Takdir Cinta Naila

Takdir Cinta Naila

By:  Jannah Zein  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
12 ratings
139Chapters
7.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Naila begitu percaya pada takdir. Baginya, takdir itu sebuah jalan dan dia akan melangkah pada jalannya. Perempuan berwajah manis ini hanyalah seorang pelayan warung. Meskipun begitu, semua lelaki yang dia kenal mengakui pesonanya, tak terkecuali seorang Ammad, lelaki berumur 40 tahun, seorang perantau yang terkenal setia dengan istri dan keluarganya. Akankah takdir menyatukan mereka atau malah memisahkan serta menghempaskan semua harapan?

View More
Takdir Cinta Naila Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Nazwatalita
Keren ceritanya ...
2021-12-25 12:08:38
0
user avatar
Nury
Cerita yg sangat menarik
2021-10-22 04:38:52
1
user avatar
Giovanna Bee
Enak banget bacanya, bisa ikut merasakan kegalauan Naila sebagai perempuan...
2021-10-02 16:28:56
1
user avatar
Nayla Ahmad
keren bngt Mak othor yg satu ini. nanti aku lanjut baca
2021-10-01 15:55:35
1
user avatar
Reno Poel27
Aku doain semoga Naila jdian sama Ammad deh, biar hidunya bahagia......
2021-10-01 12:39:10
1
user avatar
Ursa Mayor
Karakter Si Naila sudah bisa ketebak dan terasa sekali kalau dia itu janda alim. Lalu, aku membayangkan Si Ammad yang pasti gantengnya war biasah dan di pikiranku perfect man banget. Dan terakhir, akan kunantikan gimana takdirnya ini.
2021-09-25 18:59:07
1
user avatar
Ucu nurhayati
kata2 nya rapih dan tidak berbelit2 jadi bacanya enak ngalir, penggambaran settingnya juga lumayan detail, kisahnya juga true life bgt, jadi janda memang sering kali jadi tempat fitnah, ayo tunjukan naila kalo kamu bukan janda sembarangan ...
2021-09-25 17:04:40
1
user avatar
Nazwatalita
Aku mampir, Kak ...
2021-09-25 15:28:47
1
user avatar
Cathalea
Tantangan hidup sebagai janda emang berat ya, Nalla. Sulit menilai ketulusan laki-laki yang mendekat. Ayok, ah. Bikin Nalla bahagia ya, thor.
2021-09-25 09:32:24
1
user avatar
Skavivi
semangat kak.
2021-09-15 17:49:32
1
user avatar
Akiva Az-Zahra
Semangat terus ya kak .........
2021-09-10 23:43:56
1
user avatar
Cucu Suliani
Kereen, lanjut..
2021-09-10 22:18:38
1
139 Chapters
Pembicaraan siang ini
Naila masih setia menimang ponsel yang baru saja ia non aktifkan. Tangannya gemetar. Keringat dingin membasahi pelipisnya. Dia  masih tak percaya dengan kejadian yang baru saja ia alami. Sebuah pembicaraan lewat telepon yang sungguh membuatnya terguncang. Seorang perempuan tak di kenal yang mengaku bernama Elfira, mendadak mempertanyakan sebuah nama yang selama beberapa bulan ini menghuni sebuah ruang di dalam kenangannya. "Ada hubungan apa kamu dengan Ammad?" Hampir saja benda pipih berbentuk segi empat panjang itu luruh dari telinganya. Perempuan itu hanya sanggup mengelus dada. Dia merasakan jantungnya bergerak lebih cepat. Ya, nama itu. Lagi-lagi perempuan itu menyebut nama Ammad! "Kamu siapa?" tanya Naila. "Aku Elfira, saudaranya Ammad." "Ohh.. Tidak ada hubungan apa-apa, Kak. Hanya sekedar teman," jawabnya sembari berusaha untuk tetap tenang.
