Antara Dendam dan Cinta

Antara Dendam dan Cinta

Oleh:  Yani  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
37 Peringkat
123Bab
12.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Mulan dan Maya melakukan sebuah ide konyol untuk bertukar posisi selama 90 hari. Sebuah rencana yang berhasil menjungkirbalikkan kehidupan keduanya. Maya yang terbiasa hidup bagai putri kerajaan harus melawan kerasnya berjuang di dunia luar. Sedangkan Mulan, dalam satu kesempatan yang tidak disengaja, semua luka di masa lalunya terkuak kembali. Membuat sebuah amarah dan dendam yang harus segera terbalaskan. Bagaimana mereka menjalani sisa waktu dengan berbagai rahasia yang telah disusun sedemikian rupa. Sandiwara dan cinta bagaikan kawan dan lawan sekaligus. Ibarat pepatah, Blood is thicker than water. Diam-diam, keduanya dipermainkan oleh takdir yang lucu.

Lihat lebih banyak
Antara Dendam dan Cinta Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Ade Irma
ini crita nya gak di update lagi ta??
2021-09-27 04:20:04
3
user avatar
Ray Basil
Mantap thor lanjut ✊😍
2021-07-07 12:18:12
4
user avatar
I am_Indah
Aku suka banget sama cerita yang kek gini. Nanti aku mampir lagi buat baca ya, Kak. Semangat terus untuk kedepannya 😁
2021-07-04 23:50:59
3
user avatar
Rafli123
Mampir lagi aku kak❤️
2021-07-04 11:45:19
2
user avatar
Aya Warsita
Bagus ceritanya kak, gak sabar nunggu kelanjutannya 😘
2021-07-04 11:42:32
1
user avatar
Rafli123
Keren kak ceritanya, aku suka
2021-07-04 08:40:35
2
user avatar
Natalie Bern
ide ceritanya bagu, semangat up
2021-07-03 11:23:51
2
user avatar
Senja Kelabu
Kereeen ceritanya kak semangat
2021-07-03 05:24:25
2
user avatar
Yuan Publihsing
Suka banget sama ceritanya. Unik
2021-07-03 00:18:39
2
user avatar
Hansaehi
Suka banget chemistry nya Mulan sama juan 😍😍😍 penasaran sama kelanjutannya ❤❤❤❤
2021-07-02 21:31:44
1
user avatar
IztaLorie
Gemas sama Juan dan Mulan, kira-kira kelanjutannya gimana ya? Semangat update ya, Kak 🤗
2021-07-02 21:24:27
2
user avatar
Secret.Vee
Ceritanya menarik Kak author, semangat up up up 😁
2021-07-02 21:22:20
2
user avatar
Secret.Vee
Up yg banyak thor
2021-07-02 21:21:42
2
user avatar
Esi Apresia
Bertukar posisi 90 hari. Cerita yang unik dan langsung masuk rak. Lanjut kan upnya im waiting ...up up ....
2021-07-02 21:20:24
2
user avatar
Secret.Vee
Ayo up lagi thor
2021-07-02 21:19:53
2
  • 1
  • 2
  • 3
123 Bab
Prolog
Mulan memaki dalam hati. Sejak dua jam yang lalu, tak hentinya dia mendumel dengan suara kecil. Kakinya terasa lecet dan perih. Tidak perlu dilihat pun, sudah pasti kulitnya memerah karena terkelupas. “Ini gara-gara high heels sialan!” umpatnya, memandang penuh dendam pada benda yang membungkus kakinya dan sangat menyiksa. “Sayang, kamu mengumpat?” tanya Joe, anak ketiga dari keluarga Walter yang ternama, seorang pemuda yang sementara harus Mulan sapa dengan panggilan “Kakak”. Mulan menggaruk pipi kanannya pelan, memasang senyum bodoh untuk menutupi kegugupannya. “Nggak kok. Kakak salah dengar saja.” Alis Joe bertaut, menatap gadis di hadapannya—orang yang dia kira adalah adiknya—dengan aneh. “Serius?” “Iya.” Kepalanya mengangguk kuat. Joe tersenyum dengan wajah lega. Cepat sekali percaya pada jawaban yang didengarnya. Dia mengusap pelan rambut Mulan, hal yang sering dilakukannya pada sang adik. “Baiklah. Mungkin Kakak memang
Baca selengkapnya
Ide Konyol
Beberapa hari berikutnya, mereka kembali bertemu. Tidak mudah bagi seorang Maya bisa lolos dari pengawal pribadinya. Pria yang seumuran dengan kakak keduanya, sudah berkerja selama dua tahun, dan bertugas mengikuti ke mana pun dirinya pergi. Hal yang semakin membuat Maya terkekang. Dia perlu mengelabui sang pengawal agar bisa kembali menemui Mulan di tempat yang mereka sepakati. “Maaf, kamu sudah lama datang?” Maya datang dengan napas memburu. Dia bernapas lega setelah bisa sampai di sini dengan aman, tanpa mengundang kecurigaan orang rumah. Mulan menatapnya dengan datar. “Cukup lama sampai menghabiskan tiga gelas minuman,” jawabnya dengan tatapan mengarah pada tiga gelas di depannya.   Maya meringis. Dia ikut menatap sisa gelas kosong itu dengan rasa bersalah. Mulan terlalu jujur dan tidak suka basa-basi, cukup mampu membuat Maya merasa tidak nyaman. “Maaf, ya. Tadi aku ada sedikit kendala karena pengawalku. Ish, Bruce terlalu mengekang sam—” “L
Baca selengkapnya
Hari yang Berat
