Malam Pertama Dengan Sahabat

Malam Pertama Dengan Sahabat

Oleh:  Dian15  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
20 Peringkat
12Bab
5.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Ndin, boleh unboxing nggak?" "Apanya? Kado-kado di atas lemari itu?" Mata Andini terarah pada tumpukan kado yang di susun rapi di atas lemari oleh kedua sepupunya. "Bukan." "Terus apa?" "Unboxing kamu, dong." Andini memukul lengan Angga yang keras, lalu berbalik badan menjadi membelakangi Angga. "Dasar mesum! Udah mending aku nggak nyuruh kamu pulang ke rumah kamu sendiri."

Lihat lebih banyak
Malam Pertama Dengan Sahabat Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Isabella
Ceritanya bagus begini kenapa gak di lanjut . yg vote juga banyak padahal masih 12
2024-02-16 11:30:55
0
user avatar
Rosi Mauliana
ayo dilanjut lagi cerita nya Thor. udah lama banget gak di lanjut ceritanya
2022-08-27 16:28:56
0
user avatar
Every Noon
lanjutttt:(
2022-03-22 16:44:16
2
user avatar
Every Noon
lanjut kaaaaa:(
2022-03-22 16:43:59
1
user avatar
Mas Pur
ayo tambah lagi babnya...
2021-10-10 13:24:56
0
user avatar
Purwadi Nugroho
ceritany bikin penasaran
2021-10-10 11:16:43
0
user avatar
Fahrul Rozi
cerita ny bagus untuk aliran cerita ny enak untuk di baca
2021-10-07 15:11:01
0
user avatar
Fahrul Rozi
cerita ny sangat menarik
2021-10-06 23:56:03
0
user avatar
Dewa Amour
Unboxing? Waw! Lanjut Thoorr ...
2021-09-04 12:02:34
1
user avatar
J Shara
Weww Penasaran sama kelanjutannya nih #senyum2gaje Gaskeun thor updatenya
2021-08-29 13:15:17
1
user avatar
Ai
unboxing? kwkwk
2021-08-29 12:10:13
1
user avatar
tuanputri
ceritanya bikin greget dan deg-deg ser. ditunggu lanjutannya ya Thor
2021-08-28 19:01:26
0
user avatar
Seani 123
Ceritanya seru & menarik..
2021-08-28 15:38:17
0
user avatar
Cathalea
ceritanya baguuus, alurnya mengalir, penulisannya juga rapi. semangat up ya thor
2021-08-28 14:14:10
0
user avatar
Lusi Yanna
lucu luh gaya bahasanya enak dibaca. semangat yah thor
2021-08-28 13:30:15
0
  • 1
  • 2
12 Bab
Part 1
 Parahnya Angga, dia meminta Andini untuk datang kerumahnya hanya untuk mendengarkan kisah cintanya yang kandas lagi. Dan kali ini sepertinya sudah yang paling parah. Hubungannya dengan kekasihnya berakhir disaat hari pernikahan mereka tinggal seminggu lagi. "Aku harus gimana, dong, Ndin? Semua sudah siap. Kalau bapak sama ibu tahu soal ini mereka pasti marah besar." Andini memandang Angga yang berjalan mondar-mandir seperti setrika sambil mengacak-acak rambutnya. "Aku mana bisa kasih solusi sih, Ga? Yang pasti harus ngomong ke bapak sama ibu kamu. Lagian cewek kamu ada-ada aja, sih. Rela batalin nikah cuma mau ikut audisi nyanyi. Iya kalau dia bisa lolos. Kalau enggak, apa nggak malu?" "Bantu aku ngomong ke bapak sama ibu, ya, Ndin?" "Eehhh... Nggak mau. Aku nggak mau ikut campur urusan kamu, ya." Angga bersimpuh di hadapan Andini. Kedua tangann
Baca selengkapnya
Part 2
 Angga menatap punggung Andini yang bergerak menjauh. Rasa bersalah tentu saja dia rasakan. Tapi Angga juga tidak ada pilihan lain selain menuruti apa kata orangtuanya yang tidak ingin menanggung malu karena anaknya batal menikah.Dan kandidat satu-satunya adalah Andini. Sahabatnya yang sudah dianggap seperti anak sendiri oleh kedua orangtuanya.Angga merasa tidak berguna karena sudah membuat sahabatnya sedih. Pernikahan ini tidak mudah di terima oleh Andini. Semua salahnya yang terlalu buru-buru untuk menikahi Vika tanpa mencari tahu bagaimana watak gadis itu terlebih dahulu.Saat pertama mengenal Vika sampai pada akhirnya Angga memberanikan diri untuk melamarnya, Vika selalu menunjukkan sikap yang baik. Entah di depan Angga ataupun di depan orangtua Angga.Vika juga pernah bercerita kalau dia memiliki mimpi untuk menjadi seorang penyanyi yang terkenal. Dia memiliki suara yang bagus dan tergabung dalam sebuah grup campursari yang sering di m
Baca selengkapnya
Part 3
Perjalanan pulang, Andini tidak dibiarkan untuk naik motor Bayu. Malam sudah menyapa dan udara begitu dingin. Andai bisa, Bayu sendiri diminta untuk naik mobil. Tapi motor Bayu tidak ada yang membawa pulang atau tidak ada tempat penitipan motor di sekitar bukit tersebut. Lagi pula, Bayu sendiri lebih memilih untuk naik motor ketimbang naik mobil. Selain membanggakan dirinya adalah laki-laki, Bayu juga mengatakan bahwa dia tidak ingin mengganggu Andini dan Angga yang barangkali ingin berduaan saja.Andini memutar bola matanya. Jengah mendengar godaan Bayu. Kalau saja Andini bisa, Andini juga lebih memilih untuk naik motor bersama Bayu. Tapi Angga mengancam akan menelepon ayah Andini jika Andini tidak menuruti keinginan Angga.Andini kesal. Dengan kasar dia membuka pintu mobil Angga dan menutupnya dengan keras. Mentang-mentang ayahnya tidak bisa di bantah, hal itu di jadikan senjata bagi Angga."Mampir toserba dulu, ya." "Buat apa?
