Married Young

Married Young

By:  Nur Hikmah  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.8
8 ratings
37Chapters
13.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Nawang Wulan tiba-tiba ngebet ingin nikah karena Sudah lelah hidup satu rumah dengan para keponakan-keponakannya yang jumlahnya melebihi anak kelinci. Selain itu, dia ngebet nikah karena Sudah lelah untuk berusaha move on dari sang mantan. Dengan beraninya, Nawang atau biasa disapa Nana itu meminta tolong pada sang Papa untuk mencarikannya calon suami. Tanpa disuruh pun, Papa Sudah mau sekali. Sampai akhirnya Papa menemukan sosok yang pas untuk dijadikan mantu. Yaitu Arsan Arsyad. Dia adalah duda anak satu dan seorang Guru BK di salah sebuah sekolah. Ketika Nawang dan Arsan di pertemukan, Nawang terkejut setengah mati. Dia, si Arsan Arsyad yang katanya calon suaminya itu adalah guru BK di sekolahan SMAnya dulu. Sebenarnya bukan Guru BK Nawang, Arsan Arsyad Guru BK anak IPA, sedang Nawang adalah anak IPS. Setelah tahu bahwa calonnya adalah Arsan Arsyad, Nawang Sudah berniat akan membatalkan perjodohan itu. Namun, nasi Sudah menjadi bubur. Inginnya dia perjodohan ini batal, bubar dan selesai. Sayangnya sang Papa tidak merestui keinginan Nawang. Akhirnya, mau tidak mau Nawang menikah dengan Arsan Arsyad. Demi pergi secepatnya dari rumah, karena Sudah muak dengan amukan para ponakan. Serta berusaha mengobati luka hatinya yang lagi-lagi gagal move on dari Arman, si mantan. Lalu, bagaimana kisah rumah tangga keduanya? Nawang yang urakan, tidak suka anak kecil. Di pertemukan dengan anaknya Arsan yang ternyata galaknya melebihi Bapaknya. Lantas, bagaimana dengan posisinya yang menjadi istri Arsan Arsyad si pria pendiam namun memiliki kegalakan tingkat tinggi. Sekali mengamuk, semua bisa gempar. Apalagi dia guru BK. Bisa dibayangkan bagaimana sifatnya. Yang pasti keras. Akankah Nawang sanggup menghadapi satu-persatu permasalahan rumah tangga? Akankah Nawang sanggup menghadapi Ibu mertuanya yang dari awal tidak suka padanya? Dan, akankah Nawang bisa sanggup melawan Hanna? Wanita yang notabene-Nya adalah adik ipar Arsan. Wanita yang selalu bisa membuat Alin tersenyum dan menurut.

View More
Married Young Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Sarifah31
Semangat kakak
2021-09-25 10:52:35
0
user avatar
Ikmahbae
Sangat cocok untuk dibaca
2021-09-03 15:48:18
0
user avatar
Anggraeni
nama oh nana
2021-05-26 13:39:45
1
user avatar
Authoring
Semangat kak, update terus ya. Salam dari Married With Killer's Teacher
2021-05-08 07:20:02
1
user avatar
Dinda Amelia
Kocak ceritanya, lucu sama Nana. Udah kebelet nikah, eh dapetnya malah mantan guru. Hahahah
2021-04-20 07:36:46
1
user avatar
Authoring
Cerita, alurnya bagus sekali, kak. Jangan lupa mampir ya >> My Girl is mine
2021-04-16 09:27:11
1
user avatar
Ikmahbae
👌✨✨✨sippp
2021-03-18 06:31:52
1
user avatar
Suryani Nak Rang Sikumbang
alur ceritanya saya suka tidak bertele tele😊😊😊
2021-06-04 00:16:10
1
37 Chapters
1. Tentang Aku
  “Pa, Ma aku pengin nikah!”“APA?!”   Dua pasang mata yang ada di hadapanku membelalak tidak percaya padaku. Papa dan Mama. Keduanya sangat kompak membulatkan bola mata mereka, bahkan ekspresinya pun sama. Sama-sama tegang. Beberapa detik memandangku seolah akan memakanku hidup-hidup, Papa dan Mama kini saling pandang. Sedangkan aku yang melihat tingkah Orangtuaku sendiri hanya bisa menghela napas gusar sambil garuk-garuk pantat.     Diusiaku yang sudah menginjak 21 tahun, apa sebegitu diharamkannya untuk meminta nikah? Sehingga Papa dan Mama begitu terkejut sekali mendegar permintaanku. Ini sudah lebih dari satu menit mereka saling terkejut, tapi mereka sama sekali tidak menghentikannya. Membuatku berteriak, “Pa, Ma! Jadi gimana...?!”Barulah Papa dan Mama menghentikan aksi terkejutnya yang berlebihan itu. Papa memandangku penuh selidik, sedangkan Mama malah senyum-senyum gulali.&nb
Read more
2. Bukan Tipeku
      Tanganku terus memasukkan keripik kentang goreng kedalam mulut, tidak ada hentinya. Sedangkan mata kuarahkan selalu pada layar televisi yang tengah menayangkan sebuah FTV pagi. Aku tidak menonton televisi sendirian, disebelahku ada Zahra, sang pemilik televisi dan seisi rumah.Ya, aku sedang ada di rumah Zahra, sahabat paling terbaikku, si hijabers akut, anaknya Ibu Solekhah dan bapak Soleh. Aku bangga memiliki sahabat seperti Zahra. Dia selalu ada untukku, disaat apapun itu. Bahkan saat aku tidak lulus pun, dia masih mau menjadi sahabatku. Dulu waktu aku harus mengulang kelas akhir kembali dan Zahra sudah memasuki dunia perkuliahan, dia seringkali bermain kerumahku, hang out bareng dan hal-hal lainnya yang selalu kita lakukan bersama ketika waktu SMA.Zahra ini cantik, mirip model pakaian muslim. Tubuhnya yang tidak terlalu berisi, tinggi, mancung, putih, bola mata besar, be
