Cinta Tanpa Tapi

Cinta Tanpa Tapi

By:  Jana Indria  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.8
145 ratings
105Chapters
52.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Dituduh mandul oleh sang suami, karena dalam pernikahan selama lima tahun tak sekali pun Ratna hamil. Membuatnya harus mengalami hari- hari yang tak menyenangkan. Ratna Chalondra di perlakukan tidak adil oleh suaminya, bahkan disiksa hanya karena tak mau melakukan apa yang suaminya inginkan. Beruntung Ratna dikelilingi oleh sahabat yang sangat menyayanginya. Saling bahu membahu mengembalikan kepercayaan diri Ratna. Selamat menikmati perjuangan hidup seorang Ratna, yang menunggu seseorang untuk men- Cintanya Tanpa Tapi.

View More
Cinta Tanpa Tapi Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Sky
si rizal bangsul...
2021-12-18 16:13:28
0
user avatar
Mia Ananta
Keren nih ceritanya ......
2021-12-16 21:33:38
0
user avatar
ArgaNov
Yuhuuu ... aku datang. Hehehe ... semangat Kakak. Dapat salam dari ArgaNov
2021-11-18 22:05:41
1
user avatar
tyas
lanjut thor, nanggung
2021-11-12 11:55:01
0
user avatar
tyas
yang mandul siapa? pasti mantannya
2021-11-12 11:54:43
0
user avatar
Aku Am
mantan suami dah punya anak nggak
2021-11-12 11:42:16
0
user avatar
Iiin
seaseon 2 thor
2021-11-12 11:29:29
0
user avatar
putri
kok gantung thor
2021-11-12 11:25:16
0
user avatar
indah
nice story
2021-11-12 11:20:15
0
user avatar
wwien Hadjar
nice Tor ...️...️
2021-10-27 08:20:27
0
user avatar
Jimin Army
gantung .........
2021-10-27 08:17:05
0
user avatar
Dea Putri
ratnaaaa terbaik ...
2021-10-27 08:12:07
0
user avatar
Ndah Indah
ratna masuk rak, .........
2021-10-27 08:05:13
0
user avatar
Riris Lia
bagus bangat, tapi masih nunggu koin gratis .........
2021-10-27 07:59:34
0
user avatar
Tika Nana
kereeeeen ......
2021-10-27 07:36:30
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 10
105 Chapters
1. Izin
"Aku ingin menikah lagi." Sore itu sepulang kerja, Rizal mengutarakan keinginannya pada Ratna, dengan mengulurkan sejumlah uang yang ia letakkan di atas meja, tepat di depan tangan sang istri yang sedang memegang ponsel.  "Aku sudah tahu, dan aku siap?" jawab Ratna, dengan wajah tenang. Bahkan tanpa memandang wajah suaminya yang baru saja pulang kerja. "Apa maksudmu?" tanya Rizal yang tak menyangka istrinya akan setenang itu. Dahinya mengernyit, seolah sedang berpikir tentang sikap yang istrinya tampakkan. "Aku siap kau ceraikan." "Tidak, aku tidak ingin kita bercerai, aku janji akan bersikap adil." Rizal sedikit kaget dengan keputusan yang diambil Ratna, di luar perkiraannya. "Adil? Kau tak akan bisa? Aku tahu berapa uang yang sudah kau berikan pada perempuan itu tiap bulannya, dua kali lipat dari yang kau berikan padaku." Rizal sedikit tersentak, tak mengira kalau Ratna bisa tahu apa yang dia lakukan.  "Dia seorang
