Menggapai Cinta Sang CEO

Menggapai Cinta Sang CEO

Oleh:  Sita Ayodya  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
29 Peringkat
68Bab
20.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

TAMAT "Kau bukan seleraku!" Kata-kata menyakitkan David Peters membuat Maura Raditya menitikkan air mata. Maura tidak pernah menyangka jika kuliah master yang dijalaninya akan menemui kendala yang luar biasa berat. Beasiswa kuliah yang tidak lagi diberikan oleh pihak universitas membuat Maura harus menemui David Peters (Dave), seorang yang sangat kaya raya dan berpengaruh. Dave mau memberi beasiswa asal Maura memenuhi satu persyaratan yang diajukan. Maura menyanggupi karena tidak punya pilihan lain. Sayangnya, masalah pelik tidak hanya mendera Maura satu kali. Berbagai permasalahan yang muncul membuat Maura tidak bisa tidak harus terus berurusan dengan Dave. Bersama permasalahan yang membelit Maura, kedekatannya dengan Dave pun tak terelakkan. Rasa yang disebut cinta mulai mengisi hati Dave dan Maura. Membuat mereka, yang pada awalnya berusaha menampik, sadar bahwa keinginan memiliki satu sama lain begitu besar tertanam di hati masing-masing.

Lihat lebih banyak
Menggapai Cinta Sang CEO Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
default avatar
Cinde
Cerita yang menarik.
2023-11-25 20:07:58
0
default avatar
Poppy
Bagus ceritanya. Suka banget.
2023-11-25 15:02:24
0
default avatar
SitaDev
Cerita yang manis.
2023-11-25 11:44:35
0
user avatar
Nana
Cerita yang menarik.
2023-11-25 11:41:13
0
user avatar
Rara
Langsung jatuh cinta.
2023-10-13 10:21:46
0
default avatar
Wulan
Kisah yang manis.
2023-05-25 23:08:20
0
default avatar
Bangman
saya sangat puas setelah membaca goodnovel ini...,
2022-12-03 02:47:59
0
user avatar
Jnana
Sita, cerita kamu bagus.
2022-08-17 01:14:06
0
user avatar
Saimdang Noona
Menarik banget. Wajib baca nih!
2021-06-30 15:41:35
3
user avatar
Arimbi Hidimbi
Kapan bab terakhirnya publish?
2021-06-30 15:34:41
1
user avatar
Draupadi
Baus bagus bagus. Suka suka suka.
2021-06-29 14:38:00
2
user avatar
Sri Tanjung
Kira-kira Dave jadi sama Maura gak, Thor?
2021-06-29 14:34:24
1
user avatar
Gaga Nana
Suka pakai banget.
2021-06-29 13:46:59
1
user avatar
Wuriko
Ditunggu ending-nya Kak.
2021-06-29 13:43:03
1
default avatar
amon.forsyth
Ga sabar aku baca endingnyaaa, smangat ya Ka Author <3 ada social media yang bisa ku follow kah?
2021-06-24 17:28:42
1
  • 1
  • 2
68 Bab
1. Maura
“Hei, Grossy! Dean memanggilmu.” Aku menengadah ke arah sumber suara. Seorang laki-laki dengan wajah lumayan tampan, tapi mengingat ia memanggilku Grossy jadi buru-buru kurevisi penilaianku tentang wajahnya. Hmm… Pasti salah satu mahasiswa favorit para gadis. Aku mencoba menerka-nerka. Sayang, wajah tampannya dirusak oleh mulutnya sendiri. Aku masih asyik membuat penilaian tentang orang yang tengah berdiri di hadapanku.“Heh, kamu tidak dengar ya. Cepatlah ke ruangan dekan!” nada bicara mahasiswa itu semakin kasar. Kualihkan pandanganku pada beberapa diktat dan laptopku yang t
Baca selengkapnya
2. Maura: Beasiswa
“Pos…!”Aku bergegas keluar kamar untuk menemui petugas pos yang telah berdiri di depan pintu.“Maura Raditya.”“Saya sendiri, Pak.”Petugas pos mengangsurkan sepucuk surat, “Dari Jakarta, Mbak.”“Terima kasih, Pak.” Kutinggalkan petugas pos yang masih berdiri di depan rumah sambil membaca beberapa sampul surat yang akan ia antarkan.Hmm… Kira-kira dari mana ya? Aku bergumam sambil menyobek tepian surat dengan hati-hati. Akhir-akhir ini ada banyak surat yang kukirim dengan tujuan Jakarta. Semuanya berupa surat lamaran, lamaran kerja atau beasiswa.
