Istri 5 milyar

Istri 5 milyar

By:  Pena_Receh01  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
77 ratings
30Chapters
6.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Cerita ini akan direvisi! Sere baru saja dipecat oleh CEO yang tempatnya berkerja, karena menolak berhubungan badan dengan pria itu. Tiba - tiba saat dirinya tengah menikmati makan dalam keadaan suasana hati tak enak. Kedatangan Kean semakin membuatnya kesal. Dia harus melahirkan, setelah anak mereka lahir dirinya akan diceraikan, Sere meminta mahar lima milyar, agar membuat Faresta tidak menganggunya lagi, malah menyanggupinya. Ikuti kisahnya....

View More
Istri 5 milyar Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Lutfi Yatulm
kog gak up lg sih .. kog lama
2021-10-23 08:12:07
0
user avatar
SausalinaIsaurina
seruu nihh ceritanya... ciee yg kepincut sama Sare.. semangat up kk...
2021-09-06 06:37:48
0
user avatar
Ervin Warda
ceritanya seru, penasaran sama kelanjutannya. ayo semangat nulisnya, kakak
2021-08-02 10:11:38
0
user avatar
Erfina Sipayung
ini kpn update lgi y
2021-07-30 23:53:15
0
user avatar
Raffa Raffa
Lanjutttt,,,
2021-07-29 10:46:11
0
user avatar
youarestarsx
Menarik ceritanya!
2021-07-29 10:41:07
0
user avatar
Azled
Next kak, semangat ya^^
2021-07-24 21:17:49
0
user avatar
Randria
Next Thor .........
2021-07-24 03:05:57
0
user avatar
Roesaline
gara-gara tidak mau diajak tidur CEO memecat anak buahnya
2021-07-23 19:13:11
0
user avatar
Angeleyes
Cerita romance yang menarik, dialognya mengalir dan seru. Sukses terus Kakak Author 😘😍
2021-07-23 16:00:52
0
user avatar
Yumiharizuki
Bingung si... Kenapa CEO itu suka sama sare yang notabene orang biasa... Nanti kucoba baca kelanjutannya 😅
2021-07-23 14:02:43
0
user avatar
Asri Rahayu
nah lho, maharnya gede amat, lanjut tbor
2021-07-19 08:12:36
0
user avatar
Ris Manice
Keren banget thor ceritanya😍❤
2021-07-18 16:58:35
0
user avatar
Habbi Fillah
Satu kata, mancaaap !!
2021-07-18 13:21:39
0
user avatar
Wiselovehope
This is a must read ❤️👍
2021-07-18 12:41:02
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
30 Chapters
1 (BAB Revisi)
"Dasar Jalang! Hanya seorang seperti dia, meminta mahar begitu besarnya. Sangat tidak tau diri," cibir seorang pria. Lelaki itu duduk di kursi dengan gaya arogan. Asap mengepul saat ia mengembuskannya. Seringai sinis terukir di bibir pria tersebut."Ambilkan kertas cek di laci!" perintah Faresta. Sang asisten yang mendengar itu langsung bergegas melakukan perintah Faresta. "Ini Tuan." Matanya tidak berani memandang lama paras Faresta, ia menunduk saat memberikan kertas cek tersebut. Dengan gerakan cepat dia memgambil itu dan mulai menulis sesuatu."Siapkan kontrak buat nanti dia tanda tangani, dan apa jadwal saya hari ini," seru Faresta. Kean, asisten lelaki itu. Ia langsung mengecek jadwal sang bos. Dan menyebutkan kegitan apa saja yang harus dikerjakan Faresta."Meeting bersama Tuan Devano. Mengirim jantung, hati dan ginjal. Malam anda tidak memilih jadwal apapun, waktunya anda bersantai," jelas Kean. Faresta mengangguk paham, lalu mengusir Kean dari ruangan ini. Tak lupa membe
Read more
2 - (BAB revisi)
"Siapa sih yang malam-malam begini bertamu, gak lihat waktu apa!" cibir Sere. Gadis itu turun dari ranjang lalu melangkah menuju pintu utama. Ia mengikat rambut yang berantakan, dan mengintip dari jendela siapa yang bertamu. Sere hanya melihat seseorang tengah duduk di kursi, bergegas membuka pintu untuk mengetahui yang bertandang.Sedangkan mata sang tamu sudah menangkap apa yang dilakukan Sere yang mengintip kala pintu sedikit terbuka. membuat dia tersenyum tanpa sadar."KAU ...!"Suara itu menggelegar, ia matanya melebar saat melihat lelaki yang kini tengah duduk santai. "Jangan berisik, ini udah malam. Santai saja, Baby," seru Faresta. Sere hanya terlihat hendak menutup pintu, Faresta segera menghalangi. Ia mendorong dan masuk begitu saja. Gadis itu menatap kesal mantan bos tersebut yang seenaknya."Siapa yang menyuruhmu, masuk! Ayo cepat keluar," hardik Sere.Sere berusaha menarik lengan pria tersebut tetapi tidak bisa. Lelaki itu terlalu besar dan berat pastinya. "Duduk, Baby
Read more
3 - batalkan semuanya
