ISTRI RAHASIA SUAMIKU

ISTRI RAHASIA SUAMIKU

Oleh:  ER_IN  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.8
21 Peringkat
96Bab
100.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Aku memutuskan meninggalkan lelaki yang sudah kutemani selama tujuh belas tahun. Aku setia menemaninya bahkan saat dia berada di titik terendahnya. Namun, seperti yang orang-orang bilang; wanita adalah ujian bagi para suami. Suamiku dengan tega telah menikah dengan wanita lain secara diam-diam! Apakah pergi adalah jalan terbaik untukku saat ini? Atau haruskah aku balas dendam pada mereka?

Lihat lebih banyak
ISTRI RAHASIA SUAMIKU Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Siti Cell
cerita nya bagus
2024-02-27 12:02:29
0
user avatar
Komalasari Karsoma
.........
2023-03-11 23:49:06
0
user avatar
Sumi Sriyanto
good... lanjutkan .........
2023-03-07 18:29:37
0
default avatar
NH. Soetardjo
bagus ini ceritanya
2022-10-11 04:22:12
0
user avatar
Fida Yaumil Fitri
bikin emosi campur aduk. suka sekali Thor ....
2022-10-11 02:27:33
0
user avatar
cut ika
Yups ... hidup tak selalu sesuai harapan. Semangat Thor, ceritanya menarik...
2022-10-10 22:07:35
0
user avatar
HannaH Ell3
waaah ada istri lain? pinisirin...
2022-10-10 11:34:51
0
user avatar
D Lista
judulnya bikin penasaran. baca yuk
2022-10-09 19:48:08
0
user avatar
Anquin Dienna
Duh suaminya kok main rahasia-rahasiaan
2022-10-09 18:42:38
0
user avatar
Mumtaza wafa
semangat thor
2022-10-09 18:31:34
0
user avatar
Henny Soehirman
good story
2022-10-09 18:15:28
0
user avatar
ET. Widyastuti
Ceritanya recommended. Seru.
2022-10-08 19:52:33
0
user avatar
Asda Witah busrin
next, Thor, semangat UP
2022-10-08 17:08:09
0
user avatar
Ais Aisih
Mantap Thor semoga karyanya barokah dan manfaat ... .........
2022-10-08 16:48:58
0
user avatar
Yuli Zaynomi
sangat menarik
2022-10-05 21:52:07
0
  • 1
  • 2
96 Bab
FOTO PREWEDDING
ISTRI RAHASIA SUAMIKUMasih kugenggam erat foto prewedding suamiku dan seorang wanita. Air mata jatuh begitu saja. Sakit? Tentu saja, aku wanita normal. Bertahun-tahun aku menemaninya. Dulu kebahagiaan kami sempurna kala hanya punya rumah kontrakan dengan sepeda ontel. Akan tetapi, kini kami punya segalanya, rumah besar, mobil mewah, dan berbagai aset lainnya, tapi justru ujian terbesar dalam hidupku baru saja dimulai. Kupandangi wajah kedua putraku. “Apakah abi tidak mengingat kalian?” Kuusap wajahnya, apa yang harus aku lakukan? Ada buah hati yang tidak bersalah yang akan menjadi korban. Apakah Bang Adnan tak ingat masa sulit kita? Masih kuingat betul kala waktu itu suamiku hanya pengisi ceramah pengajian-pengajian kecil. Gajinya sebagai marbot masjid keliling dari kampung ke kampung dengan pemberian seikhlasnya tentu tak mencukupi kebutuhan kami, aku tidak pernah mengeluh. Aku anak yatim piatu, tentu saja aku tahu pahitnya hidup. Sejak keluar dari panti asuhan aku putuskan untu
Baca selengkapnya
SATU BULAN YANG LALU
