Pengantin Tuan Haidar

Pengantin Tuan Haidar

Oleh:  Nyi Ratu  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.7
339 Peringkat
606Bab
576.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

“Om, pengantinmu tertukar. Harusnya bukan aku, tapi kakakku Aisyah.” Andin mencoba berbicara kepada calon suami sang kakak agar ia mau membatalkan pernikahannya. “Aku tidak peduli, siapa pun yang menjadi pengantinku! Aku tidak suka kakakmu ataupun dirimu!” ucapnya dengan tegas sambil melirik sinis pada Andin. “Wah, nih orang tua belagu amat. Pantesan aja nggak laku,” gumam Andin. Andin Putri Pradipta, gadis berusia 21 tahun, harus menggantikan sang kakak sebagai pengantin dari Haidar Mannaf. Pemuda berusia 30 tahun yang mau dijodohkan hanya untuk mendapatkan harta warisan orang tuanya. Akankah Andin mampu menaklukkan seorang Haidar? Pemuda yang dingin terhadap wanita dan hanya uang yang menjadi tujuan hidup Haidar. Selamat datang di novel terbaruku. Ini merupakan spin off dari novel My Absurd Wife. Follow instagramku nyi.ratu_gesrek.

Lihat lebih banyak
Pengantin Tuan Haidar Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Irwan Irawan
kapan updatenya buku barunya Thor saya nungguin udah lama lo
2022-06-16 01:43:43
1
user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :FREL. Banyak kejutan di dalamnya. Selain tentang cinta segitiga yang bikin baper, gemes dibumbui humor dan mengharubirukan, kalian akan disuguhi dg persahabatan, keluarga, luka dan rahasia di masa lalu orangtua yang akan membuat cerita lebih seru dan menjungkirbalikkan perasaan.
2022-01-29 07:59:47
0
user avatar
Nyi Ratu
Terima kasih atas dukungan kalian yang udah ikutin terus novel ini sampai tamat. Ada MUG cantik bergambarkan pengantin tuan haidar untuk pembaca yang beruntung. Silakan reviews novel ini dari s1- s2, mau s1 nya aja juga boleh, reviews s2 nya aja juga boleh. Tulis komentar kalian di sini ya!
2022-01-25 11:30:41
3
user avatar
June Lee
bagus ini juga pria Yang tidak terduga sip
2022-01-23 01:43:40
0
user avatar
Nyi Ratu
Terima kasih yang udah menyukai novel ini, tanpa kalian aku nggak akan sesemangat ini. Nanti kelanjutan Gara dan Jennie ada di buku baru Di sini udah kepanjangan takut mual lihat bab udah ratusan, hehehe ... Sekali lagi terima kasih atas dukungan kalian semua, love sekebon buat kalian semua.
2022-01-21 08:38:05
1
user avatar
Hasbi Maheriawan
gue jd tambah seneng ama novel ini bagus ceritanya top buat autor terima kasih novelnya baguuuus banget
2022-01-20 22:26:14
1
user avatar
Nur Kamelia
jangan di tamatin dulu kk
2022-01-20 20:11:41
1
user avatar
ierma esde
lucu... gara jennie berasa andin haidar
2022-01-15 22:02:17
1
user avatar
ierma esde
wakakakakak... sesudah annisa yg jarang bikin ketawa, si cewek kurang waras ini sukses bikin ngikik
2021-12-06 20:39:57
0
user avatar
nasirrahman
lama banget update nya. niat bikin cerita ga sih
2021-10-30 13:03:54
0
user avatar
Raden Arya Radians
Andin klo ngomong bikin ketawa ... gara yg bi cap play boy di bilang anak setan hahahaha
2021-09-06 13:46:34
1
user avatar
Raden Arya Radians
kasian gara ikh si bara brengsrek juga ya hehehe
2021-08-28 07:54:49
2
user avatar
Imah Azimah
cerita ini gak ada habis nya ya? udah beratus kok blm ada tanda² tamat kaya senetron tersanjung aja
2021-08-27 20:44:38
2
user avatar
Lita Lestari
bagus sekali
2021-08-27 10:58:16
1
user avatar
Cinta
sadis nya diri mu tor... kasihan Gara, otor ko gitu sih. tapi penasaran kelanjutannya. tega diri mu padaku
2021-08-26 11:12:40
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
  • 23
606 Bab
Bab 1. Kabur Di Hari Pernikahan
