Obsesi Tuan Hagen

Obsesi Tuan Hagen

Oleh:  Blezzia  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.8
99 Peringkat
176Bab
83.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Semua orang takut padanya, dan menganggap dia pria paling berbahaya. Bahkan, apa pun yang keluar dari mulutnya adalah perintah yang tidak bisa dibantah. Sehingga orang-orang menjulukinya: Tuan Hagen Tanpa Hati. Karena memang dia tidak punya sama sekali. Malangnya, akibat hutang sang Ayah, Camellia Duncan harus menerima konsekuensi dengan memilih salah satu dari tiga pilihan yang diberi oleh pria paling ditakuti. Namun, bukan Camellia namanya, jika menyerah dengan mudah. Apapun akan gadis itu lakukan, demi membuat Blake Hagen menyadari; bahwa tidak semua orang memujanya seperti Dewa. .......................................... "Aku memberimu waktu untuk tiga pilihan." - Blake Hagen. "Tapi aku tidak akan pernah memilih apapun." - Camellia Duncan. Cover: Pinterest

Lihat lebih banyak
Obsesi Tuan Hagen Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
novica riza
bagus banget novelnya kakak..
2022-07-20 22:32:26
4
user avatar
Blezzia
The End TAMAT Thank You <3<3<3 Tanpa kalian, Blezzia mungkin gak akan bisa menamatkan cerita ini. Sekali lagi, terima kasih atas kesabaran kalian semua^^ Kita bertemu di cerita berikutnya ya. Dan novel ini tidak ada lanjutannya lagi. Maaf :( Much Love Blezzia
2022-07-20 07:19:02
6
user avatar
Dini Anggraeni
bagus bgt kk.............
2022-07-06 05:43:13
2
user avatar
Dini Anggraeni
tamat....kyknya pendek...demon's bride nya dong kk..
2022-07-06 05:42:48
1
user avatar
Blezzia
6 BAB lagi novel ini tamat :'( Huaaaa :'(
2022-07-06 02:01:00
2
user avatar
Blezzia
Bentar lagi tamat, kali ini beneran ya XD. Perkiraan 10 BAB lagi. Ada yg pgn tahu awal Camellia sama Hagen ketemu? Eh, satu lagi, Gavin bakal ada ekstra part jga dan update dlm wktu dekat. Hutang Blezzia banyak banget sama kalian :') Sorry, Mianhae~ saranghaeyo deh buat kalian semua yg sabar nunggui
2022-06-25 22:49:47
4
user avatar
Blezzia
Barusan Update, Sore nanti update lagi^^ Stay Tune
2022-06-23 02:52:18
4
user avatar
Ina Ernawati
kok lama up nya... hikz hikz
2022-06-10 07:30:07
4
user avatar
dtyas
mampir thor, seru ceritanya
2022-06-06 15:50:59
0
user avatar
alisa
baru 90 bab, sdh kehabisa koin, ...
2022-06-06 15:48:34
0
default avatar
Echi
Yeey semangat thor......,,, setia nunggu karya author satu ini
2022-05-20 10:02:02
3
user avatar
Ina Ernawati
kasian juga ya Irene,,,, kayanya dia baik sih cuma di setir bibinya....
2022-05-09 11:45:24
3
user avatar
Ina Ernawati
kapan up lg kak?
2022-04-27 05:51:38
0
user avatar
Midita Dita
author kapan cerita hagen yang bari di up ?????
2022-04-26 19:58:37
0
user avatar
Ina Ernawati
novel bagus......