Berkali-kali kucoba menelpon Bang Adnan, tetapi ponselnya mati. Hingga pagi hari aku hanya ditemani Mbak Naumi, dia tahu keadaanku yang tidak baik dengan ibu mertuaku. Ibu selalu menyalahkanku karena Bang Adnan tak mau menikah dengan anak temanya yang kaya. "Yang sabar, ya, Kinan?" ucap Mbak Naumi menguatkan diriku. "Iya, Mbak. Tidak apa-apa," jawabku. Bang Adnan datang dengan tergesa-gesa, sambil berlari ia menghampiriku."Maafkan Abang, Dik. Semalam ponselnya mati. Abang baru membaca pesanmu pagi tadi." "Tidak apa-apa, Bang. Beruntung ada Mbak Naumi dan Mas Leo." "Terimakasih, Mas, Mbak, sudah menolong istri saya." "Sama-sama, Bang. Kalau begitu kami pulang dulu." Setelah mereka pulang, kupandangi Bang Adnan yang tengah mengazani putra kami. Ada yang berbeda darinya. Rambutnya sudah dipotong rapi, kemudian bulu-bulu halus di waja
Baca selengkapnya
DERITA HATI
Bang Adnan membantuku mengemasi barang Zain. Aku harus menjaga air mataku agar tidak jatuh. Walaupun aku sebenarnya tak mampu. Tanganku bergetar, tak sanggup aku menahanya lagi. Tiba-tiba Zafran menangis, aku buru-buru melihatnya. "Cup... Cup ... Anak Umi, sudah bangun, ya?" Air mata yang sedari tadi kutahan mengalir dengan sendirinya. Aku menangis sesegukan sambil mengasihi Zafran. Sementara Zain masih tertidur lelap. Mungkin dia kelelahan karena semalam bergantian menjaga Zafran yang tidak mau diam seperti biasanya seolah dia mengerti akan ada kehancuran dalam keluarganya.  "Apa abi tidak mengingat kalian?"Kuusap kedua wajah putra-putraku yang terlelap. Saat hendak melepaskan tanganku dari pipi Zain, tiba-tiba ia memegangnya cukup kuat, tapi tak membuka matanya. "Menangis lah, Umi. Zain tidak melihatnya." Aku semakin tidak bisa menahan tangisku. Air mata ki
Baca selengkapnya
ADA RAHASIA DALAM SAKU
Bang Adnan menyandarkan kepalaku di dadanya. Dada bidang yang dulu selalu membuatku nyaman. Selalu menjadi sandaran kala aku merindukan kedua orang tuaku. Jika orang lain merindukan orang tuanya yang telah meninggal, mereka akan datang ke makamnya, tetapi berbeda denganku.   Aku tak tau di mana jasad kedua orang tuaku. Aku hanya ingat mobil kami masuk ke dalam jurang, setelah itu aku tak ingat semuanya. Di mana jasad orang tuaku? Peninggalan kedua orang tuaku, aku juga tak tau.  Waktu itu aku berumur 4 tahun, kemudian diantar seseorang ke sebuah panti asuhan dengan kalung berbentuk hati ada lubang kunci di bawahnya yang masih kusimpan sampai sekarang.Lamunanku dibuyarkan oleh suara klakson dari mobil belakang. "Abang akan berusaha membahagiakanmu selalu, Dik."Bang Adnan mengecup pucuk kepalaku, aku kembali menatap sebrang jalan.Mobil terus melaju hingga kami sampai d
Baca selengkapnya
RAIHAN MIRIP ABI
Kami bercanda ria hingga sore. Aku harus ikut tersenyum menutupi perasaanku yang sakit ini, tak apa ini demi anakku dan juga membongkar siapa yang ikut menutupi semuanya.  Ketika tengah asyik mengobrol ibu datang bersama Mbak Zahra juga Raihan anak angkatnya yang baru berumur dua tahun. "Assalamualaikum?" ibu dan Mbak Zahra mengucap salam. "Walaikum sallam," kami menjawab salam bersama. "Biar Abang buka."Bang Adnan membukakan pintu untuk ibu, aku tetap duduk diruang tv bersama Zain. "Wah, keponakan ganteng Abi." Bang Adnan mengambil Raihan dari gendongan Mbak Zahra.Memang Bang Adnan membiasakan keponakannya itu dengan sebutan abi. Ibu bilang kasihan ia tak punya Ayah sementara suami Mbak Zahra yang seorang pelaut pulangnya setahun sekali. Aku sih tak peduli, terserah saja yang penting tidak mengusikku. "Kok, Raihan mirip Abi, ya?"