Read more
2. Ibu mertua.
Mendengar teriakan suaminya dari dalam kamar, Ratna meletakkan ponselnya di atas meja dan segera berlalu ke dapur, membuatkan sesuatu untuk suaminya."Mana kopiku?" tanya Rizal untuk kedua kalinya,  saat keluar dari kamar dengan penampilan yang berbeda, tampak segar dengan air yang masih menetes di ujung rambutnya."Tidak ada kopi, hanya sisa teh itu pun tawar, gulanya habis," jawab Ratna, dia menunjuk satu-satunya gelas berisi teh di atas meja."Kau keterlaluan! Aku tidak bisa minum sesuatu yang tawar, kamu tahu itu!" sahut Rizal, dengan nada meninggi."Aku tahu, tapi bukan aku penanggung jawab rumah tangga bukan? Uangnya ada di tanganmu, jadi silahkan belanja sesuai dengan keinginanmu." Ratna kembali berkata dengan wajah datar, tangannya kembali memegang ponsel, satu satunya barang berharga yang di miliki, pemberian dari Nita, sahabatnya."Jangan lupa, sisakan uang untuk listrik dan air, dan untuk air minum." Ratna lagi-lagi menambahi  apa y
Read more
3. Oleh oleh
"Jodoh itu sudah ada yang ngatur, Bu. Jangan terlalu di ambil hati,""Ratna--"Bunyi motor masuk ke dalam pagar membuat ibu memilih berhenti berkata, pandangannya beralih ke pintu, seakan sedang menunggu. Rizal masuk ke dalam rumah dengan wajah kesal. Di tangannya tergenggam satu kresek besar berwarna merah dengan logo sebuah toko, yang kemudian ia letakkan dengan kasar di lantai dekat kaki Ratna."Ada apa, Zal. Kamu sepertinya sedang kesal." Ibu bertanya saat melihat muka masam putra kesayangannya. Rizal terdiam, dia hanya menggelengkan kepalanya berulang kali sambil mendengus, tatapan matanya menatap tajam ke arah Ratna yang juga sedang menatapnya dengan tenang. Sepertinya tak ada niat untuknya menjawab pertanyaan sang ibu suri."Habis belanja di mini market, Zal? Waah banyak uang rupanya, biasanya di pasar, nyari yang murahan," ujar sang ibu, yang sepertinya sedang menyindir sang menantu. Tak perduli meski pertanyaannya tadi
Read more
4. Cerai
"Ini ...."  Rizal meletakkan lagi se-kresek besar dengan warna dan logo yang sama seperti yang ibunya tadi bawa pulang, di samping kaki Ratna yang duduk di sofa sedang memegang ponsel, depan TV yang juga sedang menyala. "Mmm ... makasih," jawab Ratna yang meletakkan ponselnya di atas meja, mengalihkan perhatian pada kresek yang di bawa oleh suaminya.  Ia keluarkan semua barang dari dalam kresek, kemudian langsung di letakkan ke tempat yang biasanya. "Berasnya, mana? Kamu lupa beli ya?" tanya Ratna saat barang pokok untuk makan sehari hari tidak ia temukan di dalam kresek. "Aku sengaja nggak beli, uangnya sudah habis," jawab Rizal dengan enteng, matanya masih menatap acara di TV. "Terus kita makannya mau pakai apa?" "Di motor ada satu dos mie goreng campur mie kuah. Kau ambillah, untuk sementara kita makan mie dulu, aku butuh banyak uang untuk melamar." Rizal menjawab dengan tangan terus menekan remote control TV. 
Read more
5. Nay
Pagi itu Ratna sudah selesai berdandan ala kadarnya, menggunakan kaos, celana panjang yang warnanya sudah tidak jelas, dan tas yang ia miliki sejak masih sekolah SMA dulu. Sengaja Ratna duduk saja di atas kasur, tidak keluar kamar. Entah apa yang Rizal lakukan di luar sana, tidak ada panggilan atau pun gerakan yang memaksanya untuk ke luar kamar. Hingga saat jam di atas pintu menunjukkan pukul sembilan pagi, Ratna keluar dari kamar setelah sebelumnya terdengar bunyi motor milik Rizal keluar dari pagar.  Dengan susah payah, barang Rizal yang semalam sudah dimasukkan ke dalam tas besar, ia keluarkan dan diletakkan begitu saja di depan pintu kamar.   Ratna mengunci kamarnya dan bergegas pergi dari rumah setelah sebelumnya mengamankan rumah dan menyalakan beberapa lampu. Lima belas menit melakukan perjalanan dengan mengendarai mobil pedesaan, Ratna berhenti di sebuah ATM.  Untung saja sepi, Ratna langsung masuk ke dalam
Read more
6. Melamar