2022-04-21 19:37:19
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 7
176 Bab
Prolog
Pukul 08:00 Malam di Lancester, Perbatasan Denver. Seorang gadis duduk menyendiri dengan posisi tubuh meringkuk di atas bangku, sedang kedua tangan memeluk diri di sudut ruangan sebuah kantor polisi. Tampak baju dan rambutnya acak-acakan serta luka di sudut bibir dan memar di pipi bagian kiri. Tatapan gadis itu terlihat kosong dengan kepala menunduk ke bawah, terpaku pada kaki telanjangnya yang mulai kedinginan, namun tidak dia pedulikan. Bahkan suara-suara ribut dalam kantor kepolisian tidak lagi dia dengar. Begitu pula para petugas yang sejak tadi lalu-lalang di depan kursi tampak tidak menyadari keberadaannya. Gadis itu seolah tidak terlihat, dan dibiarkan sendiri di sudut tanpa seorang pun mendekat. Tubuh rapuhnya semakin mengkerut di kursi. Rasa takut dan trauma kejadian tadi masih membekas dalam ingatan. Bahkan bila diperhatikan, gadis itu terlihat menggigil. Berkali-kali dia mengusapkan tangan pada kedua lengan yang mel
Baca selengkapnya
BAB 1 I Skandal Keluarga Duncan
Dua Minggu Yang LaluSeluruh stasiun televisi memberitakan hal yang sama sejak beberapa hari; berita skandal perselingkuhan dan kasus korupsi seorang pengusaha ternama dan paling berpengaruh di Lancester, yaitu Edgar Duncan. Diikuti dengan layangan perceraian sang istri, Amanda Duncan. Setelah menyebarnya kasus perselingkuhan tersebut di media yang membuat heboh jagat raya.“Saat ini Amanda Duncan menolak untuk memberi komentar terhadap kasus yang menyandung Edgar Duncan. Wanita berusia empat puluh tahun itu meminta media untuk berhenti mengejar-ngejar keberadaannya, karena dia sedang dalam masa penyembuhan diri akibat kasus yang menjerat sang suami,” jelas seorang reporter dari salah satu media yang menunjukan video rekaman ketika Amanda dikawal beberapa bodyguard saat memasuki sebuah mobil di tengah-tengah kerumunan paparazzi dan media.Dari layar televisi, tampak mantan model tersebut menyembunyikan wajah dengan syal dan topi bund
Baca selengkapnya
BAB 2 I Tidak Satupun Kenangan Tersisa
Sekembalinya dari rumah sakit, Camellia membuka pintu rumah. Seketika dia terjang oleh kenangan secara bertubi-tubi saat melihat ruang tengah rumahnya kosong dari segala perabotan mewah yang dulu pernah menghiasi tempat itu.Tangan gadis tersebut membeku di gagang pintu, sedang matanya panas ketika menyapu ke seluruh sudut ruangan. Tidak ada sedikit pun kenangan yang tersisa.Bahkan, foto-foto beserta lukisan yang pernah memenuhi setiap sisi dinding hanya menyisakan jejak keberadaannya saja. Membentuk sebuah bayangan hitam seperti bingkai yang menandakan dulunya pernah ada benda di sana.Memori Camellia masih mengingat jelas, bahwa dinding itu penuh akan hiasan bernilai jutaan dollar yang tersusun hingga memenuhi seluruh ruangan.Dengan langkah lelah, Camellia pun memasuki rumah dan menutup pintunya rapat.Seketika tubuh gadis itu pun luruh ke lantai, kemudian dia melipat diri dan merebahkan kepala pada lutut yang terasa sangat rapuh. Seolah, tidak
Baca selengkapnya
BAB 3 I Pria Asing Di Depan Pintu