  “Dek, kamu mau nggak bantuin Kakak?” tanya Aisyah yang terlihat cemas setelah membaca pesan dari kekasihnya. Andin menghampiri sang kakak yang sedang duduk di pinggiran tempat tidur. Kemudian ia menaruh gaun pengantin itu di tempat tidur kakaknya. “Ih … Kakak dari tadi nggak dengerin aku?” tanya Andin pada Kakak sepupu yang sudah ia anggap sebagai Kakak kandungnya sendiri sambil mengerucutkan bibir. Andin, gadis berusia 21 tahun, kulit kuning langsat, hidung mancung, bulu mata yang lentik, manik mata coklat gelap, rambut lurus dan body yang aduhai dari tadi sibuk mencoba gaun pengantin sang kakak. Aisyah sangat baik terhadap Andin. Ia sangat menyayangi adik sepupunya. Bahkan Aisyah selalu mengakui kesalahan yang diperbuat Andin supaya sang adik tidak kena marah Ayah dan bundanya.  “Bantu Kakak untuk kabur dari sini!” ucap Aisyah dengan serius. “Hah! Kakak yang benar aja! Satu jam lagi Kakak bakal nikah.” Andin terse
Baca selengkapnya
Bab 2. Pengantin Yang Tertukar
“Waduh.” Andin terbangun. Lalu berjalan mondar-mandir ke sana ke mari. “Nul, gimana ini?” tanya Andin pada inul, ia terlihat sangat cemas.   “Yey anjas, eike dendiin,” (kamu aja, aku dandanin) ujar Inul.   “Apaan sih, Nul?” tanya Anin. Ia nggak ngerti apa yang diucapkan Inul.   “Capcai pakarena!” Inul mendorong Andin masuk ke kamar mandi.   “Apaan lagi sih?” tanya Andin sedikit geram mendengar Inul berbicara bahasa banci. Andin semakin pusing dibuatnya.   “Cepetan pake!” suruh inul dengan tegas sambil mendorong pelan Andin untuk segera masuk ke dalam kamar mandi.   Andin pun segera masuk ke dalam kamar mandi untuk berganti pakaian. Tidak lama kemudian Andin keluar dari kamar mandi sudah menggunakan gaun pengantin berwarna putih yang terlihat terbuka di pinggirannya sehingga tubuh bagian bawah ketiaknya tampak terlihat.   Andin berjalan me
Baca selengkapnya
Bab 3. Dingin Dan Angkuh
Mahendra, Rey dan Rizky segera menemui keluarga Mannaf. Mereka mengajak Haidar dan ayahnya untuk berbicara baik-baik, di ruang kerja Mahendra. “Pak Mannaf, sebelumnya saya minta maaf,” ucap Mahendra saat mereka sudah berada di ruang kerja Mahendra dan duduk saling berhadapan dengan calon besannya. “Minta maaf untuk apa, Pak?” tanya Pak Mannaf, bingung dengan maksud dari Mahendra mengajaknya berbicara serius di saat acara pernikahan sedang berlangsung. “Aisyah, putri saya pergi dari rumah. Jadi, ia tidak bisa menikah dengan anak Bapak. saya sangat menyesal dengan kejadian ini," jawab Mahendra. ia tampak menyesal dengan apa yang terjadi. “Tapi, kalo Haidar dan Pak Mannaf tidak keberatan, kami akan menukar pengantin wanitanya,” sela Rey dengan cepat. “Maksudnya gimana, Pak Rey?” tanya Pak Mannaf semakin bingung. “Anak saya bersedia menggantikan kakaknya sebagai pengantin Haidar,” jelas Rey pada Pak Mannaf sambil melirik Haidar yang duduk
Baca selengkapnya
Bab 4. Bunuh Diri
"Nenek!” teriak Andin. Ia mendekati sang nenek karena takut terjadi apa-apa dengan neneknya. Semua orang mendekati Nenek Marisa. Mereka takut sang nenek terkena serangan jantung. Nenek Marisa menghirup udara dalam-dalam kemudian mengembuskannya secara perlahan. “Nenek nggak apa-apa, Sayang,” ucap sang nenek sambil menangkup wajah cantik cucunya. “Mama beneran nggak kenapa-kenapa?” tanya Anin pada mamanya. Ia begitu khawatir dengan keadaan sang mama yang sudah tidak muda lagi. “Kamu maunya Mama kenapa-kenapa?” tanya Nenek Marisa pada sang anak sambil mendelikkan matanya. “Ish, Mama baperan banget deh,” ujar Anin pada sang mama. "Maksudku bukan itu, Ma."  “Mama nggak apa-apa. Mama cuma terlalu bahagia, akhirnya Andin menikah. Mudah-mudahan dengan menikah dia nggak berhubungan lagi dengan si berandal itu,” harap Nenek Marisa pada Andin cucunya. “Kenapa sih semua orang nggak ada yang suka sama Roy?” Andin mengerucutkan bibir.
