Antara Cinta dan Takdir

Antara Cinta dan Takdir

Oleh:  Desi Ratna  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 Peringkat
41Bab
2.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Ini adalah kisah seorang gadis bernama Anara, perempuan yang sejak dulu ingin mempunyai teman. Tapi, entah apa sebabnya dari kecil tidak ada seorangpun yang mengganggapnya ada. Yang dia tahu hanya Ayahnya saja yang menjadi pelindung serta sumber kebahagiaannya. Sang Ibu juga tidak pernah memberikan kasih sayang yang utuh pada dirinya, terlebih lagi pekerjaan Ibunya adalah seorang perempuan bayaran, membuat dirinya dikucilkan oleh semua orang. Hingga suatu hari, sebuah kejadian membingungkan menghampiri hidupnya. Anara dipertemukan dengan seorang lelaki yang begitu baik dan ceria. Tapi sayangnya, dia bukan manusia. Seiring berjalannya waktu Anara mulai terbiasa dengan kehadiran lelaki itu. Sejak saat itu juga banyak terjadi masalah dan terkuaknya sebuah rahasia. Karena sering bersama, membuat keduanya saling menyimpan rasa. Lalu, seperti apa kehidupan mereka berdua setelah bertemu? Akankah takdir mempersatukan cinta mereka? Atau justru memisahkannya.

Lihat lebih banyak
Antara Cinta dan Takdir Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
NVR
bagus, dilanjut terus ...
2022-04-04 15:26:47
0
user avatar
NVR
Semangat terus dalam berkarya. Semoga ke depannya akan lebih banyak lagi karya yang kamu buat.
2022-04-04 15:26:03
3
user avatar
Desi Ratna
Halo! Selamat datang
2021-09-29 21:09:06
4
41 Bab
Bab 1: Dia, siapa?
Melewati jalanan yang sepi, aku mendorong sepeda dengan terseok-seok karena kondisi kaki ku yang sedang terluka. Saat sedang merapikan jejeran vas bunga, aku tidak sengaja menyenggolnya. Lalu vas bunga itu jatuh dan pecah. Karena kurang berhati-hati saat membersihkannya, serpihan kaca itu malah melukai kakiku sampai berdarah. Untung saja pemilik toko tidak marah, dia malah berbaik hati menawarkan diri untuk mengantarku pulang, tentu saja aku langsung menolak. Aku tidak ingin merepotkan dirinya. Sungguh aku sangat beruntung bertemu dengan pemilik toko Bunga itu, namanya Bu Syifa. Dia sangat baik dan mau memberikan pekerjaan untukku. Karena setatusku masih bersekolah, aku tidak bisa bekerja full satu hari. Jadi, dari pagi sampai siang aku akan menjalankan tugas sebagai seorang siswa, setelah pulang sekolah sampai tengah malam aku akan pergi ke toko Bunga dimana tempatku bekerja.Sekarang sudah hampir tengah malam, suasananya terasa sunyi dan gelap. Hanya ada suara
Baca selengkapnya
Bab 2: Ayah tolong aku!
Aku yang tadinya sedang berjongkok kini terhuyung ke belakang lalu jatuh dengan posisi duduk. Dia masih menatapku, dia seorang laki-laki.Dia memiliki bola mata berwarna biru muda dan bulu matanya lentik, juga bibirnya yang kecil berwarna merah marun dan hidung yang mancung. Wajahnya benar-benar mirip dengan manusia.  "Tolong aku..." Rintihan keluar dari mulutnya.Aku langsung tersadar."Kau bisa bicara? Ah baiklah, aku akan menolongmu. Tapi, apa yang harus aku lakukan?" Karena bingung aku malah berbalik tanya kepadanya. Keberadaannya disini sangat berbahaya, bagaimana jika ada warga atau Ibu dan Ayah yang melihatnya bisa-bisa besok pagi aku diserbu wartawan karena akulah yang pertama kali menemukannya."Bagaimana ini! Kemana aku akan membawanya pergi!" Kenapa aku malah jadi panik, seharusnya aku bisa mencari jalan keluar. Saat sedang menggerutu aku teringat jika di samping rumah ada gudang yang sudah tidak terp
Baca selengkapnya
Bab 3: Mereka membully ku...
