The Devil Love Me!

The Devil Love Me!

Oleh:  Esteifa  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 Peringkat
12Bab
2.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Teresha Black seorang polisi muda berusia dua puluh lima tahun tidak tahu bahwa hidupnya akan berubah dalam satu sekon. Memancing kemarahan seorang pria bertabiat senista setan, menguji penjahat berdarah dingin dan berakhir membuatnya tertarik. Pada saat itu Tesa tahu ia tidak lagi mampu memutar waktu. Raphael Seavey menginginkan Teresha Black maka pria yang dijuluki Devil berdarah dingin itu akan melakukan apa saja untuk mencapainya.

Lihat lebih banyak
The Devil Love Me! Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Yani Zainum
ya ternyata memang menarik
2022-11-08 05:06:02
2
default avatar
Bolaubi
Gitu doang gak up lagi kak?
2022-08-30 15:13:58
2
default avatar
Bolaubi
Sepertinya menarik
2022-08-19 21:55:08
1
user avatar
migether
bagus.... menarik
2022-08-17 17:42:23
1
12 Bab
1. Seikat bunga ungu
Malam itu nyaris beku.Pertanda musim dingin akan segera datang. Membawa segenap bencana campuran antara hujan, salju, serta hidung berair yang kebanyakan orang benci.Jemari lentik gadis bersurai hitam panjang itu menggeser layar ponsel, ingin cepat-cepat pulang. Ia tidak pernah suka musim dingin. Sekarang pukul sepuluh. Tesa mengangkat tangan dan mendesah, dua menit lagi tugasnya selesai.Tesa tidak akan mengalami ini, berdiri di tengah malam yang dingin dengan mata kritis. Kalau saja dulu ia mematuhi keinginan ibunya menjadi seorang model alih-alih menyia-nyiakan tubuh tinggi serta wajah cantiknya untuk mengintai buronan dengan mata mengantuk.Gadis yang genap berusia dua puluh lima bulan kemarin itu memfokuskan pandangan di balik kacamata hitam yang ia pakai, ia menghela napas, membenarkan sedikit letak beret yang sejak pagi bertengger di kepalanya, menjejalkan tangan berharga dalam saku mantel berwarna oranye muda.Lagi. Harusnya ia menuruti kata-kata Kemal, rekan satu tim dari d
Baca selengkapnya
2. Yang bernoda merah
"Sudah berapa kali kubilang jangan pakai pakaian begitu lagi!"Pagi itu Tesa baru saja masuk melewati pintu masuk kantor kepolisian tempatnya mengabdi, dan bukannya selamat pagi ia justru mendapati sapaan aneh dari senior wanita yang selalu mengatakan hal yang sama setiap harinya. Seperti biasa pula Tesa tak mengindahkan.Gadis jangkung yang rambutnya digerai itu dengan santai duduk di kursi miliknya. Mendesah lelah ketika mendapati meja kerjanya lagi-lagi penuh dengan minuman serta makanan-makanan ringan dengan satu kertas pesan kecil."Operasi kita kemarin sepenuhnya gagal, kau jadi pusat perhatian karena pakaianmu!" Wanita berbalut mantel hitam di sebelah biliknya berbicara lagi. Kali ini lebih seperti mendesis. Menatap Tesa yang tengah sibuk membenahi meja. “Kau pikir fashion penting saat sedang mengintai buronan?!”"Jangan salahkan pakaianku." Tesa mulai menyalakan komputernya. Mengambil satu teh botol, membuka tutupnya lalu meneguknya santai. Tak menoleh ke meja samping sedikit
Baca selengkapnya
3. Tetangga baru
Selama masa remajanya Tesa suka dengan komik maupun film bergenre thriller, ia senang menebak-nebak, gemar berpikir dan membuat analisis yang disajikan dalam film-film dengan tema berat, memikirkan suatu topik berat dan juga sensasi debaran jantung yang dirasa membuat Tesa menaruh selera.Setiap adegan dan kegilaan yang di luar imaginasi selalu berhasil membuat darah Tesa berdesir, tidak, Tesa serratus persen waras, ibu sudah pernah menyeretnya paksa memeriksakan diri ke psikiater karena mengira kalau Tesa gila sebab selalu menonton adegan berdarah-darah dan bukan scene romansa seperti gadis muda kebanyakan. Tesa hanya cukup puas ketika ia analisis dan spekulasi yang ia buat ternyata benar, alur film, asal muasal kejahatan dan semua tebakan Tesa benar atas judul film ternama, maka Tesa senang karena itu.Bukan karena ia menyukai bagaimana cara para penjahat dan pembunuh itu melakukan aksinya. Tapi karena betapa memuaskan rasa yang didapat setelah berhasil memecahkan sesuatu.Namun ber