"Apa yang akan kau lakukan, Nay?""Tenang saja, aku nggak bakalan bikin kamu kecewa dengan apa yang akan kukerjakan, sekarang kamu  boleh memejamkan mata." Nay mulai beraksi dengan guntingnya."Boleh sambil ngetik, nggak?" tawar Ratna.yang melihat apa yang dikerjakan sahabatnya dari kaca yang besar di depannya."Eh, aku lupa kalau kau adalah penulis picisan.""Hei ...." Mata Ratna langsung membesar indah saat mendengar sahabatnya mengejek sumber uangnya selama ini."Hahahaha, lakukanlah apa yang mau kau lakukan."Ratna terdiam, mata dan tangannya fokus ke benda pipih yang ia pegang."Masya Allah, itu hape yang pernah Nita almarhum kasih, Na? Kamu nggak pernah ganti?" Nay tampak berhenti memainkan guntingnya, dari kaca Ratna melihat betapa herannya wajah Nay melihat ponsel yang ia pegang."Iya, kenapa?" tanya balik Ratna, tanpa sedikit
Read more
7. Sudahlah
"Duduk!"Ratna maju ke depan dan menuruti perintah orang yang mungkin akan menjadi bosnya nanti."Sebelumnya kerja apa?""Tidak kerja, Pak. Hanya jadi ibu rumah tangga biasa aja.""Terus ... kenapa sekarang ingin bekerja?""Karena ingin mendapatkan penghasilan sendiri pak.""Suami sudah mengijinkan?""Saya sudah cerai secara agama, pak."Pak Aldo tak bersuara. Namun, mulutnya mengerucut membentuk huruf 'o'. Dengan pandangan tetap fokus ke komputer."Kamu bisa apa lagi?""Saya hanya bisa mengarang, Pak.""Mengarang? Maksudnya gimana?" Kini atasan yang cakepnya nggak ketulungan ini, menolehkan matanya sejenak ke arah Ratna. Kemudian kembali fokus ke komputer."Sebelum cerai dengan suami, saya mencari rejeki dengan menulis cerita secara online, Pak.""Oooo ... menulis.""Permisi, Pak. Ini saya bawakan yang bapak suruh." Nay langsung masuk ke dalam ruangan karena memang pintuny
Read more
8. Reuni
"Kamu punya uang nggak? Buat beli kosmetik.""Ada, aku tadi sengaja ngambil lebih.""Kita mampir ke toko dulu ya, buat beli, biar besok nggak repot lagi."Ratna mengangguk sambil tersenyum, terenyuh hatinya melihat betapa perhatiannya Nay, teman dekatnya sejak mereka sekolah SMA dulu.Agak lama Nay dan Ratna di toko kosmetik, sepertinya mereka tidak mau salah memilih, karena memilih kosmetik yang tepat dan sesuai dengan kulit itu penting. Dengan meneteng tas berisi seragam dan kosmetik yang tadi di belinya, Ratna menepati janji untuk menginap di rumah Nay. Melangkah bersama di trotoar, setelah sebelumnya membeli gado gado empat bungkus."Kenapa empat, Nay?""Rahasia," jawab Nay yang menaikkan alisnya berulang kali."Iiih ...," desis Ratna, pupilnya bergerak berputar, jengah dengan sikap yang di tunjukkan sahabatnya.Ratna dan Nay berhenti di depan sebuah rumah sederhana di dalam sebuah gang yang lumaya
Read more
9. Keputusan Ratna
"Rizal mau menikah lagi, tapi dia tidak mau menceraikanku, aku harus bagaimana?" ujar Ratna sambil tersedu."Coba kau ceritakan semuanya, Rat. Jangan ada yang kau sembunyikan, kalau setengah setengah begini takutnya bikin kita berpikir yang enggak enggak." pinta Rafi, yang mampu berpikir tenang.  Meski di wajah lelaki itu tampak sekali keterkejutan yang tak bisa dia sembunyikan. Pun di antara Mira dan Nay.Ratna pun mulai menceritakan semua yang terjadi tentang hubungannya bersama  Rizal, juga musabab kenapa Rizal ingin menikah lagi, dari awal hingga akhir.Semua menghela napas panjang, terdiam, saling pandang."Terus ... apakah kamu bertekad tinggal di rumah itu terus, Rat? Dengan taruhan suatu saat Rizal akan kembali menyakitimu, menyiksamu?" Mira memberanikan diri bertanya, saat semuanya masih malu untuk mengorek lebih dalam lagi pada Ratna."Aku harus bagaimana, itu adalah mandat dari ayah mertuaku almarhum." Ratna memberikan
Read more
10. Pamit
Ratna melangkahkan kakinya keluar dari tempatnya kerja, hari ini hari pertama dia menyelesaikan kerjanya, dan sesuai dengan rencana , hari ini dia akan pulang ke rumah untuk mengambil barang."Kau sudah mau pulang?" tanya seseorang dari balik punggungnya. Sontak saja Ratna menoleh dan mendapatkan bosnya, pak Aldo sedang melangkah bersama seorang pria tampan bermata tajam dengan rahang kokoh. "Iya, Pak." jawab Ratna dengan yang sengaja menghentikan langkahnya hanya untuk menghormati si bos. "Masuklah, biarku antar!" suruh si boss, yang lebih dulu masuk bersama temannya di jok depan."Tidak pak, tidak apa, saya naik pedesaan aja." Ratna yang masih merasa sungkan, mencoba menolak tawaran si bos."Ratna, masuklah." Kali ini suara si bos berubah tegas, tampaknya dia tidak mau ditolak.Ratna terdiam, dengan segan tangannya membuka pintu jok belakang, dan masuk ke dalamnya."Di mana alamatmu?" tanya si bos yang mulai menjalankan
Read more
DMCA.com Protection Status