Baca selengkapnya
3. Kuliah Umum
Sejak pagi, kesibukan yang luar biasa tampak di kampus Maura. Semua orang seolah-olah punya tugas yang berkaitan dengan kuliah umum David Peters. Di salah satu sudut koridor menuju auditorium, berjejer gadis-gadis cantik nan populer yang sibuk mematut diri. Sesekali mereka berbisik gaduh menyebut nama David Peters.Pemandangan yang sangat asing bagi Maura. Selama hampir dua tahun belajar di kampus ini, belum pernah Maura melihat kehebohan yang terkesan berlebihan. Semua orang menyebut-nyebut nama David Peters. Sebagian mahasiswa mengelu-elukannya sebagai sosok milyarder dan berpengaruh. Sedangkan mahasiswi, hanya satu bahasan yang sangat menarik mereka, ketampanan David Peters.Maura mengetuk pintu ruang dekan yang terbuka. Dekan yang tengah sibuk menekuni berkas di mejanya mengalihkan pandang ke arah Maura kemudian mengangguk. Maura pun melangkah masuk dan seg
Baca selengkapnya
4. Maura: Proposal
Aku menghentikan langkahku di depan sebuah bangunan kantor dengan tulisan “Peters Corp.” pada pelat baja. Kemudian pandanganku beralih ke selembar kertas kecil berisi nama dan alamat seseorang yang sedari tadi kupegang di tangan kiri. David Peters adalah pemimpin perusahaan Peters Corp. yang harus kutemui hari ini atas saran dari dekan. ‘Benar, ini.’ Batinku. Aku pun melangkah masuk ke dalam gedung dan langsung menuju resepsionis yang berada tepat di depan pintu masuk.“Selamat pagi.” Sapa petugas resepsionis dengan keramahan yang khas. Wajahnya yang oval dengan potongan rambut sebahu dan kacamata yang membingkai sepasang matanya membuat ia terlihat menarik, meskipun bersahaja. &ldqu
Baca selengkapnya
5. Rencana
Dave geram luar biasa dengan apa yang telah dilakukan Maura. Sikapnya yang langsung meninggalkan ruang kerja Dave tanpa sepatah kata pun dianggapnya tidak sopan. Dave juga sebal karena menurutnya Maura sok jual mahal. Dave pun memikirkan sebuah rencana untuk memberi pelajaran pada Maura. Dave menekan nomor Matt dan sejurus kemudian laki-laki itu sudah muncul di hadapannya.“Aku mau kamu mengawasi Maura.”“Siapa dia, Boss?” Matt mengerutkan kening. Nama yang terdengar asing di telinganya.“Mahasiswa yang kemarin menghentikanku setelah kuliah umum. Entah, ada hubungan apa dia dengan dekan sehingga dia bisa leluasa meminta janji bertemu denganku.” Mata Dave menatap salah satu sudut kantornya. Ingatannya kembali saat dia selesai memberi kuliah umum kemudian dihentikan oleh seorang gad
Baca selengkapnya
6. Penyamaran Dave
Dave yang tengah menekuni tumpukan berkas di depannya tidak sadar jika Matt sudah muncul di hadapannya.“Bos…” Sapa Matt dengan suara pelan. Dave mengalihkan pandangannya dari tumpukan berkas. Tampak kekesalan menghiasi wajahnya.“Kau tidak mengetuk pintu!” ujar Dave tegas. Matt membela diri dengan mengatakan bahwa ia telah beberapa kali mengetuk pintu, tapi tidak ada jawaban. Dave pun mengangguk pertanda memaafkan Matt.“Besok pagi Maura akan menggantikan dekan mengisi kuliah tentang Indonesia.” Matt memilih informasi itu untuk dismpaikan pertama kali pada Dave. Bagi Matt, itu adalah informasi besar. Matt memang tidak mengenal Maura, tapi mengingat semua cerita dekan tadi ia sangat berharap agar Dave tidak terlalu kejam pada gadis itu. Dan tentu saja, yang terpenting menur