Read more
3. Pak Guru?
     Papaku ternyata beneran niat mencarikanku calon suami. Buktinya, saat ini aku sedang duduk bertiga dengan Papa dan Mama, tepatnya di ruang televisi. Setelah beberapa menit tadi membahas tentang Papa yang ternyata sudah pensiun jadi arsitek, beliau  mengganti topik lain yaitu mengenai calon suamiku. Duh, jadi malu. Deg-degan juga.“Jadi gini, Na. Papa punya kenalan mantan client Papa. Kira-kira umurnya... Em.. 30-an, dia itu du—,”“Namanya, Pa.. Nama...” selaku. “Arsyad.”Arsyad? Itu bukannya nama orang yang kemarin SMS aku, ya? Oke-oke, di dunia ini pasti ada banyak orang yang bernama Arsyad. Tapi kok, bisa kebetulan begini. Untuk memastikan, aku kembali bertanya, “Nama panjangnya siapa, Pa?”“Kamu kok buru-buru banget, gitu sih Na. Jangan terlalu antusias, jatuh itu sakit, Nana.” Mamaku menasehatiku. Kuputar bola mata untuk melihat eksper
Read more
4. Luna Kampret!
      Mataku menatap intens pada Fika yang saat ini ada di depanku. Dia sedang menceritakan bahwa kemarin dia di hukum oleh Pak Arsan karena ketawan pulang telat. Fika mendapat hukuman membersihkan gudang sekolahan. Aku tahu sekali gudangnya SMA Satu, berantakannya melebihi rumah orang tukang rongsokan. Dan baunya jangan ditanya, ada bau macam-macam disana, mulai dari bau kotoran tikus, anak tikus yang mati dan lainnya. Lagian sih, salahnya juga kemarin pulang sekolah bukannya langsung ke rumah malah main ke Mall.“Lagian ya, kenapa kemarin Pak Arsan ada disini, sih? Aku kan nggak ada masalah di sekolahan, kenapa Arsan datang kesini?”Fika bertanya dengan raut sebal. “Yeee... Sirik aja! Terserah dia dong mau kesini! Kamunya aja yang suka Badung! Pulang sekolah bukannya ke rumah malah ngemall!”“Iiihh... Aku ke Mall bukan buat seneng-seneng, Teh! Aku ke gramedia, nyari novel buat kado ulta
Read more
5. Indera Keenam
      Minggu yang aku tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Seperti apa yang dikatakan Pak Arsan, hari ini beliau akan memperkenalkan anaknya padaku. Dari semalam aku sudah menebak-nebak bagaimana rupa anaknya Pak Arsan. Apakah mirip Pak Arsan yang kaku atau mirip Ibunya? Entah bagaimana rupa Ibunya, semoga saja jauh lebih berekspresi daripada suaminya.Selesai merias diri, dengan tampilan t-shirt abu-abu dan celana jins yang sedikit sengaja kurobek, aku keluar menghampiri Pak Arsan di ruang tamu. Untungnya Fika sudah pergi lebih pagi bersama teman-temannya, jadi aku tidak perlu mengkhawatirkan pertanyaannya yang pasti akan bertanya, 'ada hubungan apa teteh sama pak Arsan?'.Setelah pamit pada Mama dan Papa, aku dan Pak Arsan bergegas pergi. Awalnya aku bingung dengan kedatangannya yang malah hanya seorang diri, bukan bersama anaknya. Kemarin kan beliau bilang mau memperkenalkan anaknya. 
