Bapakku Dukun

Bapakku Dukun

By:  Nana Shamsy  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10
28 ratings
68Chapters
69.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Mereka semua bilang kalau Bapakku Dukun. Keluarga kami dijauhi dan dikucilkan. Sedari kecil aku sudah melihat kematian demi kematian. Kami dibilang pemuja setan, pelaku pesugihan, bahkan Bapakku dikatakan gila. Namun, aku tak peduli. Sampai sebuah fakta terkuak dengan sendirinya. Bapakku Dukun dan aku bangga! story writer by Nana Shamsy

View More
Bapakku Dukun Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Agus Irawan
hai mampir juga ke Novelku. judul" Kembang Desa Sang Miliarder" pena" Agus Irawan
2023-06-05 11:17:54
0
user avatar
Zhu Phi
Rumah Kosong di Dusun Angker sudah update lagi ya. Kali ini sampai tamat. Ikuti terus perjalanan Clara.
2022-12-05 00:13:04
0
user avatar
Monster Phobia
nice novel ......
2022-10-30 22:42:27
0
user avatar
Zhu Phi
Masuk list baca Mampir kak Rumah Kosong di Dusun Angker Terima kasih
2022-06-08 17:25:07
0
user avatar
MARETTA
bagus baca pemuda yang tidak terduga
2022-05-14 22:36:06
0
user avatar
Jonatan Chen
bagus ceritanya..
2022-04-28 22:43:59
0
user avatar
Najwa Mikaila
ceritanya bagus
2022-04-14 16:22:09
0
user avatar
Panji Ahmad
happy ending
2022-04-11 21:13:43
0
user avatar
Panji Ahmad
oooookkkkk
2022-04-11 21:13:16
0
user avatar
Nurul
good story
2022-04-10 03:11:47
0
user avatar
AGUS ARSANA
so good cerita nya
2022-03-30 21:24:35
0
user avatar
June Lee
pemuda yang tidak terduga
2022-01-26 23:56:43
0
user avatar
Shariza Shah
very good novel!
2022-01-02 04:12:50
0
user avatar
kimmy ara
Hai kak Nana, ketemu buku bapakku dukun ... cek penulisnya ... otw masuk rak ......
2021-10-29 19:01:43
0
user avatar
asaip_neslite
aku akun lain Asep Saprudin.. seringin updetnya....tks, ...
2021-10-11 19:55:29
1
  • 1
  • 2
68 Chapters
Kematian yang tak wajar
"Innalilahi wainna ilaihi rojiun." Aku mendengar orang-orang berkata demikian. Wajahku masih basah setelah kubasuh beberapakali agar seluruh rasa sedihku hilang agar wajahku yang lusuh kembali segar. Aku terdiam beberapa saat di kamar mandi. Umurku masih sembilan tahun tetapi aku sudah harus bisa menjaga rahasia besar keluarga. Mery. Bayi yang baru berumur satu bulan itu harus meregang nyawa akibat dijadikan tumbal orang jahat. Aku sendiri yang menjadi saksi detik-detik di mana Mery berjuang antara hidup dan mati. Hari itu aku libur sekolah. Aku masih duduk di kelas empat SD. Pagi-pagi Ibu sudah memandikan Mery adikku. Ia wangi dan aku suka sekali aroma mulut bayi. Kuciumi Mery berkali-kali. Aku menjaga adik sementara Ibu sibuk memasak dan melaksanakan tugas sebagai Ibu rumah tangga pada umumnya. Pukul sembilan pagi, semua pekerjaan Ibu sudah selesai, ia menyuapi Mery dengan pisang. Hanya sedikit, sekitar satu sendok teh saja. Bahkan bisa
Read more
Tabir Mimpi
Setelah kepergian Mery. Rumah Abi dan Dyah terasa sangat sepi. Abi merapikan semua baju bayi yang ada di keranjang, lalu memasukannya ke dalam kardus, kemudian kardus itu di lakban dan ditaruh di atas almari. Tersisa tumpukan sabun bayi, jejeran minyak telon dan shampo bayi di meja kamar, buah tangan dari para tetangga dan saudara. Dyah masih syok atas kepergian Mery, tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya seharian ini. Mila apalagi, ia yang menyaksikan sediri detik terakhir napas Mery. Dyah memeluk putri kecilnya dan mengusap-ngusap pucuk kepalanya. Tak, ada pengajian karena Mery masih bayi. Ia masih suci dan belum mempunyai dosa, jadi tidak perlu diadakan pengajian. "Kita kecolongan lagi," kata Abi. Mila menyimak obrolan orang tuanya. Sudah biasa baginya mendengarkan obrolan seperti itu."Kemarin ada selembar uang lusuh tepat di depan rumah. Sudahku singkirkan dan ku tindih dengan batu. Aku tak mengambilnya. Malam harinya, terdengar suara seseor
