Jerat Cinta Lelaki Pengganti

Jerat Cinta Lelaki Pengganti

By:  Rose Dreamers  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
45 ratings
79Chapters
18.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

"Terima kasih karena kau sudah menjaga istriku selama aku tidak bersamanya. Mulai sekarang kau harus menjaga jarak dengannya, karena aku sudah kembali. Kuyakin istriku hanya menganggapmu tak lebih dari seorang pengganti." ~ Devan ~ "Seharusnya kau sadar diri dan malu atas semua yang telah dilakukan keluargamu padanya. Kau tidak bisa memintaku pergi begitu saja, karena kami sudah saling mencitai." ~ Mahesa ~ "Dia sudah kembali. Aku tidak tahu harus senang atau menangis. Satu sisi aku bahagia karena ternyata dia masih hidup, di sisi lain aku takut menyakitimu." ~ Anggita ~ Kehilangan suami, kemudian difitnah hingga harus masuk penjara. Membuat Anggita Maharani bertekad untuk membalas dendam. Lalu kemudian pertemuannya dengan Mahesa Sadewa membawa banyak perubahan dalam hidupnya. Perlahan Anggita mulai melupakan masa lalunya. Di saat Anggita merajut cinta baru dengan Mahesa. Suami yang dianggap meninggal dua tahun yang lalu, ternyata dia masih hidup dan memintanya untuk kembali. Apakah Anggita akan memilih cinta baru, atau dia akan kembali pada suaminya? Dan di mana suaminya selama ini sehingga semua orang menganggapnya telah meninggal?

View More
Jerat Cinta Lelaki Pengganti Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
kostomahsabira
baca marathon^^
2023-02-26 12:02:21
0
user avatar
Blue Leviatan
Kerennn makin lama makin seru aja kak ceritanya 👍 good job kak Rose 💕
2021-06-26 00:38:35
1
user avatar
Blue Leviatan
Asikkk ada bab baru, ikut mampir lagi yah kak Rose 😍 sukak banget ama cerita buku ini 💕💕
2021-06-15 10:42:51
2
user avatar
Hanna Almyrasyifa
ceritanya menarik
2021-06-10 19:57:37
1
user avatar
efi mispayeni
ceritanya menarik
2021-06-10 15:39:21
2
user avatar
Murninulis
Buat penasarann... lanjut kak
2021-06-06 21:07:45
1
user avatar
Blue Leviatan
Setiap bab selalu bikin pembaca gemesh dan semakin penasaran ama kelanjutan ceritanya 😍 ayo kak di up lagi udah kita tunggu ini 💕💕💕 mangattss
2021-06-06 21:00:57
1
user avatar
Blezzia
❤️❤️❤️❤️❤️
2021-06-06 20:31:26
1
user avatar
Rindu Rinjani
alurnya keren kakak up nya yang banyaaaaaak
2021-05-29 09:58:49
1
user avatar
Indah Dien
Up kakk jangan lama lama
2021-05-18 01:54:54
1
user avatar
Yolanda
Lanjut kakk thor cantik
2021-05-18 01:51:49
1
user avatar
Cinta Tata
Belum ketebak ini 🤧
2021-05-18 01:49:03
1
user avatar
putri
Menarik, 😉😉
2021-05-18 01:46:32
1
user avatar
Hadjar Putri
Jangan dendam dong, balas sakit hati aja
2021-05-18 01:41:49
1
user avatar
Jana Indria
Semangaaat Ta
2021-05-18 01:38:41
1
  • 1
  • 2
  • 3
79 Chapters
Chapter 01
"Dimana wanita itu?"Radeya yang baru saja kembali dari kantornya langsung mengumpulkan seluruh anggota keluarganya. Ada hal penting yang ingin dia bicarakan dengan mereka menyangkut kepengurusan perusahaan."Siapa yang Papa maksud?" tanya Nino yang merasa heran tiba-tiba saja disuruh berkumpul di ruang keluarga. "Apa dia itu kak Anggita?" tanyanya lagi."Ya, dia. Di mana dia sekarang?" tanya Radeya dengan suara bariton dingin dan tegasnya."Untuk apa Papa mencari wanita sialan itu? Dia sudah kami usir dari rumah ini seperti titah Papa," sahut Aluna dengan nada ketus. Sangat kentara bahwa dia sangat tidak menyukai Anggita yang tak lain adalah kakak iparnya sendiri."Dasar bodoh! Kenapa kalian mengusir wanita itu?!" sungut Radeya.Laki-laki paruh baya itu mengeraskan rahangnya dan memelototkan kedua matanya kepada Aluna, membuat wanita itu menunduk ketakutan. Sedang Nino hanya berekspresi biasa saja karena sejak awal d
Read more
Chapter 02