Baca selengkapnya
Bab 5. Perjanjian Sebelum Pernikahan
“Adek, udah dong, jangan nangis lagi!” kata sang bunda. Ia menyeka air mata yang menggenang di pelupuk mata Andin. “Cuci muka dulu yuk!” Anin membantu anaknya bangun. Lalu menemaninya ke kamar mandi untuk membersihkan riasannya yang luntur karena air mata.   “Adek jangan sedih lagi ya, Mami telepon Kakak dulu,” ucap Tyas menenangkan Andin. Kemudian ia menelpon Aisyah. Sementara Andin di rias ulang setelah mencuci muka.   Inul dengan sigap merias ulang sang pengantin. “Cucok meong, Cin,” kata Inul setelah ia selesai merias Andin.   “Sayang, Kakak lagi di rumah sakit dan Fadil masuk ICU. Mudah-mudahan ia bisa melewati masa kritisnya, aamiin,” ucap Mami Tyas setelah ia selesai menelpon Aisyah.   “Kak Fadil belum mati?” tanya Andin. Ia tampak bahagia mendengar kabar Fadil. Tadinya ia pikir, Fadil sudah meninggal saat sang kakak bilang sudah terlambat.   “Sayang, emangnya Fadil hewan!
Baca selengkapnya
Bab 6. Ijab Kabul
Haidar duduk di depan penghulu dan calon mertuanya. Ia tampak tenang, tidak sedikit pun ketegangan tergurat di wajahnya. Walapun ia masih terbayang tubuh bahenol calon istrinya, tapi ia menepis semua itu dari bayangannya.Tujuan utama ia menikah adalah untuk memenuhi syarat agar harta warisan sang papi segera jatuh ke tangannya. Ia berjanji tidak akan jatuh cinta pada sang istri nantinya. “Astaga … kenapa gua setegang ini?” ucap Rey dalam hati. Keringat menetes dari pelipisnya.“Kamu kenapa tegang banget, Rey?” bisik Mahendra pada adik iparnya.“Siapa yang tegang,” sangkal Rey. Ia malu mengakuinya.“Lihat calon menantumu! Dia begitu tenang.” Mahendra membandingkan adik iparnya dengan calon menantu untuk meledek Rey.Rey tidak mendengarkan lagi ucapan kakak iparnya. Setelah Pak penghulu selesai membacakan doa, acara ijab kabul segera dimulai.Rey mengulurkan ta
Baca selengkapnya
Bab 7. Muncrat Di Dalam
“Tapi, apa, Om?” tanya Andin penasaran. “Kita berdua nggak saling mencintai, tapi jangan pernah merendahkan martabat masing-masing, selama kita masih berstatus suami istri,” tegas Haidar sambil menyentil kening sang istri. “Astaga! Lama-lama benjol jidat gue,” keluh Andin. Ia marah, lalu duduk membelakangi suaminya.  Haidar menahan tawanya melihat sang istri marah. “Dasar anak kecil,” gumam Haidar sambil menggelengkan kepalanya. “Dasar berondong alot,” balas Andin. Mereka berdua duduk saling membelakangi seperti anak kecil yang sedang bertengkar. Sisil pergi mengambil makanan untuk sahabatnya. Ia yakin kalo Andin belum makan semenjak turun dari kamarnya. Karena semua keluarganya sedang sibuk dengan para tamu. Sisil menghampiri Aldin yang sedang mengbil kue. “Jangan makan kue itu!” cegah Sisil. Ia melarang Aldin memakan kue klepon. Aldin tidak jadi memakan kue klepon yang sudah berada di depan mulutnya. “Ema