Baca selengkapnya
7. Pelarian
Maura menghentikan langkah dan memasang pendengarannya baik-baik. Ya, benar, para mahasiswa menyebutkan nama David Peters. Apa yang membuat David Peters datang lagi ke kampus? Maura bertanya pada diri sendiri. Ingin rasanya ia menanyai semua mahasiswa yang berlalu-lalang, tapi diurungkannya. Maura mencoba menekan rasa ingin tahunya kuat-kuat. Ia tidak mau menjadi bahan ejekan lagi karena bertanya tentang keberadaan David Peters di kampus.Maura mempercepat langkahnya menuju perpustakaan. Sesampainya di persimpangan koridor arah perpustakaan dan ruang kelas, Maura melihat David Peters melintas. Sontak ia memekik tertahan melihat apa yang baru saja ditangkap matanya. Seorang laki-laki dengan kaos polo, jins, dan topi bisbol
Baca selengkapnya
8. Barter
Maura bertekad menemui David Peters sekali lagi. Ia akan memohon agar David Peters mau membantunya. Bekerja paruh waktu setap hari ternyata sangat melelahkan. Hal ini berdampak pada produktivitasnya dalam mengerjakan tesis. Tadi pagi sebelum keluar kamar, Maura menyempatkan diri melihat kalender duduk di atas meja belajarnya. Ia mendapati tiga tanda silang pada kalender, artinya sudah tiga hari tesisnya tidak tersentuh.Maura tengah memikirkan rencana untuk menemui David Peters lagi. Tiba-tiba terlintas dalam benak Maura untuk meminta bantuan Matt. Berdasarkan pengamatan Maura, Matt bukanlah orang yang sulit untuk dimintai tolong. Apakah sebaiknya aku meminta nomor telepon Matt pada dekan?Maura sangat berharap Matt bisa membantunya, menjadi perantara dirinya unt
Baca selengkapnya
9. Inaugurasi
Bunyi notifikasi pesan membangunkan Maura dari tidurnya. Sepagi ini siapa yang mengiriminya pesan. Maura melihat penunjuk waktu di ponselnya. Pukul enam tepat. Rasanya Maura ingin menunda membaca pesan itu dan melanjutkan tidurnya. Tapi itu tidak dilakukannya setelah membaca nama pengirim pesan. Dekan. Maura, jangan lupa menghadiri malam inaugurasi. Tahun lalu kamu tidak hadir karena belum datang. Jadi untuk tahun ini kamu tidak punya alasan untuk tidak datang. Jangan lupa, pukul tujuh tepat!Maura melempar ponselnya ke salah satu sudut tempat tidurnya. Rasa malas kembali menyelimutinya. Padahal hari ini, ia sudah merencanakan untuk menghabiskan waktu di perpustakaan sebelum bekerja pada pukul enam sore. Maura yang tersadar dengan jadwal kerjanya pun segera bangun dan mencari ponselnya. Tak lama jemari Maura pun bergerak dengan lincahnya di atas
Baca selengkapnya
10. Rumit
“Aku tidak bisa menari, Tuan David.” Maura mencoba meyakinkan Dave. Dave hanya diam, seolah tidak mendengar apa yang dikatakan Maura. Maura mengulangi kalimatnya dengan berteriak di dekat telinga Dave.“Aku tidak bisa menari, Tuan David. Kumohon carilah partner lain.” Maura mencoba menggerakkan tangannya agar terlepas cari cengkeraman Dave. “Tidak akan. Kamu tidak bisa ke mana-mana.” Dave semakin mengeratkan cengkeramannya. Maura meringis kesakitan.“Apa yang Anda inginkan, Tuan?” tanya Maura lagi. Dave menyeringai aneh sehingga Maura bergidik melihatnya. “Anda menerorku!” 
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status