Sang Sekretaris

Sang Sekretaris

Oleh:  Kanietha  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
246 Peringkat
156Bab
235.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Belum juga usai kemelut asa, karena menempatkan hati pada Christopher Ambrosius, pria yang tidak seiman dengannya. Kini, Bening Bhanuwati kembali terjebak rasa dengan Telaga Cakrawala, pria beristri yang berusia sangat jauh dengannya. -- “Harusnya, kamu bersyukur,” timpal Aga. “Sudah tahu kebohongan pacar kamu sejak awal. Coba kalau sudah nikah terus ketahuan dia selingkuh seperti sekarang?” “Terus, Bapak sendiri bagaimana?” balas Bening menoleh pada Aga dengan mata yang sudah membengkak. “Bapak sudah nikah tapi nggak nolak sama sekali waktu saya cium. Malah diem-diem aja menikmati.” Aga bungkam. Mengapa Bening selalu berani untuk menyanggah ucapannya tanpa rasa segan sama sekali. “Secara nggak langsung, itu, sama aja dengan Bapak selingkuh sama saya.” Aga mengerjap tegang memikirkan ucapan Bening. Apakah dirinya saat ini telah mengkhianati sang istri karena telah berciuman dengan sekretarisnya sendiri?

Lihat lebih banyak
Sang Sekretaris Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Nur Habibah
selalu bagus
2024-01-02 18:12:12
1
user avatar
Cahya Gumilar
mantap kak
2023-06-02 17:23:23
1
user avatar
Indri saputra
ceritanya baguusss bgt, selalu ada sedih & lucunya juga.. the best dengan ceritanya ...... ditunggu kelanjutannya yaa kak Thor ......
2023-04-22 23:06:53
1
user avatar
Agus Irawan
hai kak mampir ke Novelku, lagi promo gratis. Terbatas loh silahkan mampir. judul "Kembang Desa Sang Miliarder" pena"Agus Irawan
2023-02-08 12:29:03
2
user avatar
Jaje Tujak
sang pengacara belum ada iya?
2022-11-05 16:01:00
1
user avatar
Yulina Setiawati
cerita yang menarik
2022-06-30 20:49:42
1
user avatar
Rina Imron1974
ya mba Beb, kok dah tamat sj, lanjut ah, di tunggu y say kelanjutannya ...
2022-06-30 15:50:57
2
user avatar
Fera Rahmanti
sejauh ini ceritanya menarik
2022-06-30 15:27:32
1
user avatar
Rani Kartaadiredja
mbak Beb .. ...sedih deh tamat
2022-06-30 12:21:51
1
user avatar
Iman Afrizal
keren alur cerita nya jelas gak banyak drama.
2022-06-30 07:56:52
1
user avatar
Mia Prahartina
and ...fin lagi ... congrats....tambah penasaran wkwkkw
2022-06-29 22:36:14
1
default avatar
devirullie27
lanjut dong mba beb..kita tungguin bening lahiran dulu trs besuk gt... yah pa ilhamnya gimn, pengen deh liaT ilham & anak2nya.hancur
2022-06-29 21:30:24
1
user avatar
Rina Imron1974
mba Beb, jgn tamat dl dong, itu teka teki blm terjawab, antara P" Ilham dan vira
2022-06-29 12:04:24
1
user avatar
Mia Prahartina
hayuu kondangan beb wkwkwk
2022-06-27 23:20:32
1
default avatar
tralala
Apakah abi akan oleng ke fika kak beb? Wkkwwk
2022-06-26 23:56:16
3
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
  • 17
156 Bab
SP 1
“Bening!”Kepala itu langsung terantuk pasrah, mendengar suara sang pemimpin redaksi -pemred-  yang kini memanggilnya. Padahal, tinggal dua langkah lagi kakinya sudah menyentuh ujung tangga untuk segera berlalu dari ruang redaksi. Jam pulang kerja sudah berakhir dari satu jam yang lalu. Namun, pekerjaan sebagai seorang sekretaris redaksi -sekred- di media, seolah tidak ada habisnya, terus saja meronta dan memanggilnya. Sementara itu, malam ini ada sebuah acara keluarga yang harus dihadirinya, dan Bening tidak ingin terlambat datang ke sana.Kembali menegakkan kepala, Bening lantas memutar tubuh untuk menatap Aga yang sudah berdiri di ambang pintu kerjanya. “Iyes, Pak?” Dengan langkah lunglai, Bening kembali berjalan menghampiri sa
Baca selengkapnya
Harta Warisan
Bening terlambat setengah jam dari jadwal acara yang sudah ditentukan. Untuk satu hal ini, ia merutuk kepada Aga yang sudah memberinya banyak pekerjaan, sejak sang pemred itu menjabat di Swara Media. Sebenarnya, Aga bisa saja merepotkan wakilnya atau beberapa redaktur lain ketika jam kerja Bening sudah selesai. Namun, pria itu seolah senang sekali menumpuk berbagai pekerjaan yang tidak terduga pada Bening.Langkahnya lalu terhenti di ruang tengah. Melihat keluarga sang ayah yang sepertinya sudah berkumpul sedari tadi. Wajah keempat orang yang duduk di sofa secara terpisah itu, langsung tertekuk masam ketika melihat Bening.“Jangan berlagak seperti orang penting, Ning. Kamu harusnya bisa mikir, kalau kami di sini masih punya kesibukan lain di luar sana.”