Baca selengkapnya
4. Teman masa kecil?
Dalam satu sekon, Tesa merasa ragu bahwa yang dilihatnya itu nyata atau Cuma halusinasi semata.Tetapi setelah melihat lelaki itu melengos acuh dan berputar kembali memasuki rumah, Tesa tidak bisa tidak percaya bahwa dia— benar-benar dia. Dia laki-laki yang kemarin. Dia lak-laki yang membuat rekan tim devisi mengklaim bahwa Tesa berkhayal dan bahkan gila. Dia orang yang membuat Tesa merusak rekor bagus dalam hidupnya dengan bekerja setengah hari.Jika pun takdir benar-benar nyata, maka Tesa yakin semesta sedang berpihak padanya. Ada berjuta-juta rumah kosong di kota ini, tetapi dia justru pindah ke depan rumah Tesa.Kebetulan yang amat indah. Yang menambah kelegaan sesaat di jiwa tetapi juga menghadirkan pening berlebihan di kepala.Sorot matanya datar, bahkan tampak tak terkejut saat melihat kehadiran Tesa, seolah mereka tidak pernah bertemu sebelum ini, seolah Tesa tidak memergokinya membawa bunga yang digantungnya di rumah Elana Dey.Penjahat berdarah dingin biasanya memang tidak
Baca selengkapnya
5. Dekati, masuki sarangnya dan...
“Tidak mungkin.”Berapa kali pun Tesa memikirkannya, jawaban di kepalanya masih sama. Tidak ada. Semuanya tidak mungkin. Lelaki itu adalah kakak tetangganya dulu? Meski hanya mengingat sebagian kecil dan samar, tetapi Tesa bisa merasakan sifat yang bertolak belakang.Maksudnya, sejauh yang Tesa ingat, kakak tetangganya dulu sangatlah baik, sangat, bahkan untuk ukuran seorang anak-anak dia sangat baik. Berbanding terbalik dengan Raphael yang dilihatnya sekarang.Seperti yang Tesa bilang sebelumnya, semua orang bisa berubah, setelah lama menghilang Tesa tidak tahu kehidupan macam apa dan kejahatan apa saja yang kiranya bisa dilakukan Raphael.Tesa suda memperingati ibunya untuk tidak terlalu dekat atau sok akrab dengan lelaki penghuni rumah depan itu, dan sudah pasti, Anna mengabaikannya.Tesa memandangi langit-langit kamarnya dengan pandangan kosong, gadis cantin yang sedang berebah diri dengan pikiran kalut itu kemudian menoleh ke arah pintu balkon yang tertutup tirai.“Aku jelas tida
Baca selengkapnya
6. Percobaan pertama gagal
-Ide menangkap penjahat dengan mendekati hati dan memasuki sarangnya bukanlah ide buruk sama sekali, di dunia kepolisian yang penuh drama kriminal, penegak hukum harus bergerak selicin belut, mempunyai otak selicik rubah, dengan begitu mereka para kriminal yang memang pintar berkelit tidak akan bisa lolos.Tesa sudah pernah menggunakan trik ini sebelumnya, wajah ayu dan tubuh yang aduhai jelas mampu menarik perhatian kaum adam, belum lagi kepribadian Tesa yang menarik. Goda menggoda adalah hal kecil bagi Tesa. Dan tentu, semuanya berhasil tanpa perlu diragukan.Oke. Kegagalan mungkin ada, tetapi selama Tesa tidak menyerah, pada akhirnya ia akan tetap mencapai apa yang dimaunya.Tesa menemui Raphael. Berbekal keberanian dan juga satu buah kotak makan sebagai umpan ia keluar rumah dan berjalan menuju rumah depan. Rambut Tesa digerai, ia juga memakai pakaian tebal berlapis jaket dan juga syal.Tidak ada yang lebih konyol dari dirinya memakai lipstik dan berdandan tipis-tipis hanya untu
Baca selengkapnya
7. Detektif baru
