Wanita Milik Tuan Muda

Wanita Milik Tuan Muda

By:  AL  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
22 Mga Ratings
17Mga Kabanata
2.1Kviews
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
Leave your review on App

William Dexter bersumpah untuk mencari kebenaran atas kecelakaan yang menimpa adiknya Felix Xavier. Berbekal dari sebuah gelang berukiran nama yang terdapat di dalam mobil adiknya, William akhirnya menemukan sosok wanita yang turut terlibat dalam kecelakan sang adik. Namun, siapa sangka wanita yang ia cari justru berbeda dari bayangannya. Ekpresi dingin dan juga kebencian dari wanita itu , terlihat jelas ditujukan pada adiknya ,membuat William bertanya-tanya alasan dibalik itu semua. “Terkadang, mereka yang menyakiti lebih banyak mencari pembelaan. Lantas ,apa untungnya aku membela diri?” tatapan mata wanita itu penuh rasa sakit dan juga rahasia yang jelas ia tutup rapat. William memaksa wanita itu untuk tinggal disamping adiknya. Dan tanpa ia sadari, sebuah rahasia yang ia cari akan membawanya pada kehancuran. Akankah William mengetahui kebenaran dibalik wanita itu? Mampukah ia membalaskan dendam adiknya yang masih terbaring koma? Mampukah William menghadapi semuanya? Wanita Milik Tuan Muda, sebuah cinta yang tak mudah untuk diraih.

