Taruhan Cinta CEO

Taruhan Cinta CEO

By:  Nyi Ratu  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
161 ratings
207Chapters
273.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Spin Off dari novel PENGANTIN TUAN HAIDAR "Sebelum taruhan itu, aku udah mencintaimu dalam diam. Bahkan Andin pun nggak tahu kalau aku menyukai kakaknya," jelas Sisil pada laki-laki yang baru saja menikahinya. Dia adalah Aldin Putra Pradipta, seorang pria yang dingin terhadap wanita, tapi berhasil diluluhkan oleh gadis mungil sahabat adiknya sendiri. Tapi, ia sangat kecewa dengan istri yang baru dinikahinya setelah tahu bahwa cintanya dijadikan sebuah taruhan oleh gadis mungil yang menjadi cinta pertamanya. Kekecewaannya terhadap sang istri membuat ia dingin dan mengabaikan istri yang sangat ia cintai. Dialah Sisilia Sandra, seorang gadis yang mencintai Aldin dalam diam yang menerima taruhan adik dari laki-laki yang dicintainya untuk lebih dekat lagi dengan sang pujaan hati. Akankah Aldin membuka hatinya kembali untuk sang istri? Atau ia mencari cinta yang lain? Ikutin terus kisah keluarga gesrek. Spin off dari novel Pengantin Tuan Haidar.

View More
Taruhan Cinta CEO Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Alie Jaza-Rgt
sperti biasa, orang kaya sllu punya cara untuk bersenang senang
2023-07-04 05:44:38
0
user avatar
Queen Tere
izin promosi ya yuk mampir di cerita "Cinderella Milik CEO" yang menceritakan seorang remaja yang hidup selalu di bawah tekanan dan tiba² ia dinikahi CEO kaya raya sebagai alat penebus hutang
2022-09-30 14:32:40
0
user avatar
Yen Lamour
Izin numpang promo ya kak thor :) hai, ada yg suka mafia romance? Yuk mampir juga ke tempatku. Siapa tahu ada yg suka. Terima kasih ya kak thor & kakak semuanya ^_^
2022-08-08 15:04:56
0
user avatar
Isti Maywa Ahmad
...️...️...️...️...️...️...️...️...️...️...️...️
2021-11-16 13:22:37
0
user avatar
Isti Maywa Ahmad
...️...️...️...️...️...️...️...️...️...️
2021-11-16 13:22:14
0
user avatar
M Touhir
alur ceritanya menyedihkan
2021-10-06 22:35:10
0
user avatar
Selfy Morenna
apa bisa isi koin pake plsa az
2021-10-04 12:35:01
0
user avatar
Selfy Morenna
novel ini bagus suka dengan jalan ceritanya medkipun ikut nangis juga bacanya
2021-10-04 12:25:29
1
user avatar
Eva Simatupang
sangat bagus
2021-09-20 23:13:55
1
user avatar
Saonah Onah Nona
ceritanya bagus ...tapi mohon maaf jangan sampe namanya terbalik ya ...
2021-09-04 13:50:46
1
user avatar
Hidayah Mawar
bagus bgt cérita nya
2021-09-04 07:49:06
1
user avatar
riasani
aq bingung dgn cerita ini, di tag sinopsis cerita itu ada "comedy" pikiran cerita ini mungkin tentang aldin n sisil yang dimana, beruang kutub kelakuannya bakl konyol setelah menikah apa lagi ngeliat kelakuannya sisil yang garing2 gmn gt,
2021-08-24 10:45:56
1
default avatar
padanglisme
singkat amat
2021-08-24 00:21:51
1
user avatar
Zuchdi Hajaa
bikin penasaran...
