Karma Terbalut Cinta

Karma Terbalut Cinta

Oleh:  Joya Janis  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
49Bab
3.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Airin Zafira pengusaha sukses di bidang perhotelan menyimpan masa lalunya yang kelam dengan rapat. Bertahun pun berlalu dan wanita ini kini mempunyai seorang putri yang cantik dan cerdas menjelang dewasa bernama Sandrina Ayu Dewi. Sayangnya Sandrina tumbuh tanpa kasih sayang ibunya yang hangat, gadis itu diasuh oleh neneknya di luar negeri. Ketika gadis itu kembali ke tanah air di suatu malam dia berjumpa dengan seorang pria dewasa yang merupakan awal malapetaka bagi hidup mereka.

Lihat lebih banyak
Karma Terbalut Cinta Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Joya Janis
...️...️...️...️...️...️...️...️...️...️...️...️...️...️...️...️...️...️...️...️
2022-08-09 05:57:25
0
49 Bab
Yang terenggut
Aku berdiri di atas balkon hotel yang menjulang tinggi bersama gedung pencakar langit lainnya. Aku sudah sampai di posisi pemilik tunggal dengan saham terbanyak, memiliki segalanya dan dihormati serta disegani banyak orang.Siapa yang akan menduga jika aku nyonya Airin Zafira dulunya hanya seorang gadis kampung lulusan diploma pariwisata perhotelan yang mampu mencapai posisi tertinggi di sini. Aku tersenyum puas mungkin malam ini adalah puncak keberhasilanku dan juga titik kehancuranku. Dendamku sudah usai, kubayar dengan tunai pada seorang laki-laki yang dulu tidak melihatku sebagai manusia.Laki-laki itu tidak melihatku sebagai manusia, dia hanya menganggap semua wanita hanya permainan dan pemuas nafsunya belaka. Betapa dulu dengan mudahnya dia menginjak harga diriku, merampas kehormatanku dan membuangku begitu saja.Kamar hotel VIP ini jadi saksinya, saksi atas bejadnya seorang laki-laki memperdaya gadis lugu yang sedang bekerja membiayai keluarganya di kampu
Baca selengkapnya
Kesepakatan
Aku membuka mata perlahan, kepalaku masih terasa pusing dan berat. Ku coba untuk mengumpulkan ingatanku, ruangan ini … aku ada di kamar hotel. Dengan terperanjat aku bangun, hanya selimut saja yang menutupi tubuhku, semua pakaianku terserak di lantai. Mendadak aku gemetar, jantungku seakan mau meledak karena degupannya yang kencang. Aku pun membungkus diriku dengan selimut, air mataku deras mengalir tanpa suara, ku punguti pakaian dalam, rok dan baju seragamku dengan hati yang pecah. Rasa perih dan sakit di bawah sana semakin mempertegas perbuatan laki-laki itu yang telah menghancurkan hidupku. Aku benci dirinya dengan semua kebencian yang aku punya! Jemariku masih gemetar mengancing satu persatu kancing baju seragamku bahkan ada sobekan di bagian bahu baju ini. Sanggul rambutku terurai dan membuatku sangat kacau. Napasku berhenti sesaat ketika suara air di kamar mandi terhenti dan laki-laki itu keluar dari kamar mandi hanya mengenaka
Baca selengkapnya
Pernikahan kompromi
Pernikahan berjalan secara sederhana dan hanya dihadiri oleh orang terdekat saja. Ibuku sangat terkejut dengan keputusanku yang mendadak ini. Beliau sempat menolak karena tak percaya aku mau jadi istri kedua laki-laki yang usianya lebih pantas jadi ayahku saja.Akan tetapi semua penjelasanku tentang sakit kanker yang diderita ibu Sanjaya dan kuliah lanjutan yang ku cita-citakan itu mampu meluluhkan hati ibuku. Hanya Kartika saja dan pak Andy yang menghadiri pernikahanku itu pun aku meminta mereka untuk merahasiakannya sementara waktu paling tidak sampai aku kembali dari luar negeri kelak. Aku dan ibu diboyong keluarga Sanjaya ke rumahnya yang besar. Semua asisten rumah tangga menaruh hormat yang sama seperti mereka menghormati ibu Sanjaya. Di malam pertama itu aku melihat kasih sayang antara suami istri yang baru saja mengambilku sebagai madunya. Ibu Sanjaya kelelahan karena ikut mengurus proses pernikahan kami sehingga kesehatannya m
