Invitasi

Invitasi

Oleh:  NurNur  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
17 Peringkat
98Bab
8.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Sebuah undangan disebar dan diterima oleh 6 orang wanita dengan beragam latar belakang dan pekerjaan. Tampilan undangan terlihat mewah. Kata 'Kehormatan' yang tertulis akan membuat siapa pun yang menerimanya merasa terhormat, hebat, penuh percaya diri. Tapi... ada sesuatu lain yang tersembunyi. Undangan yang seharusnya bisa menjadi batu lompatan untuk menjadi populer berubah menjadi tragedi. Mereka terdampar di pulau tak berpenghuni, dua korban jatuh dalam waktu dua hari. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apa tujuan pemberi undangan? Bagaimana cara mereka selamat? Dari banyak pertanyaan satu yang pasti, mereka datang karena Jovita Fabella.

Lihat lebih banyak
Invitasi Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Eneng Susanti
blurb-nya mengingatkan saya kepada novel Pesantren Impian. Pasti seru nih.
2021-08-24 02:50:11
1
user avatar
Queen yu
Seru ceritanya, bikin penasaran. lanjut...
2021-08-07 09:37:13
2
user avatar
Akarihikarii
Keren banget ceritanyaa. Dag dig dug serr
2021-07-17 16:19:15
1
user avatar
youarestarsx
ceritanya menarik nih beda dari yg lain, nice thor!
2021-07-17 16:16:43
1
user avatar
iHapsari
Wow, kak thor. Bikin dag-dig-dug aja nih bacanya. More chaaaapter kak 💕
2021-07-17 12:31:25
1
user avatar
Scarlet Crown
Seru! Cerita ini langsung aku masukin ke perpus saking serunya😭 kreatif bgt authornya!!
2021-07-07 12:44:49
1
user avatar
Kyna
Bacanya sampek nahan napas. Deg-degan uy😭jadi keinget film yang dibintangi prili sebagai penjahatnya. Keren sih
2021-07-07 09:55:00
1
user avatar
Asep Kuma
Keren banget ceritanya, penuh misteri dan ketegangan. Lanjut thor!
2021-07-07 09:53:53
1
user avatar
Orekyu
Keren Thor. Ceritanya penuh misteri, tulisannya jg rapi. Mantap👍
2021-07-03 19:28:12
1
user avatar
Buah_Kaktus
Bacanya berasa berpetualang ... bahasanya juga ringan, rapi tulisannya... semangat Thor
2021-07-02 21:37:44
1
user avatar
miss.possan
menarik bgt ini, tulisannya jg rapi bgt. lanjutin ya thorr
2021-07-02 08:08:09
1
user avatar
Azura One
Keren thor, Cewek squad di pulau. Baca awalnya sudah terasa petualangan mereka
2021-07-01 21:48:47
1
user avatar
Bunny Park
Mantaap.. lanjut terus thor
2021-07-01 21:48:11
1
user avatar
JunRio
wah, tema survival ya, lanjutkan thor!
2021-06-29 15:36:51
1
user avatar
MoonHp
Mantap Thor! Penulisan rapi dan alur menarik 😍😍😍
2021-06-29 11:21:43
1
  • 1
  • 2
98 Bab
001. Sesuatu yang Buruk.
Setelah undangan itu diterima segalanya berbeda. Semuanya berubah ... "Hei, kamu lihat Tami?" Wanita yang bertanya adalah Mika. Seperti biasa penampilannya selalu rapi, anggun, punggung tegak, kepala terangkat, dan heels yang membalut kakinya. "Tami?" Rania, orang yang ditanya justru balik bertanya. Ia sedang memastikan tidak salah dengar, kemudian menggeleng. "Tadi dia bilang mau bareng ke dermaga." Rania celingukan ke sana ke mari, mencari orang yang jelas-jelas tidak ada. "Mungkin masih di belakang," duga Rania. Mereka berjalan melewati belukar dan akar pepohonan yang mencuat di permukaan. Mereka harus berhati-hati meletakkan pijakan jika tidak ingin jatuh dan melukai diri sendiri. Mika berjalan paling depan. Heels yang dikenakan sama sekali tidak menyulitkan langkahnya. Rania mempercepat langkah, menyejajari langkah Mika. “Tami kenapa?” tanyanya penasaran. "Hari ini tingkahnya sedikit aneh." "Aneh? Contohnya?" Mika menatap Rania dengan sebal, kemudian berlalu tanpa member