3 - Batalkan semuanyaSere menggeliat pelan, tetapi sangat sulit. Seperti ada sesuatu yang melingkar di perutnya, ia akhirnya membuka mata dan melihat tangan kekar milik pria. Dia cepat menjerit karena belum sadar sepenuhnya, membuat Faresta terbangun."Ahhhhhhhhhhhh," jerit Sere membuat Faresta melepaskan pelukkannya lalu mengucek mata."Apaan sih, teriak - teriak berisik tau," geram Faresta ia merenggangkan otot - ototnya, lalu hendak tertidur lagi."Kamu kenapa ada di rumahku," ucap Sere bangkit, lalu menarik lengan Faresta agar pria itu tidak tidur lagi."Tidurlah, aku capek berangkat pulang." Faresta akhirnya mendudukan bokongnya, lalu menatap tajam Sere."Sekarang cepat! kamu pergi, aku mau cari kerja," usir Sere, ia melangkah pergi ke kamar.Faresta menyandarkan tubuhnya di sofa, ia melirik jam ditangannya lalu mengembuskan napas lelah. Dia bangkit lalu menunggu Sere selesai membersihkan diri di kamar mandi, saat gadis ifu membuka pin
Read more
4 - Tuan mesum
4 - Tuan mesum"Cepatan kerjanya, Sere. Lalu ganti baju dengan yang pantas," ucap Faresta pria itu menyusul Sere ke dapur."Iya, aku tau, aku mau pergi mencari kerjaan," balas Sere."Kamu harus ikut aku!" perintah Faresta mutlak lalu melangkah pergi tanpa menunggu jawaban Sere."Pria itu suka sekali memerintah," gerutu Sere, selesai mencuci ia langsung ke kamar untuk mengganti pakaian.Selesai berdandan ala kadarnya, Sere keluar melirik Faresta yang tengah menelepon seseorang. Akhirnya dirinya menjatuhkan bokong di kursi depan rumah, menunggu pria mesum itu selesai. "Tolong kalian siapkan semua permintaanku, sesampai disana semua harus beres," ujar Faresta mutlak lalu mematikan ponsel-nya, dan menoleh menatap Sere yang tengah menunggunya sambil main handphone."Sereeee! kenapa diam di situ, ayo ke sini, kita harus cepat - cepat pergi," ucapnya keras membuat Sere terkejut, ia bangkit lalu mendekat sambil menggerutu."Ayo masuk," k
Read more
5 - Kekerasan didepan mata
"Ayoo pergi," ajak Sere tadinya ia ingin memarahi Faresta karena tiba - tiba menciumnya, saat ingat di tempat umum akhirnya memendam keinginannya.Sere diam saja, masuk ke mobil meninggalkan Faresta yang tersenyum penuh kemenangan."Sekarang kita prewedding dulu," tutur Faresta, Sere hanya diam tak menjawab masih kesal dengan kejadian tadi, ia mengangkat bahu tak peduli saat tidak mendapatkan sahutan, melanjutkan perjalanan dengan keheningan.Sere diperintahkan untuk mengganti pakaiannya, ia hanya menurut. Selesai melihat pantulan diri dicermin, dia sedikit terpaku karena tak menyangka akan secantik ini. Sehabis puas mengagumi sendiri, Sere lekas keluar saat dipanggil oleh Faresta  mengetuk pintu dengan tak sabaran."Kenapa lama sekali," geram Faresta terpaku saat tatapannya, melihat paras cantik Sere.Sere sama terdiamnya, mereka saling mengagumi visual masing - masing. Sampai teguran fotograper membuat keduanya tersadar, lekas Faresta memban
Read more
6 - Bertemu calon mertua
Suara perut Sere membuat gadis itu memalingkan wajahnya menatap keluar jendela, wajahnya sudah memerah karena malu."Perut sialan! malunya aku," batin Sere, meremas perutnya karena lapar.Faresta tersenyum kecil tidak terlihat sama sekali, ia lebih cepat melajukan mobil lalu memarkirkan ke restoran. Membuat Sere menatap tempat yang mewah dihadapannya, lalu menoleh menatap Faresta."Ngapain ke sini?" tanya Sere."Pup," sahut Faresta singkat, Sere menatap kesal pria dihadapannya dengan tajam."Masa iya, mau pup harus ke resto, kan bisa tadi ke toilet umum, Tuannnnn," geram Sere tertahan tak habis pikir."Kauuu banyak bicara, ikut saja ayoo," ajak Faresta turun dari mobil lalu menarik Sere agar mengikutinya. Iya mendudukan Sere dengan sedikit keras, beruntung kursi itu empuk membuat bokongnya tak sakit. Faresta pun ikut mendaratkan pantatnya, lekas membaca menu dan memilih makanan cepat memesannya. Dengan iseng sambil menunggu gadis itu m
Read more
7 - Perdebatan
Setelah membungkam Sere, Faresta dengan wajah tanpa dosa langsung melajukan mobilnya. Gadis itu merengut karena pria disampingnya mengancamnya lagi jika bersuara, sialan bukan! netra Sere memandangi jalanan lewat kaca, senyuman terukir melihat kedua anak tengah bercanda dengan dibelakang diawas orangtuanya. Sehabis sampai, Faresta memarkirkan mobil lalu turun, membuka pintu agar gadisnya ikut keluar."Kita di mana?" tanya Sere menatap masion megah, tidak berkedip sedikitpun membuat Faresta tersenyum tanpa sadar.Faresta menggenggam jemari Sere, lalu melangkah membuat Sere berdecak sebal karena tak ditanggapi. "Masionku," ucapnya membuat Sere membulatkan matanya tidak percaya.Pintu utama terbuka, Faresta langsung masuk menyeret Sere yang mematung karena terkejut melihat benda itu dibuka dan menampakan dalamnya."Kalian sudah menyelesaikan apa yang kuperintahkan?" tanya Faresta berhenti di menatap para pelayan, yang menunduk tidak melihat wajah kami.
