I'm Alone in This World

I'm Alone in This World

By:  aliznarun  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
5 ratings
27Chapters
7.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Seorang anak yang dibesarkan oleh seorang wanita di dalam hutan. Identitas keduanya cukup misterius. Setelah beberapa tahun kemudian, anak tersebut menemukan alasannya berada di dunia ini. Dia memutuskan untuk mengambil jalan hidupnya sendiri tanpa terikat oleh siapapun.

View More
I'm Alone in This World Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Ahmad Baehaqi
baaaaaaaaggguuuuuus
2022-02-23 15:20:22
0
user avatar
saiful afwadi
kapan di update lagi thor
2022-02-18 01:20:26
0
user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :FREL. Banyak kejutan di dalamnya. Selain tentang cinta segitiga yang bikin baper, gemes dibumbui humor dan mengharubirukan, kalian akan disuguhi dg persahabatan, keluarga, luka dan rahasia di masa lalu orangtua yang akan membuat cerita lebih seru dan menjungkirbalikkan perasaan.
2022-01-30 16:25:11
1
user avatar
Rin Rs
Cerita ny bgs bikin penasaran sukses terus thor...
2022-01-23 16:25:09
0
user avatar
Vii
Semangat dong thor updete yg buanyaak ...
2021-11-24 20:55:54
1
27 Chapters
01. Perpisahan
Suasana ceria dan riang gembira memenuhi udara di Desa Miru. Gelak tawa yang riang mengalun dari penduduknya, memperlihatkan betapa mereka menikmati pagi itu dengan sepenuh hati. Bahkan seorang remaja berusia sepuluh tahun, yang dikenal sebagai Adam, turut menyumbangkan keceriaan dengan leluconnya yang selalu mengundang tawa. "Adam, leluconmu sungguh menghibur, hahaha..." "Ya, betul sekali! Kau selalu menghadirkan keceriaan setiap kali datang ke sini." Pujian dari beberapa warga terus mengalir, namun Adam tetap tenang dengan ekspresi khasnya yang penuh keceriaan. Baginya, menyenangkan hati warga desa adalah sebuah kebiasaan yang tidak pernah dia hiraukan, karena itulah cara terbaik baginya untuk berinteraksi dengan mereka yang kadang tertutup. "Sepertinya saatnya aku kembali ke hutan. Terima kasih atas pagi yang menyenangkan ini," ucap Adam dengan senyuman tulus. Adam melangkah meninggalkan desa menuju kedalaman hutan. Di sana, sebuah gubuk yang kokoh berdiri di antara pepohonan y
Read more
02. Kedai
Pagi yang cerah mengawali kegiatan penduduk Desa Miru. Para pedagang dengan semangat membuka kios mereka, sementara anak-anak bersemangat berlarian ke sana kemari tanpa memperhatikan sekitar. Dug. Seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun menabrak seorang gadis dan terjatuh. Gadis berambut coklat itu terkejut melihat dirinya menabrak seseorang. "M-maaf, aku tidak sengaja," ucap anak laki-laki itu sambil membungkuk. "Ah, tidak apa-apa, tapi lain kali kamu harus lebih berhati-hati ya," balasnya dengan lembut. Setelah mendengar perkataan gadis itu, anak itu pergi menghampiri teman-temannya, sementara orang-orang di jalanan yang menyaksikan kejadian itu melanjutkan aktivitas mereka. Dua orang di samping gadis itu mulai berbicara. "Anak-anak zaman sekarang, hanya tahu berlarian saja," komentar salah seorang dari mereka. "Bukannya kamu juga begitu saat seumuran mereka, Roy?" sahut pemuda yang lain. "Oh, ayolah, jangan bercanda! Saat umur segitu, aku sudah melatih stamina dengan ber
Read more
03. Kerajaan Quella
Kerajaan Quella dikenal dengan kerajaan yang damai, di sana berbagai macam ras ada dan saling mengayomi. Tak ada yang namanya budak, mereka saling bahu membahu bila ada yang kesusahan. Itu semua berkat sang raja. Raja Reyland Quella merupakan raja keenam dari Kerajaan Quella. Memiliki seorang istri dan tiga orang anak, dua di antaranya seorang putri yang cantik dan anggun. Anak keduanya merupakan seorang putra yang kuat dan berwibawa. Mereka bertiga memiliki kepribadian yang berbeda namun tak ada perselisihan yang terjadi. Airi Quella, anak sulung dari Raja Reyland. Dia seorang putri yang pintar dan ramah. Rambut pirang dan mata biru menjadi ciri khasnya karena perpaduan antara rambut pirang sang raja dan mata biru sang ratu. Saat ini umurnya menginjak 23 tahun dan sudah memiliki tunangan. Airi dikenal dengan kepintarannya dalam hal ekonomi, oleh karena itu dia dipercaya memegang urusan ekonomi wilayah Foren. Wilayah terbesar kedua di Kerajaan Quella. Anak kedua dan satu-satunya put