"Apa kau gila? Huh! Sayap besar seperti apa sampai kau berteriak melihatnya?" Dari suaranya saja sangat jelas jika Ibuku sangat marah.Lalu, bagaimana jika mereka tahu bahwa aku yang membawa mahluk itu ke gudang kemarin malam. Oh Tuhan! Matilah aku."S-saya juga tidak tahu Bu, tapi sayap itu benar-benar besar. Sepertinya itu bukan sayap hewan." Mataku membelalak. Ibuku berjalan menuju pintu gudang, lalu menyuruh Mbok Iyem untuk menyingkir dari depan pintu."Minggir! Biar aku yang melihatnya!" ucap Ibuku sambil berusaha membuka pintu.Brak!Pintu terbuka dengan lebar, menampakkan semua isi gudang. Ibuku dan Mbok Iyem masuk kedalam, disusul olehku dan Ayah. Aku langsung merasa lega karena ternyata mahluk itu sudah tidak disini. Tapi, kemana dia pergi?"Lihat! Mana? Dimana sayap itu?" tanya Ibuku karena gudang ini hanya berisi barang bekas.Mbok Iyem terlihat bingung, dia terus menelusuri gudang ini sampai ke dalam lemari.
Baca selengkapnya
Bab 4: Portal!
Aku terbangun. Kepalaku terasa pusing akibat hantaman benda tumpul tadi, sekarang dalam keadaan setengah sadar aku mencoba mengamati sekeliling. Dimana ini? Kenapa gelap sekali, tempat ini sangat minim cahaya. Aku menggeliat menggerakkan tubuhku. Tapi, sekarang rasanya begitu sesak karena tangan dan kaki ku diikat oleh tali. Kenapa aku diikat, sebenarnya aku dibawa kemana.Menghembuskan nafas panjang, aku putus asa. Pikiranku kembali pada kejadian tadi, saat dimana Mea dengan tega menukarku demi uang. Tak terasa air mataku kembali menetes kala mengingatnya.Rasanya sakit.Saat aku sedang melamun, tiba-tiba pintu terbuka dengan kasar. Menampakkan tiga laki-laki yang berbadan tinggi dan besar, aku tidak bisa melihat wajah mereka karena ruangan ini terlalu gelap, tapi aku menduga kalau itu Zico dan teman-temannya. Satu diantara mereka beranjak menyalakan lampu, seketika ruangan ini jadi bercahaya.Mataku beredar menatap sekeliling dengan ragu, t
Baca selengkapnya
Bab 5: Terimakasih! Gentara
Aku langsung membalikkan badan saat mendengar suara itu. Ternyata mahluk itu ada disini, ah maksudku Gentara. Dia tampak baik-baik saja dan sayapnya pun sudah menyatu kembali. Wajahnya terlihat berseri dengan senyuman yang merekah. Kenapa para peri memiliki wajah yang mempesona seperti ini? "Apa kau baik-baik saja?" Gentara bertanya padaku saat kami sudah saling berhadapan. "Aku baik-baik saja, terimakasih atas bantuannya," jawabku sambil tersenyum lebar. Gentara hanya tersenyum menanggapi. "Oh, tadi pagi kau bersembunyi di mana? Hampir saja ketahuan oleh orang-orang rumah," ujarku. Gentara berjalan melewati ku lalu berdiri di samping peri Altara. "Sebenarnya aku tidak bersembunyi, kakakku lah yang datang menolongku sebelum kalian datang ke gudang," "Huh? Kalian kakak beradik?" Keduanya mengangguk bersamaan. Pantas saja, wajah mereka seperti pinang dibelah dua. Bahkan
Baca selengkapnya
Bab 6: Bunga Lilala
Aku menengok ke kanan dan kiri seperti orang hilang, apa-apaan ini? Kenapa aku ada di pemakaman. Bukankah tadi aku membayangkan toko bunga Bu Syifa, tapi kenapa malah tersesat kemari. Apa portal itu sedang rusak. Seketika aku langsung merinding ketakutan, jangan-jangan aku benar-benar sudah mati lalu sekarang hidup kembali. Tapi apa kedua peri itu juga hanya khayalanku. Mana mungkin hal seperti ini bisa terjadi. "Sebenarnya apa yang terjadi padaku." gumanku frustasi sambil mengacak rambutku. Tapi aku menyadari sesuatu seperti ada benda yang menyelip ditelinga kanan. Aku langsung mengambilnya dan mendapati bunga cantik yang diberikan oleh Gentara. Ya, bunga Lilala. Yang konon bisa mendatangkan kebahagiaan. "Huh? Bunga ini ikut bersamaku? Jadi, ini bukan mimpi? Ini kenyataan?" Aku bertanya-tanya masih tidak percaya.Jika bunga ini nyata, berarti Gentara dan peri Altara juga nyata. Semoga saja semua keanehan ini segera berakhir.
Baca selengkapnya
Bab 7: Dia lagi!