Baru pertama kali ini Mulan menginjakkan kaki di sebuah mansion yang lebih menyerupai istana. Bagaimana tidak? Arsitektur yang kental dengan bangunan bergaya Eropa modern yang cukup elegan. Perpaduan warna gold and white semakin menambah kesan mewah pada mansion yang memiliki luas berhektar-hektar itu. Mulan berusaha mengingat setiap detail bangunan mansion ini dengan otak pintarnya. Meski sangat luas, tapi cukup tertata hingga mudah diingat. Para pelayan yang berjumlah puluhan tidak pernah absen dalam pandangannya. Mereka sibuk hilir mudik dengan kegiatan masing-masing. Sedangan di bagian luar, ada sekitar 20 pengawal berbadan kekar yang setia berdiri dengan wajah tanpa eskpresi. Mereka hanya menuduk sopan saat Mulan melewatinya begitu saja. Sepertinya sampai detik ini tidak ada yang sadar tentang penyamarannya. Hal yang cukup melegakan sebenarnya. “Maaf, Nona.” Seseorang datang menyapanya. Mulan menghentikan langkahnya dan menoleh pada pria itu. Al
Baca selengkapnya
Perasaan Tabu
Pagi menjelang, Mulan sudah berpenampilan cantik. Dia duduk di depan cermin dan memandang pantulan dirinya di sana. Rambutnya yang sengaja dicat belum luntur dan tergerai dengan indah. Meski gerah, dia harus bertahan. Katanya, Maya tidak suka mengikat rambutnya sendiri dan Mulan harus terbiasa mengikuti gayanya. Sedangkan bagian wajah, dia hanya sedikit memolesnya agar warna kulit aslinya tersamarkan. Gaun selutut dengan warna pink cukup memberi kesan manis pada penampilannya yang terbiasa tomboy.  Style Maya memang cukup girly. Bahkan di bagian walk in closet, hampir semua gaun bermotif bunga dengan warna soft. “Akhirnya.” Mulan mendesah panjang. Dia segera berdiri dan beranjak dari sana. Tujuannya kali ini ruang tengah. Dia ingin sedikit berkeliling lagi sebelum ke ruang makan. Menurut cerita dari Maya, ritual sarapan adalah kegiatan wajib bagi seluruh anggota keluarga di sini. Tidak ada yang boleh melewatinya begit
Baca selengkapnya
Hampir Saja!
Juan menutup berkas pekerjaannya dengan kasar. Dia menghempaskan punggungnya di sandaran kursi. Beberapa Minggu ini dia terlalu lelah. Lelah dengan pekerjaan yang menumpuk, dan lelah menghindar dari adik perempuannya. Beberapa kali dia seperti bermain kucing-kucingan. Berangkat pagi dan pulang larut agar tidak bersitatap dengan Maya. Bahkan sikapnya juga berubah menjadi dingin dan tak tersentuh pada sang adik.Juan belum menyiapkan diri berhadapan dengan sang adik setelah kejadian beberapa minggu lalu. Kaget? Jelas. Dia tidak percaya Maya mampu mengungkapkan hal yang tak pernah dibayangkannya.“Aku cinta kakak. Bukan sebagai seorang adik, tapi sebagai perempuan yang mencintai prianya.”Ungkapan Maya malam itu masih membekas di otaknya. Juan hanya mematung tanpa merespon apa pun. Tangannya yang berada di kepala sang adik, perlahan turun. Terlalu syok dengan keadaan yang menurutnya sangat buruk.Juan hanya memberikan tatapan datar, sebe
Baca selengkapnya
Seperti Biasa
Pagi ini Mulan berniat jalan-jalan sebentar. Beberapa hari di sini dirinya malah terasa dikurung dalam sangkar emas. Memang semua kebutuhannya terpenuhi dengan sangat lengkap, bahkan apa pun yang dimintanya selalu dipenuhi dengan mudah. Namun, tetap saja dia bosan di dalam mansion ini terus. Belum pernah sekalipun dirinya menginjakkan kaki di luar. Setelah acara sarapan, ketiga kakaknya sudah menjalani aktivitas masing-masing. Tadi dia pun sempat melihat Joe dan Julian yang sudah pergi dengan mobil masing-masing. Sedangkan Juan? Mulan mengedikkan bahu pelan. Tidak peduli pada si datar itu. Dia belum melihat batang hidungnya lagi. Mereka bahkan jarang bertegur sapa setelah kejadian di perpustakaan tempo itu. Mulan tak ambil pusing. Dia hanya ingin menjalani harinya dengan damai selama di sini. Saat dirinya baru membuka pintu kamar, sudah ada sosok pria yang berdiri di depan sana. Mulan memutar bola mata jengah melihatnya. Satu penghalang yang selalu merepotkan. Dia ti
Baca selengkapnya
Mulai Penasaran
Joe menatap bergantian pada adik dan kakak pertamanya. Sejak pulangnya dari kampus siang ini, suasana di ruang tengah terasa menegangkan. Dia seperti berada di tengah-tengah perang dunia yang siap meledak kapan saja. Joe menatap kakak pertamanya, Juan. Beberapa waktu belakangan sikap sang kakak menjadi semakin dingin. Bahkan Juan yang biasanya lembut pada Maya, tampak semakin tak tersentuh. Ini jelas tak seperti biasanya. Joe sampai bingung dengan perubahan tersebut. Sepertinya ada hal yang disembunyikan Juan dari mereka semua. Lalu dengan Maya? Sang adik berubah menjadi perempuan dengan sifat yang berkebalikan dari sebelumnya. Mulai dari tutur kata sampai gesture tubuh. Entah dirinya yang terlalu berlebihan atau yang lain memang tidak peka. “Uhuk.” Joe pura-pura terbatuk. Namun baik sang adik maupun kakaknya hanya melirik sekilas. Tak ada yang berniat membantunya. “Uhuk ... Uhuk.” Joe semakin mengeraskan batuknya. Dia semakin kesal saja melihat resp
Baca selengkapnya
Tidak Semudah Itu ...
