek, ada hal yang kau cemaskan?" Seorang remaja pria berusia pertengahan belasan tahun bertanya. Sang pria tua memandanginya.    "Kau adalah cucu tunggalku, satu-satunya kini yang paling bisa kupercaya. Aku ingin memberimu suatu tugas. Bisakah kau melakukannya?"    Remaja itu mengangguk cepat. "Tentu saja kakek!"    "Pergilah ke Istana. Temui kaisar dan katakan pesanku padanya untuk berhati-hati. Tetaplah mawas diri dan sesulit apapun keadaan yang tengah ia jalani, ia tetap harus sabar dan jangan melarikan diri ke dalam kefanaan yang bukan hanya akan menjerumuskannya ke dalam kematian, namun juga seluruh keluarganya."    "Saya menjalankan pesan kakek. Saya akan pergi sekarang juga."    Tanpa membuang w
Read more
Chapter 1
    Han Yu Shi mengusap bulir-bulir peluh yang membasahi wajahnya. Sinar matahari siang ini lebih terik dari biasanya, atau mungkin hanya karena ia bekerja jauh lebih berat dari hari-hari sebelumnya. Raja Tukhestan, Yerzhan, baru saja menikahkan puterinya. Sang Raja ingin membangun istana baru yang dipenuhi limpahan emas dan permata, dan karenanya para penambang harus mampu mengumpulkan bebatuan berharga tersebut dengan cepat pula dalam jumlah besar. Para penjaga membentak-bentak kasar dan akan memukulkan cambuk berduri jika mereka melihat pekerja berhenti bekerja bahkan hanya untuk sebentar saja. Yu Shi sudah dua tiga kali terkena cambukan mereka.    Pemuda itu memandangi telapak tangannya yang kini terbalut keringat bercampur darah. Kepalanya sakit, serta pening luar biasa, pening yang ditimbulkan dari rasa haus yang amat sangat. Ia bergegas menghampiri sumur pengambilan air. Ia harus buru-buru, para penjaga tidak mengizinkan penambang beristirahat lama
Read more
Chapter 2
     Cuaca di keesokan harinya masih sama panasnya dengan kemarin. Yu Shi sama sekali tak menyukai hawa panas di Tukhestan yang derajat panasnya berkali-kali lipat dibanding hawa panas di An Chang, masih ditambah hembusan angin kering padang pasir. Memang kota barat seperti Yitmaiszk ini paling cocok menjadi tempat hukuman bagi orang-orang Han seperti dirinya dan Cao Xun.     Namun di hari itu Raja Tukhestan Yerzhan, tiba-tiba saja muncul di penambangan disertai iring-iringannya yang megah. Hal ini cukup mengherankan Yu Shi, mengingat sang Raja biasanya hanya muncul saat musim yang sejuk dan menyegarkan, dan bukan di saat yang panas dan menyiksa seperti sekarang ini.     Mandor Karkysbai datang terbungkuk-bungkuk ke hadapan sang Raja yang bertanya, "Apa yang menyebabkan kalian lama sekali  mengumpulkan permata yang diminta?"     "Ampun Baginda, akhir-akhir ini para budak tidak mampu bekerja sesuai harapan," Ka
Read more
Chapter 3
    Kira-kira pukul sebelas malam, Yu Shi disertai Cao Xun mengendap-endap menuju tembok tempat Yu Shi melihat "sang bola mata" siang tadi. Sebetulnya ia tidak ingin membawa Cao Xun turut serta, bagaimanapun ini adalah urusannya. Bila mereka sampai tertangkap prajurit, maka Cao Xun akan dihukum karena kesalahan yang tidak diperbuatnya.     "Tapi sekarang ini hanya kita berdualah yang merupakan orang Han. Kita senasib sepenanggungan satu sama lain. Kita harus saling membantu satu sama lain," ujar Cao Xun sungguh-sungguh. Melihat kesungguhan dan solidaritas Cao Xun yang begitu tulus, Yu Shi pun mengizinkannya menyertainya.     Mereka harus berjalan dengan mengendap-endap seperti maling untuk bisa menghindari penjagaan prajurit, karenanya setelah lama kemudian mereka baru dapat tiba di tempat tujuan. Suasana saat itu sunyi senyap, tak ada tanda-tanda kehadiran manusia sama sekali. Yu Shi melongok ke balik tembok. Tidak ada siapa-siapa.