Baca selengkapnya
Bab 8. Wanita Murahan
Haidar terkejut melihat bukit kenikmatan di depan matanya. Ia langsung menutup mata kembali. “Pakai bajumu dulu!” titah Haidar dengan suara meninggi. “Aku udah pake baju, Om,” jawab Andin. “Kamu nggak punya baju lagi?” tanya Haidar. Matanya masih terpejam, ia tidak berani membuka matanya. “Itu baju zaman kapan? Udah nggak muat dipake aja,” lanjutnya. “Dasar kolot, ini tuh baju zaman sekarang,” jawab Andin. “Begini nih kalo orang zaman dulu, pikirannya terlalu kolot,” lanjutnya. “Banyak baju model zaman sekarang yang bagus, tapi tetap sopan dan pantas dilihat,” sahut Haidar tidak mau kalah.  Walaupun kehidupan Haidar serba mewah, tapi ia tidak suka bermain wanita seperti kebanyakan pemuda sukses lainnya. Ia tidak suka melihat wanita yang terlalu mengumbar tubuh bagian sensistifnya. Lebih tepat
Baca selengkapnya
Bab 9. Sakit Hati
Suara gesekan antara ban mobil dan aspal terdengar begitu ngilu. Haidar mendadak menghentikan laju kendaraannya karena motor Andin tiba-tiba berhenti di depan mobilnya.  Andin turun dari motor, berjalan menghampiri mobil yang terus mengikutinya. “Keluar!” Andin memukul kaca mobil tanpa peduli siapa yang berada di dalam mobil tersebut. Ia begitu kesal karena mobil itu terus mengikutinya. Suasana hatinya yang sedang buruk membuat ia tidak bisa mengontrol emosinya. Ia tidak memikirkan kalau yang berada di dalam mobil itu adalah orang jahat. Haidar tersenyum kecil melihat Andin begitu berani menggebrak mobil orang yang tidak dikenalinya. kemudian ia turun dari mobilnya dan menatap tajam pada Andin. Andin tersenyum kecut sambil melipat tangannya di bawah dada saat melihat orang yang keluar dari mobil adalah suaminya sendiri. “Ngapaian, Lo, ngikutin gue?”&n
Baca selengkapnya
Bab 10. Ciuman Pertama
“Om, mau ngapain?!” Andin sedikit menggeser wajahnya saat wajah sang suami hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya.“Aku cuma mau masang seat belt,” sahut Haidar.“Aku bisa sendiri,” sergah Andin. Ia mendorong tubuh sang suami agar menjauh. “Dasar tukang modus! Pake alasan pasang seat belt,” gerutu Andin sambil memasang seat belt.Haidar memundurkan tubuhnya. Segera ia melajukan mobil menuju rumah tanpa mempedulikan ocehan sang istri.“Kita mau ke mana?” Andin melihat ke luar jendela, memperhatikan jalanan yang bukan menuju rumahnya ataupun rumah Papa Mahendra.“Pulang ke rumahku,” jawab Haidar. Lalu ia kembali fokus pada jalanan di depannya.Andin memiringkan tubuh menghadap sang suami yang duduk di sampingnya sambil menyetir. “Tadi bilang rumah Om satu arah dengan rumah Sisil. Om bohong ‘kan? Tadi tuh sebenarnya lagi ngikutin aku, takut istrimu yang bohay ini dicoel orang.”
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status