Jalan Pendekar

Jalan Pendekar

By:  Bangaw  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.1
31 ratings
40Chapters
17.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

"Aku adalah Abimana Yasa, pendekar dari Desa Asoka yang akan menjadi Raja!" ucapnya dengan semangat. Era Pendekar telah dimulai, Abimana Yasa mempunyai jalan pendekar ingin menjadi Raja. Sesuatu yang mustahil mengingat dirinya dari keluarga yang tidak terpandang dan untuk menjadi Raja tentu saja tidak bisa sembarang orang kecuali keturunan Raja itu sendiri."Jika usiaku diberikan seratus tahun atau dua ratus tahun lagi pun kau tidak akan bisa menjadi Raja wahai Abimana!"Orang-orang mentertawakan jalan pendekarnya yang terlalu mengkhayal. Tapi Abimana tidak akan menyerah. Bisakah ia menjadi Raja?

View More
Jalan Pendekar Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Zhu Phi
Halo semuanya ... Ijin promosi ya thor... Mampir yuk ke PERJALANAN PENDEKAR TANGAN SATU. Kisah Rawindra yang berjuang menjadi Pendekar Pedang Terhebat dengan segala kekurangannya.
2023-10-05 01:07:01
0
user avatar
Aldho Alfina
Permisi, Numpang neduh thor "Penguasa Dewa Naga" Seorang sampah yang ternyata memiliki identitas luar biasa di belakangnya. bulan ini gas 3 bab/hari
2023-03-03 03:16:40
0
user avatar
Yuexi
halo kak, yuk mampir di novel pertama nanda yah. sang penguasa selatan : Ahli pedang ganda. "Mari bertarung bersama Ryder" -yuexi
2023-02-24 19:13:56
0
user avatar
Mr black
penulisnya minggat
2022-11-01 21:26:15
0
user avatar
Mr black
ujung ujung nya gak di lanjutin ceritanya.........
2022-10-30 05:31:38
0
user avatar
Hwat703
Penggemar cersil jaman KPH bisa mampir ke ... Pendekar Seruling Sakti. Ditunggu dukungannya ya Kak ... Semangat Thor....
2022-10-12 14:16:07
0
user avatar
Venno
Ini ceritanya kok Naruto banget ya... Hanya membedakan nama... Jurus dan karakternya sama percis...
2022-08-09 14:09:24
0
user avatar
Bebby
salam dari PENDEKAR SERIGALA PUTIH
2022-07-22 16:13:01
0
user avatar
Hakayi
Ceritanya bagus. Salam dari Tanaka LEGENDA PENDEKAR BURUK RUPA.
2022-07-20 21:54:22
0
user avatar
Ken Matahari
Ceritanya menarik Thor. Salam hangat dari Sadnya, Pendekar Golok Melasa Kepappang.
2022-06-25 12:16:19
0
user avatar
Aldi pga
Numpang promo kak, mampir ke novel legenda Galuh Tapa, kali aja ada yang mau membaca tulisan sederhana ini, ditunggu ya kak.
2022-06-20 20:39:08
0
user avatar
Sugiat
ditunggu kelanjutannya
2022-05-30 17:08:42
0
user avatar
Zhu Phi
Lanjutkan Thor Tetap semangat Salam dari Pendekar Naga Biru
2022-04-13 18:28:43
0
user avatar
Ramdani Abdul
Lanjutkan terus Kak Thor Salam dari Pendekar Kujang Emas
2022-02-25 23:23:08
0
user avatar
CahyaGumilar79
Ceritanya keren dan menarik pokoknya sukses untuk penulisnya dan juga karyanya. Salam dari Sang Pendekar
2022-02-09 12:46:19
0
  • 1
  • 2
  • 3
40 Chapters
Era Pendekar
Sebuah daratan bernama Jawa, disebut-sebut sebagai surganya dunia. Karena apapun yang ditanam disana akan berbuah. Segala jenis rempah tersedia disana.   Tidak hanya rempah, sayang dan kasih juga tumbuh subur disini. Semua yang tinggal disana sangat bahagia. Mereka hanya bekerja untuk perut mereka di hari itu. Tidak tahu menahu cara menyimpan harta di gudang mereka. Begitu sederhana.   Hingga orang-orang negeri asing menemukan daratan surga dunia itu. Para penduduk daratan Jawa menyambut mereka dengan ramah tamah tapi para pendatang asing itu semena-mena. Tidak ada lagi bahagia, yang ada hanya derita.  Setiap hari akan terjadi perang antara si penjajah dan si terjajah di beragam daerah. Tapi orang-orang daratan Jawa selalu kalah, karena pada era itu mereka baru mengerti cara menyakiti ora
Read more
Burung Berenang dan Ikan Terbang Lebih Masuk Akal
