Mengejar Cinta Duda Tetangga

Mengejar Cinta Duda Tetangga

By:  Neliwati Nelisaja  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating
41Chapters
3.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Punya tetangga yang memiliki mantan suami yang gantengnya selangit..?? Wuah... Bisa kacau negara..! Apalagi tuh si mantan tetangga rutin menyambangi jandanya sekedar untuk menjenguk buah hatinya sambil melirik para tetangga sang mantan istri yang bening dan berdompet tebal. Gawat juga nih si duda... Kehadirannya menciptakan perang dunia ketiga.

View More
Mengejar Cinta Duda Tetangga Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Nel Bikod
gemeees bayangin Arkhan.....
2022-04-10 09:29:59
0
41 Chapters
Prolog
Mendapat tetangga baru tentu hanya kejadian biasa. Tapi bila tetangga baru ternyata memiliki mantan suami yang supeeer guanteeeng dan sering bertandang kesitu, itu yang bikin luar biasa dengan tetangga baru yang satu ini.Gueemeees plus gregetan..!Gimana tidak, si lelaki ganteng  yang nota bene adalah duda sang tetangga, bersikap teramat ramah pada semua ibu-ibu dikomplek itu. Umurnya masih terbilang muda sekitar 35 tahun. Hidungnya tegak dan mancung,  diatas bibirnya bertengger sepasang kumis yang legam dan kedua belah pipi serta dagunya juga dihiasi jambang dan jenggot yang tertata apik dan rapi. Kulitnya kuning langsat menambah macho si duda keturunan Arab tersebut. Dalam sekejap kegantengan si duda menjadi buah bibir ibu-ibu dalam setiap perkumpulan olah raga sore, arisan, PKK bahkan ada yang sengaja berkumpul khusus membahas tentang kegantengan si duda tetangga tadi.Hmm.. kira-kira kayak zaman Nabi Yusuf yaa..!!!
Read more
Bab 1. Kehadiran Duda Tetangga Nan Menawan.
Seorang lelaki terdengar tengah memanggil-manggil nama tetangga barunya. Alena yang penasaran langsung mengintip siapakah gerangan yang sedang berteriak di hari yang masih terbilang pagi itu?"Ohh.. My God!"Ternyata dia adalah duda tetangga yang kini tengah menjadi trending topik di kawasan cukup elit tersebut.Alena merasa harus  menenangkan diri. Ia tidak ingin laki-laki yang sedang berdiri di depan pagar tetangga barunya itu, mengetahui betapa hatinya telah bergejolak bagaikan ombak laut Cina Selatan. Dengan menguatkan hatinya, Alena berjalan menyambangi laki-laki itu."Maaf Mas, Mbak Nova dengan Tiara mungkin sedang pergi." ucap Alena memberi tahu pada laki-laki yang belum ia ketahui namanya itu."Ooh..." jawab lelaki itu nampak kecewa."Kecewa aja masih nampak ganteng.""Ooh, lama-lama aku bisa jantungan" Alena mendesah galau dalam hatinya.Alena melirik si duda ganteng yang sedang melepas pandang ke suatu arah. Sinar matahari
Read more
Bab 2. Brondong Rentalan Rupanya.
Mobil Alena memasuki halaman sebuah cafe. Di sana ia berjanji akan bertemu dengan Arcy temannya yang berprofesi sebagai penjual berlian. Arcy sering meminta bantuan Alena untuk mempromosikan berliannya kepada ibu-ibu kalangan atas yang biasa bertemu dengan Alena. Karena Alena adalah seorang pemandu senam yang namanya sudah cukup terkenal maka ia sering dipanggil untuk menjadi instruktur diperkumpulan mereka. Hal itu memberi akses pada Alena untuk membantu bisnis Arcy. Dan Arcy akan membagi keuntungan kepada Alena jika ia berhasil menjual berlian pada kenalan Alena. Alena mempunyai jiwa bisnis yang sangat kental yang turun dari mendiang ibunya. Sekecil apapun peluang akan dimanfaatkan Alena untuk menangguk rupiah."Hai..!!""Maaf aku sedikit telat." sapa Alena pada Arcy yang sudah lebih dahulu datang dari pada dirinya."Udah biasa..!" ujar Arcy sambil mencibir kepada Alena.Alena memang selalu terlambat datang jika ia berjanji temu dengan Arcy. Hal itu disebabkan
Read more
Bab 3. Ada Yang Cemburu ?