Langkah Camellia terdengar ragu-ragu saat mendekati pintu. Namun, dia pernah merasakan hal seperti ini saat di awal-awal kebangkrutan sang Ayah.Ketika itu, banyak debt collector mendatangi rumah mereka, dan satu per satu perabotan di sana diangkut paksa. Mulai dari lukisan sampai album foto keluarga. Katanya, bingkai pada foto-foto itu bernilai ribuan dollar.Camellia tahu akan hal itu, sehingga dia tidak bisa berkata apa-apa dan meminta agar setiap lembar foto dikembalikan pada waktunya.Dia juga ingat sangat jelas, ketika semua isi lemari dan guci diambil sampai tidak bersisa. Membuat Camellia kesulitan memilih baju untuk keluar rumah. Karena itulah, tidak lagi ada benda yang bisa dipakai di sana.Jadi, kali ini apa lagi yang mereka minta? Tubuhnya?Menyadari ke mana arah pemikirannya saat ini, Camellia pun menggelengkan kepala. Tidak mungkin dia akan merendahkan diri sampai sejauh itu, sehingga tanpa sadar kesedihannya semakin dalam.Tet
Baca selengkapnya
BAB 4 I Sentuhan Pria Itu
Blake Hagen. Pria paling ditakuti di seluruh Kota Lancester. Dia menguasai perdagangan dan beberapa hal yang diisukan sebagai transaksi ilegal. Bahkan, gadis sepolos Camellia pernah mendengar legenda yang menceritakan bagaimana pria itu bekerja di tempat yang tidak seharusnya.Banyak orang yang tidak ingin berseberangan dengan si lelaki pemilik mata obsidian, karena sekali saja membuat Blake Hagen marah, maka kedamaian hanya tinggal angan-angan.Itu sebabnya Camellia tidak mampu membalas tatapan pria itu setelah dia mempelajari nama yang sangat tabu disebut di seantero Kota Lancester. Apa lagi saat ini dia berada dalam radar pria itu yang merupakan berita buruk bagi masa depan Camellia.“Apa kau tidak mau menyambut uluran tanganku?”Pertanyaan pria tersebut mengangkat kepala Camellia seketika. Dan saat itulah dia baru menyadari bahwa sejak tadi Hagen menunggu jabatan tangan darinya, yang tentu saja tidak ingin Camellia lakukan.Akan tet
Baca selengkapnya
BAB 5 I Sebut Namaku, Princess
“Sebut namaku, dengan begitu aku akan melepasmu,” bisik Hagen yang sengaja menyentuhkan pucuk hidung mereka, membuat Camellia menahan napas untuk sementara.Hal itu membuat dada Camellia naik turun. Dalam sekejab paru-parunya meminta asupan oksigen dengan cepat. Berdekatan dengan pria itu membuatnya sesak.Dengan gelisah, ujung lidah Camellia menyapu bibir ranumnya yang sedikit merekah seperti kelopak bunga, yang tanpa gadis itu sadari mengundang perhatian Hagen seketika.Begitu dia tahu akan kesalahannya, Camellia pun mengatup bibir dan menggigit pelan mulut bagian dalamnya sembari mengutuk diri dalam hati.Tidak tahan akan godaan gadis di hadapannya yang bertingkah sangat polos, Hagen menyentuh bibir Camellia menggunakan ujung ibu jari dengan sengaja, membuat mata gadis itu membulat sebesar purnama, menjadikan napas Camellia tercekat saat itu juga.“Apa sesulit itu menyebut namaku, Princess?” bisik Hagen dengan suara renda
Baca selengkapnya
BAB 6 I Tidur Denganku Selama Satu Tahun
“Ti-tiga pilihan?” tanya Camellia terbata-bata.Mata bulat jernihnya yang berwarna hazel menatap Hagen penuh kebingungan.“Ya, aku memberikan tiga pilihan yang dapat melunasi seluruh hutang keluargamu,” jelas Hagen dengan kedua jempolnya yang mengelus halus permukaan wajah gadis itu.“Apa yang … kau mau?”Senyuman Hagen semakin lebar, namun tatapan lembutnya yang tadi digantikan dengan suatu pandangan … vulgar. Seketika mengetuk hati Camellia dengan kerasnya, membuat dia lupa caranya bernapas untuk sesaat.Gadis itu pun memegangi pergelangan tangan Hagen, bermaksud menepis sentuhan pria itu pada tubuhnya, namun Camellia tidak mampu menghalau tangan pria itu walaupun hanya seinci. Menjadikan Camellia frustrasi yang jelas tergambar dari ekspresi wajahnya.Hal itu memudahkan Hagen untuk membaca setiap perubahan emosi Camellia, layaknya lembaran buku yang sedang pria itu baca.Masih dengan
