Under The Blue Light

Under The Blue Light

Oleh:  SNYX  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
16 Peringkat
18Bab
5.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Buffalo bukanlah tempat yang ramah bagi Elina. Demi uang, Elina menemui William Adler dan sepakat menggarap film dewasa bersamanya. Sebab intensitas pertemuan yang sering, interaksi keduanya menjadi intim. Elina temukan dirinya mulai berharap. Di bawah sorot biru yang temaram, Elina tergelincir, jatuh dan tenggelam. Mampukah hubungan mereka berkembang dari sekadar dua tubuh yang saling memuaskan?

Lihat lebih banyak
Under The Blue Light Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Bebekz_hijau
Cerita ini adalah salah satu cerita terbaik yg pernah saya baca. Thor... please dilanjutin ya 🥹...
2023-07-25 14:49:13
0
user avatar
Yasa Art
ceritanya sudah putus padahal bagus, apakah jual bukunya ya Thor? mau dong
2023-02-07 23:34:06
1
user avatar
Sj Kim🌸
lama banget update e
2022-05-18 12:56:02
1
user avatar
Nowa
Ceritanya out of the box...bagus. ditunggu banget update nya
2021-11-28 10:48:59
1
user avatar
ArKim 🍒
semangat kak di tunggu lanjUtannya ya ..... ...
2021-10-24 21:25:38
1
user avatar
AliOut
ga sabar nunggu update nya...
2021-10-05 12:05:43
1
user avatar
Danau Like
Ceritanya ngak mainsteam ya. Baru baca beberapa bab aja menarik. Ngak sabar nunggu lanjutannya. Semoga cepat update!
2021-08-18 20:20:50
1
user avatar
Hakayi
Temanya menarik, Thor. Lanjuuuut.
2021-08-18 20:04:33
1
default avatar
byulnim
keren menarik ceritanyaa, ditunggu updatenya
2021-07-16 20:07:01
1
user avatar
Hyune
Ceritanya unik ya, tapi kalo boleh jangan sad ending hehe, ditunggu kelanjutannya!
2021-07-15 20:51:07
1
user avatar
Akarihikarii
Wihh keren tema yg diangkat thorr. Lanjutkaann
2021-07-15 14:49:40
1
user avatar
Habbi Fillah
Keren...keren...keren...
2021-07-14 21:59:02
1
user avatar
AR_Merry
Ugh,,, pasti menarik ini. Nggak sabar nunggu part selanjutnya
2021-07-14 13:40:41
2
default avatar
cyprus.kohler
ooh, kayaknya bakal tambah asik nih... kutunggu lanjutannya ya Thor!
2021-07-14 13:01:04
2
default avatar
windaore
Bagus banget ceritanya, Thor. Narasinya menghanyutkan heheh.. Elina juga kasian banget, ditunggu kelanjutannya...
