Frozen in Love

Frozen in Love

By:  Indah Hanaco  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
9 ratings
313Chapters
19.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Ini kisah cinta yang rumit dan bisa memicu migrain. Violet sudah memiliki Jeffry, sedang Quinn memacari Eireen. Akan tetapi, Eireen dan Jeffry yang memang mata keranjang, justru tampaknya saling tertarik. Diabaikan pasangan masing-masing, Violet dan Quinn sepakat untuk merancang drama romantis sendiri. Tepatnya, berpura-pura saling tertarik. Tujuannya simpel saja, menyadarkan Jeffry dan Eireen akan keberadaan mereka. Sejak awal, semua diniatkan sebagai sandiwara belaka. Akan tetapi, bermain api memang selalu berisiko tinggi menderita luka bakar yang tak diinginkan. Quinn dan Violet terjebak pada kisah palsu yang mereka ciptakan. Apa jadinya jika keduanya terbawa perasaan terlalu jauh dan tak ingin semua cuma sekadar sandiwara? Kover : Adobe Spark post + Canva

View More
Frozen in Love Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Agus Irawan
hai kak mampir juga ke Novelku yuuk. judul "Kembang Desa Sang Miliarder" pena "Agus Irawan
2023-03-27 13:23:00
0
user avatar
ivian myleene
...keren banget
2022-11-05 12:21:36
0
user avatar
Bian
Suka banget.
2021-07-22 13:06:59
1
user avatar
Rumah Sablon
semangat kak
2021-07-20 22:07:30
1
default avatar
phantasia
♡︎♡︎♡︎♥︎♡︎♡︎♡︎
2021-06-19 15:03:52
1
user avatar
Frans Sinatra
kak up yg banyak dong
2021-05-25 04:49:25
0
user avatar
Angelica
selalu suka karya kak indah
2021-05-01 07:28:06
1
user avatar
Yielda Sofyan
kereennn kakkkk Indahhh....💕💕💕
2021-03-15 20:47:45
1
user avatar
Rose Dreamers
Pokoknya aku suka karya-karyamu kakak. Keren tiga novel sekaligus. Aku jadi gak gabut lagi kan, kalo dapat banyak bacaan baru yang kenyes-kenyes. Lanjut up lagi
2021-03-12 15:25:55
1
313 Chapters
Prolog
“Vi, buka pintumu! Ada masalah serius, antara hidup dan mati! Cepaat!”Ketukan di pintu kamar ditambah dengan suara lumayan kencang itu, berhasil membuat mata Violet terbuka. Dia sempat mematung dan menajamkan telinga, kehilangan orientasi. Gadis itu masih bimbang, apakah barusan dia bermimpi buruk atau memang ada yang mengetuk pintunya?Ketika akhirnya dia kembali mendengar ketukan dan permintaan untuk membuka pintu, barulah Violet sadar bahwa ini memang nyata. Tangan kanannya meraba-raba nakas di sebelah ranjang untuk mencari gawainya. Saat melihat ke layar ponsel, Violet memaki pelan. Sekarang baru jam 5 pagi!Dengan langkah terseok dan tubuh sedikit terhuyung-huyung, Violet melangkah menuju pintu. Dia bersumpah akan membuat perhitungan pada kedua sahabatnya. Begitu membuka pintu, dia nyaris terjengkang karena Kelly dan Wynona langsung menerjang masuk.“Ada masalah apa? Siapa di antara kalian yang sekarat?” katanya dengan suara
Read more
Violet dan Jeffry [1]
 Beberapa bulan sebelumnya…. Seperti biasa, mal selalu dipenuhi pengunjung saat malam Minggu. Seakan semua orang terbangun tiba-tiba dan memutuskan untuk melakukan hal yang sama, mendatangi mal terdekat. Violet Agatha mengeluh pelan, karena Jeffry kesulitan menemukan tempat parkir. Seharusnya, mereka memang tak mendatangi tempat ini.“Sabar ya, Vi. Tempat parkirnya sudah penuh. Padahal ini belum jam tujuh,” gumam Jeffry sambil terus menyetir dengan hati-hati. “Mobil yang dikendarai pria itu sudah memasuki basement Botani Square, merayap perlahan. Bahkan di area itu pun antrean mobil sudah cukup panjang. Violet menatap ke arah kanan dan kirinya dengan waspada, mencari-cari kemungkinan menemukan lahan parkir yang kosong dan terlewatkan mobil lain. Namun hasilnya nihil.“Sepertinya kita harus memutar lagi,” putus Jeffry saat mereka tak jua menemukan apa yang dicari. Saat a
Read more
Violet dan Jeffry [2]