Baca selengkapnya
BAB 7 I Blake Hagen, Si Brengsek
Langkah Camellia yang menaiki tangga tampak terseok. Pandangan matanya yang menatap lurus ke depan terlihat kosong. Kini, kepalanya dipenuhi oleh perkataan-perkataan Hagen, yang terus membayangi di sepanjang jalan menuju kamar.“Tidur setahun dengannya, katanya,” gumam Camellia yang seketika menghentikan langkah. Satu tangannya yang memegang anak tangga mengepal erat. “Aku tidak akan tidur denganmu! Kau pria brengsek!”Sekuat tenaga Camellia berteriak, hingga tubunya setengah membungkuk.“Siapa kau yang berani-berani merendahkanku!”Dia memukul keras pegangan tangga di bawah tangannya sampai telapaknya mati rasa.“Dasar kau @$%^&@ dan juga @#4$%#& kuharap juniormu %$#@^& dan ****** Mati saja kau @#%^&.” Gadis itu pun terus memaki tanpa jeda dengan kata-kata sangat vulgar dan penuh warna, yang kebetulan saja dia dengar dari pekerja kebun serta para pelayan ketika rumah itu masih berada
Baca selengkapnya
BAB 8 I Telepon Tidak Terduga
Pena di tangan Camellia melingkari setiap daftar tempat yang sedang mencari karyawan. Sebagian dia coret dengan tambahan catatan kapan akan memasukkan lamaran di sana.Beberapa waktu lalu, dia bahkan melamar secara online ke beberapa perusahaan yang hanya membutuhkan ijazah SMA, tapi semuanya memberikan jawaban serupa.‘Maaf kan kami, Miss Duncan, tetapi anda tidak sesuai kualifikasi yang kami cari.’Anehnya, semua perusahaan itu menuliskan hal yang sama. Seolah-olah ada seseorang yang mendikte mereka. Dan satu-satunya pelaku yang dia curigai adalah Blake Hagen.“Dasar bajingan,” umpat Camellia seraya melempar pena ke dinding hingga tutupnya pecah.Dia melipat kaki di bawah tubuh dan memeluknya erat sembari membenamkan kepala.Sekuat tenaga gadis itu menahan isak tangis, hingga merasa sesak di dada.“Hhhh …,” desahnya, menarik napas keras dengan rasa putus asa. “Apa yang harus kulakukan
Baca selengkapnya
BAB 9 I Kau Ingin Melakukannya Denganku, Princess?
Langkah kaki Camellia saat melintasi trotoar tampak lesu. Gadis itu bahkan menggunakan tas selempang di atas kepala untuk menghalau terik matahari yang perlahan meninggi.Dan dengan menahan rasa lapar, Camellia pun mempercepat langkah.Beberapa kali kepalanya menoleh ke belakang, karena dia merasa seakan sedang diikuti, tapi tetap saja tidak ada siapa-siapa di sana.“Tenanglah, Camellia. Itu hanya imajinasimu saja,” bisiknya sembari terus berjalan.Saat mendekati sebuah restaurant kecil, langkah Camellia terhenti. Wajahnya sedikit berbinar begitu mendapati iklan lowongan pekerjaan yang ditaruh tepat di depan jendela kaca.Gadis itu melirik sebentar lowongan tersebut, sebelum akhirnya dia masuk ke dalam dan berpapasan dengan salah satu pelayan wanita yang memiliki usia tidak jauh dengannya.“Hay, bolehkah aku berbicara dengan manajermu?” tanya Camellia secara tiba-tiba yang menyebabkan wanita pelayan itu menatapnya dua
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status