2021-08-23 23:56:24
1
user avatar
Daboriboo
lambat btul klanjutan nya
2021-08-23 11:07:23
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 11
207 Chapters
Bab 1. SAH
“Saya terima nikah dan kawinnya Sisilia Sandra binti Ahmad Munawar dengan mas kawin uang tunai seratus juta rupiah dibayar tunai.” Aldin mengucapkannya dengan satu kali tarikan napas.“Bagaimana para saksi? Sah?” tanya Pak penghulu ke pada orang yang menghadiri acara ijab kabul dari pernikahan Aldin dan Sisil.“SAH!”Seketika ruangan itu menjadi riuh, sorak sorai kebahagiaan dari pihak keluarga dan para tamu undangan yang menghadiri acara pernikahan itu.Kini Sisil sudah sah menjadi istri dari laki-laki yang sudah lama ia cintai dalam diam. Aura kebahagiaan terpancar dari wajah kedua mempelai. Akhirnya cinta mereka berlabuh di pelaminan.Setelah acara selesai yang diadakan di kediaman keluarga Pradipta, para tamu dan kerabat yang menghadiri pernikahan itu satu persatu meninggalkan tempat resepsi. Sisil dan Aldin pun sudah masuk ke kamarnya untuk beristirahat.“Al, tolong bantu aku membuka sige
Read more
Bab 2. Malam Pertama Yang Menyakitkan
Aldin segera masuk kamar mandi untuk berendam air hangat agar ia lebih rileks dan bisa meredam amarahnya. Ia tidak bisa menahan emosi, walau sebenarnya ia tidak tega memperlakukan wanita yang sangat ia cintai dengan kasar. Tapi, ia sudah terlanjur kecewa dengan wanita yang baru beberapa jam lalu sah menjadi istrinya.Iya begitu mecintai istrinya dengan tulus, tapi sang istri mendekatinya hanya karena sebuah taruhan. Ia merasa harga dirinya diinjak-injak oleh seorang wanita. Terlebih dia adalah istrinya, orang yang sangat ia cintai, wanita pertama yang ia cintai setelah Bunda dan adiknya.Setelah selesai mandi dan berpakaian. Aldin menghampiri istrinya yang sudah terbaring di tempat tidurnya. Tapi, bukan untuk tidur di samping sang istri, melainkan untuk mengambil bantal dan selimut.“Hubby kamu mau tidur di mana?” tanya Sisil pada Aldin. Ia berbicara dengan lembut kepada suaminya, mencoba melupakan perlakuan kasar sang suami k
Read more
Bab 3. Cinta Ini Membunuhku
“Selamat pagi juga cucu kesayangan Nenek!” Bunda Anin memeluk cucu kembarnya. “Mommy kalian mana?” tanya Bunda Anin sambil celingukkan mencari ibu dari kedua cucunya.   “Aku diantar Om Nabil, Nek. Mommy dan Daddy lagi sibuk,” jawab Gara.   “Iya, Mommy dan Daddy sibuk di kamarnya. Jadi aku minta diantar ke sini aja sama Om Nabil,” timpal Bara.   Bunda Anin mengembuskan napasnya perlahan. Ia sudah paham dengan maksud dari cucunya. “Kalian udah sarapan belum?” tanya Bunda Anin pada cucunya.   “Udah, Nek,” jawab Bara dan Gara serempak.   Ke dua anak laki-laki yang berumur empat tahun itu menghampiri Sisil. “Tante, kalau tante udah sarapan kita main yuk!” ajak Bara pada Sisil.   “Tante udah kok sarapannya. Ayo kita main!” Sisil bangun dari duduknya, lalu menggandeng kedua anak laki-laki itu menuju halaman belakang.   “Al, kalian lagi berantem?
Read more
Bab 4. Sakitnya Tuh Di Sini
“Aku nggak akan melepaskanmu begitu aja setelah kamu menyakiti hatiku,” ucap Aldin dalam hatinya sambil melirik sang istri dengan sinis.“Bara! Gara! Ayo kita masuk, Sayang!” ajak Sisil pada keponakannya.“Iya, Tante,” jawab Bara dan Gara serempak. Lalu mereka pun turun dari saung gajebo itu.“Om, ayo kita masuk!” ajak Gara pada Aldin yang melihat om kesayangannya masih duduk di saung gajebo dengan kaki yang menjuntai ke bawah.Aldin pun tersenyum sambil menganggukkan kepala menanggapi ajakan keponakannya. Ia terpaksa mengikuti kemauan sang keponakan, walaupun hatinya akan terasa perih lagi jika melihat wajah istrinya.“Bara, kamu pegang tangan Om ya!” Aldin melepas genggaman tangan keponakannya itu. Kemudian digantikan dengan tangannya. Ia menggandeng tangan Sisil sambil meremasnya dengan kuat.Sisil meringis kesakitan saat tangannya diremas oleh
Read more
Bab 5. Kecewa
Aldin dan Sisil tidak menyadari kalau dari tadi ada yang menguping pembicaraannya. Dia adalah Bunda Anin, ibu dari Aldin.   “Aldin Putra Pradipta, yang terhormat. Dengarkan aku! Kamu akan menyesal karena udah menyakiti hati istrimu ini,” kata Sisil dengan tegas sambil menunjuk dirinya sendiri. “Kamu akan menyesalinya seperti aku yang sangat menyesal karena terlalu mencintaimu.”   Setelah mengucapkan semua itu, Sisil pergi meninggalkan suaminya yang diam mematung setelah mendengar ungkapannya.   Aldin pergi ke kamar diikuti oleh bundanya. Bunda Anin ikut masuk ke kamar anaknya, ia sangat kecewa dengan kelakuan sang putra.   “Al … Bunda kecewa sama kamu,” ucap Bunda Anin tanpa basa-basi.   Alis Aldin betaut, ia bingung dengan ucapan bundanya. “Emangnya Abang ngelakuin apa sama Bunda?” tanya Aldin penuh dengan keheranan.   “Bunda tahu apa yang kamu lakukan sama