Anggita berjongkok di depan sebuah gundukan tanah merah yang ditaburi bunga-bunga. Dia mengusap lembut batu nisan yang bertuliskan nama suaminya. Sesak rasa hati, tak percaya akan semua yang telah terjadi.Sendu iris mata itu menatap batu nisan seolah ia sedang menatap wajah suaminya. Lalu sebulir cairan bening menetes ke luar dari matanya.Dia menghela napas panjang yang terasa menyesakkan. Diusapnya jejak air mata yang sudah membasahi pipi. Dia menggigit bibir bawahnya agar tangis itu tidak semakin keras."Bahkan aku masih belum percaya kamu pergi secepat ini, Mas. Aku menyesali kenapa waktu itu aku tidak mencegahmu pergi. Andai kamu menunda keberangkatanmu, kamu tidak akan naik pesawat dan kamu akan selamat," gumamnya lirih.Beberapa hari yang lalu, Devan meminta izin kepada Anggita untuk pergi ke luar negeri karena ada pekerjaan mendesak yang
Read more
Chapter 03
'Halo, apa benar ini kontak Nona Anggita?'"Ya, saya sendiri. Maaf saya bicara dengan siapa ini?"Ketika hendak pulang dari pemakaman, ponselnya berdering menerima sebuah panggilan dari nomor tidak dikenal. Tanpa pikir panjang dia langsung menggeser tombol berwarna hijau untuk menerima panggilan telepon tersebut.'Saya dari rumah sakit, ingin memberitahu Nona pasien bernama Ibu Dewi ingin bertemu dengan anda sekarang. Kondisinya sudah sangat tidak baik,'"Saya akan segera ke sana sekarang."Anggita langsung mematikan ponselnya secara sepihak. Dia mengurungkan niatnya untuk pulang. Anggita akan pergi ke rumah sakit dulu untuk menemui wanita yang sudah mengurusnya selama ia tinggal di panti asuhan.Ya, Anggita adalah seorang yatim piatu sejak kecil dan tinggal di panti asuhan. Mungkin karena alasan itulah yang membuat keluarga Devan tidak menyukainya. Terlebih mereka menganggap sikap Devan berubah menjadi pembangkang se
Read more
Chapter 04
Radeya termenung sendirian di dalam ruang belajarnya. Kepalanya berdenyut seperti mau pecah akibat terlalu banyak beban pikiran yang sedang ia alami. Dia menghela napas panjang berkali-kali dan memijit pangkal hidungnya.Sekelebat bayangan tentang Devan berdatangan memenuhi otaknya. Kedua tangan laki-laki paruh baya itu mengepal erat kala mengingat semuanya.Hari itu, Devan datang menemuinya untuk meminta restu akan menikahi Anggi, tetapi dia sama sekali tidak pernah mengizinkan putranya itu menikahi seorang wanita yatim piatu dan tidak jelas asal usul keluarganya.Devan tetap bersikeras menikahi Anggita dengan ataupun tanpa restu darinya. Dan pernikahan terlarang itu pun benar-benar dilakukan. Dia merasa sangat marah kepada putra kesayangannya itu."Apa yang kau lakukan, hah? Kenapa kau tetap menikah dengannya meski aku tidak memberikan restu?!" teriak Radeya di acara pernikahan Devan.Saat itu Devan sudah resmi menjadikan Anggita sebagai istrinya. Rad
Read more
Chapter 05
Sebulan berlalu dengan lancar dan baik-baik saja. Seiring berjalannya waktu, semua direksi di perusahaan Radeya mulai memercayai kinerja Anggita. Wanita itu mengerjakan tugasnya dengan baik. Dia juga berhasil menangani proyek barunya."Sisil, tolong kamu periksa ulang laporan di dokumen ini. Saya rasa ada kekeliruan di sana."Anggita memerintahkan asisten pribadinya untuk memeriksa kembali dokumen yang hendak ia tandatangani.Wanita yang usianya tak jauh dari Anggita itu sedikit mengernyitkan dahinya. Tapi beberapa detik kemudian, dia mengangguk patuh."Baik, Nona. Maaf saya masih keliru walau sudah memeriksanya kembali sebelum menyerahkan dokumen ini kepada Nona," ujarnya.Sisil meraih dokumen berwarna biru itu dari tangan Anggita. Dia membukanya dan membaca ulang. Maneliti di bagian mana kesalahan yang ia lakukan.Anggita beranjak berdiri. Dia berjalan memutari meja, mendekati Sisil. Kemudian Anggita mulai menjelaskan bagian-bagian yang menurutn
Read more
Nikmatilah Masa Hukumanmu
Anggita tertunduk lemas ketika ia menjadi tersangka dalam kasus penggelapan dana di perusahaan Radeya yang sebenarnya tidak pernah ia lakukan. Wanita berambut kecokelatan itu berjalan diapit oleh dua petugas kepolisian hendak dimasukan ke dalam sel tahanan."Dasar wanita rubah! Beraninya kau berniat mencuri uang dari kami. Sedari awal aku memang sudah menaruh curiga, dan ternyata memang benar kau itu seorang wanita matre dan tidak tahu malu!"Aluna yang sedari tadi sudah menunggu untuk bertemu Anggita langsung mencercanya dengan hinaan. Ia semakin membenarkan prasangka yang selama ini tertanam di hatinya.Sendu iris mata berwarna hazel itu menatap wajah Aluna sekilas. Lalu dia menundukan pandangannya. Dia tidak memiliki sesuatu untuk dibicarakan. Pikirannya masih dipenuhi tanda tanya akan musibah yang menimpa dirinya.Petugas langsung membawa Anggita menuju ke ruang tahanan. Mereka tak memedulikan Aluna yang terus berteriak melontarkan kata-kata kasar dan
