Hubungan Rahasia dengan CEO

Hubungan Rahasia dengan CEO

Oleh:  depe_  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
23Bab
1.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Mempunyai karir yang cemerlang tak lantas membuat Jasmine melupakan kodratnya sebagai seorang wanita. Jasmine sangat ingin segera menikah dan membangun rumah tangga seperti yang diimpikannya. Namun naas, dia harus terjebak cinta yang rumit dengan dua lelaki sekaligus, Darren dan Fattan. Hingga akhirnya Jasmine menyadari bahwa hubungan rahasianya dengan Darren hanyalah sebuah omong kosong yang tak ada tujuannya. Akhirnya Jasmine sadar jika hanya Fattan yang selalu setia menanti dan menunggu dirinya kembali.

Lihat lebih banyak
Hubungan Rahasia dengan CEO Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
depe_
sebuah cerita yang cukup menarik dan worth it untuk menemani hari-hari para pembaca :)
2022-05-12 21:34:12
0
23 Bab
BAB I
Terdengar bunyi dentuman sesuatu terjatuh saat sesi istirahat dalam ruangan gym tersebut. Sontak saja semua pandangan mata menuju ke arah Aileen dan satu wanita yang sudah tergeletak di lantai dengan air botol minum yang tumpah disekelilingnya, yang tak lain adalah Jasmine. “Jasmin! Hei, Jasmine kamu kenapa? Jangan bercanda deh!” ucap Aileen seraya menggoyang-goyangkan tubuh Jasmine. Tak ada pergerakan dari Jasmine. Ya, Jasmine pingsan di tempatnya berlatih gym. Saat Aileen sahabat Jasmine sekaligus temannya berlatih gym, dan orang-orang di tempat gym panik dengan kondisi Jasmine yang belum juga bangun, tiba-tiba seorang laki-laki muncul memecah kerumunan. “Minggir,” serunya yang langsung membopong tubuh Jasmine. Aileen yang sudah panik dari semenjak Jasmine terjatuh, hanya bisa diam saja sembari berjalan membuntuti  Darren. “Hey, naik mobilku saja!” ucap Darr
Baca selengkapnya
BAB II
“Jadi begini Pak Dani, Jasmine tadi tiba-tiba pingsan di tempat gym. Kebetulan saya teman gym Jasmine dan Aileen,” ujar Darren kembali menjelaskan. ”Oh jadi seperti itu ceritanya. Terima kasih banyak Pak Darren karena sudah mengantarkan adik saya ke sini.  Saya berhutang budi dengan Pak Darren,” ucap Dani sembari mengajak  Darren bersalaman. “Pak Dani, sama sekali tidak ada hutang budi. Hal ini sudah sewajarnya saya lakukan ketika ada seseorang yang membutuhkan bantuan. Ketika saya bisa membantu, pasti dengan senang hati saya bantu,” ujar Darren. “Luar biasa, Pak Darren ini! Saya memang tidak salah dalam memilih rekan bisnis,” ujar Dani memuji Darren. “Sekali lagi saya ucapkan terimakasih banyak atas bantuan Pak Darren sekaligus saya minta maaf jika sudah merepotkan anda dengan kejadian ini,” ujar Dani yang masih berdiri tepat di d
Baca selengkapnya
BAB III
Hari ini hari Sabtu kebetulan Jasmine dan  Aileen libur pada hari Sabtu dan Minggu. Semalam karena sudah larut dan Aileen ingin menemani sahabatnya yang sedang sakit, akhirnya Aileen menginap di rumah Jasmine. Aileen memang sering menginap di rumah Jasmine, begitupun sebaliknya, Jasmine juga sering sekali menginap di rumah Aileen. Akan tetapi setelah keduanya sama-sama bekerja, kegiatan itu sudah jarang mereka lakukan. Hanya sesekali saja. Setelah Jasmine merasa tubuhnya sudah lebih baik dan sudah tidak lemas lagi, Jasmine ingin melanjutkan pencariannya mengenai pesan whatsapp dari seseorang yang misterius yang bisa membuat seluruh barang di keranjang belanja di akun My Mart Jasmine berpindah ke status sedang menunggu pengiriman. Sedangkan, jika di total, jumlah pembelanjaan Jasmine pada keranjang belanjanya yang sebelumnya tidak jadi dibelinya yaitu dua belas juta lima ratus ribu rupiah. “Siapa orang itu sebenarnya? Kenapa orang
