Mandul

Mandul

Oleh:  Permaisuri  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
14 Peringkat
12Bab
2.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Dengan ini aku mentalakmu." Seketika luruh sudah pertahanan dari Riri Permatasari. Suaminya, Ayus Luminto telah mentalaknya. Lelaki berusia 30 tahun itu lebih memilih istri keduanya yang telah dinikahinya secara siri. Ayus berpaling darinya hanya karena setelah menikah selama 4 tahun, Riri tak kunjung hamil. Seakan hal itu membenarkan jika Riri seorang yang mandul. "Mas! Aku bahkan telah rela kau madu. Mengapa kau masih tega mentalakku?" tanya Riri dengan berurai air mata. Wanita yang telah berusia 23 tahun itu merasa kini hidupnya hancur. "Kau mungkin mau aku madu, tetapi tidak dengan Nissa. Maafkan aku Riri. Surat gugatan perceraian kita telah aku layangkan ke meja pengadilan agama. Maafkan aku, aku harus pergi karena Nissa tengah hamil muda," ucapnya sembari pergi meninggalkan Riri yang ambruk dilantai.

Lihat lebih banyak
Mandul Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Dianning
ceritanya keren. lanjut lagi Author ......
2021-09-03 21:17:52
0
default avatar
Tho Jenny
Lanjut dongggg…..
2021-07-24 15:12:57
0
user avatar
Novia aryani
Alurnya menarik. seperti kisah2 rumah tanggal jaman sekarang
2021-07-08 22:53:50
0
user avatar
Blue Leviatan
Ceritanya sedih kak 🤧🤧
2021-06-10 00:09:22
0
user avatar
Pinnacullata
Paling benci laki model gini
2021-06-09 12:34:16
0
user avatar
Pena Indah
Bawangnya ... Next, aku tunggu!
2021-06-09 12:23:10
0
user avatar
Rosenorchid
Sedih ya, kena talak
2021-06-09 12:14:59
0
user avatar
athena_vivian
Nice story, blurb-nya bikin penasaran
2021-06-09 11:43:56
0
user avatar
The_BlueMoon
Mengandung bawang :"))
2021-06-09 11:42:28
0
user avatar
Asy'arie
Kenapa di sini banyak bawangnyaaa?
2021-06-09 11:41:18
0
user avatar
Wiselovehope
Aduh, bau bawang.. Ayus, kamu jahad... 😂❤️👍 baper he he he...
2021-06-09 11:41:03
1
user avatar
athena_vivian
Interesting cover, story, isinya woowwwwwwww....sedih2 gimana, gitu, seandainya di posisi itu
2021-06-09 11:38:04
1
user avatar
Ken Andra
Baper, gimana coba kalo aku..hiks hiks. ..love love
2021-06-09 11:37:00
1
user avatar
Catatan Ayra
Up up up up
2021-06-09 11:31:57
1
12 Bab
Bab 1. Izin Menikah Lagi.
"Apa Mas?" tanya Riri dengan tubuh yang gemetar."Iya Ri. Aku meminta izin untuk menikah lagi. Apa kau memberiku izin?" tanya Ayus tanpa rasa bersalah karena telah melukai hati Riri."Beri aku alasan yang jelas. Kenapa Mas ingin menikah lagi?" tanya Riri dengan hati yang hancur. Berbagai pertanyaan kini membelenggu pikirannya."Karena kamu mandul."Deg. Hancur sudah hati Riri berkeping-keping. Hanya karena keturunan saja, suaminya meminta izin padanya untuk menikah lagi. Padahal mereka menikah 4 tahun yang lalu. Bukankah masih da sedikit waktu lagi?"Apa Mas yakin jika wanita baru dalam hidup Mas itu tidak mandul?" tanya Riri dengan dada yang sesak."Wanita itu masih sangat muda, Ri. Aku yakin dia masih subur-suburnya. Izinin mas nikah lagi ya? Nanti kan anak itu juga bisa jadi anakmu juga, Sayang," ucap Ayus dengan nada yang lembut.Riri menatap lelakinya itu dalam-dalam. Dua pasang mata berbinar itu membuat hati Rir
Baca selengkapnya
Bab 2. Kesabaran.