Read more
04. Pertemuan
Sudah sebulan lebih waktu berjalan, Louis pun telah kembali dengan membawa kabar gembira. Persahabatan antara kedua kerajaan semakin erat dan memiliki kerjasama di berbagai sektor. Tahun pelajaran baru akademi kerajaan juga sudah mulai dibuka. Bagi mereka yang berusia 16 hingga 18 tahun diperbolehkan mendaftar dan akan mengikuti seleksi masuk. Seleksi masuk terdiri dari dua tes. Pertama, seleksi pengetahuan umum dan kemampuan strategi, baik strategi dalam perang maupun bidang lainnya. Kedua, seleksi kemampuan dalam pertarungan. Diperbolehkan menggunakan semua jenis serangan dan sihir yang dimiliki masing-masing peserta. Akademi kerajaan membagi kelas berdasarkan hasil nilai yang keluar. Mereka tidak melihat dari status sosial para peserta. Jika nilai tes seleksi pertama lebih unggul dari seleksi kedua maka mereka akan dimasukkan ke dalam kelas putih, kelas yang lebih fokus dalam kemampuan seperti ekonomi, politik, strategi dan sejenisnya. Apabila hasil seleksi kedua yang lebih unggu
Read more
05. Rencana
Pagi harinya, Vero berada di dapur penginapan. Dia saat ini sedang memasak untuk sarapan. Saat kemarin sore dia sudah meminta izin Hilma untuk menggunakan dapur. "Kakak mau masak apa?" tanya Bima penasaran. "Hanya makanan sederhana," jawabnya. Suara khas dari penggorengan terdengar di sekitar dapur, beberapa rempah yang sudah digiling dimasukkan ke dalam wajan seperti bawang putih, bawang merah, cabai, garam, lada, dan sebagainya. Kemudian, dia memasukkan potongan daging hingga setengah matang. Bima yang memperhatikan Vero memasukkan daging lalu nasi mengerti jika dia berencana membuat nasi goreng daging sapi. "Kelihatannya sangat lezat!" ujar Bima. "Belum saatnya menilai kalau belum dicoba." Setelah beberapa saat, nasi goreng itu diletakkan di atas mangkuk besar. Cukup untuk beberapa porsi, pikirnya. Wangi dari masakan itu menyebar hingga lantai dua membuat para penghuni keluar kamar. Mereka penasaran darimana aroma makanan itu datang. "Rupanya Nak Vero pandai memasak. Aroma m
Read more
06. Hari Tes
Terdapat sekitar tiga ratus calon peserta yang mengikuti tes masuk, yang dibagi menjadi enam kelas dengan masing-masing menghadirkan lima puluh peserta. Vero, yang memiliki nomor tes empat puluh sembilan, ditugaskan di ruangan pertama. Saat memasuki ruangan tersebut, Vero melihat hampir seluruh bangku telah terisi. Ia mencari tempat duduk sesuai dengan nomor urutnya dan menemukannya di pojok paling belakang. Beberapa menit kemudian, ruangan tersebut telah penuh dan pengawas ujian memberikan sepuluh lembar pertanyaan kepada peserta. Setiap lembar soal terdiri dari lima belas pertanyaan. Setiap jawaban benar akan memberikan dua poin, jawaban yang dianggap kurang tepat diberikan satu poin, sementara jawaban yang salah akan dikenai poin minus satu. Dengan demikian, untuk memenuhi passing grade, peserta harus menjawab minimal tujuh puluh lima soal dengan benar. "Diberikan waktu satu setengah jam untuk mengerjakan soal. Jangan harap ada kesempatan untuk menyontek!" tegas pengawas. Atmosf
Read more
07. Hari yang Sibuk