Baca selengkapnya
BAB IV
Dengan sangat hati-hati, Jasmine mengetuk jendela mobil sedan Hyundai Genesis G90 berwarna hitam yang terparkir di depan rumahnya.   Tok tok   Pintu mobil depan bagian penumpang dibuka dari dalam, seorang laki-laki dengan kaos oblong berwarna hitam dan celana pendek berwarna khaki, mempersilahkan Jasmine untuk masuk dan duduk. Jasmine dengan hati-hati dan sangat gemetar, akhirnya masuk lalu kemudian duduk menuruti apa yang diperintahkan lelaki tersebut. Saat Jasmine sudah mulai duduk, Jasmine sangat takut dan salah tingkah.   “Hai cantik!” sapa lelaki tersebut yang diketahui adalah Darrem.   “Kamu pakai baju seperti ini saja sudah terlihat cantik, berarti aku tidak salah menambatkan hati,” ujar Darren sembari memperhatikan Jasmine mulai dari ujung rambutnya hingga ujung kakinya yang dibalut dengan sandal berwarna hitam.   Apa yang dikatakan Darren tersebut membuat Jasmine semakin
Baca selengkapnya
BAB V
Dengan langkah gontai dan perasaan yang campur aduk, Jasmine masuk ke dalam rumah. Jasmine masih juga tidak percaya dengan apa yang sudah dia alami barusan. “Ya Tuhan Jasmine, aku betul-betul mencemaskanmu. Apakah kamu sama sekali tida buka handphone? Aku mengirimu puluhan pesan whatsapp menanyakan kondisimu,” teriak Aileen ketika Jasmine mulai menginjakkan kakinya di ruang tamu. “Yas, kenapa kamu diam saja? Yas, kamu kenapa? Apa yang dilakukan Darren padamu sehingga kamu diam saja seperti ini?” Aileen yang panik melihat Jasmine hanya terdiam dan melamun setelah kembali dari bertemu dengan Darren, menganggap bahwa Darren telah melakukan perbuatan tak menyenangkan yang menyakiti hati Jasmine. “Jasmine,” Aileen menggoyang-goyangkan tubuh Jasmine. Jasmine menjatuhkan tubuhnya di sofa ruang tamu. “Aku sama Darren pacaran, Len,” ujar Jas
Baca selengkapnya
BAB VI
Semalaman Jasmine tak bisa tidur, pikirannya dipenuhi dengan berbagai ekspektasi jika dia jadi pergi bersama Darren. Hari Minggu yang biasanya menjadi hari yang ditunggu-tunggu Jasmine dan hari yang paling disenangi Jasmine selain hari Sabtu, tetapi lain dengan hari Minggu ini. Rasanya Jasmine ingin sekali mengutuk hari ini. Jasmine tak menginginkan hari ini, bahkan Jasmine sangat rela jika hari ini langsung berganti hari Senin.“Ya Tuhan malas sekali rasanya,” gumam Jasmine masih dengan posisi rebahan di tempat tidurnya dan masih dengan selimut menutupi tubuhnya yang sedang mengenakan baju tidur dengan model setelan dengan atasan lengan pendek dan bawahan celana di atas lutut dengan bahan satin dan berwarna hitam.Jasmine meraih handphonenya yang semalam ia letakkan di meja kecil yang terletak tepat di samping tempat tidurnya. Dilihatnya waktu yang tertera di layer handphonenya yang saat ini menunjukkan pukul 08.30. Jasmine yang baru bisa memejamkan matanya pukul 04.00 pagi tadi, mas
Baca selengkapnya
BAB VII
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit, mobil yang ditumpangi Darren dan Jasmine memasuki halaman sebuah restoran masakan Jepang dengan arsitektur klasik khas Jepang yang tak meninggalkan kesan mewahnya. Setelah menempatkan mobilnya di parkiran VIP, Darren mematikan mesin mobilnya dan mengajak Jasmine untuk turun dari mobil serta segera masuk ke restoran tersebut.Tepat di pintu restoran tersebut terdapat sebuah papan kecil menggantung yang menyebutkan jam operasional restoran. Di papan tersebut tertulis bahwa restoran itu buka dari pukul 11.00 sampai dengan pukul 22.00. Jasmine berdiri mematung di depan pintu sembari melirik jam tangan berwarna rosegold yang melingkar di tangan kirinya, saat ini baru menunjukkan pukul 10.30 tapi Darren sudah mengajaknya makan di restoran ini. Sesuai jam operasionalnya, harusnya saat ini restoran tersebut belum buka.“Sayang, kamu melamun?” ujar Darren sembari menepuk pundak Jasmine.“Oh tidak, ini kan belum jam 11.00 dan restoran ini sehar