Baca selengkapnya
Part 4
  Hari yang dinanti oleh keluarga Angga dan Andini akhirnya tiba. Hari Minggu, 3 November 20xx menjadi hari dimana dua insan itu di persatukan dalam ikatan yang suci. Andaikan semua ini sesuai dengan pernikahan yang diimpikan oleh Andini dan juga pasangan yang Andini inginkan, pasti akan terasa membahagiakan bagi Andini.  Sayangnya, dirinya hanya pengantin dadakan yang di minta untuk mengganti posisi Vika untuk menjadi pendamping Angga. Dirinya hanya di jadikan alat agar orangtua Angga tidak malu karena pernikahan anaknya gagal. Ya, harusnya Andini sadar akan hal ini sejak awal. Tapi Andini justru terlalu larut dalam kesedihannya. Sehingga tidak sadar bahwa hari pernikahannya telah tiba. Andini menuruni tangga. Dia terlihat sangat cantik dalam balutan gaun dengan detail kerah V-neck yang cantik. Gaun dengan aksen bordir bunga yang elegan dan warna pastel memberikan tampilan yang anggun dan manis secara instan. Gaun brokat yang mo
Baca selengkapnya
Part 5
"Sepertinya nama pengantin wanitanya yang tertulis di undangan bukan Andini. Tapi Vika atau siapa, gitu." "Iya, bener. Apa jangan-jangan yang ini udah di hamili duluan sama anaknya Pak Lurah." "Bisa jadi tuh. Mereka berdua kan, sering kemana-mana bareng. Ya kemana perginya kalau nggak kayak gituan." "Aduh, pergaulan anak jaman sekarang ngeri, ya, buk." "Jangan suka fitnah, ibu-ibu. Saya dengar si Vika itu lebih pilih ikut audisi nyanyi daripada melanjutkan pernikahannya dengan Angga." "Oh, begitu? Jadi, mungkin saja yang ini hanya di jadikan pengantin pengganti begitu, ya, Mama Helen? Aduh, kasian, ya, kalau begitu ceritanya. Bisa-bisa nanti yang ini di tinggalin kalau si Vika itu udah sukses dan balik lagi ke sini." "Keluarga Pak Seno mau aja, ya, anaknya di manfaatkan?" "Siapa yang bisa nolak, sih, Mama Karen kalau bisa jadi besannya kepala desa? Anak mantunya udah mapan, pekerjaannya dokter, ganteng lagi. Paket komplit i
Baca selengkapnya
Part 6
Weekend, hari yang paling di tunggu oleh Andini. Dia bisa bangun siang sesuka hatinya tanpa takut terlambat pergi bekerja. Tapi, harapan tinggal harapan. Angga memaksanya untuk bangun karena mereka akan pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli isi kulkas dan perabotan yang lainnya yang belum ada di rumah baru mereka.Belanja adalah hal yang membahagiakan bagi Andini. Tapi kali ini tidak karena belanjanya dengan lelaki yang dia rasa kini sangat menyebalkan baginya.Andini seolah lupa kalau sebelum mereka di nikahkan, mereka adalah sepasang sahabat yang seperti tidak bisa di pisahkan oleh apapun. Tapi kini, Andini menganggap Angga seperti orang asing, yang baru saja masuk ke dalam hidupnya dan merusak tatanan hidupnya.Terpaksa Andini mengikuti Angga meskipun dengan tampang kusutnya. Bibir mengerucut, tatapan matanya yang galak yang harus Angga nikmati sepanjang perjalanan ke mall."Beli mesin cuci dulu dan yang lainnya dulu ya, Ndin."