Baca selengkapnya
Awal baru
'Tidak … Bu, jangan pergi sekarang, aku masih membutuhkan Ibu, ku mohon bertahanlah sedikit lagi Bu.’ Berkali-kali kalimat itu ku ucapkan di dalam hati. Mataku tak lepas memandangi ruang ICU tempat ibu Sanjaya dirawat. Mba Tias masih menemaniku juga sesosok laki-laki yang memberiku banyak tanda tanya.“Rin, aku mau ke toilet dulu yaa, gak apa kan kamu di sini dengan Andy?” tanya mba Tias sambil membetulkan letak kacamatanya. Aku hanya mengangguk, pak Sanjaya pasti sudah dalam perjalanan ketika kami mengabari istrinya tak sadarkan diri.Pak Andy mendekat lalu duduk di sampingku, terdengar helaan nafasnya yang berat.“Rin, aku minta maaf, aku tidak pernah berniat mencelakaimu seperti yang dikatakan Ariel.”“Maaf Pak, saya tidak ingin membahas itu lagi.” Ujarku dingin. Sebenarnya aku sudah cukup lama mengenal pak Andy, dia dulu seniorku di kampus sejak dia menaruh perhatian padaku aku menjaga jarak sejauh mung
Baca selengkapnya
Nyawa dalam rahimku
Aroma Rumah Sakit samar tercium, mataku membuka perlahan dan mencoba menyadari di mana aku sekarang. Sesosok laki-laki sedang berdiri di sampingku menatapku cemas.“Bapak?” Aku meyakinkan pengelihatanku jika laki-laki yang sedang berada di dekatku adalah pak Sanjaya.“Kata dokter kamu kelelahan dan asam lambung kamu meningkat.” Pak Sanjaya mengambil tanganku dan mengelusnya dengan lembut.“Kamu sudah bekerja dengan sangat keras Airin. Jadi biar kamu istirahat dulu yaa.”Aku menghela napas, dalam minggu ini akan ada beberapa event penting yang akan digelar di hotel dan aku terkapar di sini. Kepalaku masih pusing dan rasanya isi perutku ingin keluar.“Kamu masih pusing Airin?” pak Sanjaya menantapku dengan cemas. Aku hanya mengangguk karena merasa lemas sekujur tubuh.“Bapak juga tadi minta agar kamu dites darah, Bapak khawatir jangan sampai ada gejala penyakit. Lebih cepat kita tahu kan le
Baca selengkapnya
Setajam silet
Sejak resminya statusku diumumkan rasanya semakin gencar gosip yang beredar di antara karyawan hotel. Nyaris semua divisi bercerita tentangku, aneka rupa tanggapan mereka. Ada yang menganggapku pelakor yang mengincar harta keluarga Sanjaya ada pula yang menganggap aku sedang beruntung saja.“Jangan terlalu dipikirkan Rin, semua omongan mereka akan berhenti dengan sendirinya jika mereka sudah melihat kerja kerasmu.” Hibur Kartika yang melihatku muram setelah jamuan makan malam tempo hari.“Aku hanya sedang memikirkan Ibu Sanjaya, keadaan beliau semakin melemah. Aku belum siap rasanya untuk kehilangan beliau.” Kilahku.“Oh ya Tika, aku bisa minta tolong gak ? minta sama siapa gitu belikan aku asinan Bogor. Tolong yaa? “ aku memasang wajah memelas pada asisten pribadiku ini.“Iya bumil, siap laksanakan perintah!” seru Kartika dengan wajah ceria sambil menaikkan
Baca selengkapnya
Duka kehilangan