2021-07-14 09:10:42
2
  • 1
  • 2
18 Bab
1. Night on Buffalo
....Buffalo, 1 November 2020Aku terhempas. Aspal yang dingin menyambutku. Pipiku memanas bekas tamparan. Sherry berada di depanku, mengamuk dengan kata-kata yang tak pernah kupercaya sanggup dia katakan. Suaranya melengking di setiap tarikan napas dan matanya berkobar penuh amarah. Aku sendiri sudah berkaca-kaca menghadapinya."Sherry-""Diam, Jalang. Jangan memanggilku dengan mulut busukmu itu!" Dia bahkan tak memberiku kesempatan menjelaskan sama sekali.Sedangkan aku tak benar-benar mengerti apa yang tengah terjadi, ucapanku selalu tertelan di tenggorokan. Aku masih setengah sadar saat Sherry menjambak rambutku dan menyeretku keluar dari apartemen kami."Kau tidur dengannya! Kau menggodanya! Kau merebutnya dariku! Penghianat!" raungnya.Aku menggeleng lemah. Telapak tanganku masih berusaha meraihnya. "Itu tak benar-" "Tutup mulutmu!" Sherry mendorongku menjauh. Dia biarkan aku tersungkur ke belakang. Dia melihatku seolah-olah aku begitu menjijikan.Benar-benar mimpi buruk. Sherry
Baca selengkapnya
2. The Restaurant
.....Aku kembali ke restoran di pagi hari. Pintunya terkunci dan lampunya belum menyala. Restoran masih tutup. Aku memutuskan berjongkok di depan bangunan dan melihat banyak orang berlalu lalang dengan cepat. Mereka terlihat sibuk dengan kehidupan mereka. Apakah semua orang berjalan maju dan hanya aku saja yang mengalami kemunduran? Aku jadi berkecil hati. Aku merasa iri. Mengapa hidup begitu mudah bagi orang lain dan begitu sulit untukku?"Elina?" "Ya?" Aku mendongak saat namaku dipanggil. Lucy hampir sampai di hadapanku. Dia memakai mantel abu-abu yang terlihat hangat membungkus kulitnya. Telapak tangannya dilapisi sarung tangan hitam dan lehernya diselimuti craf kunyit yang tebal. Nyaman dan tidak kedinginan. Sekali lagi aku merasa iri atas keberuntungan yang Tuhan berikan pada hambanya yang lain. Mengapa aku tak bisa mendapatkan hal yang sama?"Halo, Lucy," sapaku. Aku tak lagi memanggilnya nyonya sebab dia melarangku semalam.Lucy mengulurkan tangannya, mengajakku berdiri. "Oh
Baca selengkapnya
3. Good Girl Go To Hell
Gadis-gadis ini adalah kumpulan orang gila. Begitu pikirku."Gurls, percayalah padaku. Ini aman. Aku sudah mencobanya. Lihat kaos Dior ini. Kalian pikir ini palsu? Aku mendapatkannya dari upah video yang kubuat." Aku meletakan makanan secepat yang aku bisa. Benar-benar. Apakah urat malu mereka sudah putus? Mereka yang mengumbar privasi, tapi aku yang merasa malu di sini."Apakah ada lagi yang bisa saya bantu, Nona?" tanyaku sambil mengangkat nampan. "Pelayan, jauhkan minuman itu dari tasku. Kau tak akan mampu mengganti rugi kalau sampai minuman itu mengotorinya."Ditegur seperti itu, aku segera memindahkan posisi minumannya. "Maafkan saya. Ada lagi, Nona?""Tidak. Pergilah. Kami akan memanggilmu kalau butuh sesuatu. Ini tipsnya. Belilah kemeja baru. Penampilanmu di balik apron itu menyedihkan." Salah seorang dari mereka, yang berkuku lentik berwarna pink barbie mengusirku dengan kibasan tangan. Aku berusaha mengulas senyum tipis. "Jangan sungkan memanggil saya kembali. Selamat menik
Baca selengkapnya
4. Love Confession