view more
Wanita Milik Tuan Muda Novels Online Free PDF Download

Pinakabagong kabanata

Magandang libro sa parehong oras

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments
user avatar
Rae_1243
Sampai nggak bisa berkata2 Ceritanya seru & out of the box Next, Thoorrr. 10 bab per hari kalau bisaa
2021-10-24 23:02:25
1
user avatar
minipau
suka bangeet kaak, di tunggu ya next chapnyaaa
2021-10-24 22:50:21
1
user avatar
Cececans
Keren Author ceritanya. Aku sampai nggak bisa berhenti baca...
2021-10-24 22:30:38
2
user avatar
Hanazawa Easzy
Waaahh ngga sabar nunggu lanjutan ceritanya ...️...️...️
2021-10-24 22:28:24
1
user avatar
Aeris Park
penulisannya rapi, alurnya keren. sukaaaaa.... o(^▽^)o
2021-10-24 20:49:09
1
user avatar
Khusnul Khotimah
suka banget sama ceritanya, gak ngebosenin
2021-10-21 20:00:52
1
default avatar
jjosephd
penggambaran karakter wanita nya kuat dan punya banyak misteri membuat yg baca penasaran.
2021-10-14 12:33:45
1
default avatar
illailla2902
menarik.kirain romance ternyata lebih ke dark romance jadinya ga bosan buat dibaca.berbeda sih sm novel yang lain lbh banyak luka nya dibanding cintanya tp salut sm karakter ceweknya yg kuat.lanjut ya thor.aku masukin list
2021-10-14 10:07:45
1
user avatar
Khusnul Khotimah
suka banget sama ceritanya, gak ngebosenin..seru banget kalo bacanya sambil ngemil
2021-10-14 09:56:02
1
default avatar
Mochia
Lanjut thor ceritanya menarik
2021-10-14 09:46:36
1
user avatar
Banyu Dwi Hadaya
wow cerita nya beda dental novel lain. apa ini cerita misteri? penasaran
2021-10-14 09:34:01
0
default avatar
Hana
update dong kak
2021-10-14 09:26:53
0
user avatar
Ulfah N
aku penasaran rahasia apa yang disimpan Viola
2021-10-02 13:28:09
1
user avatar
Madam Assili
Penggambaran settingnya benar2 bikin pembaca terbawa ke imajinasi Author. Big thumb buat karyamu yg keren ini Thor ^_^
2021-09-29 16:11:12
1
user avatar
Fn. Nurmala17
next terus Kak, jangan patah semangat. judulnya bikin greget...
2021-09-29 12:33:31
1
  • 1
  • 2
17 Kabanata
Rasa yang Saling Melukai
Malam yang mencekam dengan jalanan lenggang nan sepi. Ditemani hujan deras yang mengguyur sejak sore tadi. Ditengah kebisuan malam, sebuah mobil mewah berwarna hitam melaju kencang. Tak peduli pada minimnya cahaya di jalan ataupun hujan yang seolah menyelimuti dalam gelapnya malam. Mobil mewah tersebut berdecit kencang saat pengemudi tak mampu menguasai lagi jalan, hingga akhirnya menabrak pembatas jalan dan terpelanting jauh beberapa meter dari lokasi awal. Jalanan tak bertamukan mobil lain hanya melukiskan asap putih yang mengepul dari bagian mobil yang rusak parah. Pecahan kaca mobil yang berserakan di aspal jalan terlihat begitu mengerikan, bahkan jejak mobil yang membekas di aspal menjadi saksi seberapa kerasnya sang pengemudi berusaha menyelamatkan haluannya. Di tengah heningnya malam, sebuah rintihan penuh kesakitan terdengar dari arah mobil nahas itu. Tak menunggu lama, ketukan demi ketukan dari dalam mobil mengikuti rintihan tersebut.
Magbasa pa
Viola
Awan gelap kembali menunjukkan bayangannya. Udara malam yang mulai mendingin terlihat masuk dari sela-sela pintu kamar seorang gadis yang masih tertidur pulas di atas ranjangnya. Keningnya mengeluarkan peluh, matanya terpejam rapat dan tangannya nampak meremas seprainya erat. Rintihan demi rintihan keluar dari bibir pucatnya. Mimpi demi mimpi seolah berputar membayangi pikiran gadis itu. Jeritan dirinya yang meminta tolong pada sosok pria yang menatapnya kembali terdengar jelas di telinganya. Bayangan dirinya yang menangis frustasi dengan tubuh yang hanya terbalut selimut putih di ruangan yang tak ia kenal kembali menghantuinya. Memar di wajah serta beberapa tubuhnya yang seolah terasa nyata masih bisa ia rasakan. Rasa sakit di hatinya yang jauh lebih menyesakan membuatnya nyaris tak bisa bernafas. Bayangan wajah pria yang menatapnya tanpa iba, malah melukiskan senyum hinaan dan juga amarah membuat dirinya mengutuk tanpa henti bahkan ingin mel