"Terima kasih Alena." "Roti buatanmu lezat sekali." ucap Arkhan ketika Alena mengantarkannya menuju pintu keluar setelah mereka berdua menikmati sarapan bersama pagi itu."Sama-sama Arkhan, terima kasih juga sudah mau mampir kerumahku." jawab Alena."Tentu saja Alena, kamu tetangga paling dekat dengan putriku. Jika terjadi suatu hal yang buruk pada Tiara aku berharap kamu mau membantunya." ujar Arkhan kali ini nampak serius."Ya..ya..! Tentu saja Arkhan. Kami disini memang selalu saling bantu di setiap masalah." Alena mencoba menghapus kekhawatiran Arkhan terhadap putrinya.Arkhan tersenyum senang mendengar kalimat yang baru saja diucapkan Alena.Dan kini mereka hampir sampai di mulut pintu keluar rumah Alena."Tapi Arkhan..""Kenapa Alena..?""Maaf kalau aku lancang." ujar Alena nampak ragu untuk meneruskan kata-katanya."Tidak apa Alena. Katakan saja!" jawab Arkhan sambil menatap wajah cantik Alena."Apa tidak sebaiknya kamu dengan Nova berba
Read more
Bab 4. Korban Mulai Berjatuhan.
Alena termenung setelah Winda menutup pembicaraan telepon dengannya. Ia tak habis fikir mengapa Winda nampak begitu membutuhkan dana secara mendadak. Ia masih ingat pada pertemuan arisan bulan lalu Winda malah menolak ketika pengundian arisan itu jatuh ketangannya. Selama ini keluarga Winda tidak pernah nampak kekurangan uang. "Ah sudahlah.., bukan urusanku juga untuk mengetahui keadaan keuangan orang lain." Alena kemudian mengibaskan pemikirannya yang mulai kepo. Alena segera meletakkan ponselnya di atas meja makan. Ia bersiap untuk mandi dan segera ingin beristirahat. Tak lama kemudian terdengar gemercik air didalam kamar mandi.  Tubuh Alena terasa semakin segar setelah membersihkan semua keringat dan kotoran yang melekat dikulitnya yang putih mulus. Setelah membersihkan wajahnya di depan cermin dan memakai baju tidur, Alena kembali ke ruang makan untuk makan malam. Sebelum mengambil makanan Alena mengambil ponselnya yang
Read more
Bab 5. Arisan
Hari Sabtu tepatnya malam Minggu yang ditunggu warga kompleks akhirnya datang juga. Malam itu adalah pertemuan arisan yang di adakan ibu-ibu di sana setiap bulan. Ada sekitar 50 orang anggota yang ikut bergabung dalam arisan tersebut dengan pungutan 5 juta rupiah per anggota yang dikumpulkan setiap awal bulan atau minggu pertama bulan baru. Sungguh angka yang cukup fantastis bukan? Setiap bulan akan keluar seorang pemenang dengan total penarikan 250 juta rupiah. Anggota arisan itu tentu saja mereka yang memiliki rumah di kompleks perumahan elit tersebut, berhubung jangka waktu arisan yang cukup lama.Pengundian pemenang arisan bulan ini diselenggarakan di kediaman Jeng Devi yang mungkin pantas di sebut istana di kawasan itu. Rumah besar bertingkat dua dengan taman yang sangat luas serta di lengkapi pula dengan kolam renang di sisi kanan bangunan itu. Di dalam garasi juga terparkir 3 unit mobil mewah keluaran tahun terbaru. Keluarga Jeng Devi memang bukan keluarga sembarangan. Ia
Read more
Bab 6. Garis Polisi