Baca selengkapnya
BAB VIII
Waktu menunjukkan pukul 12.00 siang saat mobil yang dinaiki Darren dan Jasmine berhenti di halaman parkir sebuah bangunan mewah dengan konsep modern dan minimalis. Bentuk bangunannya yang geometrik, serta kolam renang yang terletak tepat di bagian depan bangunan tersebut yang dilengkapi dengan taman yang sangat rapi dan terawat serta dihiasi beberapa pohon palem, menambah kesan mewah dan indah. Bangunan itu adalah salah satu villa milik Darren.Sebagai seorang CEO sebuah perusahaan bisnis digital raksasa, sangat wajar apabila Darren Cameron Barraq memiliki banyak aset properti. Villa ini merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh Darren yang dibelinya dari hasil kerja kerasnya selama dia terjun ke dunia bisnis.Villa yang terletak di pinggiran dan sangat jauh dari pusat kota itu membuat suasana disekitarnya terasa sepi dan asri. Sebelumnya, Darren tak pernah mengajak siapapun bahkan keluarganya sendiri pun tidak mengetahui jika Darren memiliki villa ini. Villa dengan didominasi cat b
Baca selengkapnya
BAB IX
Setelah Kadir berlalu, Jasmine dan Darren kemudian berjalan-jalan mengelilingi villa Darren yang luasnya sekitar seribu dua ratus hektar itu. Sepanjang jalan Jasmine tak henti-hentinya berdecak kagum melihat indahnya pemandangan yang mengelilingi villa milik Darren tersebut.“Ya Tuhan, pemandangan disini sungguh indah. Kalau kata anak sekarang, pas banget buat healing,” ujar Jasmine sembari tersenyum dan pandangannya yang tak luput memperhatikan pemandangan yang ada di depan matanya saat ini. Pemandangan yang ada disekeliling villa Darren ini memang sangat memanjakan mata siapapun yang berada disekitaran villa ini. Saat kita berada di villa Darren, seketika semua masalah hilang semua. Sangat nyaman dan menentramkan hati.“Aku tidak salah kan mengajakmu ke tempat ini? Niatku mengajakmu kesini agar kamu bisa menghilangkan stress karena beban pekerjaanmu yang begitu berat,” ujar Darren sembari menatap lekat-lekat ke arah Jasmine.“Darimana kamu tahu kalau beban pekerjaanku begitu menyita
Baca selengkapnya
BAB X
Dret dret dretTepat pukul tiga pagi, handphone Jasmine bergetar. Terlihat notifikasi panggilan suara yang terdapat di layar handphonenya. Saat panggilan yang pertama, Jasmine masih asik terlelap, masih hanyut dalam mimpinya. Sampai pada akhirnya panggilan suara yang ketiga kalinya tak mampu lagi menahan Jasmine untuk tetap terlelap dan mengabaikan panggilan tersebut.Dengan rasa malas yang menyelimutinya, Jasmine meraih handphonenya yang terletak di meja kecil tepat di samping tempat tidurnya. Sembari mengerjap matanya yang masih terasa berat, Jasmine melirik nama yang tertera di notifikasi panggilan suara aplikasi whatsapp di handphonenya itu.“Bahkan ini masih jam tiga pagi, ngapain sih gangguin orang tidur aja!” gerutu Jasmine yang merasa tidur nyenyaknya terganggu oleh panggilan suara yang tak lain adalah dari Darren. Dengan rasa malas dan rasa kantuk yang masih belum pergi, Jasmine menerima panggilan dari Darren tersebut.“Hmmm?” sapa Jasmine sekenannya.“Halo Tuan Putri Jasmine
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status