"Sejak kapan ada bangku-bangku ini?!""Aku juga tidak tahu, penginapan ini terkunci saat malam.""Mungkin saja tukang mebelnya datang pagi-pagi sebelum kita semua bangun," duga Ken. Mereka saling bertatapan, bingung dengan kehadiran bangku-bangku tersebut. Mendengar keributan, Hilma keluar dari kamarnya. "Apa yang terjadi? Sudah pagi-pagi begini ribut?" tanya Hilma. "Gini Bu, kita sebenarnya ingin merapikan ruangan lagi sebelum dibuka, tapi tiba-tiba ada banyak bangku yang sudah tersusun rapi padahal pintunya belum dibuka," jelaskan Yui. Hilma yang mendengar penjelasan Yui segera memeriksa keadaan. Dia juga terkejut melihat banyaknya bangku yang telah tersusun rapi di dalam penginapan. "Oh, begitu ya... Tadi sebelum kalian turun, aku membuka pintunya, dan pada saat itulah mereka membawa bangku-bangku ini masuk," jawab Hilma, mencoba menutupi kebenaran Vero. "Hmm... mereka benar-benar pekerja keras," komentar Niki, percaya dengan alasan Hilma. Pagi itu, mereka melanjutkan members
Read more
08. Hari Pertama
Pagi ini aula akademi kerajaan dipenuhi oleh para murid baru karena acara pembukaan dialihkan ke sini. Mereka memakai seragam yang sudah dibagikan dan duduk di masing-masing kelas. Kelas hitam berada di sisi kanan dan kelas putih berada di sisi kiri. Setiap sisi terdapat bangku yang diatur sedemikian rupa. Bangku-bangku itu diatur menjadi lima belas baris dan setiap baris berisi sepuluh bangku. Vero yang sudah datang dari awal berada di kursi barisan kedua. Memakai seragam putih dan rambut peraknya menjadi perhatian murid di sekitar. Vero sudah tak mempermasalahkan tatapan itu dan melanjutkan aktivitasnya namun tiba-tiba seseorang masuk. Seorang siswa kelas hitam, memiliki mata tajam, rambut merah, dan wajah rupawan. Di sampingnya berdiri seorang siswa kelas hitam juga, dia mengikuti siswa berambut merah. Saat dua orang itu melewati bangku-bangku belakang, aroma khas tercium. "Hei, bukannya mereka dari Sirius?" bisik seseorang ke teman di sebelahnya. "Darimana kau tau?" "Lihat la
Read more
9. Berjalan lancar
Biasanya, para murid menghabiskan jam istirahat mereka di kantin, lapangan, tempat latihan, atau perpustakaan. Namun, Vero termasuk siswa yang memilih tempat lain. Dia berada di bawah pohon yang dapat ditemukan melalui jendela perpustakaan. Saat ini, dia tertidur pulas dengan buku menutup wajahnya. Kicauan burung di dahan pohon terdengar merdu, sementara suara dentingan pedang yang beradu di lapangan terdengar sampai ke tempatnya. Angin sepoi menambah rasa kantuk dalam diri Vero. Tuk. Tuk. Tuk. Waktu santainya terganggu, Vero bangun dari tidur setelah merasakan sesuatu pada tubuhnya. Dia melihat ada tiga butir kacang di dekatnya lalu melihat sekeliling. Tak ada orang. Kemudian, dia melihat ke atas pohon. "Rupanya kau," kata Vero. "Ah, aku ketahuan ya," balas Reito. Seseorang itu turun dari pohon dan ikut duduk di dekatnya. "Ada apa sampai harus mengganggu tidurku?" tanya Vero. "Aku hanya iseng melihat kau tidur dengan pulas," jawab Reito. Mendengar itu, Vero memutar matanya deng
Read more
10. Kerusuhan Reito
"Apa yang kau lakukan?" tanya Vero, membalikkan kepalanya untuk melihat Reito yang mengikutinya. "Aku?" Reito mengernyitkan keningnya. "Cepat katakan. Kenapa kau mengikutiku?" "Siapa juga yang mengikutimu, aku hanya ingin mengunjungi Kedai Palapa itu." "Terserah kau saja." Vero sudah tidak mempedulikan dirinya yang diikuti oleh Reito sejak pulang dari akademi. Dia meneruskan jalannya menuju penginapan. Sebenarnya, Reito mengikuti Vero karena penasaran dengan kehidupan Vero. Apa saja yang dilakukannya hingga bisa seperti itu. Rasa penasaran Reito semakin menjadi setelah mereka melakukan latihan tanding. *** Dua orang pemuda berada di dalam ruang latihan. Mereka berdiri di atas arena latih tanding dengan perlengkapan yang lengkap. Kedua pemuda itu menggunakan pelindung dada dan sarung tangan. "Ternyata kau benar datang ke sini ya," kata Reito kepada Vero. Vero hanya terdiam, fokus pada persiapan dirinya untuk latihan. Dia menganggap seolah-olah tidak ada orang di depannya dan te
Read more
DMCA.com Protection Status