Baca selengkapnya
002. Beberapa Hari Sebelumnya.
Sebuah undangan dengan kertas tebal berwarna hitam tergeletak di atas meja. Bagian sudut-sudut sampul depan terdapat ukiran berwarna emas, membuatnya terlihat mewah. Tulisan dalam undangan menggunakan tinta berwarna fanta dengan font yang memberi kesan ceria dan indah. Sangat bertolak belakang dengan latarnya yang meski mewah namun terlihat kelam.Tulisan ‘undangan’ pada sampul menggunakan tinta berwarna emas dicetak tebal dan besar. Menjadi satu kata yang bertakhta angkuh di sana. Kata kedua adalah ‘kehormatan’ dicetak di bawah kata ‘undangan’ dengan ukuran lebih kecil dengan warna yang sama.Kata ‘kehormatan’ akan membuat siapa pun yang menerima undangan merasa terhormat, hebat, penuh percaya diri. Ketika undangan dibuka, tulisan yang lebih ceria dan indah membuat siapa pun yang membacanya akan beranggapan hal yang menyenangkan akan terjadi. Mereka tidak akan terintimidasi denga
Baca selengkapnya
003. Jovita Fabella.
Jovita Fabella sedang menonton video pertama yang membuat wajahnya dikenal dan menjadi viral. Ia selalu tersenyum puas saat mengenang, merasa menang. Ia tidak salah dalam memilih langkah. Seandainya hari itu ia tidak melakukannya, maka tidak akan ada Jovita Fabella yang dikenal orang hari ini.“Ini menyenangkan.”Yang dilakukannya memang hanya pamer harta yang tidak seberapa, menyombong, sedikit memaki, kemudian merekam, dan menyebarkannya di media sosial. Hal-hal yang tidak disukai dan dibenci memang lebih mudah menarik perhatian dan menjadi pembicaraan. Jovita sukses pada serangan pertama. Video mengenai dirinya ditonton ribuan orang. Kolom komentarnya dipenuhi hujatan, kalimat ketidaksukaan, beberapa orang bahkan mau berepot-repot menuliskan nasihatnya.‘Ya ampun, Kak istigfar. Harta enggak dibawa mati.’‘Astaga, norak!’‘Orang kaya yang lebai biasanya enggak benar-benar kaya.’
Baca selengkapnya
004. Penerima Undangan.
Matahari bersinar dengan cerah. Teriknya begitu tidak bersahabat, mampu membakar kulit-kulit yang telanjang tanpa alas. Padahal waktu baru menunjukkan pukul 07.45 tapi tetap tidak memberi ampun dalam menebar gerah. Di bawah pohon, seorang wanita duduk dengan menyilangkan kaki. Rambutnya yang panjang diikat tinggi. Sapuan mekapnya tipis, maskara, dan eyeliner menghiasi matanya yang kecil namun tidak sipit. Lipstik berwarna nude mewarnai bibirnya yang tebal. Telinganya mengenakan headset yang terhubung pada ponselnya. Wanita itu tidak sedang mendengarkan lagu namun menonton siaran ulang yang ditayangkan di Youtube. Nama, Isamu Zelina. Usia 25 tahun. Siaran Youtube yang sedang ditonton memperlihatkan seorang wanita dengan wajah tirus, bertulang pipi tinggi. Rambutnya dicat pirang, panjang, hidungnya mungil, bibir bagian atas tipis. Jovita Fabella, 24 tahun. Jovita Fabella adalah seorang finance di sebuah Even Organizer. Ia sedang naik daun karena sensasi
Baca selengkapnya
005. Isamu Zelina.
Isamu Zelina adalah seorang wanita yang tertarik pada banyak hal. Ia memiliki keingintahuan yang besar. Kelebihannya yang paling menonjol adalah ia pandai menganalisa sesuatu dan dengan itu ia bisa memuaskan keingintahuannya.Sejak awal Isamu membuat beberapa akun dengan menyembunyikan identitasnya. Dengan akun itu ia bisa berhubungan dengan siapa saja, berkenalan dengan banyak orang, dan melakukan banyak hal.Menyembunyikan identitas dapat membuat Isamu tenang. Ia tidak ingin menarik perhatian, tidak ingin kehidupan pribadinya dikomentari, meski ia sering melakukan hal yang sama pada orang lain.“Dengan skandal seperti ini berharap mendapat perhatian, rendahan!” decak Isamu kesal.Beberapa kali Isamu mengulas berita mengenai skandal artis. Melalui analisa cerdasnya ia bisa mengungkap bahwa skandal yang sedang terjadi hanya untuk menaikkan pamor, promosi film, sampai pengalihan isu. Ulasan Isamu dibagikan berkali-kali, dikutip banyak orang. Ak
Baca selengkapnya
006. Firasat Buruk.
Sebelumnya semua terasa baik-baik saja. Jovita datang memenuhi undangan dengan antusias, dengan harapan besar bahwa apa yang akan terjadi nanti akan menunjang kariernya ke arah yang lebih baik.Meski orang yang pertama kali ditemuinya di tempat yang disebutkan untuk berkumpul adalah orang yang menyebalkan, orang yang suka mengatainya dari belakang, tetap tidak masalah. Selama ia mendapat keuntungan dan popularitas, ia akan menahan, mencoba bersabar. Nanti ia akan berhadapan dengan lebih banyak orang, lebih banyak kepribadian, jadi menahan diri untuk sesuatu yang lebih besar tidak masalah. Ia yakin bisa menanganinya.Satu per satu orang yang diundang mulai berkumpul. Jovita tidak mengerti alasan orang-orang itu diundang. Dari mereka tidak ada yang terkenal, tidak ada orang hebat, mereka semua terlihat biasa saja. Kata ‘kehormatan’ yang tertulis dalam undangan sepertinya hanya untuk menyanjung, tidak benar-benar mengacu pada kata ‘kehormatan&rsq