Seorang pemuda baru saja terbangun dari tidurnya, dengan sedikit kantuk ia menghampiri meja makan yang tidak jauh dari tempat ia tidur.  Dengan sedikit menguap ia membuka tudung saji yang berisi makanan kemarin malam. Ia pun melahap ubi rebus tersebut walau sudah sedikit aneh rasanya, tapi ia yakin tetap bisa memberinya sedikit tenaga di hari itu.   "Hoaaah. Misi apa yang akan diberikan kakek tua itu ya. Pasti misi-misi rendahan lagi. Kalau begitu kapan aku menjadi kuatnya," gumamnya sambil menyantap makanan paginya.   Setelah merasa cukup kenyang ia pergi ke bagian belakang rumahnya untuk sedikit membersihkan diri.   Pemuda itu adalah Abimana Yasa, ia adalah pemuda 19 tahun dengan paras yang cukup tampan. Rambutnya pendek dan te
Read more
Pendekar Rantai Besi yang Ternama
Beberapa saat sebelum Abimana menyusul. Seorang penunggang kuda yang mengenakan pakaian serba hitam itu melempar sebuah rantai yang di ujung rantai tersebut terdapat sebilah pisau berukuran sedang.  Pria itu melemparkan senjatanya ke arah roda kereta yang ia kejar sehingga kereta itu pun terbalik ketika pria tersebut menarik rantai tersebut yang sengaja ia sangkutkan.  "Kenapa kau membuat pekerjaanku sulit? Andai kau tidak kabur mungkin kematianmu akan aku buat lebih mudah," ucap pria tersebut menyeringai sambil memutar-mutar senjata rantainya.   Pria lain yang terluka parah karena kereta yang ia kendarai jatuh terbalik di tanah tidak menjawab apapun. Dengan wajah penuh darah karena terseret tanah ia hanya mengatur nafasnya yang sangat menggebu. Sepintas ia sudah berpikir sepertinya memang pagi
Read more
Pemula Untuk Pemula, Menengah Untuk Menengah
Abimana berlari kencang ke arah balai desa. Ia yakin sudah terlambat dari janji temunya bersama dua temannya. Tapi ia tidak begitu khawatir karena ia baru saja menyelamatkan seseorang. Perasaannya sangat bagus sekarang.   "Aku tidak sabar memberitahunya kepada Sekar. Ia pasti sangat bangga kepadaku," gumam Abimana sendiri sambil berlari.   Beberapa saat kemudian, akhirnya Abimana sampai di balai desa. Seperti biasa suasananya ramai diisi oleh pendekar yang hendak mengambil misi atau pun melaporkan misi. Mata Abimana mencari ke segala arah, hingga akhirnya ia mendapati dua temannya ternyata sudah menunggu dengan kesal di luar balai desa.  "Abimana! Kemana saja kau! Beraninya kau membuat kami menunggu!" jerit Sekar. Ia adalah pendekar perempuan yang mempunyai kemampuan pengobatan. Rambutnya
Read more
Pangeran yang Menundukkan Kepalanya
Batara tahu betul kenapa Giri sangat ingin menjalankan misi tingkat menengah. Ia tahu, Giri juga berambisi untuk menjadi jauh lebih kuat. Tapi tidak seperti Abimana, yang berambisi menjadi Raja. Giri berambisi jauh lebih kuat hanya sekedar balas dendam.  Giri Mahasura, berasal dari keluarga yang disegani Desa Asoka. Tapi malangnya kini hanya ia sendirilah satu-satunya orang yang berasal dari keluarga Mahasura.  Beberapa tahun yang lalu, seluruh garis keturunan Mahasura dibantai oleh seorang yang tidak dikenal, termasuk ayah dan ibu Giri. Giri satu-satunya Mahasura yang selamat atas insiden tersebut karena saat itu ia sedang berlatih di hutan selepas belajar dari perguruan.  Sejak saat itu Giri bersumpah akan mencari pelaku atas pembantaian itu. Tapi Giri yang
Read more
Perjalanan Tidak Mencolok
Di gerbang Desa Asoka, Regu 1 sudah berkumpul bersama Pangeran Jati serta para pengawalnya. Hanya satu orang lagi yang sedang mereka tunggu saat itu. "Ah sial, kenapa pria itu harus ikut? Bukankah kita bisa mengawal Jati sendiri hingga sampai ke rumahnya?" gerutu Abimana sembari melipat tangannya dan menghentak-hentakan kakinya. Sementara orang-orang yang disana hanya pura-pura tidak mendengar ocehan Abimana termasuk dua temannya Sekar dan Giri. "Sekar, kau sependapat denganku bukan?"Buk! Sekar malah menjitak kepala Abimana dengan cukup keras. "Argh Sekar kenapa kau selalu memukulku?""Sopanlah kepada Pangeran Jati. Kau tidak bisa begitu saja menyebut namanya seolah dia temanmu! Kau juga tidak boleh meremehkan misi ini!" bentak Sekar geram. "Ah baiklah-baiklah." Abimana segera menciut saat Sekar memarahinya. Sementara Giri sungguh malu melihat tingkah Abimana dan Sekar di depan Pangeran Jati. "Pangeran apa
