Rentenir Of Love

Rentenir Of Love

Oleh:Β Β Tatya MiranthyΒ Β On going
Bahasa:Β Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
26 Peringkat
26Bab
1.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:Β Β 

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Keterpaksaan melibatkan rentenir untuk membiayai pengobatan sang ibu, membuat Zalila Arnamira harus menanggung akibat tak dapat membayar hutang. Sebagai gantinya Ia harus merawat Gala Dirga Subekti yang lumpuh, dengan tanpa di bayar. Perlakuan kasar, kerap diterima Zalila dari Gala. Sampai akhirnya, Gala dapat berjalan normal kembali. Hingga, sebuah rasa tumbuh pada keduanya. Sayangnya ada pihak ketiga yang menghalangi. Berbagai rencana jahat pun tersusun untuk memisahkan Gala dan Zalila.

Lihat lebih banyak
Rentenir Of Love Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Asteroid
ceritanya bagus, auto masuk library lho kakk, semangat berkarya .........
2021-07-31 13:52:25
1
user avatar
Vanda Anastasia Adam
ceritanya bagus Thor semangat up yahh ...
2021-07-31 12:01:40
1
user avatar
RahmaDika
lanjut lagi kak
2021-07-31 11:53:26
1
user avatar
Aldrich Candra
Lanjutkan ceritanya
2021-07-07 18:18:42
1
user avatar
Rayana Lovely
Semangat kk!
2021-05-25 13:09:07
1
user avatar
Rayana Lovely
Semangat kk!
2021-05-25 13:09:02
1
user avatar
Frank R
Mantap. Lanjutkan
2021-05-25 12:18:38
1
user avatar
Frank R
Mantap. Lanjutkan
2021-05-25 12:18:36
1
user avatar
Frank R
Mantap. Lanjutkan
2021-05-25 12:18:16
1
user avatar
Frank R
Mantap. Lanjutkan
2021-05-25 12:18:13
0
user avatar
Frank R
Mantap. Lanjutkan
2021-05-25 12:18:11
0
user avatar
Frank R
Mantap. Lanjutkan
2021-05-25 12:18:09
0
user avatar
Suci Saraswati
Semangat kak πŸ˜†
2021-05-25 11:42:23
1
user avatar
Unie
Lanjut thor,,, semangka
2021-05-25 11:32:58
1
user avatar
Unie
Lanjut thor,,, semangka
2021-05-25 11:32:56
1
  • 1
  • 2
26 Bab
Ancaman
Sebuah mobil Jeep berhenti tepat di samping Zalila, membuatnya terkejut dan menghentikan langkahnya. Dua pria terlihat turun dari mobil itu. Satu pria berbadan kekar memakai kaus berwarna hitam dengan rompi jeans biru tanpa lengan satu pria lagi berbadan kurus dengan pakaian biasa, sepertinya dia hanya asisten atau kacung saja.Kedua pria itu menghadang laju langkah Zalila. Dengan tertawa-tawa, pria berbadan kekar itu lebih mendekat pada Zalila. Semakin  Ia mundur, semakin pula pria itu maju masih dengan tertawanya.Panik dan ketakutannya Zalila, semakin membuat dua pria itu kegirangan. Zalila berusaha ingin menghindar dan berniat lari, namun tembok di samping kirinya menghalanginya serta mobil Jeep itu menjaganya dari samping kanan, ditambah pria berbadan kurus itu dengan sigap berlari menghadang dari belakang."Mau lari kemana, nona manis?" ledek pria berbadan kekar itu."Kau tidak akan bisa lari kemana-mana," katanya lagi.Setiap pria berbadan k
Baca selengkapnya
Persekongkolan suami-istri
Tak...Tak...Terdengar suara langkah kaki dengan sandal selop menginjak menuruni anak tangga satu per satu."Ada apa ini, Pi? pagi-pagi sudah ribut," tanya wanita yang terdengar langkahnya menuruni anak tangga tadi, setelah sampai pada suaminya itu. Dia adalah Indrita, istri Betara. Berusia empat puluh lima tahun, namun tetap terlihat cantik karena perawatan mahal wajahnya."Oh, gadis ini ada disini rupanya. Sudah bisa kau bayar hutang mu?" tanyanya begitu melihat Zalila.Zalila tak menyahut, Ia terdiam melirik pada Betara kemudian tertunduk."Bagaimana, Pi? apa dia sudah bayar?" tanyanya kemudian pada Betara."Kau pikir saja, dari mana gadis ini bisa bayar hutangnya?" sahut Betara."Kau benar juga, Pi! lalu bagaimana dengan tanah dan Rumahnya?" singgung Indrita.Ternyata sudah menjadi persekongkolan suami-istri ini, mengenai tanah dan rumah Zalila. Pantas saja, Ia juga ikut berperan merayu Zalila untuk menerima pinjaman uang da