Read more
Jalan-jalan
Dua tahun yang lalu .... Naila tengah asyik mencuci piring di belakang warung ketika ibu Diana datang menghampiri dirinya. "Naila, ada yang mencarimu di depan." Wanita muda itu menoleh, lalu mengerutkan keningnya. "Siapa, Bu?" tanyanya. "Tinggalkan saja pekerjaanmu, Naila. Temui dulu orangnya. Sejak tadi ia menunggumu." Wanita setengah baya itu tersenyum tipis. Masih dengan hati yang bertanya-tanya, Naila mencuci tangannya sampai bersih. Ia merapikan jilbabnya, lalu beranjak pergi dari tempat itu. "Bang Ammad," seru Naila saat masuk ke ruangan depan warung. Laki-laki itu melambaikan tangan. Seulas senyum tersungging dari bibir polos tanpa lipstik itu. "Ade malam ini ada acara?" tanyanya. Mereka tengah duduk berhadapan. "Setelah selesai kerja, biasanya Ade langsung pulang. Kasihan Nayra di
Read more
Arti kebahagiaan buat Nayra
Di hadapan mereka telah terhidang dua porsi nila goreng dan satu porsi ayam goreng request Nayra. Ada juga lalapan serta sambal terasi. Nasi yang masih hangat dan tak lupa dua gelas teh hangat sebagai teman makan yang sempurna. Nayra memilih minum dengan air putih. Hahaha... Ada-ada saja request gadis kecilnya. "Makanan dah siap," seru Ammad sembari bertepuk tangan. "Wah, ada ayam goreng," pekik Nayra. Jelas tergurat rasa senang di wajahnya. Naila memandang gadis kecilnya dengan rasa iba. Di tengah keterbatasan kondisi ekonomi mereka, Naila tidak bisa membelikan ayam untuk Nayra setiap hari. Pekerjaannya hanya membantu di warung ibu Diana dengan upah yang tak seberapa. Paling kalau lagi beruntung, dia bisa membawa sisa lauk dan sayur yang tak terjual dari warung itu. "Iya, Sayang. Makan yang lahap ya," ucap Naila sambil tersenyum. Dia segera mencuci
Read more
Kapan jalan-jalan lagi?
Waktu yang semakin beranjak siang membuat warung ibu Diana semakin ramai oleh pengunjung. Naila sibuk dengan pekerjaannya. Menyiapkan makanan pesanan pengunjung, mengangkat peralatan makan yang kotor, membersihkan meja bekas makan, bahkan mencuci piring dan gelas. "Ade." Naila mengurungkan niatnya untuk membawa piring dan gelas kotor ke belakang warung, ketika di lihatnya sosok lelaki gagah itu bergegas menghampirinya. "Abang." Ada binar di matanya. Sekilas ia mengamati penampilan laki-laki yang baru datang itu. Semakin hari sosoknya terlihat semakin menawan di dalam pandangannya.. "Abang mau makan apa?" tanyanya. "Apa saja, Ade. Asal jangan masakan yang rasanya agak manis. Abang tidak suka." "Silahkan Abang pilih sendiri. Ade gak tahu makanan kesukaan Abang," ucapnya. Laki-laki itu mengamati berbagai macam masakan yang ada di hadapannya, kemudian m
Read more
Hanya berteman, tak lebih.
Naila buru-buru meneguk minumannya untuk menetralisir kecamuk rasa yang bergejolak di dadanya. "Nayra ngomong apa sih?" sergahnya. "Insya Allah kalau Mama ada uang, Nayra bisa makan ayam goreng. Kita tidak perlu menunggu om Ammad mengajak jalan," ucapnya sambil mengelus rambut anak itu. "Tapi beda rasanya, Mama," bantah Nayra. Wajahnya mendadak murung.  "Beda apanya, Sayang? Kan sama saja makan ayam goreng juga," sahut Naila. "Beda, Ma. Kalau makan ayam goreng dengan om Ammad bisa sambil ngobrol macam-macam. Kan rame, Ma," sambungnya. Naila seperti tertohok. Barulah ia paham dengan maksud pembicaraan putri semata wayangnya. Gadis kecilnya merindukan sosok seorang ayah di dalam kehidupannya. Sosok seorang ayah yang tak akan pernah di temui seumur hidupnya. Naila menatap putri kecilnya dengan perasaan iba. "InsyaAllah, nanti om Ammad mengajak jalan lagi. Nayra berdoa saja ya," hibur wanita muda itu, meskipun ia tenga
Read more
Suami orang