Riri menatap pantulan dirinya di cermin. Ada bekas kebiru-biruan di pipi mulusnya yang seputih susu. Selama empat tahun pernikahan, Ayus tak pernah mengangkat tangannya untuk memukul. Namun kali ini berbeda, demi wanita yang baru hadir dihidupnya Ayus tega mendaratkan tangannya di pipi Riri. Bukan hanya perih sehabis ditampar, namun juga membuatnya semakin perih di hati."Mas Ayus… Kau telah berubah. Kau tidak mencintaiku lagi. Jika kau masih mencintaiku, kau pasti akan bertahan dan menerima kekuranganku. Berdalih agar aku tak dimaki dan dicemooh ibumu. Kau meminta izin untuk menikah lagi. Tapi aku tidak bodoh mas. Kau boleh menikah lagi, asal pernikahan kalian sirih. Hanya aku yang memiliki wewenang hukum. Aku menyetujui pernikahanmu itu dikarenakan ketakutanku. Dimana dirimu akan berzina dengan wanita itu. Setahun kau membohongiku, setahun kau mengkhianatiku, setahun pula kau membuatku terlihat bodoh. Permainan takdir macam apa ini, Tuhan? Bagaimana aku harus tetap sabar
Baca selengkapnya
Bab 3. Lelaki Gila.
Dengan langkah tertatih dan tak memiliki tujuan, Riri terus melangkah membawa kakinya menembus hujan deras. Ironis sekali. Disaat sang suami tercinta tengah menikmati malam pertama dan nafsu dunia bersama wanita lain yang dipenuhi dengan kehangatan diatas ranjang, dirinya justru kedinginan dan tak tau harus kemana. Tak memiliki tujuan, tak memiliki kendaraan dan tak memiliki cukup uang."Bodoh sekali aku. Kenapa selalu menolak apa yang diberikan oleh mas Ayus? Mungkin jika aku menyimpan sedikit uang setiap bulannya, aku pasti memiliki cukup tabungan untuk mencari kos atau rumah kontrakan. Sialnya sekarang uangku cukup untuk makan beberapa hari. Eh, mengapa kepalaku pusing?"Belum sempat Riri menyadari apa yang terjadi pada tubuhnya, wanita itu terlebih dahulu ambruk di tengah hujan deras. Beruntung sebuah mobil mewah yang melintas, berbaik hati membopong tubuh yang kedinginan itu dan membawanya ketempat tinggalnya."Bi, tolong urus wanita itu. Be
Baca selengkapnya
Bab 4. Kabur.
Riri perlahan-lahan membuka kedua kelopak matanya. Pemndangan pertama yang menghampar dikedua netra matanya adalah ruangan bercat putih. Kemudian bau obat-obatan yang khas seperti di rumah sakit menyeruak masuk ke indra penciuman milik Riri. Sejenak wanita itu merenungkan apa yang sebelumnya terjadi. Bayangan-bayangan hitam rudapaksa dari lelaki asing, kemudian percobaan bunuh diri yang dilakukannya Riripun tersenyum miris."Ternyata aku masih diberi kesempatan untuk hidup. Apa gunanya? Sekarang tak ada lagi yang tersisa dariku. Sisa-sisa kesetiaan yang aku junjung tinggi untuk mas Ayus kini telah raib. Bahkan aku seakan tak memiliki harga diri. Lantas, mengapa aku masih hidup? Tuhan! Kenapa kau memberikan kehidupan yang menyedihkan untukku?"Riri kemudian menghentikan tangisannya. Menoleh kesisi kiri dan kanan untuk mengamati keadaan sekitar. Setelah dirasa sepi, wanita itu mencabut selang infus miliknya dengan kasar. Sehingga semburat darah kian menitik d
Baca selengkapnya
Bab 5. Makian Yang Kasar.