Dua hari kemudian di sebuah butik.Alena mempercepat langkah kakinya. Dengan sedikit mengendap ia mengikuti Nova dan Arkhan yang nampak sedang memilih beberapa jenis kain bahan pakaian yang terpajang di lemari yang diterangi lampu hias mungil. "Ini juga bagus !" Terdengar suara Arkhan memberikan pendapatnya.Nova mematut bahan kain yang ditunjuk jari Arkhan dengan teliti. Tapi nampaknya ia kurang berkenan dengan pilihan Arkhan. Nova kembali berjalan dengan diiringi seorang pamuniaga yang siap memberikan pelayanan.Nova kemudian menunjuk selembar kain yang terletak di bagian harga termahal."Ooohh..!" Alena berteriak kecil begitu melihat pilihan Nova. Alena bisa memperkirakan harga kain yang ditunjuk perempuan itu. Alena menggeleng-gelengkan kepalanya."Bukan main seleranya..!" desis Alena sambil meneguk saliva."Itu hanya sanggup dibeli kalangan artis." ucapnya sendiri tampak tidak habis fikir dari mana Nova mendapatkan uang hingga
Read more
Bab 7 Tembakan Asmara Sang Duda
Jeng Devi mengangguk dan menawarkan kembali kue-kue dalam kotak itu kepada Alena."Sudah Jeng, sudah kenyang." sahut Alena menolak halus tawaran Jeng Devi. Pikiran Alena masih tertuju kepada  Bu Winda yang masih belum jelas duduk persoalannya. Alena benar-benar prihatin atas kejadian yang menimpa wanita petinggi salah satu Bank ternama itu."Jadi bagaimana ceritanya kok sampai Bu Winda dibawa polisi, Bu Asmi?" Jeng Devi bertanya kepada Bu Asmi tetangga dekat Bu Winda. Suara Jeng Devi jelas berbau kesinisan dan kesumat yang tersembunyi rapi. Ia terlihat antusias menjatuhkan Winda yang menjadi saingan cinta terlarangnya terhadap Arkhan. Alena menggeleng-gelengkan kepalanya menatap Jeng Devi."Aduh Buu...! kok sampai bisa lupa umur begini toh Bu hanya karena kecantol lelaki buaya kayak si Arkhan...!" teriak Alena dalam hati ingin menyadarkan Jeng Devi yang menurutnya sama gobloknya dengan Bu Winda. Namun kalimat itu hanya mampu ia ucapkan di dalam hatinya
Read more
Bab 8. Skatmat Alena Untuk Jeng Devi
Alena mengayuh sepedanya dengan santai. Seperti biasa ia kembali berkeliling beberapa blok sebelum ia pulang menuju rumahnya.“Alena...!!” Alena menghentikan kayuhan kakinya di pedal sepeda lalu menoleh ke arah datangnya suara yang memanggilnya. Di sebuah persimpangan Alena melihat Jeng Devi berjalan tergesa-gesa dengan masih menggunakan seragam olah raga tadi.“Tunggu Alena !” Jeng Devi kembali melambaikan tangan meminta Alena menunggunya. Alena mengangguk dan menunggu Jeng Devi dengan posisi masih berada di atas sepeda. Satu kakinya ia tangkringkan di atas pedal sepeda dan satu lagi kakinya bertumpu menginjak aspal.“Jeng Devi belum pulang ?” sapa Alena bertanya karena melihat Jeng Devi masih kelayapan di jalan padahal tadi ia sudah lebih dahulu meninggalkan lapangan.“Saya mampir dulu di rumah Bu Ratih, Alena.” lapor Jeng Devi tanpa diminta dengan sedikit terengah. Ia berdiri berhadapan dengan Alena da
Read more
Bab 9. Calon Mantu Jeng Devi
Jeng Devi termenung setelah Alena menghilang dari pandangan matanya. Kalimat terakhir Alena serasa menampar wajahnya dan sampai kini masih terasa panas.“Sepertinya Alena mengetahui banyak hal tentang aku dan Arkhan.” pikir Jeng Devi di dalam hati.“Baiknya aku tanya Arkhan saja. Apa sih maunya dia? Sudah banyak uangku habis tapi kini dia mulai berpaling kepada Alena. Huuuh...!”Jeng Devi mengambil ponselnya lalu mencari nomor kontak Arkhan dan langsung memencet tombol call.Nada tunggu terdengar dan di layar ponsel tertulis ‘berdering’. Jeng Devi menunggu tapi sampai durasinya habis namun Arkhan tidak menjawab.“Uuuh... Tuh kaan...! Dia mulai menghindariku.” Jeng Devi terlihat makin kesal diperlakukan Arkhan seperti itu. Hatinya mulai panas dibakar rasa cemburu. Wanita berumur empat puluhan tahun itu clingak-clinguk dan lupa kalau dirinya masih berdiri di pinggir jalan.Dengan perasaan tak menentu Jeng De
Read more
DMCA.com Protection Status