Baca selengkapnya
Suster Nakal
"Keluar, Kamu!" teriak Indrita.Tergesa-gesa memasukan kembali kancing baju bagian atasnya, perawat itu keluar tanpa permisi. Namun tatapan tajam Indrita tak lepas dari perawat itu."Kurang ajar, suster itu." Indrita mengencangkan suaranya."Gala, kamu tidak apa-apa, Sayang?" tanya Indrita kemudian memeluk Gala, putranya.Gala terlihat begitu kacau, bajunya basah, Ia seperti syok. Indrita membuka ikatan yang mengikat tangan putranya itu. Gala terdiam, hanya sorot matanya saja yang begitu tajam dengan penuh kebencian.Melewati Betara yang ingin ke kamar Gala, karena mendengar teriakkan Istrinya. Suster itu, tertunduk sambil berjalan cepat. Betara melihatnya heran, namun tak bertanya. Ia membiarkan saja suster itu terus berjalan ke luar rumahnya."Ada apa, Mi?" tanya Betara heran."Kita harus laporkan suster itu, Pi," sahut Indrita yang tak menjawab pertanyaan Betara.Betara melihat pada Gala yang sudah dibaringkan Indrita di
Baca selengkapnya
Siapa Wanita Itu
Denis membawa Zalila ke sebuah butik, Ia telah meminta pelayan butik tersebut untuk memilihkan baju yang paling cantik untuk Zalila. Alhasil, gaun pilihan pelayan butik itu kini telah dikenakan Zalila atas permintaan Denis."Bagaimana, kau suka?" tanya Denis pada Zalila."Tapi, saya tidak pernah memakai gaun seperti ini," sahut Zalila sembari melebarkan gaun berwarna dusty, menyentuh lantai dengan pita melingkari pinggangnya dan membentuk simpul di sebelah kanan batas pinggang."Itulah alasannya mengapa aku membawa mu kesini. Aku ingin melihat mu memakai baju yang lain selain seragam resto," ungkap Denis.'Kau semakin manis, Lila!' batin Denis."Tapi, Mas Denis. Saya harus kembali ke Resto, saya harus kembali bekerja." Zalila beranjak berniat ingin segera mengganti gaun itu dengan seragam kerjanya kembali.Denis meraih tangan Zalila dengan cepat, mencegahnya agar tak terburu-buru mengganti baju. "Sudahlah, kalau pemilik restonya saja tak melarang
Baca selengkapnya
Kedatangan Denis
Sore pun tiba, Zalila bersiap akan pulang. Jam kerjanya telah selesai, bergantian dengan shif dua karyawan lain.Berbarengan dengan Lucy keluar dari Resto. Langkah Mereka terhenti, ketika ada seseorang memanggil Zalila."Lil!" panggil Denis, sambil berlari kecil untuk lebih mendekati Zalila."Iya, Pak!" sahut Zalila, sebelumnya melirik pada Lucy. Sahabatnya itu pun, membalas dengan melihatnya juga."Bagaimana? mau ku antar pulang?" tanya Denis yang telah sampai pada kedua karyawannya itu.Zalila dan Lucy kembali saling melirik, kemudian Lucy mencolek Zalila dengan sikutnya. Mengangkat kedua alis lengkungannya dan menggerakkan wajah cantiknya kearah Denis, Lucy memberi kode agar Zalila menerima tawaran Denis.Merasa di dukung, Denis tersenyum girang. Zalila sendiri mengikuti saran Lucy, karena Ia selalu percaya dengan sahabatnya itu.Zalila sampai di rumahnya dengan diantar Denis."Ini rumahmu, Lil?" tanya Denis melihat rumah Zalila dar
Baca selengkapnya
Gaunnya?