Read more
Nasi Telah Menjadi Bubur
Sudah cukup lama mereka berkuda meninggalkan Desa Asoka. Perjalanan itu sungguh sangat membosankan bagi Abimana. Sementara Zali dan Giri tampak waspada menjaga depan dan belakang. Sedangkan Sekar sibuk curi-curi pandang ke arah Giri.  "Sekar, apa kau tidak lelah berkuda sendirian? Bagaimana kalau kita berdua menunggangi di satu kuda yang sama saja?" celetuk Abimana mengganggu konsentrasi Sekar ketika melihat Giri.  "Abimana kau benar mau mati ya!!" balas Sekar geram. Sementara Jati cukup terhibur melihat tingkah Abimana dan Sekar.  "Abimana, tetaplah waspada," celetuk Giri.  "Haha Giri, kau terlalu penakut. Bukankah kita sedang menggunakan rencana Zali agar perjalanan kali ini tidak mencolok? Tidak ada yang sadar bahwa ada pangeran disini." "Awas!" jerit Zali tiba-tiba menarik kudanya dengan kencang. Semua orang yang dibelakangnya pun ikut panik dan menghentikan kuda juga secara bersamaan.  Sreek! Sreek! Dua or
Read more
Daerah yang Tidak Mengakui Kekuasaan
Sesaat kemudian beberapa pendekar utusan Desa Asoka tiba ke tempat Zali dan Regu 1 berada. Tapi Pendekar Pedang Bersaudara pun tetap tidak buka suara. Oleh karena itu Zali memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka, sedangkan Pendekar Pedang Bersaudara dibawa paksa ke Desa Asoka untuk diperiksa lebih lanjut. Kelompok Pendekar Pelarian memang sudah terkenal sepak terjangnya. Jadi mereka tidak akan bicara hanya dengan interogasi biasa. Perjalan berkuda kembali berlanjut, tapi sekarang kondisi sangat tegang dan waspada. Apalagi Abimana merasa sangat tidak berguna saat mereka diserang terakhir kali. Ia menatap Giri dengan kesal, kenapa selalu saja ia kalah dengan Giri. Giri selalu berada di satu tingkat di atasnya. "Hiya! Hiya!" Abimana tiba-tiba memacu kudanya dengan sangat cepat melewati Zali bahkan mulai sangat jauh meninggalkan teman-temannya. "Abimana! Sedang apa kau!" jerit Zali. Tapi Abimana tidak peduli, ia sengaja melaju l
Read more
Daerah yang Tidak Mengakui Kekuasaan (2)
"Eh? Apa ini tidak apa?""Pria itu berani sekali. Apa ia sudah memikirkan perbuatannya?""Bukankah kelima orang itu pencuri yang memang sudah sering berulah disekitar sini?"Orang-orang yang melihat Abimana sebenarnya daripada kagum atas apa yang telah ia lakukan mereka sejatinya khawatir."Raja katanya? Apa dia sudah gila?""Hey ayo kita pergi dari sini sebelum orang itu tahu,""Benar, palingan dia besok akan merasakan akibatnya,"Satu per satu warga yang tadi penasaran dengan ulah Abimana mulai membubarkan diri tanpa sepatah rasa terimakasih pun. Tidak ada yang satu warga pun yang tampak memberinya selamat.Abimana yang sedang menunggu pujiannya pun terheran. Kota itu memang tidak beres, pikirnya. "Tuan Pendekar teri..makasih atas bantuan anda. Tapi sebaiknya tadi kau tidak perlu membantu saya," ucap wanita yang ditolong Abimana.  "Kenapa Nona? Apa sebenarnya yang akan terjadi," balas Abimana. 
Read more
Daerah yang Tidak Mengakui Kekuasaan (3)
"Baiklah, besok kami akan pergi sendiri tanpamu," ujar Zali dengan dingin.  "Terserah kalian," balas Abimana tidak mau kalah.  "Abimana, jangan gegabah. Apakah kau tahu atas pilihanmu itu? Kau akan dianggap pendekar yang tidak patuh oleh Desa Asoka dan Kerajaan Geni. Kau akan diasingkan sebagai pendekar. Masa depanmu sebagai pendekar akan terancam kecuali kau menjadi pendekar pelarian," jelas Sekar.  "Cih." Abimana sedikit terbayang dengan apa yang dijelaskan Sekar. Sepertinya pilihannya kali ini akan membuatnya sulit kedepannya.  "Baiklah, aku sadar penuh akan pilihanku. Aku tidak peduli dengan apa yang terjadi ke depannya. Bagiku, ini adalah jalan pendekarku. Membela yang lemah. Apa gunanya setia kepada kerajaan yang tidak dapat mengatasi hal ini?" ucap Abimana kemudian dengan dingin.  Semua tercengang mendengar ucapan Abimana. Tidak biasanya Abimana seserius itu.  "Aku akan ikut Abimana," celetuk Giri t
Read more
DMCA.com Protection Status