Jeffry tak bicara lagi. Namun hal itu sudah cukup membuat perasaan Violet kian tak nyaman. Dia tahu, Jeffry adalah pria yang menawan secara fisik. Dengan tubuh yang tinggi dan berat proporsional, pria itu sangat pantas digolongkan sebagai lelaki gagah. Wajahnya menjadi penambah nilai plus yang sempurna.Bermata agak sipit karena ada sedikit darah Jepang yang mengalir di darahnya, hidung Jeffry lurus dan langsing. Alisnya rapi meski setahu Violet tak pernah dirawat secara khusus, sementara bibir lelaki itu penuh. Belum lagi kulitnya yang putih. Jeffry adalah penambat pandang yang enak untuk dilihat.Jeffry adalah pria dan kekasih yang baik dan bisa disebut pengertian, selalu bersikap lembut. Satu-satunya hal yang mengganggu Violet adalah kebiasaan Jeffry yang tanpa ragu memandangi perempuan menarik di sekitarnya. Terang-terangan. Meskipun dia sedang menggandeng Violet dengan mesra.Awalnya, Violet tidak memperhatikan hal itu. Namun tatkala frekuensinya t
Read more
Violet dan Jeffry [3]
Jeffry, yang sedang duduk tepat di depannya, menatap pramusaji yang sedang mengantar pesanan mereka dengan berani. Memang, semua pramusaji perempuan di restoran itu memakai blus pas badan dengan beberapa kancing atas dibiarkan terbuka. Cukup mengekspos area dada yang umumnya berbalut kulit terang. Lalu, masih dipadu dengan rok mini berwarna hitam yang panjangnya berada di atas lutut. Pakaian yang cukup provokatif.Violet sendiri tidak melihat apa hubungan antara laris-tidaknya suatu restoran dengan pakaian pramusajinya. Dia tak pernah bisa berhenti mengerti hal-hal seperti itu. Bagi Violet, itu hanyalah salah satu cara untuk mengeksploitasi perempuan. Anehnya, yang dieksploitir sendiri tidak merasa keberatan.“Selamat menikmati,” pungkas si pramusaji dengan senyum indah yang merekah.“Terima kasih, Mbak,” Jeffry yang menjawab dengan antusias. Violet memperhatikan dengan bibir terkatup.“Jeff,”panggilnya dengan suara ren
Read more
Violet dan Jeffry [4]
Jeffry tak bisa menyembunyikan kekagetannya saat menoleh ke arah sang pacar. Namun lelaki itu segera menguasai diri dengan “Kamu sudah selesai?” tanyanya tenang, seakan tidak terjadi apa-apa barusan. Senyum tipisnya bahkan mengembang. Violet tidak yakin apakah Jeffry menyadari bahwa yang dilakukannya tadi sudah membuat kekasihnya kesal.“Sudah!” cetus Violet dengan wajah merengut. Tanpa bicara, gadis itu melangkah menuju kasir dan harus antre di sana. Dia sempat melirik Jeffry yang berdiri menunggu di dekat pintu keluar. Kali ini, lelaki itu menunduk karena sibuk memainkan gawainya.Violet berkali-kali menghela napas untuk menenangkan diri sekaligus meredakan kemarahannya. Di tak mau mempermalukan diri sendiri. Meski begitu, dadanya masih naik turun karena emosi yang bergelombang di dalam sana. Seakan siap merubuhkan dinding-dinding ketenangan yang dimiliki Violet.Nyaris sepuluh menit gadis itu harus mengantre. Sebenarnya, ketidaksabaran
Read more
Quinn dan Eireen [1]
Quinn Zaugustus mendengarkan sang kekasih yang sedang bicara dengan penuh semangat. Eireen, nama gadis yang berhasil menaklukkan hati Quinn itu. Keduanya menjadi pasangan sejak enam minggu silam. Mereka sedang berada di restoran yang menyajikan steak, makanan favorit Eireen. Quinn tak terlalu menikmati menu western, tapi dia ingin menyenangkan sang pacar.Eireen adalah gadis supel yang begitu menawan. Bukan hanya secara fisik, melainkan juga karena kepercayaan dirinya yang kuat. Eireen merupakan sosok yang langsung menarik perhatian kaum adam. Itu juga yang terjadi pada Quinn. Dia baru berkenalan dengan Eireen tujuh bulan silam. Kala itu, Eireen menjadi salah satu pagar ayu di sebuah resepsi yang digelar di hotel tempat Quinn bekerja, The Suite.Sejak itu, Quinn tak melepaskan kesempatan untuk mendekati gadis itu. Apalagi setelah Eireen memastikan bahwa dia tidak memiliki kekasih. Quinn pun cukup intensif berkomunikasi dengan gadis itu hingga akhirnya
Read more
Quinn dan Eireen [2]