Ibu! ada apa?" tanya Zalila terbangun."Ini, Ibu tidak sengaja menendang tas kertas, kamu," sahut Radiah."Ternyata isinya baju bagus begini," lanjutnya."Oh, itu baju dari pak Denis," ungkap Zalila yang dilanjutkan dengan menguapnya."Dari pak Denis?" tanya heran ibu Zalila.'Ada ya, bos sebaik ini' batinnya."Lila, apa mungkin pak Denis, su--," ucapan Radiah terpotong melihat Zalila yang tertidur kembali.Keesokan harinya..."Duh, yang kemarin diantar pulang pak bos!" ledek Lucy, saat bersamaan sampai di restoran.Belum lah menimpali ledekan dari Lucy, muncul pula Denis dari belakang.Zalila kini sudah menginjak tiga tahun menjadi karyawan di restoran milik Denis. Di tahun ini, Denis baru mulai lebih mendekati Zalila, karena kesibukannya dengan beberapa Restorannya di beberapa tempat lainnya.Pertemuannya yang diawali sebuah peristiwa membuat hubungan mereka berlanjut menjadi hubungan antara karyawan dan bosnya. Nam
Baca selengkapnya
Awal Perjumpaan dengan Denis
Zalila mengedarkan pandangannya kesemua arah, Ia melihat banyak orang-orang berpakaian bagus-bagus dan mewah. Terutama pada wanitanya, yang gaunnya menjuntai hingga lantai dan ada yang begitu seksi menampilkan bentuk lekuk tubuh idealnya.Sepasang pengantin yang berdiri  di pelaminan, menyambut ceria orang-orang yang memberi selamat kepadanya. Semuanya telah jelas, jika Denis mengajak Zalila ke sebuah pesta pernikahan."Ayo, La!" ajak Denis lalu menggandeng bahu Zalila.Zalila menurut mengikuti langkah Denis, dan membiarkan tangan Denis merangkulnya walaupun Ia merasa tak nyaman."Hai, Denis!" sapa seorang wanita, Cantik sekali penampilannya."Hai!" balas Denis tanpa ekspresi."Ini pacar kamu?" tanya kemudian.Baru saja Zalila ingin menyanggah pertanyaan itu, Denis yang sudah keburu menjawab."Iya, pacarku," ucapnya."Oh, turun ya selera kamu," cibir wanita itu, usai menatap detail Zalila. Dalam pandangannya, Zalila memang t
Baca selengkapnya
Betara, Zalila dan Indrita
Pertanyaan itu tak keburu terjawab, karena Mereka telah sampai rumah Zalila.Zalila membuka pintu mobil sebelah kiri untuk turun, sementara Denis tidak turun dari mobil."Tidak masuk dulu, Pak?" tanya Zalila sebelum menutup pintu mobil."Tidak, Lil. Sudah malam, sampaikan saja salam saya pada Ibu," jawab Denis."Oh, ya sudah, nanti saya sampaikan," balas Zalila.Zalila membuka pintu rumahnya yang tak terkunci, begitu masuk langsung terlihat ibunya yang tertidur duduk di bangku.'Ibu' gumamnya.Zalila mendekati Ibunya yang masih tetap tertidur, karena langkah Zalila sangat dipelankannya. Duduk di samping Ibunya, Zalila menatap wajah sang Ibu dengan sendu."Ibu! Ibu sehat terus ya, Bu. Jangan sakit lagi, aku tidak mau Ibu sakit lagi" ucapnya pelan.Menatap wajah Ibunya semakin dalam, Zalila jadi teringat saat keadaan Ibunya yang kritis ketika berada di rumah sakit."Ibu anda harus segera di operasi, ginjalnya harus di angkat
Baca selengkapnya
Zalila Mengintai
Seminggu sudah tidak ada kabar dari Betara. Membuat Zalila merasa keheranan, hingga akhirnya Ia mencoba untuk mencari tahu. Karena Ia takut, jika tiba-tiba Betara dan anak buahnya akan menyerangnya lagi.Dari kejauhan Zalila mengintai rumah Betara. Memanjangkan pandangannya, Zalila mendapati rumah itu begitu sepi. Pagar rumah yang tinggi terlihat terbuka.Pukk...Seorang Ibu menepuk pundak Zalila, membuatnya terkejut."Sedang apa, mengintai seperti itu?" tanya."Tidak apa-apa, Bu. Saya hanya--," sahut Zalila gugup."Hati-hati kalau sampai Tuan Betara tahu," katanya lagi memperingati."Sebenarnya saya sedang ada urusan dengan Tuan Betara, tetapi sudah seminggu ini Tuan Betara tidak menemui saya," ungkap Zalila.Ibu itu menganggukkan kepalanya, seperti mengerti maksud Zalila."Maksud mu, tidak meneror, bukan?" "Tuan Betara itu sedang tertimpa musibah,""Ya, semoga saja selamanya. Biar tahu rasanya sulit orang yang
Baca selengkapnya
Masuklah Ke Kamar Mandi!
"Terimakasih," ucap Zalila usai kepada seorang apoteker, usai membayar dan menerima obat yang dibelinya.Berbalik badan, Zalila langsung berhadapan dengan Indrita. Terjadilah saling pandang, namun Zalila langsung tertunduk."Kau, Zalila," sebut Indrita.Zalila tetap tertunduk, tak berani mengangkat wajahnya. Ia sangat ketakutan.Indrita terus menatap dalam Zalila, ada sesuatu yang Ia pikirkan tentang Zalila."Ayo ikut aku." Indrita menarik Zalila untuk segera keluar dari apotik.Di luar, Indrita baru melepaskan dari mencekal pergelangan tangan Zalila."Kamu enak-enakan beli obat, sementara hutangmu belum juga kau bayar!" ketusnya memarahi Zalila."Maaf Nyonya, obat ibu saya sudah habis," sahut pelan Zalila.'Hmm!' batin Indrita sambil mengangguk-angguk.Indrita menarik lagi Zalila, mengajaknya secara paksa untuk masuk ke dalam mobilnya."Cepat masuk!" hentak Indrita."Tapi, Nyonya. Saya harus memberikan obat ini
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status