"Jalang, berhenti membuat drama! Lunasi hutangmu. Jangan sok amnesia, atau kau mau kubuat benar-benar amnesia?!"Salah seorang dari mereka meletakkan kakinya di kepalaku. "Kuberi waktu tujuh hari lagi dari sekarang. Kalau sampai hari itu kau tak mengembalikannya-" Pria itu tak melanjutkan kalimatnya, tetapi tangannya membuat gestur pistol dan menembakan pistol itu ke kepalaku. "Mati saja. Organ dalam sialanmu seharusnya cukup mengganti uang yang kau pinjam!" "Jangan kabur! Kau tak bisa bersembunyi! Kami akan mengejarmu sampai mati!" gertak pria yang satunya lagi. Kemudian mereka pergi setelah menendang pot bunga berkali-kali, menghancurkan pagar apartemen, dan melempariku dengan tanaman yang sudah mati. Aku termenung. Tak sanggup bangkit. Aku tak menyangka, juga kebingungan. Aku hanya duduk diam dengan kepala berdenyut yang terasa seperti mau pecah."Elina." Sampai kudengar seseorang memanggilku dari kejauhan. Aku mendongak. Azumaya berjalan dari rumah seberang dengan hati-hati. Dia
Baca selengkapnya
5. Blue Light Entertaiment
.....Setelah pernyataan cinta dari Azumaya, aku segera pamit dari hadapannya sambil menarik koperku keluar. Tak baik untukku belama-lama di sana. Aku tak sepolos itu sampai tak bisa berpikir kalau aku baru saja menghancurkan hatinya dengan penolakan.Selama perjalanan menuju losmen, aku tak merasa aman sama sekali. Aku terus berusaha menutupi diriku dan menunduk. Aku takut rentenir itu mengikutiku sampai losmen dan membuat kekacauan di sana."Elina? Kenapa sudah kembali? Apa ada hal buruk yang terjadi?" Lucy memanggilku ketika dia tak sengaja melihatku berjalan di gang samping restoran menuju losmen.Aku mengusap lenganku. "Sherry tak ada di sana, jadi aku kembali."Lucy melirik koper yang kubawa. "Kau sudah melakukan hal yang benar. Tak baik tinggal bersama orang yang bertempramen buruk. Kau membawa seluruh barang berhargamu juga 'kan? Jangan tinggalkan sepeserpun untuknya. Dia tak berhak menerima kebaikanmu."Aku mengangguk. Tak mungkin aku menceritakan hal yang sebenarnya pada Lucy
Baca selengkapnya
6. Casting
.....Keesokan harinya, ketika aku baru saja menyambungkan ponselku pada wifi restoran. Aku mendapatkan sebuah email yang mengejutkan. - From: Blue Light Entertaiment - Kepada : Elina Katarina - Subjek : Casting - Selamat! Kamu lolos dan berhak mengikuti tahapan selanjutnya. Datanglah ke Gedung XX di Roomie Street No 23, Buffalo, New York, pada 13 Desember 2020 pukul 03.09 p.m. Bertemu dengan Carla Hamilton. Berpakaian kasual dan jangan terlambat. Jantungku berdetak kencang saat membacanya. Tidakkah itu berarti aku memiliki harapan? Oh, aku merasa lega, tetapi juga takut, salah dan menyesal. Aku sadar kalau jalan yang kupilih ini akan membuatku terperosok jauh ke dalam kegelapan. Namun, tak ada jalan lain sekarang. Aku harus berani maju, atau kesempatannya akan hilang......Aku bersyukur Lucy tak menanyakan banyak hal saat aku meminta izin kepadanya agar bisa pulang cepat hari ini. Dia bilang dia baru saja sampai di bandara Buffalo dari perjalanan bisnis luar kotanya dan tak memi
Baca selengkapnya
7. William Adler
Aku berusaha melotot dan tak berkedip agar mataku berkaca-kaca, tetapi itu adalah cara paling bodoh saat kusadari Carla berusaha menahan tawanya, disusun William yang menghela napas panjang. Konsentrasikan seketika buyar. Aku menahan maluku dengan terus menatap ke satu titik tanpa berkedip agar air mataku turun."Konyol." Kudengar William bergumam.Aku tak punya pembelaan untuk kegagalanku yang pertama. Aku menghela napas panjang. "Tolong beri aku waktu sedikit lagi," pintaku.William melempar berkas di tangannya ke atas meja. Dia lantas melipat tangannya di depan dada. Wajahnya berkali-kali lipat lebih serius sekarang. "Aku tak punya banyak waktu untuk omong kosong ini. Katakan. Berapa ukuran penis yang bisa kau toleransi?"Pertanyaan itu hampir membuatku lompat dari tempatku dan pulang. "Ti-tidak ada, Mr. Adler.""Apa kau pernah berkencan?" Aku menggeleng. "Tidak." "Berciuman?" "Tidak." "Berpelukan?" "Per-" "Dengan orang yang kau sukai?" Aku menelan kembali ucapanku saat ingin