Aku terkejut bukan main saat mendapati salah satu teman kelasku berada disini. Dia Miki, seseorang lelaki pendiam yang menjabat menjadi ketua kelas. Miki sangat jarang berbicara, tapi kenapa sekarang dia tersenyum seperti ini. Jujur aku baru pertama kali melihatnya. "Oh, Miki. Kau mencariku?" Aku berusaha mengembalikan raut wajah yang semulanya terkejut. Bukannya menjawab, dia malah diam lalu senyumnya perlahan luntur. Sekarang wajahnya begitu dingin dan datar. Miki menatapku tanpa ekspresi tentu saja aku bingung dengan perubahan wajahnya yang tiba-tiba. "Dasar bocah nakal," ketusnya. Aku membulatkan mata sebenarnya apa yang terjadi pada Miki. Tumben sekali mengajakku berbicara. Selama hampir tiga tahun dia bahkan hanya mengatakan beberapa kalimat saja kepadaku. Lagipula, darimana dia tau aku berada disini. "Apa maksudmu?" "Kenapa tidak izin jika tidak masuk sekolah? Jika ingin bolos maka setidaknya buatla
Baca selengkapnya
Bab 8: Teman baru
Mata ku mengerjap beberapa kali. Mencoba menghilangkan rasa pusing yang masih bersemayam di kepala. Aku bisa merasakan jika tubuhku sekarang berada di atas ranjang. Sekarang pandanganku mulai jelas dan saat aku melirik ke arah kanan aku dibuat terkejut oleh kehadiran seorang lelaki di kamar ku."Brengsek! Siapa kau!" Sontak aku berteriak dan melemparkan bantal ke arahnya. Aku berdiri lalu memukulinya dengan bertubi-tubi, sedangkan dia hanya meringis kesakitan sambil menangkis seranganku menggunakan kedua tangannya. "H-hentikan! Ini aku!" Awalnya aku kesal dan tidak akan memberi ampun pada lelaki ini, tapi aku langsung berhenti saat menyadari bahwa pemilik suara itu seperti tidak asing bagiku. Aku mundur beberapa langkah guna melihat wajahnya. Bersamaan dengan itu lelaki yang kini berhadapan denganku ikut mengangkat wajahnya. Aku kembali terduduk diatas ranjang sambil menutup mulut, ini tidak mungkin. "Ge-ge-ntar
Baca selengkapnya
Bab 9: Berkata Jujur
Gentara terdiam cukup lama, matanya lurus menatap ke jalanan yang ramai tanpa berkedip. "Aku tidak bisa berada di dekatmu setiap saat." Memandanginya dengan tatapan bingung, apa maksudnya? "Saat matahari sudah terbenam dan langit tergantikan oleh malam. Maka disaat itu juga sayap peri ku akan keluar," tambahnya. "Segera aku harus menjauh dari keramaian manusia." Aku mengangguk mengerti, jadi Gentara tidak bisa keluar jika malam hari tiba? Sebenarnya aku sedikit kecewa karena tidak bisa bermain dengannya di malam hari."Oh ... Begitu, ya?" "Lalu, apa makanan para peri? Apa sama dengan makanan manusia?" tanyaku. Selama Gentara di bumi, maka aku harus menjaga dan merawatnya dengan baik. Terutama tentang makanan."Em ... Para peri makan sesuatu yang sehat. Seperti buah, biji bunga, kacang-kacangan, daun binahong, burung citila, buah azele, dan masih banyak lagi." Aku ter
Baca selengkapnya
Bab 10: Tawa atau Luka?
Entah sial apa yang sedang menghampiri kami saat ini.  Di depan sana terdapat dua ekor anjing besar yang sedang menatap ku dan gentara. Lidah panjangnya menjulur mengeluarkan air liur, tatapan mata kedua anjing itu membuatku panas dingin. Sekilas aku melirik Gentara yang nampak ketakutan, tangannya juga sedikit gemetar.  "Jangan panik!  Kau baik-baik saja?" tanyaku khawatir. "Anjing adalah musuh terbesar para peri. " Guk!  "Lari. " Gentara langsung menarik tanganku dan kami berlari memutar arah.  Aku yang belum siap hanya bisa mengikuti langkahnya yang panjang. Dan kedua anjing itu ternyata mengejar, itu membuatku semakin mempercepat larian.  Tapi apalah daya kakiku ini pendek. Sekarang aku seperti seekor domba yang dipaksa berlari.  Kami terus berlari tanpa tentu arah, menabrak apapun yang menghalangi jalan. Sesekali aku menoleh ke belakang dan mendapati kedua anjing i
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status