 Setelah tiba di halaman parkir ke The Suite, Quinn menyempatkan diri menelepon Eireen, mencari tahu apakah gadis itu sudah tiba di rumahnya atau belum. Eireen malah mengaku dia sedang mampir ke sebuah coffee shop untuk bertemu seorang teman.Satu setengah tahun terakhir, Quinn menduduki posisi bergengsi sebagai residence manager. Jabatan itu membuatnya mengepalai delapan manajer lini pertama. Jadi, tanggung jawab Quinn memang cukup berat karena harus mengawasi dan bertanggung jawab atas kinerja semua departemen di bawahnya.Sudah bergabung di The Suite sejak berusia 24 tahun, hanya berjarak sebulan sejak meraih gelar sarjana, Quinn mengawali kariernya sebagai petugas housekeeping. Setelah itu, secara berkala Quinn berpindah bagian. Mulai dari bagian akunting, food and beverage, front office, engineering, hingga marketing.“Kamu harus paham tiap bagian di hotel ini. Bahkan, kalau bisa, nggak sekadar paham. T
Read more
Quinn dan Eireen [3]
Quinn bertemu dengan Eireen sekitar dua puluh menit kemudian. Sepanjang perjalanan, dia menyetir dengan jantung dag dig dug tak keruan. Quinn tidak tahu pasti apa yang terjadi selain bahwa Eireen terlibat kecelakaan. Karena tadi dia buru-buru memutuskan perbincangan mereka. Bodohnya Quinn, dia bahkan tidak bertanya apakah Eireen terluka atau tidak.“Kamu baik-baik saja, kan?” tanya Quinn setelah bertemu pacarnya. Dia menatap Eireen dari ujung rambut sampai ujung kaki dan menarik napas lega karena tidak menemukan tanda-tanda bahwa gadis itu terluka. Mobil Eireen diparkir di halaman sebuah restoran cepat saji yang jam operasionalnya sudah berakhir.“Aku baik-baik saja,” balas Eireen. Perempuan itu berderap ke arah Quinn sebelum memeluk sang kekasih. “Tadi, aku betul-betul takut, Quinn,” bisiknya.Lelaki itu mendekap kekasihnya. Tangan kanannya mengusap punggung Eireen dengan gerakan lembut. Dari tempatnya berdiri, Quinn bisa mel
Read more
Zig Zag [1]
Hari Jumat selalu menjadi hari yang ditunggu oleh para karyawan, bukan? Karena dua hari ke depan ada libur yang bisa dimanfaatkan untuk melepaskan diri dari rutinitas. Dan melakukan hal-hal yang menggembirakan hati tanpa harus memikirkan pekerjaan. Bersantai.Violet melirik sekilas jam dinding. Sudah hampir pukul lima. Itu artinya, dia akan segera meninggalkan kantor tak lama lagi. Lebih bergegas lagi, perempuan itu membereskan mejanya seraya meneliti lagi hasil pekerjaannya. Violet tersenyum manis, kombinasi antara perasaan lega dan senang.Menjadi sarjana sastra Inggris, Violet diterima bekerja sebagai staf HRD di sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi produk perawatan wajah khusus untuk kaum hawa. Sepanjang pengalamannya setahun terakhir ini, pendidikannya nyaris tidak berkorelasi dengan pekerjaan yang dilakukannya. Kecuali kemampuannya bercas cis cus dalam bahasa negeri Pangeran William itu saja. Itu pun tidak banyak dibutuhkan dalam menuntaskan pekerjaannya
Read more
Zig Zag [2]
Violet pulang dengan kepala yang terasa berat. Dia masih bisa membayangkan detail garis wajah Nindy saat mendengar kata-katanya. Temannya itu seperti habis disambar petir. Bahkan mungkin lebih parah. Tak hanya hangus, Nindy berubah seperti debu.“Apa? Dari mana kamu tahu ... eh ... mengambil kesimpulan seperti itu?” Nindy langsung panik. Kepucatan di wajahnya kembali lagi.Violet tersenyum tipis. Namun dia yakin jika senyum yang terukir di bibirnya menyerupai lekukan patah yang menyedihkan. Hati Violet ikut nyeri melihat eskpresi temannya. Mengapa Nindy bertahan dengan pria kasar seperti Randy? Apakah tampang dan latar belakang keluarga memang segalanya?“Aku pernah beberapa kali melihat memar-memar di pipi atau lenganmu. Meski kamu berusaha menutupinya dengan make up atau beralasan macam-macam, aku tahu kalau bukan itu yang terjadi,” gumam Violet hati-hati. Di depan gadis itu, bibir Nindy terbuka.Violet memang tidak berd
Read more
DMCA.com Protection Status