Baca selengkapnya
8. Gravure Idol
.....Setelah casting selesai, aku ditinggal sendiri di ruang baca lantai dua. Carla pergi menyiapkan Medical Check-Up dan mengurus kontrak kerja. Sedangkan William, pria itu terakhir kali masih berada di ruang casting. Dia tak bangkit dari kursinya saat kami pergi. Novel Insider berada di hadapanku, masih terbuka di atas meja. Belum selesai kubaca. Aku berhenti membacanya beberapa menit lalu. Bukan karena novel itu terlalu vulgar, melainkan karena novel itu terlalu 'sakit'. Secara singkat Insider bercerita tentang Rex Lender, seorang pria dari keluarga agamis yang memiliki apa yang disebut 'monster' di dalam dirinya. Kemudian dia bertemu dengan seorang gadis bernama Gabriella Hargate. Gadis naif yang harus menjadi wadah untuk memuaskan 'monster' itu. Tak ada romantisme yang kutemukan, kecuali rasa sakit sepihak yang gadis itu rasakan. Juga tak ada ending yang bahagia, sebab gadis itu berakhir dibuang.Ironinya, gadis itu akan diperankan olehku. Gabriella Hargate yang naif dan penuh
Baca selengkapnya
9. Dealing
Aku tak memiliki sesuatu yang patut disombongkan demi menolak tawaran William. "Deal," ujarku. Kulihat senyum William merekah setelahnya."Kapan aku bisa mulai bekerja, Sir?" tanyaku."Kapan kau punya waktu luang?" Satu-satunya waktu luang yang kumiliki adalah saat mendapatkan libur dari restauran. "Aku libur di hari Kamis dan Jumat." "Datanglah Kamis ini." "Baik, Sir."Ketika melihat William menyentuh lembar katalog lagi, aku merasa butuh penegasan sekali lagi. Aku takut kupingku melewatkan hal-hal yang penting. Aku takut itu dapat berpotensi memberiku masalah di masa depan. Setelah penipuan yang Sherry lakukan, aku harus lebih berhati-hati lagi."Mr. Adler, aku benar-benar hanya perlu berfoto dengan alat-alat ini saja, benar?"William menaikan alisnya. Wajahnya menawan saat dia menahan tawa. "Iya. Hanya itu, tapi kalau kau mau mencoba, silakan." Aku menggelengkan kepalaku kencang. "Tidak perlu. Terimakasih," tolakku cepat. Aku tak sanggup menatapnya lebih lama lagi, jadi aku men
Baca selengkapnya
10. Here We Go
Kalau melihat lagi ke belakang. Aku memang telah melewati banyak momen dalam hidupku dengan sia-sia. Ketakutan akan kegagalan membuatku urung melakukan sesuatu sampai batas maksimal. Ironisnyanya, ketakutan itu lah yang akhirnya membawaku pada kegagalan yang sebenarnya. Tujuan awalku adalah menetap di Amerika dan mengumpulkan banyak uang untuk keluargaku di negara asal, tetapi pada akhirnya aku tak memiliki sepeserpun sebab selalu ragu pada diriku sendiri dan memilih untuk mengikuti apa yang temanku lakukan.Berangkat dari mimpi orang lain, aku menjadi lebih percaya diri dan bekerja keras. Kupikir kalau mimpinya menjadi kenyataan, maka mimpiku juga akan menjadi kenyataan. Ketika waktu berlalu dan dia terbang tinggi dengan sayap yang kami buat, baru lah aku tersadar kalau aku ditinggalkan. Ternyata mimpinya bukanlah mimpiku. Ketika aku berbuat baik kepada orang lain, kuharap aku mendapatkan balasan Yangs setimpal. Namun, kenyataannya tidaklah selalu demikian.Sebenarnya, siapa diriku? A
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status