Read more
Membalas Dendam
"Diam lah! Kenapa kau seperti anak kecil?! Sedari tadi kau tak berhenti menangis. Suaramu itu sungguh berisik sekali!"Anggita yang sedang terisak sendirian di pojok ruangan berukuran sempit itu mendongak melihat wajah teman barunya sekilas. Kemudian dia kembali menundukkan kepalanya, bertopang pada kedua lututnya yang ditekuk.Dia tak menghiraukan perkataan wanita yang perkiraan seusia dengannya. Anggita melanjutkan tangisnya, melepaskan rasa sesak dan sakit atas penderitaan yang dialaminya.Bagai jatuh tertimpa tangga pula. Ya, seperti itulah posisi yang sedang Anggita jalani. Sudah sakit atas kehilangan sang suami secara tiba-tiba. Kini ia juga harus mendekam di dalam jeruji besi atas perbuatan yang tidak pernah ia lakukan.Ingin marah, ingin melampiaskan segenap perasaan sesak dan sakit dalam dada. Tapi ia tak memiliki cukup keberanian untuk melawan. Dia bukanlah siapa-siapa untuk bisa melawan seorang
Read more
Menjadi Instruktur
"Bia, sayang, ayok mandi dulu. Sebentar lagi akan terlambat masuk sekolah." Mahesa memasuki kamar putri kecilnya. Hari ini adalah hari pertama Sabiya masuk sekolah taman kanak-kanak. Gadis kecil itu harus segera bersiap agar tidak kesiangan di hari pertamanya. Begitu Mahesa masuk, gadis itu sudah siap dengan handuknya akan masuk ke dalam kamar mandi. Laki-laki berkulit putih itu menyunggingkan senyum terbaik menyapa putri kecil kesayangannya. "Ayok buka bajumu. Papa akan membantumu mandi dan bersiap," ujar Mahesa sembari berjalan mendekati Sabiya. Gadis kecil itu memundurkan langkah menjaga jarak dengan papanya. "Stop, Pa!" katanya sambil mengangkat satu tangannya meminta agar Mahesa berhenti. Duda tampan beranak satu itu mengernyitkan kedua alisnya merasa heran dengan sikap putrinya. "Kenapa?" "Mulai hari ini, aku akan melakukan semuanya sendiri. Aku ini sud
Read more
Semua Akan Baik-baik Saja
Mahesa menghela napas dalam-dalam kemudian mengembuskannya secara perlahan melalui mulut. Dia melakukannya hingga tiga kali berturut-turut. Pandangannya terpaku pada pintu gerbang di hadapannya.Dia ragu untuk masuk ke dalam. Tapi tugas yang sudah dipercayakan padanya tidak bisa ia tolak. Mahesa menggelengkan kepalanya, berusaha menyingkirkan pikiran buruk tentang keadaan di dalam sana."Semangat, Mahesa! Kau hanya menjadi instruktur selama tiga bulan saja. Ini tidak seburuk seperti yang ada dalam pikiranmu. Semua pasti baik-baik saja. Ya, semoga!"Laki-laki berambut hitam kecokelatan itu berusaha memberikan semangat dan meyakinkan dirinya sendiri bahwa semua akan berjalan lancar dan baik-baik saja. Dia kembali menghela napas panjang dan mengembuskan perlahan melalui mulutnya. Setelah berhasil mengumpulkan semangat dan keberanian, Mahesa membuka gerbang dan mulai memasuki lapas para tahanan.Mahesa menemui
Read more
Duda Tampan
Setelah memantapkan diri, Mahesa memutar kelop pintu dan membukanya perlahan. Baru saja dua langkah kakinya masuk ke dalam ruangan itu, dia dikejutkan dengan tumpahan tepung tepat di kepalanya. Wajah dan pakaian yang ia kenakan di penuhi butiran berwarna putih.Hening selama beberapa detik. Mahesa mengepalkan kedua tangan dan mengeraskan rahangnya. Dia mengangkat wajahnya untuk melihat ke sekeliling ruangan. Dan menit berikutnya penghuni ruangan itu tergelak menertawakan penampilannya saat ini."Maafkan aku. Aku benar-benar tidak sengaja," ucap Anggita dengan penuh penyesalan.Dia menjadi salah tingkah antara ingin membantu laki-laki di hadapannya untuk membersihkan tepung dari tubuhnya atau kembali ke tempat duduk mengabaikan laki-laki itu.Mahesa menggeram kesal. Dia membersihkan tepung dari wajah dan menghalangi pandangannya. Hingga iris mata tajamnya bisa melihat dengan jelas siapa orang yang bertanggungjawab atas semua yang te
Read more
DMCA.com Protection Status