Read more
Kisah Masa Kecilku
 "Pagi harinya kakakmu meninggal dengan bekas luka di lehernya." "Apa kak Asep jadi tumbal bu Ning? Lalu, bagaimana aku bisa selamat? Dan anak-anak lainya juga?" tanya Mila antusias.🌿🌿🌿Mila kembali memaksa Dyah untuk meneruskan ceritanya. Dyah kemudian mengambil napas sebentar. "Ibu, waktu Kak Asep meninggal apa dia tidak pakek sakit? Terus, kak Asep umur berapa?" celotehku. Mila mendesak terus ibunya agar mau meneruskan ceritanya."Tidak, Asep masih bayi berumur lima bulan. Dia nggak pernah rewel, saat bangun tidur, Ibu saja tidak tahu kalau Asep sudah tidak ada. Ibu baru tahu ketika mau memandikanya, setelah Ibu menyiapkan air hangat. Ibu lantas membangunkanya, biasanya Ibu akan menciumi pipinya sampai tidurnya tergganggu. Namun, Asep tidak membuka matanya, setelah ibu cek. Ternyata Asep sudah tidak bernyawa." Suara Dyah sedikit tercekat, mungkin ia merasa perih menginggat peristiwa itu. "Terus, kalau Mi
Read more
Gangguan Makhluk Halus
Part 4"Keesokan harinya semua anak-anak sembuh. Kecuali Mila!" kata Dyah. "Terus!"Terus, malam harinya, tepat pukul satu malam ....Abi sedang melaksanakan salat malam. Tiba-tiba ada asap mengepul masuk kedalam kamar melalui celah pintu bagian bawah. Antara sadar dan nggak sadar. Dyah melihat Nuning dan Jamil muncul bersama kepulan asap tersebut, mereka lantas tertawa terbahak-bahak!🌿🌿🌿"Ibu ingin memanggil Napak. Namun bibir ibu terasa kelu. Ibu juga tidak bisa mengerakkan badan ibu sementara Mila nangis kejer," kata Dyah. Dyah semakin memeluk erat Mila sehingga Mila makin tenggelam dalam dekapan hangatnya."Ibu bacakan ayat kursi berkali-kali, sambil terus berusaha melawan untuk bisa kembali menguasai diri. Sampai akhirnya Ibu berhasil dan mampu menepis tangan si Nuning yang mau mengambil Mila dari sisi Ibu. Ibu segera mengendong Mila dan berlari ke tempat salat di mana Bapak Mila lagi salat malam."  Dyah berhenti s
Read more
Tumbal pengganti Mila
Part 5 Maaaaas!!!Dyah berteriak, menunduk, dan mendekap erat putrinya. Sementara Abi mendekap Dyah. Dyah melindungi Milla, dan Abi melindungi Dyah. Kemudian suasana berubah menjadi hening. Bau anyir menyeruak.Allahuakbar Allahu akbar. Azan subuh berkumandang. Sesaat kemudian disusul berita kematian yang disiarkan lewat toa masjid pagi itu. 🌿🌿🌿"Siapa?!" tanya Dyah kepada suaminya. Dyah seakan tak percaya dengan pedengarannya sendiri. "Innalilahiwainna ilaihi rojiun," ucap Abi. "Yusuf nggak ada." Hah ..."Yu_yusuf putranya Hindun? Innalilahi wainna ilaihi rojiun." Sambil mengucap demikian Dyah memeluk erat dan menangisi Mila. Padahal Mila tidak apa-apa. "Ya, Allah jaga selalu Mila untukku." Abi mengusap pundak Dyah. " Mila akan selalu baik-baik saja. Aku janji!" Setelah memastikan anak dan istrinya baik-baik saja. Abi memeriksa ke luar kamar. Suara menggel
Read more
Awal Mula
Part 6Di rumah Nuning dan Jamil. "Dik, sudahlah. Jangan usil sama keluarga Abi!" kata Jamil mengingatkan ketika melihat istrinya bersiap mengirimkan demit ke sana. "Kita 'kan dengan mudah mendapatkan tumbal dari yang lainya. Kita buang uang di pasar saja banyak anak-anak yang ambil dan menjadi tumbal kita. Tanpa harus susah-susah," terang jamil."Nyi Ratu sangat menyukai Mila. Lagi pula, kamu tidak ikut apa-apa. Semuanya, aku yang mengerjakan. Tugasmu hanya menutup mulut saja!" cecar Nuning kepada suaminya sendiri. Memang, Nuninglah dalang di balik semuanya, yang memiliki ide mencari pesugihan pun juga Nuning. Ia jugalah yang menjalankan tapa brata di gunung kawi tiga tahun yang lalu. Pertama kali mereka mengambil pesugihan."Kita sudah kaya raya. Apa kita tidak bisa menghentikan semuanya!" ujar Jamil. Ia lelah dengan segala ritual yang selalu di jalaninya. "Apa kamu sudah siap mati? Heh!" "Maksudmu, Dik?" Jamil tak menger