Riri menangis dibawah selimut tipis miliknya. Tubuhnya terasa remuk dan inti miliknya terasa panas. Ya, hukuman yang diberikan oleh Ayus adalah bercinta. Sayangnya, Ayus yang biasanya memperlakukannya dengan lembut kini melakukannya dengan kasar. Bahkan lelaki itu langsung pergi meninggalkan kos-kosan milik Riri yang telah disewa oleh Ayus. Layaknya pelacur, setelah bermain maka akan ditinggalkan begitu saja bagai tak berarti."Salahkah aku memutuskan untuk kembali? Apakah setelah kau melihat tanda dari perbuatan orang lain, lantas kau marah? Hari ini aku tau, pandanganmu padaku hanya sekedar seorang pelacur yang tengah melayani tamunya. Tuhan, mengapa aku bak sampah yang menjijikkan? Apakah ini memang jalan takdirku? Mengapa suami dan lelaki asing itu senang sekali melecehkanku? Apakah memang karena aku begitu murahan? Hiks hiks. Aku lelah."Seminggu telah berlalu…Tok tok tok.Terdengar suara pintu kamar indekos milik Riri diketuk ses
Baca selengkapnya
Bab 6. Kemurkaan Ayus.
Ririn menatap pintu kamar kosnya dengan sendu. Sudah pukul sepuluh malam tetapi batang hidung Ayus belum nampak juga. Tak pelak kekhawatiran dan kekalutan mulai menghinggapi hatinya. Wanita itu berjalan mondar-mandir sembari mengintip dari balik jendela kamar indekosnya."Apa mas Ayus menginap di rumah Nisa ya malam ini? Tetapi hari ini mas Ayus nggak ngasih pesan apapun. Astaga kenapa aku tidak tenang begini ya? Mas Ayus! Kenapa nggak ada kabar?"Ririn menyambar ponselnya yang berada di tepi ranjang. Mencoba untuk menghubungi nomor suaminya. Sayangnya, nomor ponsel Ayus bahkan tidak aktif. Membuat Ririn semakin gelisah. Wanita itu menghela nafas panjang. Sembari menangkupkan kedua tangannya, Ririn memejamkan kedua matanya. Berusaha untuk mencari ketenangan hatinya.*****Brak brak brak!Terdengar suara pintu kamar kos milik Ririn didobrak. Merasa terganggu, Ririn segera membuka kedua kelopak matanya. Dalam kondisi setengah sadar dan
Baca selengkapnya
Bab 7. Aku Juga Istrimu, Mas!
Ayus yang mulai kesal dan segera mengambil tindakan. Lelaki itu mulai mencari sesuatu di lemari milik Ririn. Ririn yang melihat kelakuan Ayus tersentak kaget. Seumur dirinya hidup bersama lelaki itu, sekalipun tak pernah melihat Ayus mengobrak-abrik lemari miliknya."Mas! Apa yang kamu lakukan?" tanya Ririn sembari mengusap air matanya dan mendekati Ayus."Nisa, kamu bantu cari. Hari ini harus bisa cairin uang itu. Setidaknya bisa mengganti sebagian gaji para pegawai di kantor," kata Ayus."Iya Sayang." Nisa pun mendekat. Dengan hati yang senang dirinya mulai membantu Ayus mencari buku tabungan dan ATM milik Ririn. Tentu saja dirinya bahagia, karna pada akhirnya Ayus tak lagi meminta uang miliknya."Mas! Hentikan! Itu uangku! Kamu nggaj berhak ambil uangku," ucap Ririn sembari memegang tangan Ayus.Ayus yang sudah kepalang buntu, lelaki itu segera menyentak tubuh Ririn. Hingga wanita itu terjatuh di lantai. Tanpa melihat Ririn yang t
Baca selengkapnya
Bab 8. Permainan Yang Adil, Bukan?