Maya menghela napas panjang. Seharian ini dia benar-benar suntuk, bosan, dan tidak ada kerjaan sama sekali. Dia sudah berhenti dari tempat kerjanya kemarin. Dia tidak bisa terus di sana dan beresiko bertemu dengan sang kakak suatu hari nanti. Itu hanya akan membahayakan rencana yang sedang dijalani. Namun setelah berhenti, sekarang dia malah tidak memiliki aktivitas apa pun. Mencari pekerjaan baru pun tidak semudah bayangannya selama ini. Dia banyak mendapatkan penolakan bahkan saat pertama kali melamar. Kemarin sempat pula dia bekerja di sebuah restoran sebagai pelayan ganti. Namun baru dua jam, dia sudah berhasil memecahkan lima piring dan tiga gelas mahal. Maya jelas dimarahi habis-habisan sampai dia pulang dalam keadaan menangis. Sedikit keberuntungannya, dia tidak dituntut ganti rugi. Padahal bisa saja pihak restoran menagih ganti rugi dari barang mahal yang dipecahkannya. Maya merasa tidak cocok berkerja di restoran itu. Bahkan luka di tangannya belum juga semb
Baca selengkapnya
Pria Misterius
“Kamu mau ke mana?” Julian yang baru datang menatap heran dengan penampilan Joe. Adiknya itu tampak sangat rapi, seakan mau pergi saja. Biasanya Joe tidak pernah berpenampilan serapi ini bila hanya mau pergi ke kampus atau bermain.    “Pesta.” “Dengan Maya?” tebak Julian yang memang benar sepenuhnya. Joe memberikan senyum lebar dengan anggukan mantap, Julian mendengus melihatnya. “Cari pasanganlah. Jangan selalu membawa Maya sebagai pasangan ke pesta begini.” “Malas. Selama ada Maya, untuk apa wanita lain?” jawabnya santai. “Masalahnya kamu terlalu mendominasi. Aku jadi tidak punya waktu membawa dia,” tukas Julian dengan jengkel. Joe berdecih, sangat paham dengan maksud sang kakak. Julian juga butuh Maya untuk menjadi pasangannya. Memang ketiga pria Walter tidak pernah terlibat skandal dengan wanita mana pun. Mereka single dan bahagia. Sampai detik ini, wanita tidak masuk ke dalam pikiran mereka. Terlalu banyak urusan dan ta
Baca selengkapnya
Penekanan
Juan tidak bisa tenang. Sejak tadi yang dilakukannya hanya melihat pergerakan jam dinding yang sangat lambat. Entah baterainya yang akan habis, apa memang kesabarannya yang mulai menipis. Rasanya dia ingin memutar jam secepat mungkin dan menunggu kedatangan sang adik. Sudah dua jam sejak kepergian Maya dan Joe, sampai saat ini belum ada tanda-tanda kepulangan keduanya. Juan makin gusar sendiri. Dia jelas melihat penampilan gadis itu yang sangat cantik luar biasa. Padahal dia sering melihat penampilan Maya yang sejak lahir memang cantik, tapi kenapa malm ini terasa sangat berbeda. Maya memang bakat membuat orang terpikat, terjerumus pada pesona yang tidak mudah ditampik. Semakin Juan berusaha menghindar, jiwanya malah makin terikat tanpa sadar. Entah kenapa Juan baru menyadari beberapa hari ini. “Sialan! Kenapa mereka lama sekali.” Juan makin gusar. Dia tidak bisa tinggal diam saja sedangkan perasaannya makin resah begini. Ingin sekali dia menjemput Maya dan memaksany
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status