"Ada hubungan apa kamu dengan laki-laki itu, Nak? Mama lihat kamu sudah begitu dekat dan Nayra pun begitu menyukainya." "Tidak ada hubungan apa-apa, Mama," *Mama lihat Ammad menyukaimu," bantah ibunya. "Naila hanya menganggapnya sebatas teman dan saudara, Ma. Buat Naila, bang Ammad hanya sebatas abang yang baik dan perhatian kepada Naila dan Nayra." "Hubungan kalian sudah terlalu dekat, Sayang. Mama bisa melihat, bagaimana sorot mata laki-laki itu memandangmu. Mama ini juga pernah muda, Nak." Naila menghela nafas panjang, seolah ingin membuang segala rasa di dalam dadanya. Matanya kosong menatap langit-langit kamar. Ibunya masih setia memperhatikan dari sisinya. "Naila juga bukan anak kecil lagi, Mama. Naila pun mengerti arti dan sikap seorang laki-laki, tapi Naila tidak mau gegabah. Karena boleh jadi, perhatian dan sikap bang Ammad selama ini hanya sekedar untuk mengekspresikan rasa sayangnya kepada Naila dan Nayra. Mungkin dia merasa
Read more
Bagaikan di teror
"Abang minta maaf karena kemarin tidak main ke sini. Kebetulan Abang sedang ada urusan di Banjarmasin. Ade tidak apa-apa, kan?" ujarnya ketika perempuan itu menaruh satu porsi nila goreng lengkap dengan sambal kesukaannya. "Tidak apa-apa, Bang. Lagian juga buat apa Abang minta maaf. Abang tidak punya salah apa pun," sahut Naila. "Terima kasih ya, De. Oh, ya, besok hari minggu. Ade dan Nayra mau nggak Abang ajak jalan-jalan lagi?" Naila hanya membalas dengan sebuah senyuman. "Ade tanya Nayra dulu ya." "Ya Allah ... semuanya tergantung dengan Nayra." Laki-laki itu tertawa kecil. Dia memulai ritual makan siangnya. Lembut dan gurih daging ikan nila goreng berpadu dengan sambal yang terasa pas di lidahnya. "Habis mau gimana lagi? Nayra itu putri Ade satu-satunya dan Ade tidak mau jalan bersama dengan seorang laki-laki yang tidak disukai oleh Nayra." "Iya
Read more
Maafkan Mama, Sayang
Pagi ini begitu cerah. Hanya sedikit awan yang memenuhi biru warna langit. Matahari bersinar, membiaskan rasa hangat hingga sampai ke hati. Naila sudah siap dengan gamis biru kesayangannya dengan di padu jilbab warna senada. Demikian juga Nayra. Sejak tadi ia sibuk berceloteh dan bertanya pada Naila, kapan om Ammad datang menjemput mereka. Sebuah mobil berhenti tepat di halaman rumah. Naila menengok ke depan. "Om ...!" pekik Nayra. Gadis kecil itu berlari menghampiri Ammad. Laki-laki itu mencondongkan badannya untuk merangkul tubuh mungil Nayra. "Apa kabar, gadis kecil Om?" tanyanya. Ia mengusap pipi "Baik, Om. Nayra kangen dengan Om. Udah beberapa hari tidak ke sini," ucapnya polos. Ammad tertawa. Dia mencubit hidung Nayra dengan gemas. "Om juga kangen Nayra. Sudah beberapa hari ini Om banyak pekerjaan,"" sahutnya.
Read more
Ammad itu, abangku!
Drrrt.. Naila menguap berkali-kali sebelum akhirnya membaca doa bangun tidur. Alhamdulillahil ladzii ahyaanaa ba'damaa amaatana wa ilaihin nusyuur.. Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami sesudah mati (membangunkan kami dari tidur) dan hanya kepadaNya kami menyembah.. Sembari menyibak helai rambut yang menutupi wajahnya, Naila meraih ponsel. Sebuah nama yang sangat di kenalnya menghias layar ponsel. Naila mengerutkan dahi. [Sudah subuh, Ade. Bangun yuk] Ah, saat subuh seperti ini dia sudah memberikan perhatian.  Benar-benar laki-laki yang baik! [Sudah bangun, Abang. Ade mau shalat subuh dulu ya] Naila meletakkan kembali ponsel ke samping bantalnya. Dia bergegas bangkit dan keluar dari kamarnya menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi dan berwudhu, dia kembali ke kamar. "Nayra."
Read more
Menikah dengan orang yang tepat
Sesampainya di warung tempat kerjanya, Naila buru-buru melangkah masuk ke dalam warung. Suasana masih sepi. Hanya ibu Diana dan Kak Imah yang nampak sedang sibuk mengolah bahan mentah menjadi berbagai macam masakan untuk di jual nantinya. Warung ibu Diana  buka dari pukul 09.00 pagi sampai pukul 17.00 sore. "Nai," panggil ibu Diana. "Dari tadi ibu perhatikan, muka kamu cemberut saja. Ada apa, Nai? Apakah Nayra minta ayah baru lagi?" tanyanya sembari mengedipkan mata. Naila menggelengkan kepala. "Bukan, Bu. Naila cuma kesal dengan omongan orang. Padahal Nai nggak ngapa-ngapain dengan bang Ammad. Kalau lagi jalan, ya biasa aja. Bahkan jalannya juga sama Nayra. Kenapa orang-orang pada mikir yang enggak-enggak?" Dia menghembuskan nafasnya. "Ya wajar saja, Nai. Kamu kan janda. Jadi kalau kamu kelihatan dekat dengan laki-laki, orang-orang mikirnya ke situ. Ada hubunga
Read more
DMCA.com Protection Status