Read more
6. Undangan Mantan
      Bolehkah aku bilang bahwa hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan? Karena seorang Arman, mantan pacarku tiba-tiba saja menelpon dan bilang bahwa dia ingin bertemu denganku karena ada sesuatu penting yang mau disampaikan. Entah aku yang merasa berlebihan atau apa, yang jelas aku berfikir Arman ingin bertemu denganku karena dia ingin memperbaiki hubungan kami yang sempat kandas di tengah jalan. Tanpa menunggu waktu lama lagi, lima menit setelah Arman memutus teleponnya, aku segera keluar dari rumah untuk menemui Gojek yang sudah menungguku. Sesuai dengan permintaan Arman, dia ingin kami bertemu di tempat yang dulu sering dijadikan tempat kencan. Adalah kaffee lovely, tempatnya dekat SMA Satu. Tiba di kaffee aku mencari-cari sosok Arman. Katanya dia sudah datang lebih dulu. Ketika aku menoleh kearah kanan, kulihat Arman melambaikan tangan padaku. Aku segera
Read more
7. Ngebet Nikah
"Pak, pokoknya aku mau kita nikah secepatnya!""Kita?""IYA!""Saya belum setuju dengan perjodohan ini. Jangan mengambil keputusan sendiri.""Nggak mau tau! Pokoknya nikah secepatnya!"Aku menunggu sahutan dari seseorang diseberang sana, yang tak lain adalah Pak Tarsan, ralat! pak Arsan. Selama sepuluh detik tidak ada sahutan, aku mencoba memanggil-manggilnya namun bukannya sahutan malah suara sambungan terputus yang aku dengar. Sial! Aku yang menelfon, harusnya aku juga yang memutuskan panggilan! Tidak lama, aku mendapat pesan dari nomor Pak Arsan. Pak Arsan :Skrg km ada dmn?Me:Di rumah, PakPak Arsan :D rmh ada siapa?Me:Sendirian, Pak. Memangnya knp? Hari Sabtu ini aku dirumah memang sendirian. Semua para penghuni sedang berlibur pergi ke
Read more
8. Keluarga Arsan
     Pemandangan pertama yang kulihat ketika mobil Pak Arsan berhenti adalah sebuah rumah bak istana yang memiliki dua lantai. Aku terbengong-bengong menatap rumah megah itu lewat kaca jendela mobil. Benarkah ini rumah keluarga Pak Arsan? Apa sekaya itu?Tin!Tubuhku terlonjak kaget, “Astaghfirullah!” sebutku.Pak Arsan dengan jahilnya menyalakan klakson mobil. Aku menatap punggungnya dan  memutar bola mata sebal sambil berusaha menenangkan batin agar tidak menyumpah serapah.“Ayo turun.” ajaknya seraya membuka pintu mobil.Aku membuka pintu mobil penumpang dan keluar. Berlarian kecil untuk mensejajarkan langkah dengan Pak Arsan. Tidak lupa berdo'a dan selalu menundukkan kepala. Jantungku berdegup kencang kala langkah kami sudah di ambang pintu rumah megah ini.“Pak, malu nih...” cicitku.Entah Pak Arsan melirikku atau tidak yang jelas
Read more
9. Pernikahan Zahra
     Mantan sudah menikah. Sahabat, sudah ijab qabul dan malam ini akan mengadakan resepsi. Lalu, aku kapan? Mataku menatap kosong diri sendiri didepan cermin rias dalam kamar. Lima menit yang lalu aku telah sampai di rumah, setelah dua hari menginap di rumahnya Zahra karena dia minta ditemani menjelang hari H. Sahabat karibku itu kini sudah menjadi milik orang, beberapa jam lalu.Dengan malas, tanganku meraih tisu basah dan mulai membersihkan sisa-sisa make-up. Setelah dirasa sudah menghilang, aku memutuskan untuk segera tidur. Nanti malam aku harus tidur terlambat, karena harus menghadiri resepsi pernikahannya Zahra.Entahlah aku akan datang dengan siapa. Kalau Mama, jelas dengan Papa. Sedangkan Mas Jefri, Mas Reza dan Mas Rean jelas datang bersama bini dan anak mereka masing-masing. Mbak sedang hamil besar, dia tidak ikut. Kalau aku menggandeng Fika, dia pasti tidak mau.Kurebahkan tubuh di atas tempat t
Read more
10. SAH!
      Aku duduk termenung di kursi meja makan. Mataku sembab karena masih mengantuk. Ternyata ucapan Pak Arsan tidak main-main. Semalam dia datang ke rumahku membawa kedua Orangtuanya, tidak lupa juga membawa Alin. Bagaimanapun juga dia harus tahu bahwa Ayahnya akan menikah denganku, asekk.Baru semalam aku lihat wajah Papanya Pak Arsan. Beliau mirip dengan Pak Arsan, hanya saja sifatnya berbeda. Jika Pak Arsan pendiam tapi galak, Om Adi itu ramah dan nggak ada galak-galaknya. Bahkan tatapannya begitu teduh.Semalam benar-benar malam yang sangat menegangkan. Dimana Om Adi bertanya padaku apakah aku bersedia diikat dalam sebuah hubungan dengan anaknya atau tidak dan Pak Arsan meminta restu pada Papaku. Alin juga turut ikut serta. Dia diberi pertanyaan oleh Pak Arsan. Apakah merestui aku atau tidak untuk jadi Ibunya. Dan jawaban gadis kecil itu adalah.... Gelengan! Dia menggeleng keras tanpa membuka mulut berkata tidak. Saat
Read more
DMCA.com Protection Status