Brukkk.Tubuh Riri dihempaskan begitu saja saat mereka telah sampai di sebuah rumah mewah. Wanita itu memandangi sekelilingnya dengan tatapan nanar dan tubuh yang bergetar. Mengapa ia harus kembali ke rumah ini? Mengapa ia tak bisa hidup tenang dan damai?"Jika kau berani kabur dari sini, lihat apa yang akan aku lakukan padamu! Bukan hanya padamu, tetapi juga semua yang berhubungan denganmu. Entah itu keluargamu, atau mereka semua yang mengenalmu. Aku akan membalikkan hidup mereka semua!" desis lelaki itu dengan duduk di sofa dengan angkuhnya."Apa maksudmu? Mengapa kau begitu menginginkanku? Bukankah aku telah mengatakan jika aku telah bersuami?""Bersuami? Ha-ha-ha! Buka matamu lebar-lebar. Apakah dia masih pantas untuk kau sebut sebagai seorang suami?""A-apa maksudmu?" tanya Riri dengan terbata. Entah mengapa kini dirinya memasang kewaspadaan yang tinggi. Karena sadar, jika lelaki dihadapannya itu adalah lelaki gila."B
Baca selengkapnya
Bab 9. Gugatan Cerai.
Drrrtttt. Drrrttt.Ponselku berkali-kali bergetar. Riri yang saat itu masih terlelap, menggerakkan kedua kelopak matanya. Kemudian meraba nakas untuk mencari ponselnya. Dengan nyawa yang belum terkumpul, Riri menerima panggilan itu."Kau dimana dasar jalang!" teriakan itu seketika membuat dahi Riri mengerut. Sejenak Riri mencoba mengumpulkan nyawanya. Melihat nama yang tertera di panggilan itu, mood Riri hancur seketika. Ayus, sepagi ini dia menelfon dirinya setelah dirinya menghilang selama 1 minggu. Baru telpon tersambung, dia dipanggil jalang! Umpatan kasar itu tak lagi membuat hati Riri terasa sakit. Rasa cintanya seakan hilang semenjak kejadian tempo hari. "Kenapa?" tanya Riri dengan santai. Ia ingin lihat. Seberapa jauh perbuatan Ayus dan Nisa nantinya. Jika dirasa mereka berdua sudah kelewatan, maka sudah waktunya Riri beraksi. Menggunakan kekuasaan Ronald untuk menekan saham perusahaan milik Ayus itu adalah hal yang mudah. Riri tersen
Baca selengkapnya
Bab 10. Ejekan Ayus.
"Apa kau yakin?" tanya Riri dengan alis yang berkerut."Kau mau belanja atau tidak? Kenapa kau tidak yakin begitu?" tanya Ronald dengan kesal."Bagaimana aku yakin? Kau! Kenapa kau tidak bekerja hari ini? Kenapa malah mau nemenin aku belanja?" Riri semakin dongkol. Lihatlah lelaki angkuh didepannya itu. Dengan kacamata hitam yang ia kenakan, lelaki itu terlihat begitu angkuh. Apa katanya tadi? Menemaninya belanja? Riri memutar kedua bola matanya kesal. Pasti mereka berdua akan menjadi pusat perhatian orang-orang."Apa yang salah? Wanitaku akan berbelanja bukan? Sudah sepatutnya sebagai seorang kekasih aku harus menemaninya! Kenapa kau malah terlihat kesal begitu?" tanya Arnold."Nyonya, silahkan." Kei membuka pintu mobilnya. Mempersilahkan Riri untuk segera masuk ke dalam mobil. Jika saja Arnold tak bersikeras untuk ikut, mungkin dengan senang hati Riri akan masuk ke dalam mobil dengan senang hati. Bukan dengan r
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status