Magbasa pa
Bayangan di tengah kegelapan
William melempar semua berkas laporan yang diberikan pengawalnya. “Sudah lebih dari 2 tahun, kalian bahkan tak bisa menemukannya!” bentak William kepada para pengawalnya yang tertunduk takut. “Maafkan kami Tuan.” “Aku tak butuh permintaan maaf kalian! Aku hanya ingin kalian menemukan wanita itu!” ucapnya penuh amarah. “Tuan, sepertinya wanita yang anda cari sudah ...” “Jika kau mengira dia sudah mati, maka tunjukkan makamnya padaku. Aku akan membongkarnya untuk memastikan wanita itu benar-benar terbaring di sana,” ucapnya dingin dan tatapan tajam yang begitu mengintimidasi. William menggerakkan jarinya menyuruh para pengawalnya pergi meninggalkannya. Matanya memerah menunjukkan amarah. Pikirannya benar-benar kalut. Wajahnya yang tampan pun tak  bisa menutupi rasa frustasinya. Menemukan sosok Viola, seperti mencari bayangan di dalam kegelapan. Ia sudah mengerahkan semua pengawalnya untuk mencari kekasih adiknya itu.
Magbasa pa
Tamu dengan Dendam
“Selamat datang Tuan.” Nyonya Anne dengan gaun hitam mewahnya terlihat tersenyum ramah pada para pengunjung di bar nya. Bar mewah yang hanya menerima tamu VVIP para pengusaha yang ingin melakukan kegiatan dan rapat bisnis secara rahasia. Ia sengaja membagi tempat hiburannya untuk para pengunjungnya. Dimana, lantai bawah untuk para pengunjung biasa yang ingin menikmati musik dan berkumpul bersama rekan-rekannya. Dan lantai atas ia khususkan untuk pengunjung VVIP yang telah memiliki kartu anggota bar, yang dapat menikmati semua fasilitas barnya. Dari kunjungan pembahasan bisnis atau hanya sekedar bermain dengan para wanita spesialnya. “Nyona Anne, kau semakin cantik” sapa salah satu pengunjung. Wanita berusia 45 tahun itu  tersnyum cerah. Wajahnya yang selalu menawan selalu mendapatkan pujian dari para pengunjungnya. Nyonya Anne memberi kode pada pegawai wanitanya untuk mengantarkan tamu-tamu tersebut keruangan yang sudah ia siapkan.
Magbasa pa
Sebuah Nasihat
“Felix Xavier. Bukankah kau merindukannya?” Sebuah tamparan yang begitu keras dengan telak mengenai hati Viola. Luka yang ia simpan begitu rapat kembali mengeluar. Ekpresi dingin di wajah cantiknya berpadu dengan amarah yang ia tuangkan di dalam genggaman tangannya. William yang sedari tadi menatap lekat, menyunggingkan senyum tipis penuh kepuasan. Ia berjalan lebih dekat, memajukan wajahnya menghampiri sisi kiri telinga Viola. Dengan senyum penuh kemenangan ia membisikkan sesuatu disana. “Kau tak akan bisa lari lagi kali ini.” Viola sekuat mungkin menahan dirinya untuk tak menarik wajah itu dan menamparnya dengan kuat. Ia sebisa mungkin menetralkan semua perasaan yang bergumul dan mentertawakan dirinya. Dengan tenang, gadis itu mengembangkan senyumnya. “Maafkan saya, Tuan. Saya tak pernah mendengar nama itu.” “Benarkah?” jawabnya sambil menarik wajahnya dan menatap tajam kearah gadis di depannya yang tak menampakkan sedikit pun ketaku
Magbasa pa
Gunakan Uang Anda
Viola kini tengah mendengarkan permintaan para kliennya yang akan menandatangani kontrak kerjasama dengan klub malam Nyonya Anne. Para pengusaha yang ia hadapi saat ini nampak mengagumi keterampilan gadis itu yang mampu menjelaskan semua hal yang akan mereka dapatkan. Para tamu tersebut selalu memuji kharisma yang gadis itu tunjukkan di balik sikap profesionalnya. Viola terlihat begitu elegan dengan aura tenang dan senyum yang menawan. Penampilan nya yang begitu mengesankan, dengan setelan kemeja biru muda serta heels hitam yang melekat di kakinya. Rambutnya yang sebahu ia uraikan dengan cantik dan menyelipkan salah satu rambut di belakang telinga kirinya. “Terima kasih atas kerjasamanya Nona Violet. Kami akan menantikan semua hal baik kedepannya.” Viola tersenyum ramah dan menjabat tangan para klien yang terulur padanya. “Semoga hari Anda menyenangkan, Tuan,” ucap Viola dan membungkuk sopan sebelum para klien nya melangkah meninggalkannya.
Magbasa pa