-Perempuan tinggi yang rambutnya bergelombang indah itu mendesah kesal, jemari berkuku panjangnya sibuk menekan layar ponsel dengan cepat, mengirim pesan pada seseorang, dan kemudian ia menempelkan ponsel itu ke telinga.Dering kosong terdengar lama sampai akhirnya operator mengatakan bahwa nomor yang Tesa hubungi sedang tidak aktif.“Dia tidak mungkin benar-benar keluar, kan?” ujar Tesa pada dirinya sendiri, matanya sibuk menatap layar ponselnya sendiri sementara jemarinya mengetik, mengetik pesan ancaman yang tidak main-main bar-barnya. "Akan kubunuh kalau dia betulan melakukannya tanpa diskusi denganku.”Sebagai seorang teman seperjuangan, Tesa benar-benar tidak terima dengan tingkah gila kawannya yang mendadak itu.“Kemal?”Seseorang datang membawakan dua cup kopi di tangan. Perempuan yang tidak lebih tinggi dari Tesa itu memberikan satu kopi di tangannya pada Tesa.Tesa menerimanya, lalu mengangguk singkat, pada Bianca— teman kerja seangkatan yang berbeda devisi itu.“Dia
Baca selengkapnya
8. Detektif yang terdengar hebat
--Salah satu cara untuk mengurangi frustasi dalam diri tidak lain tidak bukan adalah dengan melakukan pekerjaan fisik yang berat, lelah fisik yang teramat sangat sangat ampuh dan akan mampu membuat pikiranmu teralihkan, sepertinya semua orang tahu tentang jurus jitu itu dan Tesa menjadi salah satu orang yang gemar mempraktikannya.Sudah dibuktikan, dan lumayan manjur.Jika ada pikiran membandel atau emosi berlebihan lebih baik salurkan emosi itu menjadi kegiatan fisik saja, Tesa yakin hasilnya akan sempurna. Meski pikiran itu tidak bisa sepenuhnya terhapus dan dirimu menjadi tenang seketika, tetapi setidaknya hal itu memberimu waktu untuk bernapas dari rasa pening yang membobardir.Benar. Tesa sedang pusing.Pusing kenapa? Karena Anna yang tidak berhenti mengomel padanya atau karena Raphael yang terlalu misterius hingga Tesa tidak bisa menerawang apa yang ada di pikiran lelaki tampan itu? Sebenarnya dua-duanya benar, hanya saja kali ini pening di kepala Tesa lebih menjadi-j
Baca selengkapnya
9. Kekasih
TDLM 09--Tips dan trik yang Mason berikan tidaklah manjur. Tesa bisa tahu itu semua bahkan sebelum ia memraktikkannya. Dilihat dari trek rekor Mason yang selalu menyanjung wanita hanya memang benar banyak wanita yang luluh karena disanjung demikian, tapi tidak dengan Tesa. Dan Tesa memiliki sifat juga kekebalan hati mirip-mirip dengan Raphael. Jika Tesa menjadi cabai merah untuk mendekati Raphael sepertinya akan gagal, Raphael jelas bukan orang yang menyukai wanita cabai.Berhubung Tesa memiliki otak yang cukup pintar, tak butuh waktu lama baginya untuk tahu apa yang harus dilakukan. Kebalikan dari wanita cabai adalah wanita keras kepala dengan kesan frigid. Tentu, harus terlihat pintar dan mandiri juga.Tesa bisa berpura-pura seperti itu.Ia memang sudah mandiri dan pintar, jadi Tesa hanya harus berpura-pura menjadi seorang yang keras kepala dan frigid— bersikap seolah ia tidak tertarik dengan laki-laki atau hal-hal seksual. Intinya Tesa hanya perlu jadi dirinya sendiri dan be
Baca selengkapnya
10. Malu!
--“Aku tahu kau terkejut karena pengakuanku yang mendadak ini, tetapi jangan sungkan.”Kata orang, robot selamanya akan tetap jadi robot.Tesa tidak benar-benar memikirkan kalimat konyol itu sebelum hari ini, ia melihat sendiri bagaimana kakunya manusia bahkan sampai pantas disebut dan dinggap sebagai robot.“Ini hari pertama kita?”Raphael tidak menghargai pengakuan seduktif dan romantis dari Tesa, lelaki itu hanya diam tanpa mengatakan sepatah kata pun. Matanya memandang Tesa dengan pandangan yang aneh, entah apa.Bahkan Tesa berkali-kali memastikan.“Jawabannya?”Bahkan sampai membuat Tesa naik pitam.“Kau tidak tiba-tiba bisu, kan?”“Raph!”“Aku suka padamu! Ayo pacaran denganku!”Raphael justru cuma membuang napas dan dengan santainya membenahi perkakasnya, lelaki yang sialnya tampan dan tidak punya hati itu berlalu dari rumah Tesa, membiarkan Tesa yang masih duduk di meja dengan mulut terbuka.Tesa malu sekali mengakui ini tetapi harga dirinya benar-benar koyak.Ia
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status