Baca selengkapnya
SURAT DARI ZAIN
Sarapan sudah aku siapkan juga bekal untuk Bang Adnan dan Zain. Bang Adnan dan Zain tengah melakukan olahraga kecil di halaman rumah. Setelah membersihkan peralatan masak yang tadi aku gunakan, rumah juga sudah rapi aku putuskan untuk memandikan Zafran yang tengah asyik bermain dalam strollernya. Zafran sudah rapi, aku panggil Bang Adnan dan Zain untuk bersiap, setelah itu baru sarapan, aku pun akan membersihkan diriku dulu."Abang, Zain, sudah siang. Ayo, bersiap? Abang Adnan dan Zain berlari menghampiriku dan Zafran."Ganteng Abi, sudah wangi rupanya," ucap Bang Adnan. "Iya dong, memang Abi masih asem."Aku meninggalkanya dengan sedikit ledekan. Zain sudah berlalu untuk bersiap. Tak berapa lama Zain turun sudah mengenakan jaz dari pesantren. "Zain, Umi titip Zafran, ya? Umi mau mandi sebentar." "Iya, Umi."Zain mengambil Zafran d
Baca selengkapnya
SAMPAI PANTI
Aku memesan taxi online menuju Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah. Aku tak memberitahukan kepulanganku kepada bunda Salamah. Sudah satu tahun aku tak berkunjung ke sana. Aku hanya mengobrol lewat telepon untuk menanyakan kabar kepada Bunda Salamah. Dari jauh kulihat Bunda Salamah dengan beberapa anak tengah menyapu halaman."Assalamualaikum," ucapku membuat semua orang menoleh kepadaku."Walaikum sallam," serempak mereka menjawab salamku."Ya Allah, Kinan? Kenapa tidak telpon dulu, Nak?"Aku memeluknya Air mataku tumpah dalam pelukannya."Ada apa, Kinan? Sebentar Bunda ijin dulu kita pulang ke rumah bunda saja."Aku mengangguk.Banyak anak-anak melihat ke arahku. Aku menyapa mereka dengan senyuman. Bunda Salamah mengambil Zafran dari gendonganku kemudian membawanya masuk. Aku menunggu dan bermain bersama anak-anak panti. Mengingat dulu aku besar dan tumbuh di sini, di bawah kasih sayang Bunda Salamah.Beliau bilang ada seseorang yang memasrahkan dan memohon untuk mengurusku, tetapi ia
Baca selengkapnya
TOKYO
Tiga hari berada di rumah Bunda Salamah mebuat pikiranku sedikit tenang. Hari-hari aku hanya bermain dan berbagi cerita dengan anak yatim. Menyumbangkan begitu banyak buku-buku untuk mereka, dan membaca banyak buku dengan mereka. Selama tiga hari aku belajar sedikit demi sedikit bahasa Inggris. Mbak Naumi menawarkan bantuannya ketika aku hendak ke Jepang nanti sebagai penerjemah melalui telepon.Hari ini aku akan berangkat ke Jepang akupun sudah memesan tiket dari Jepang kembali ke Indonesia. Zafran aku titipkan ke bunda. Beruntung, karena Zafran anak yang anteng jadi aku tak begitu khawatir."Bunda, aku titip Zafran. Aku tidak lama setelah tau semuanya aku akan kembali.""Kamu hati-hati, Nak. Berdoa sama Allah meminta perlindungan."Bunda memeluku."Iya, Bunda. Assalamualaikum?""Walaiukum sallam."Aku terbang langsung dari solo ke Tokyo. 12 jam perjalanan aku sampai di Tokyo. Aku melihat aplikasi pelacak, mencari di mana Bang Adnan berada sekarang, ternyata dia ada di Yoyogi Park.
Baca selengkapnya
ANAKKU TAK BOLEH TAHU
Sampai di bandara aku menuju ruang Arrivals, kemudian melakukan Check-in untuk melakukan pendaftaran ulang. Setelah itu, aku dipersilahkan naik pesawat kemudian memberikan kartu pengenal. Aku lega, karena sudah berada di dalam pesawat. Saat pesawat hendak lepas landas aku kembali melihat ponsel yang belum dimatikan. Kulihat pesan-pesan dari Bang Adnan. Menghapusnya begitu saja dan tak ingin tahu apa yang ia kirimkan. Selama dua belas jam perjalanan aku hanya termenung mencoba mengistirahatkan tubuh dan otak, tetapi mata tak mau terpejam. Aku memasang headset mendengarkan lagu-lagu sholawat hingga tak sadar dalam tangis aku tertidur. Aku bermimpi Bang Adnan akan mengambil anak-anak jika aku tak menerima istri barunya. Hingga dalam tidur aku menangis sampai sesak, beruntung ada wanita baik yang duduk di sebelahku kemudian membangunkanku."Apakah Anda mimpi buruk?" kata wanita itu bertanya. Setelah itu ia memberikan aku segelas air. Aku hanya mengangguk."Takdir ada di tangan Tuhan, t
Baca selengkapnya
DIA ATAU AKU?
Kupandangi jalanan ramai orang berlalu lalang, hingga mobil yang aku sewa sampai depan rumah. Aku melihat Bang Adnan tengah duduk di kursi teras menunggu dengan raut wajah khawatir. Aku turun dari mobil memberikan selembar uang kertas berwarna merah kepada sopir, Bang Adnan yang melihatku kemudian menghampiri."Dik, kamu dari mana malam-malam begini? Di mana Zafran?"Aku tak menjawab ucapannya, berlalu meninggalkan ia menuju ke rumah Mbak Naumi. Bang Adnan mengekor mengikutiku ke rumah Mbak Naumi."Assalamualaikum, Mbak?" Kuketuk pintu rumahnya."Waalaikumsalam, sebentar,"terdengar jawaban salam dari dalam rumah Mbak Naumi."Sudah sampai, Kinan? Zafran sudah tidur sedang dijaga Bang Leo. Sebentar aku jemput, ya?""Terimakasih, Mbak."Mbak Naumi tersenyum dan meninggalkan kami untuk mengambil Zafran.Tak berapa lama ia datang sambil menggendong Zafran yang tengah terlelap."Biar Abang yang gendong, Dik"Lagi-lagi aku lebih memilih diam, Mbak Naumi menyerahkan Zafran kepada Bang Adnan,
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status