Senyum yang Berbeda
  “Gunakanlah uang Anda, dan ungkaplah kebenaran yang ingin Anda dapatkan.” William memandang tajam. Sindiran yang dilontarkan gadis itu menamparnya tanpa ampun. Tidak, ia bahkan lebih merasa sakit hati karena gadis itu mentertawakannya. Ia seolah dipermainkan oleh sosok gadis di depannya. William sekali lagi menarik tangan gadis itu, hingga Viola menabrak dada bidangnya. “Aku akan bertanya sekali lagi padamu,” ucapnya menekan setiap katanya seolah memberi ancaman kepada Viola. “Kau, ada di mobil itu, kan?” Viola tanpa rasa takut balas menatap tatapan William. Ia bisa melihat jelas wajah tampan penuh kemarahan yang hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya. “Apa Anda tertarik pada saya, Tuan?” “Apa?” “Kau ... tertarik padaku?” tanyanya tajam. Kalimat sopan yang biasa ia gunakan berubah seketika. “Kau tak waras sepertinya?” Viola menyunggingkan senyum sinis. “Jika kau tak tertarik p
Magbasa pa
Sebuah Sihir
“Tuan.” Edwan terlihat membungkuk hormat meski sang Tuan tak juga berpaling menatapnya. Sekilas ia melihat William yang termenung seolah memikirkan sesuatu. Jarinya memutar cincin perak di kelingking kirinya. Edwan sangat hafal dengan tiap gerak gerik Tuan nya. Seperti yang terlihat saat ini, William akan memainkan cincin di jarinya tiap kali ia merasa gelisah atau memecahkan sesuatu yang mengganjal dipikirannya. “Aku selalu merasa ada yang salah dengan gadis itu.” Tak berniat membalas ucapan William, Edwan lebih memilih diam mendengarkan semua kegelisahan pria di depannya. “Dia selalu bersikap dingin kepadaku. Tidak ... bahkan dia terlihat semakin tak terbaca tiap kali aku mengungkit Felix di depannya.” William menarik nafasnya dalam, memutar kursinya menatap jendela kaca di depannya. “Hari ini, ia tersenyum pada seorang pria. Bukan ekspresi seseorang yang jatuh cinta. Lebih tepatnya ia menatap penuh kekaguman pada pria itu.” “Saya sedang menyelidikinya, Tuan” ucap Edwan beru
Magbasa pa
Kepercayaan yang Mati
Seorang dokter didampingi perawat nampak memasukkan jarum infus kedalam tangan Viola yang masih tak terbaring lemah tak sadarkan diri.“Nona Viola sepertinya mengalami masalah lambung akibat stres. Dan juga tekanan darahnya menurun. Ia berada dalam kondisi buruk. Anda, harus lebih memperhatikannya. Saya harap Anda bisa mengurangi waktu kerjanya agar bisa beristirahat total hingga keadaanya benar-benar pulih,” ucap Dokter di depan William sebelum pamit meninggalkan pria itu. Beberapa pelayan yang berada dikamar tidurnya, ikut pergi meninggalkan William yang menatap Viola dalam keheningan.Beberapa saat yang lalu, ia tanpa fikir panjang, segera membawa Viola ke rumahnya saat gadis itu sempat tersadar dan memohon untuk tak membawanya ke rumah sakit. Ia masih merasakan remasan tangan Viola di jari-jarinya, saat gadis itu bersikeras keluar dari mobilnya jika William nekat membawanya ke rumah sakit. “Apa yang kau takutkan hingga menyembunyikan semua rahasia mu begitu rapat?” tanya William
Magbasa pa
Rumor
William berjalan masuk kedalam kamarnya dan membanting kuat pintu kamar di belakngnya. Tangannya meraih gelas yang berisi wiski dan menegaknya habis.Dada pria itu naik turun bersamaan dengan nafas berat penuh amarah. Tangannya mengepal kuat dan tak menunggu lama ia pukulkan kearah atas meja di depannya.“Sial” makinya penuh amarah.“Apa yang sebenarnya terjadi?”pikirnya yang semakin kacau tak menemukan jawaban.William berbalik dan keluar dari kamarnya. Para pelayan yang berpapasan dengannya membungkuk penuh hormat, namun pria itu tak sedikit pun membalasnya dan tetap melangkahkan kakinya menuju lantai 3 rumahnya.William menarik nafasnya pelan saat dirinya telah berdiri di sebuah pintu kamar bernuansa putih. Tangannya terlihat ragu untuk membuka pintu di depannya.Hembusan nafasnya yang terdengar berat mengantarkan gerakan tangannya untuk menggerakkan gagang pintu di genggamannya.Pria itu melangkah masuk dan
Magbasa pa
DMCA.com Protection Status