Read more
Tapa Brata
Part 7 "Bertapalah di sini. Ingat, apapun yang muncul di hadapanmu nanti. Jangan pernah takut, atau tapa bratamu gagal!"  "Baik, Ki," jawab Nuning. Ia pun duduk di depan gundukan batu tersebut. Begitu Nuning duduk, juru kunci itu tiba-tiba sudah menghilang meninggalkan Nuning sendirian di tengah hutan. lho, kemana si aki. Kenapa cepat sekali perginya? Apakah dia bukan manusia?  Dalam sekejab Nuning sudah tidak bisa menemukan juru kunci tersebut.  🌿🌿🌿 Nuning celingukan memerhatikan sekitar. Ia sendirian di tengah hutan. Dua botol air minum menjadi bekalnya selama bertapa. Nuning hanya bertapa pada saat matahari tenggelam, di siang hari ia bisa menghentikan tapa bratanya. Angin berhembus kencang. Gemerisik dedaunan menjadi teman Nuning. Sesekali terdengar suara, entah benda jatuh, atau mungkin hewan kecil yang tak sengaja lewat.  Nuning duduk layaknya sinden. Ia mulai menarik napas panjang dan dikeluarkanya
Read more
Tumbal Pertama
Part 8Nyi Ratu tersemyum kecil. Ia memberikan sebuah mantra kepada Nuning untuk bisa memanggilnya. "Tutup mata kamu," kata Nyi Ratu. Beberapa saat kemudian Nuning mendengar suara motor. Ketika Nuning membuka matanya, Ia sangat terkejut, ternyata ia sudah berada di depan gerbang penginapan. Pakaian Nuning pun sudah berubah menjadi baju yang dipakainya saat ke petilasan, tidak memakai kebaya dan kain jarik lagi. Sedikit kaget Nuning menoleh kekiri dan kanan. Kemudian baru masuk ke penginapan menuju kamar nomor lima. Jadi, benar ... yang menyambut dan mengantar Nuning ke tengah hutan pasti bukanlah juru kunci yang sebenarnya. Tapi, abdi dari Nyi Ratu yang ia kirimkan. Tok! Tok! Tok! "Assalamualaikum, Mas!" "Waalaikumsalam," jawab Jamil. Ia membuka pintu dan mendapati istrinya sudah berdiri di sana. "Dik, ya Allah. Bagaimana?" tanya Jamil. Dengan masih menginggat sang pencipta Jamil lega Nuning sudah kembali dari petilasan. Ia
Read more
Ular Siluman
Part 9"Ada apa, Rif?""Bapak nggak ada, Kang!""Apa?! Innalilahi wainna ilaihi rojiun."Jamil mumutar kepalanya, menoleh kepada Nuning. Menatap tajam matanya. Nuning tertunduk, mungkinkah tumbal pertama itu adalah Bapaknya?🌿🌿🌿Bibir Jamil bergetar, seluruh tubuhnya gemetar. Melihat raut wajah Nuning, dia tau pasti. Bapaknya sudah jadi tumbal ke-egoisanya."Pulanglah dulu, Rif. Sebentar, aku ke sana.""Iya, Kang!"Jamil segera menutup pintu setelah Arif pulang. Diseretnya Nuning ke kamar. "Dik, katakan! Apa Bapakku yang kau jadikan tumbal?"Nuning terdiam, matanya berkaca-kaca. Dua tetes air mata jatuh dari pelupuk mata Nuning saat dia memejamkan  matanya. Jamil memegang kedua lengan Nuning. Berharap sang istri bilang 'Tidak' . Berharap kalau dugaanya salah. "Dik!"Nuning terisak. "Iya Mas, Bapak adalah tumbal pertamaku." "Apa?!"Jamil tak percaya denga
Read more
Kehilangan Mila
Part 10"Dik, hentikan!" ucap Abi. Akhirnya Abi berhasil masuk ke rumah juga. Ia menyambar gunting itu dari tangan isyrinya dan membuangnya. "Jangan hentikan aku, Mas. Ular ini mau membunuh anak kita, Mila. Mas!" Dyah kembali berusaha mencari sesuatu. Matanya mengedar ke penjuru kamar. Garbu di atas nakas menjadi sasaran. Dyah mengambilnya dan mau ditusukkan kembali ke tangannya yang ia lihat adalah seekor ular.🌿🌿🌿"Dik, sadar. Istigfar!" Abi memegang kedua lengan istrinya dan berusaha menyadarkanya, setelah istrinya tenang, Abi memeluk erat Dyah."Kenapa Nuning terus saja menganggu kita, Mas!" Abi mengelus lengan istrinya dan menuntunya duduk di ranjang. Mereka berdua menatap putrinya tangis Mila memecah kesunyian malam."Cup, cup sayang. Bismilahirohmanirohim." ucap Abi  kemudian ia membacakan surat An-nas untuk mengusir jin. Sementara Dyah masih terdiam, syok atas kejadian barusan. Abi sudah mengikat lengan tangan Dyah di b
Read more
DMCA.com Protection Status