Read more
8 - Sangkar emas
Sere sangat dongkol, selesai makan ia berjalan ke kamar tamu lalu merebahkan diri di sana sampai terlelap. Sedangkan Faresta menatap kepergian calon istrinya dan mengembuskan napas kasar."Dia sangat keras kepala," gumam Faresta mengelap bibirnya dengan tisu lalu pergi mengikuti Sere.Baru saja kakinya sampai di depan pintu, nada dering ponsel berbunyi membuat ia berhenti lalu mengangkat panggilan."Hallo Tuan," sapa Kean dingin."Ada apa?" tanya Faresta tak kalah dingin."Tuan Devano menginginkan sebuah mata Tuan," terang Kean pelan."Carilah di rumah sakitku, aku sedang malas mencari mangsa," seru Faresta."Selamat malam Tuan," ucap Kean.Faresta tanpa menjawab ucapan sekertarisnya, ia langsung mematikan sambungan telepon lalu memasukan handphone ke saku. Mulai melangkah dan membuka pintu kamar tamu, terlihat Sere telah terlelap."Putri tidur," gumam Faresta setelah menutup pintu lalu duduk di ranjang, tangannya membel
Read more
9 - kamu ingin menggodaku
Dua hari sudah Faresta tidak pulang ke mansionnya, ia sangat sibuk mengerjakan pekerjaannya. Memilih lembur agar bulan madunya tidak terganggu oleh berkas - berkas menyebalkan ini. Mata panda sangat terlihat jelas, hasil dari bergadang. Netranya memandang laptop yang menayangkan kegiatan Sere, gadis itu berguling di kasur lalu keluar kamar."Tuannnn," panggil Kean membuat Faresta mengalihkan pandangannya dari laptop."Ada apa?" tanyanya malas."Apakah Tuan tidak mau pulang? kasihan Nona Sere," ujar Kean pelan."Nanti, sebentar lagi tugasku selesai," sahut Faresta dibalas anggukan Kean, lalu pria itu pamit."Aku merindukanmu," gumam Faresta lalu melanjutkan perkerjaannya.***Sere menatap semua orang yang tengah sibuk menghias mansion Faresta, ia menghela napas beberapa hari lagi pernikahannya. Rasanya sangat kesal karena tidak diperbolehan keluar rumah, sesekali menggerutu sebab belum melihat batang hidung calon suaminya."Nona
Read more
10 - Malunya aku
Sere langsung menatap tubuhnya dan bersemu, karena handuk yang ia pakai sedikit melorot memperlihatkan sedikit dadanya."Sialan! tutup matamu," pekik Sere melemparkan bantal ke wajah Faresta yang tengah tertawa terbahak - bahak."Iya - iya, aku keluar, tolong hentikan lemparanmu ini," ujar Faresta lalu bangkit dan pergi saat Sere sudah tak melempar bantal lagi."Malunya akuuuuu," gumam Sere menutup wajah dengan telapak tangan."Aku harus cepat memakai pakaian, tidak tau kan otak licik pria itu," ujar Sere bangkit lalu bergegas ke kamar mandi tak lupa membawa pakaian.Faresta yang sudah berada di kamarnya terbahak - bahak, raut wajah Sere yang malu masih terbayang - bayang dan membuatnya tak bisa menahan tawa. "Lucu sekali wajahnya, seperti ini akan menjadi hobiku selalu menggoda dia," gumam Faresta setelah puas tertawa menjatuhkan tubuhnya di kasur."Ahhhhh, lapar," gumam Faresta lalu bangkit melangkah ke ruang makan, terlihat Sere ten
Read more
DMCA.com Protection Status