Baca selengkapnya
Melepas Rindu
Aga yang baru datang ke kantor tepat ketika jam pulang kerja karyawan, berhenti sejenak di sisi meja sekred yang kosong. Perangkat komputer yang masih menyala dan ponsel yang tergeletak begitu saja di samping mouse, menandakan si empunya tidak berada jauh dari ruang redaksi. Bening, masih berada di kantor dan belum pulang ke rumah.Benar saja, saat kaki Aga hendak melangkah masuk ke dalam ruangannya, gadis itu muncul dari koridor yang mengarah ke toilet. “Sore Pak Aga,” sapa Bening dengan sopan. “Daftar kepala daerah dan kepala dinas yang Bapak minta tadi pagi, sudah saya emaìl.”“Makasih,” ucap Aga kemudian melihat penampilan Bening dari ujung rambut hingga kaki, kemudian menghela. “Ini seragam yang kamu bilang kebesaran?” tunjuknya tanpa sungkan pada tub
Baca selengkapnya
Permintaan Terakhir
“Hati-hati pulangnya,” kata Bening setelah melepas sabuk pengaman. “Jangan lupa kabari kalau sudah sampai apartemen.”“Siap, Nya!” jawab Christ lalu dengan cepat meraih tengkuk Bening dan memagut bibir manis itu tanpa rasa puas. “Aku jemput besok pagi dan salam buat uti.”“Hmm.” Bening mengangguk sembari menggigit bibir bawahnya yang terasa kebas, setelah Christ melepaskan pagutan mereka. “Jemput pake motor apa mobil?”“Pake rok!” Kedua alis tebal Christ itu naik turun dengan tatapan jahil. "Biar cepat bukanya."Keduanya lantas tergelak bersamaan, sudah saling mengerti akan semua hal. Itu berarti, Christ akan menjemput Bening dengan mem
Baca selengkapnya
Kurang Piknik
“Kamu kenapa, sih? Dari tadi banyak diamnya?” tanya Christ sebelum mobil yang dikemudikannya berbelok di halaman gedung Swara Media. “Mau dapet kayaknya, moodku nggak enak banget,” ujar Bening beralasan. Pagi tadi, sebelum Christ datang untuk sarapan sekaligus mengantarkan Bening ke kantor, Sinta kembali mengingatkan Bening tentang hubungannya dengan pria itu. Bening pun meminta waktu kepada Sinta untuk membicarakannya semuanya dengan Chris sekali lagi. Jika kali ini, mereka tidak mendapatkan titik temu, maka Bening berjanji akan mengakhiri semuanya  dengan pria itu.Untuk itu, Sinta pagi tadi tetap bersikap ramah seperti biasanya. Wanita tua itu mengurungkan niatnya untuk membicarakan hubungan yang ada di antara cucunya dan
Baca selengkapnya
Masih Milikku
“Kamu, sudah dari tadi pagi, kayak gini, loh, Beb.”Akhirnya, setelah sepanjang jalan menuju apartemen keduanya terdiam, Christ membuka mulut. Menutup pintu unit, lalu menyusul Bening yang sudah lebih dulu masuk ke dalam kamar. Gadis itu terlihat baru saja bertelungkup lelah di atas ranjang.“Ada masalah sama, Uti?” tanya Christ ikut merebahkan tubuhnya di samping Bening. Menyatukan kedua telapak tangannya di belakang kepala sebagai bantal. “Karena kemarin malam, kamu itu baik-baik aja.”“Uti …” Bening menolehkan kepala pada Christ, Mebiarkan surai ikal sebahu itu jatuh terhambur di sisi wajah. “Minta aku berhenti ketemu sama kamu.”“Kenap ….” Seketika, Christ membungkam mulutnya sendir
Baca selengkapnya
Tatapan Hampa
“Pak Agaa … pelan-pelan jalannya,” rengek Bening yang kewalahan untuk menyamakan langkahnya dengan pria itu. Andai saja, Bening tidak berlama-lama di ballroom hotel untuk menghibur diri karena masalahnya dengan Christ, saat ini ia pasti sudah ada di rumah. Sayangnya, Bening masih betah duduk untuk melihat persiapan malam penghargaan yang akan dihelat besok malam.Sampai, Aga datang dan meminta Bening untuk mengikutinya. Entah mengikuti ke mana. Yang jelas, mereka kini sudah menuju lobi dan langkah Aga berhenti di depan meja resepsionis.“Bapak, iih!” Bening menghentak high heelsnya satu kali untuk menumpahkan rasa kesal yang ada di hati. “Kalau kaki saya keseleo, bisa gak ikut nampang saya besok, Pak.”Aga membuang napas d