Kandunganku kini sudah masuk lima bulan, aku sudah mulai terlihat lebih gemuk. Denyut halus mulai terasa dari dalam sana. Bapak dan ibu Sanjaya mencurahkan segenap perhatian dan kasih sayang pada makhluk kecil yang ku kandung ini. Hingga suatu malam …Tok … tol … tok … pintu kamarku diketuk menjelang tengah malam.“Rin, ini Bapak, tolong buka pintunya sebentar.”Aku bergegas bangun dan membuka pintu, tampak pak Sanjaya tengah bersiap-siap untuk pergi.“Lho, Bapak mau kemana-mana malam-malam begini?” dahiku berkerut keheranan.“Ikut Bapak ke Rumah Sakit yaa, ibu mau ketemu kamu sekarang. Bapak tunggu kamu ganti pakaian. Pakai baju yang tebal udara lebih dingin malam ini.” pak Sanjaya berbalik dan duduk menunggu di ruang tengah. Aku menutup kembali pintu kamar dan mengikuti sarannya. Mendadak firasatku buruk tentang panggilan tengah malam ini. Selasar
Baca selengkapnya
Yang tak berhenti berharap
Lagi-lagi aku terbangun di sebuah kamar Rumah Sakit. Infus sudah menancap di punggung lengan kiriku dan rasa lemas itu masih terasa. Ku coba memutar ulang ingatan terakhirku dan yang ku ingat jeritan mba Tias yang melihat darah mengalir di betisku.“Kamu sudah sadar Rin?” suara lembut pak Sanjaya tertangkap oleh telingaku.  Aku menoleh ke sumber suara yang dekat denganku.“Ibu saya mana Pak?” aku mencari-cari sosok ibu. Aku ingin bersama ibuku di sini.“Ibu pulang baru saja pulang nanti siang balik ke sini lagi. Kamu harus banyak istirahat dan tidak boleh stress. Beberapa hari ke depan kamu harus bed rest dulu. Ikuti saran dokter yaa Rin?”Aku hanya mengangguk, mungkin memang aku butuh istirahat sejenak. Setelah kehilangan sosok ibu Sanjaya aku seperti kehilangan separuh penopang kekuatanku. Lalu ku teringat pada janjiku untuk membawa Sanjaya Hotel menjadi lebih sukses di tanganku. Aku mendesah pelan dan mecoba mem
Baca selengkapnya
Petaka lampu kristal
“Nyonya tidak apa-apa?” tanya pak Andy yang masih memelukku erat memunggungi pecahan lampu Kristal yang sempat membuat beberapa goresan di pipi dan tengkuknya. Aku mengangguk cepat dan mengelus perutku yang kembali mengeras karena terkejut. Kartika segera menghampiriku, lengannya juga ikut berdarah karena serpihan tajam kaca yang menyasar kemana-mana. “Ibu baik-baik saja?” Kartika memeriksa ku dengan cemas, pak Andy sudah melepaskanku dan meraba pipi serta tengkuknya yang terasa perih. Dia bergegas berbalik dan memeriksa apa ada yang terluka. Tampak beberapa orang staf bagian marketing mengalami luka yang sama dengan serpihan kaca yang berhamburan. “Periksa keadaan kalian dan jika ada luka yang butuh perawatan segera ke klinik. Cari sekarang teknisi yang memasang lampu ini segera!” wajah pak Andy merah padam dengan kejadian ini, terlebih karena aku yang nyaris celaka. “Kartika ba
Baca selengkapnya
Misteri Sandra
Dengan mengendap-endap aku berjalan agar pak Andy tak melihatku ada di sekitar ruangan ini. Berbagai macam pikiran mengisi kepalaku, apa kejadian lampu Kristal itu hanya kesalahan manusia atau ada yang sedang merencanakan Sesuatu di hotel ini. Jika benar tujuannya untuk mengacau di hotel ini, aku akan menghadapinya tanpa rasa takut sedikitpun. Sambil berjalan ke ruanganku aku membuka satu demi satu file itu sekilas dan mengingat-ingat nama beberapa teknisi yang ada di dalam file di tanganku ini. Aku terlalu fokus sehingga kurang memperhatikan jalanku di depan dan menabrak seseorang. “Airin, kamu dari mana?” suara pak Sanjaya yang sudah berdiri tegak sambil memegangiku membuatku gelagapan. Bukan hanya karena aku nyaris jatuh tapi kejadian lampu Kristal itu apakah …? “Ayo kita ke ruanganmu sekarang Bapak ingin bicara sekarang.” Pak Sanjaya menepuk punggung tangan kananku dan tak melepaskannya
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status