Baca selengkapnya
Part 7
 Sebenarnya, Andini tidak terlalu bisa memasak. Dia hanya bisa memasak makanan sederhana saja. Seperti pagi ini, Andini hanya mampu memasak nasi goreng dengan telur ceplok di atasnya sebagai topping.Dua piring nasi goreng sudah tersaji di atas meja. Entah bagaimana rasanya, namun Andini puas melihat hasil karya tangannya yang tak pernah di asah dalam hal memasak.Andini kembali naik ke lantai atas. Bukan untuk membangunkan Angga. Tapi untuk mengganti pakaiannya dengan baju kerja. Sejak awal memang Andini tak mau terlalu banyak ikut campur dalam urusan Angga. Termasuk masalah kapan dia harus bangun dan tidur kembali.Orang yang dulu sangat dekat seolah tak terpisahkan itu kini bak orang asing yang hidup dalam satu atap.Andini benar-benar membatasi dirinya agar tak terlalu dekat dengan Angga. Perasaannya sebagai seorang sahabat terasa sulit jika harus di ubah menjadi perasaan sebagai sepasang suami istri meskipun sudah seharusnya begitu.
Baca selengkapnya
Part 8
"Hallo, La. Bilang ke temen-temen hari ini aku nggak jadi ikut, ya?""Kenapa, Ndin? Kita udah rencanakan ini jauh-jauh hari, loh. Kamu juga paling antusias waktu kita usul pergi ke pantai."Andini menghembuskan napas pelan. Memang sedikit menyesal tak bisa pergi ke pantai dengan teman-temannya. Tapi sepertinya kali ini rumah tangganya lebih penting dari apapun. Andini tidak bisa pergi dari rumah dalam keadaan Angga yang sedang marah."Iya, maaf. Maaf banget, La. Bilang ke temen-temen aku minta maaf, ya. Have fun buat kalian.""Oke kalau gitu, Ndin. Aku sampaikan ke teman-teman."Andini hanya bisa memperhatikan pintu kamar Angga yang tertutup rapat. Andini tau Angga tengah kecewa kepadanya. Mungkin Angga sudah mulai lelah menghadapi sikapnya yang enggan untuk berdamai dengan keadaan.Mendadak Andini takut kalau Angga benar-benar mengabulkan permintaan Andini selama ini. Yaitu berpisah. Andini takut Angga akan benar-benar menceraikan dir
Baca selengkapnya
Part 9
Andini mengerjap pelan. Matanya menyesuaikan cahaya lampu yang menyala dengan terang.  Ketika dia berusaha menggerakkan tubuhnya, dia mengernyitkan keningnya. Tubuhnya terasa sulit untuk digerakkan. Seperti ada beban yang menimpa tubuhnya. Seketika Andini menjauhkan tubuhnya saat dia menyadari tubuhnya sedang berada dalam pelukan Angga. Guling yang semalam dijadikan pembatas sudah teronggok di atas lantai. Entah siapa yang membuangnya, yang jelas Andini merasa tidak terima karena Angga mencari kesempatan untuk memeluk dirinya tanpa ijin. "Hai, istri," sapa Angga dengan renyah saat matanya juga terbuka setelah merasakan gerakan di sampingnya. Andini memasang wajah datar. "Geli banget dipanggil begitu," balasnya sedikit ketus. "Istri orang lain dipanggil begitu seneng, tersipu. Ini kenapa istriku dipanggil begitu malah kayak gini ekspresinya, sih?"
Baca selengkapnya
Part 10
Pagi ini Angga dan Andini berangkat bersama. Baru kali ini Andini dengan suka rela mengiyakan permintaan Angga untuk berangkat bekerja bersama.Biasanya Andini akan beralasan kalau naik mobil pasti macet dan bisa jadi terlambat ke kantor.Tapi kali ini Andini tak banyak protes saat mobil Angga terjebak dalam kemacetan panjang. Sudah pukul tujuh. Itu artinya setengah jam lagi Andini harus sudah sampai di kantor kalau tidak mau dipotong gaji.Andini merasa, lebih baik dia berdoa agar mobil Angga segera lepas dari kemacetan daripada dia menggerutu kesal. Membuang-buang tenaga saja."Nanti sore kalau aku belum jemput kamu, kamu pesan taksi online aja, ya. Atau minta dijemput Bayu.""Tuh, kan. Kayak gini kalau bareng kamu, tuh. Belum tentu bisa jemput. Kadang telat jemputnya.""Kamu kayaknya kesel, ya, Ndin? Tapi nggak nolak waktu aku ajak bareng. Apa lagi pengen sama aku terus?""Kalau iya memangnya kenapa?" Da
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status