Read more
Chapter 4
    Di dalam Istana...          Seisi Aula Utama terdiam dalam kesenyapan yang mengerikan tatkala si utusan selesai membacakan petisinya. Mereka semua pun ganti memandangi Kaisar Liang Wang Di, yang kini menatap utusan tersebut dengan sorot mata tajam menusuk.     "Jadi intinya, bangsa Khanate ingin memerdekakan diri?" Sang Kaisar bertanya perlahan.     Si utusan menelan ludah. "Anu... Yang Mulia... mereka sudah memerdekakan diri..."     Sunyi. Kemudian Kaisar Liang memukul meja di sebelahnya keras-keras. Kemarahan membuat wajahnya memerah. Ia segera bangkit berdiri.     "Benar-benar keparat! Segera kirim pasukan ke Khanate dan seret para pemberontak itu ke sini!"     Seorang menteri veteran keluar dari barisan para pejabat. "Baginda, mohon Anda pertimbangkan masak-masak perintah Anda tersebut. Kita telah mengirim puluhan, bahkan mungkin  ratusan
Read more
Chapter 5
     Bagaimanapun juga, Tuan Li bertekad untuk membuat Yu Shi mencapai keberhasilan secepat mungkin. Ia menyusun jadwal sangat ketat di mana Yu Shi boleh dibilang nyaris tidak memiliki waktu istirahat kecuali saat makan, mandi dan tidur - tidur pun hanya kurang lebih lima jam sehari. Tuan Li menginginkan Yu Shi mempelajari sebanyak mungkin pengetahuan, mulai dari ilmu politik dan ketatanegaraan, manajemen dan administrasi pemerintahan, strategi perang, bahkan juga mencakup seni, kesusasteraan serta budaya. Yu Shi sendiri tidak mengeluh. Ia telah terbiasa hidup dalam kesengsaraan perbudakan, jadi jadwal ketat ini bukan apa-apa baginya. Bahkan Yu Shi meminta Tuan Li mengajarinya ilmu beladiri.    "Saya ingin menjadi sempurna, Guru. Karena saya berasal dari kasta rendah, dan orang tidak akan memandang kasta rendah kecuali mereka memiliki sesuatu yang lebih dan bernilai."    Tuan Li memandang paras Yu Shi yang pucat dan tubuhnya yang ku
Read more
Chapter 6
    "Waktunya telah tiba."    Tuan Li menyerahkan secarik kertas besar pada Yu Shi yang langsung membacanya. "Ujian seleksi pemilihan pejabat negara..." Ia mendongak, kembali memandang Tuan Li dengan bola mata melebar. "Pada minggu ini, Guru?"    "Kenapa? Kau tak siap?"    "Tidak! Tentu saja saya siap!..." Yu Shi buru-buru menukas. "Saya hanya merasa sedikit gugup..."    "Oh, baguslah kalau hanya begitu. Aku nyaris khawatir kau tidak siap." Tuan Li tersenyum lebar. Sambil menepuk pundak muridnya, ia kembali meneruskan, "Kita telah berlatih sangat keras, Nak, dan kau telah memperlihatkan kemampuanmu yang sangat baik itu. Kau pasti akan lulus, Nak. Lebih dari itu, kau pasti akan menjadi zhuangyuan."    Nampak jelas Tuan Li sangat yakin dengan kata-katanya, Yu Shi pun ikut tersenyum lebar. "Terima kasih, Guru. Murid tidak akan mengecewakan Guru."    Keesokan harinya, Yu
Read more
Chapter 7
     Tuan Li kurang lebih telah dapat menebak hasil seperti apa yang didapatkan Yu Shi, karena mimik depresi yang ditampakkan pemuda itu sangat jelas. "Kau tidak berhasil?"    "Lebih parah lagi, Guru. Aku tidak bisa memberikan jawaban apapun." Selanjutnya Yu Shi menceritakan apa persisnya yang telah dialaminya.    Tuan Li segera bangkit berdiri, berseru marah. "Mereka jelas telah melanggar ketentuan! Bahkan negara dengan pemerintahan terbodoh sekalipun tidak akan mengeluarkan jenis soal seperti itu!"    "Percuma saja Guru. Rasa-rasanya memang seperti itulah jenis soal yang mereka ujikan setiap tahunnya," Yu Shi menggumam letih. "Kalau begini caranya, kita harus menempuh cara lain..."    Tuan Li menarik nafas, kemudian menepuk bahu Yu Shi. "Ya, pasti ada cara lain."***    Dua tahun kembali berlalu, namun Yu Shi masih belum mendapatkan jalan masuk ke istana. Tuan Li telah mencoba
Read more
Chapter 8
    "Berangkat!"    Yu Shi duduk di atas kuda putihnya, menyerukan aba-aba pada pasukannya yang langsung berderap maju. Saat itu masih pagi buta dan para prajurit belum terjaga sepenuhnya, bagaimanapun instruksi yang datang dari atas mengharuskan mereka bergerak di saat musuh masih terlelap. Yu Shi mengamati pasukannya tidak dengan sepenuh hati mengikuti aba-abanya. Mereka berjalan dengan langkah berat dan gontai. Yu Shi mendesah. Timnya terdiri dari pasukan yang seluruhnya berasal dari kaum awam dan tidak memiliki pengalaman perang sama sekali, tentu saja mereka tidak bisa diharapkan memiliki mental selayaknya seorang prajurit.     Memang Panglima Liu selaku panglima tertinggi dapat memaklumi keadaan mereka sehingga mengizinkan mereka berada di barisan belakang, tetapi bagaimanapun ini adalah perang. Segalanya menjadi tidak pasti. Bisa saja mereka tahu-tahu diinstruksikan maju ke barisan paling depan. Betapapun, Yu Shi masih bisa sed
Read more
Chapter 9
     Jenderal salah besar. Dia sendiri tidak pernah mengamati langsung para prajuritnya, karena itu dia tidak tahu seberapa besar rasa takut para prajurit terhadap An Dao Dui, dan strateginya yang memutar jalan berbelit-belit itu tidak melenyapkan ketakutan mereka, yang ada hanya memperpanjang perang dan semakin lama mengekang mereka dalam rasa takut. Kalau saja ada cara yang lebih baik... Secara kebetulan ia melihat salah seorang prajurit yang merupakan anak buahnya melintas. Yu Shi bergegas menghentikan si anak buah. "Kau tahu, seperti apa persisnya An Dao Dui?"    "Maafkan saya, Tuan. Saya sendiri juga kurang mengerti karena belum pernah melihat mereka secara langsung. Hanya menurut kabar burung saja, kalau mereka..."    "Ada di antara kalian yang pernah melihat An Dao Dui dengan mata kepala sendiri?"    Si prajurit berpikir sejenak. "Katanya A Lan pernah bertatap muka langsung dengan mereka."    "
Read more
DMCA.com Protection Status