Baca selengkapnya
Sudah Selesai
Dengan menahan semua sesak di dalam dada, Bening terus saja berjalan melewati Mike menuju lobi. Kali ini, Bening hanya ingin segera pulang dan tidak mau terlibat dalam hal apapun lagi. Semua drama yang ada malam ini, sudah cukup membuat hatinya teriris pilu.Christ, satu-satunya pria yang selama ini ada di dalam hidup Bening, ternyata sudah berkhianat di depan mata. Bening juga tidak bisa meraba, sejak kapan pria itu berhubungan dengan wanita yang bernama Chika tersebut. Karena selama ini, tidak ada sedikit pun sikap Christ yang menunjukkan bahwa pria itu telah memiliki wanita lain di luar sana.“Bening!” Christ yang akhirnya menyusul gadis itu langsung meraih tangan Bening. Mencekal dan menarik tangan dingin itu, ketika Bening sudah berjalan di area parkir di depan pintu utama hotel. Gadis itu terlihat berjalan tergesa ingin keluar dari area hotel.Bening yang seketika berbalik, langsung menghempas tangan Christ dengan kasar. “Ngapain nyusul?&
Baca selengkapnya
Mengancam
Aga berdecak kesal mendengar isakan Bening yang tidak berhenti sedari tadi. Hingga pada akhirnya, ia menepikan mobil di bahu jalan untuk berbicara sejenak dengan gadis itu.Harusnya, Aga tidak perlu ikut campur dengan masalah pribadi sekretaris yang selalu berani membantahnya itu. Namun, Aga tidak suka melihat perlakuan yang ditunjukkan Christ, pada Bening ketika berada di parkiran hotel. Oleh sebab itulah, Aga akhirnya ikut berceletuk dan melibatkan diri dalam perdebatan keduanya.Lantas, sikap ikut campurnya beberapa saat yang lalu ternyata membuahkah hal yang sangat mengejutkan. Aga sampai tidak habis pikir, kalau Bening akan berani menyatukan bibir mereka berdua di depan umum seperti tadi. Beruntung, parkiran hotel kala itu tidak terlalu ramai, meskipun ada beberapa orang lewat yang akhirnya melihat aksi mereka berdua.Aga merutuk sejadi-jadinya setelah itu, karena tidak sanggup mengelak ciuman yang begitu terasa manis dan memabukkan itu.“Bisa
Baca selengkapnya
Do Not Disturb
Malam ini, Aga benar-benar merasa menjadi manusia bodoh. Melibatkan diri dengan urusan pribadi sang sekretaris, sama sekali tidak masuk ke dalam nalar pikiran Aga. Namun, tidak ada lagi yang bisa Aga perbuat karena semua sudah terlanjur terjadi. Aga sudah berciuman dengan Bening, dan kali ini, sekali lagi ia kembali berhadapan dengan Christ. Harusnya, Aga menuruti permintaan Bening untuk menurunkannya di pinggir jalan dan setelah itu biarlah gadis itu pergi ke rumah, atau ke hotel terlebih dahulu dengan memakai ojek. Namun pada kenyataannya, Aga terus saja menginjak pedal gas untuk melajukan mobilnya, sesuai alamat yang telah disebutkan oleh Bening. Sampai akhirnya, ketiganya kembali bertemu di depan rumah Bening. Aga, gadis itu, dan Christ. Aga menoleh sekilas pada rumah yang ditempati oleh sekretarisnya tersebut. Dari pagar yang menjulang tinggi dan terlihat tertutup itu, Aga dapat memastikan kalau kediaman Bening pastinya cukup besar di dalam sana.
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status