Read more
Bab 6. Bersikap Seperti Pelayan
Aldin pergi meninggalkan meja makan dengan penuh amarah. Ia tidak habis pikir, bundanya sendiri mengizinkan orang lain untuk mengambil istrinya. Ia masuk ke dalam kamar dan menutup pintu dengan keras. “Aku mencintainya sangat mencintainya. Tapi, aku juga membencinya karena dia telah membohongiku!” teriak Aldin. “Aku nggak mau orang lain mengambil apa yang sudah menjadi milikku.” Aldin melempar semua barang yang ada di sekitarnya. Ia sudah seperti orang gila yang kerasukan setan. Aldin tidak suka kalau istrinya dekat dengan laki-laki lain, tapi ia juga tidak bisa bersikap manis pada istrinya. Bayangan wajah sang istri ketika tertawa bahagia saat memenangkan dirinya selalu terbayang dalam ingatan yang membuat ia semakin merasa terhina. Orang yang ia cintai telah mengecewakannya. “Kenapa aku seperti ini!” teriak Aldin sambil mengacak-acak rambutnya. Ia marah pada diri sendiri karena tidak
Read more
Bab 7. Cintaku Menyakitimu
“Tante cantik … Tante cantik!” kita main yuk!” Bara dan Gara mengetuk kamar Aldin dan Sisil sambil memanggil tantenya. “Tante cantik! Buka dong pintunya!” Bara berteriak sambil mengetuk pintu kamar tanpa henti.  Sebelum Sisil menjadi istri Aldin. Mereka memang sudah sangat dekat dengan Sisil karena sang mommy bersahabat dengan tantenya. “Mungkin Tante lagi tidur, ayo kita main sama mommy aja!” ajak Gara pada adiknya. Gara memnag sedikit lebih kalem dari Bara. Ia anak yang penurut dibandingkan dengan Bara, adik kandungnya. “Tapi, aku mau main sama Tante cantik.” Bara tidak mau pergi walaupun Gara memaksanya untuk tidak mengganggu sang tante. Berkali-kali Bara mengetuk pintu sambil berteriak memanggil Sisil, tapi tidak ada sahutan dari dalam, sehingga Bara masuk ke kamar tantenya tanpa izin. 
Read more
Bab 8. Teman Curhat
Sisil menghampiri anak kembar dari sahabatnya yang sekarang resmi menjadi adik iparnya. “Sayang, katanya mau main sama Tante, tapi kenapa kalian pergi?” “Tadi kata Om Al, mainnya ntar sore aja,” sahut Gara yang sedang belajar menulis sementara Bara sedang bermain robot-robotan. “Oh begitu ya.” Sisil duduk di antara mereka, memerhatikan kedua anak kembar dari sahabatnya itu. “Iya, Tante, makanya kami pergi dari kamar Tante.” Kini Bara yang menimpali. Sisil mengganggukkan kepalanya, lalu mendekati Gara. “Tulisanmu bagus, Sayang,” puji Sisil sambil membelai rambut Gara. “Bara kenapa nggak belajar juga kayak abang?” Sisil menoleh pada Bara yang sedang asyik dengan mainannya. “Belajar tuh ngebosenin, Tante,” jawab Bara dengan santainya. “Aku nggak suka belajar,” imbuhnya. 
Read more
Bab 9. Cemburu
Sisil masuk ke dalam kamar sambil bersenandung. Tidak peduli lagi dengan masalahnya. Ia akan berusaha melupakan semuanya. Melupakan pernikahan, dan bahkan suaminya. Hatinya terlalu sakit saat orang yang paling ia cintai tidak memercayainya bahkan begitu tega menyakiti raga dan batinnya. “Sisil!” panggil Aldin pada gadis mungil yang melenggang dengan santai di hadapannya menuju kamar mandi. Sisil menoleh pada suaminya tanpa mengatakan apa pun. Ia hanya menatap Aldin, menunggunya untuk mengatakan sesuatu. Tapi, Aldin tidak kunjung bersuara juga. Melihat Aldin hanya bengong saja tanpa berbicara sepatah kata pun, Sisil kembali melanjutkan langkahnya. “Seeorang istri nggak boleh pergi dengan laki-laki lain tanpa izin suaminya.” Ucapan Aldin menghentikan langkah kaki Sisil. Kemudian ia membalikkan badannya menghadap Aldin. 
Read more
Bab 10. Cinta Tapi Benci
Ketika pintu kamar mandi dibuka, kedua jagoan sahabatnya sudah berdiri didepan pintu. “Kalian ngapain?” tanya Sisil sambil mengucek rambutnya yang masih basah dengan handuk kecil. “Kalian mau pulang?” tanya Sisil pada Bara dan Gara. Kedua anak itu saling pandang dan menggelengkan kepalanya. “Nggak kok, kami mau nginep,” jawab  Gara dengan segera. “Nanti Tante cantik tidur di kamar kita ya.” Kini Bara yang bersuara. “Tante aku mau lihat foto tadi dong.” Gara menarik-narik baju tantenya. Gara sengaja mengalihkan pembicaraan supaya sang tante tidak banyak bertanya lagi. “Sebentar!” Sisil berjalan menuju nakas, lalu mengambil  ponselnya dan memberikannya pada Gara. “Bang, aku mau lihat juga dong!” Bara merebut paksa ponsel tantenya yang dipegang Gara. 
Read more
DMCA.com Protection Status