Baca selengkapnya
007. Keberangkatan.
Saat semua orang telah berjalan menuju tempat parkir kendaraan yang si Bapak pengantar tunjukkan, langkah Jovita mendadak berhenti.“Aku ... enggak ingin pergi.” Jovita berbicara pada dirinya sendiri tapi orang yang berjalan di depannya dapat mendengarkan kalimatnya dengan jelas.“Enggak ingin pergi?” Rania mengulang. Langkahnya juga berhenti, semua orang ikut berhenti, termasuk langkah Bapak pengantar. “Kenapa?”“Apa ... kalian enggak merasa aneh dengan situasinya?” Jovita memberanikan diri untuk mengatakan apa yang ia pikirkan.Rania memandang berkeliling, tidak sepenuhnya mengerti apa yang Jovita maksud dengan situasi aneh. Rania bahkan menatap tamu undangan yang lain untuk membantunya mengerti situasi yang Jovita sebut dengan kata ‘aneh.’“Apa?” Rania yang masih belum mendapatkan jawaban balik bertanya.“Karena beberapa orang yang datang
Baca selengkapnya
008. Pulau.
“Aduh, kepalaku!” Mika bangun dan memegangi kepalanya yang terasa nyeri. “Ini ... di mana?” tanyanya entah pada siapa. Mika bangun dan segera sadar ia berada di sebuah tempat yang asing. Tiga orang yang lain juga terbaring tidak jauh dari tempatnya. Semilir yang  berembus menghambur rambut hitamnya yang terurai. Aroma laut yang sedikit amis masuk ke rongga hidung. Langit yang biru, alam terbuka. Mika memutar lehernya, mengalihkan pandangannya. Mencari sesuatu yang entah apa. Mungkin penjelasan, mungkin juga sesuatu yang familier. Di belakang punggungnya hanya ada laut seluas mata memandang. Sementara di depannya terlihat hamparan pasir dan rimbunnya pepohonan. “Sudah bangun?” Isamu Zelina melangkah mendekat diikuti oleh Rania Meisy. Tampaknya mereka adalah orang-orang yang lebih dulu sadar. Pasir yang menempel di sepatu mereka menandakan keduanya telah berkeliling untuk melihat-lihat sekitar. “Sebenarnya aku sudah berusaha membangunkan ka
Baca selengkapnya
009. Vila.
Sebelum pergi mencari tempat yang bisa digunakan untuk beristirahat, Mika mengambil selendangnya dalam koper. Selain selendang, ia juga mengambil lipstik yang rencananya akan digunakan untuk menulis.“Stop, stop!” Rania tiba-tiba memekik histeris, membuat yang lain terkejut. “Lipstik mahal jangan digunakan untuk itu! Gunakan punyaku saja.” Rania mengeluarkan lipstik batang miliknya yang sudah tidak berbentuk dan hampir habis.“Ya ampun! Dia yang melakukan kenapa aku yang malu.” Jovita mengalihkan pandangannya, tidak sanggup melihat tingkah Rania yang terlalu udik.Rania tidak peduli. Ia tetap menyodorkan lipstik miliknya. Kali ini sedikit memaksa. Menggunakan lipstik mahal bukan pada tempatnya berarti menyia-nyiakan esensi dari bahan-bahan terbaik yang sudah dengan susah payah dikomposisikan. Benar-benar menyia-nyiakan sumber daya.Mika mengibaskan tangannya, “Barangku, terserah ingin kuapakan!” tegasnya.
Baca selengkapnya
010. Bangunan yang Disiapkan.
“Permisi!” Isamu mengetuk pintu. Vila merupakan bangunan tingkat dua. Bagian halaman cukup luas dengan pagar rendah. Pagar hanya dikunci seadanya sehingga bisa dijangkau dan dibuka dengan mudah. Halamannya yang luas dipenuhi dengan dedaunan kering yang berjatuhan. Tidak terlihat ada lumut meski beberapa hari lalu hujan masih sering turun. Dinding bagian samping dan setengah bagian belakang merupakan dinding kaca namun tertutup gorden dari dalam. Rania sudah mencari celah untuk bisa mengintip tapi semua bagian tertutup rapat oleh gorden. Di bagian belakang bangunan ada kerukan yang mungkin rencananya akan dijadikan kolam renang namun kini hanya ditumbuhi ilalang liar. Rumput tumbuh lebih tinggi dan lebat. Belalang dan berbagai macam serangga melompat  bergantian. “Permisi, apa ada orang?!” teriak Isamu lagi. Isamu dan Mika berdiri di depan pintu, Rania berkeliling bangunan, sementara Jovita, Adien, dan Tami berdiri sedikit lebih jauh dari
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status