Lelaki Dua Wajah

Lelaki Dua Wajah

By:  Lathifah Nur  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
13 ratings
259Chapters
21.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Gara-gara menikah dengan seorang putri konglomerat akibat sebuah taruhan konyol, Karel menjadi bulan-bulanan ayah mertuanya. Ia disiksa hingga sekarat, lalu dibuang ke hutan. Dua belas tahun kemudian, ia seakan bangkit dari kematian. Karel kembali dengan rupa yang berbeda, mendekati mantan istri dan ayah mertuanya untuk balas dendam. Follow medsos author yuk ... IG @lathifahnur117 Tiktok @lathifahnur117 FB/FP: Lathifah Nur

View More
Lelaki Dua Wajah Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Raff
Bab-bab awal menghanyutkan. Moga aja makin ke belakang tambah menarik
2023-09-20 22:38:39
0
default avatar
ForkiSubang
Ceritanya menarik, suka dengan alurnya
2023-07-02 16:16:28
1
user avatar
Imgnmln
Permisi, Kak, mohon maaf, izin promosi yaa... Mampir di ceritaku, Sang Penguasa dan Tuan Muda Konglomerat. Protagonisnya tidak mudah ditindas loh! Arigatou~
2023-02-04 18:07:43
1
user avatar
Lathifah Nur
Hai sobat readers, Terima kasih atas kesetiaan sobat readers mengikuti kisah Karel. Mohon maaf, author belum bisa update karena masih bed rest. In syaa Allah Karel akan kembali update setelah kondisi kesehatan author membaik. Mohon dimaklumi ya. Kalo suka baca maraton, monggo ke Lelaki yang Terbuang
2022-11-27 21:23:55
0
user avatar
Mamen Gonzales
ada misteri di setiap apdet. mantap. bikin pinisirin terus. lanjutkan
2022-11-15 20:15:09
1
user avatar
Mblee Duos
suka permainan gaya bahasanya di cerita ini.... bila berkenan mampir en dukung balik cerita aku ya kak, MAMA MUDA VS MAS POLISI. Terimakasih......
2022-11-09 19:29:08
1
user avatar
Mamen Gonzales
bintang 5, apdetnya bikin pinisirin, karna belom ketahuan siapa calonnya Karel.
2022-11-06 18:51:15
2
default avatar
larosnaura
seruseruseru
2022-10-11 18:15:48
1
user avatar
Zulyana Aksan
semangat Thor
2022-10-08 13:25:07
0
user avatar
Lathifah Nur
Hai sobat readers, Setelah "Lelaki yang Terbuang" tamat, author muncul lagi dengan karya baru. Mohon kesediaan sobat readers untuk memberikan dukungan berupa Vote/gem serta rating bintang 5 dengan menuliskan komentar di bawah blurb/sinopsis pd halaman sampul cerita. Terima kasih. Selamat membaca ...
2022-10-06 20:42:47
0
user avatar
Knight
Semangat Thor. Makin sukses y
2022-10-06 16:02:55
2
user avatar
Ray
Akhirnya buku baru author nongol jg. Thx thor ....
2022-09-28 17:28:56
1
user avatar
IQBAL Cop
jalan cerita yang menarik..
2024-01-18 07:19:32
0
259 Chapters
Bab 1
Asin!Karel merasakan tenggorokannya semakin kering setelah menelan seteguk darah dari bibirnya yang terluka.Kedua tangannya menggantung, terikat rantai kokoh pada tonggak besi. Begitu pula dengan kakinya.Tubuh Karel tak ubahnya seperti layang-layang.Setelah menjadi bulan-bulanan dan samsak hidup selama lebih dari satu jam, dia nyaris mati karena kehausan, akibat terlalu banyak mengumbar lengking kesakitan.Namun, pilihan yang dia punya hanyalah meminum darah dari luka tubuhnya sendiri.Jangan tanya seperti apa rupa mukanya kini. Nyaris tak berbentuk, dengan lebam yang terus bertambah.Karel bahkan tak lagi dapat melihat dengan benar. Kedua matanya seperti butiran telur yang disusun rapat.Entah berapa lama Karel kehilangan kesadarannya.Byuur!Guyuran air membuat Karel mengerjap dan menggeleng.Perih!Itu bukan air biasa yang disiramkan kepadanya, melainkan air yang bercampur dengan asam dan garam.Karel merasakan setiap goresan luka di wajahnya menggelinjang kesakitan. Bibirnya sa
Read more
Bab 2
Hop!Tuan De Groot melontarkan butir obat yang telah ia siapkan ke mulut Karel.Glek!Begitu teriakan Karel berhenti, pil hitam itu pun tertelan dan bersarang di perut Karel.Dalam hitungan detik, tubuh Karel terkulai lemas.Salah satu anak buah Tuan De Groot meraba nadi Karel, lalu menggeleng. Memberitahu Tuan De Groot bahwa detak nadi Karel tak lagi teraba."Buang dia ke hutan!"Tubuh Karel menggelinding jatuh setelah terlepas dari pegangan dua orang lelaki yang menahannya di bibir tebing.Entah berapa lama badan benyai Karel berguling-guling, hingga terhenti setelah membentur sebatang pohon yang tak terlalu besar.Suara burung hantu di tengah pekatnya malam menjadi tembang selamat datang bagi jiwa Karel yang berada di ambang kematian.Tes! Tes!Titik embun, yang menetes dari sehelai daun berujung runcing, menimpa bibir pucat Karel. Mencairkan darah yang telah mengering.Langkah seorang lelaki berseragam kaus tentara terhenti."Hei! Kenapa berhenti? Kita masih jauh dari tujuan," teg
Read more
Bab 3
Mark berlari masuk ke gua yang menjadi camp mereka dengan napas tersengal-sengal.Seorang lelaki paruh baya, dengan seragam putih khas dokter, keluar dari ceruk gua bersama seorang pria berkemeja warna army.Usia mereka terlihat tak jauh berbeda."Kami menemukan orang di tengah di hutan," lapor Mark. "Dia masih hidup, tapi nadinya sangat lemah.""Taruh dia di atas batu itu!" Sang profesor menunjuk sebuah batu ceper seukuran ranjang bujang."Mana Dave?" tanya lelaki berkemeja warna army."D–dia ... masih bertarung melawan beruang.""Apa?! Itu bahaya," seru lelaki itu. "Jay! Ben! Cepat susul Dave!""Siap, Instruktur!"Mark terlihat cemas. "Instruktur Lennon, beruang itu sangat besar!""Bawa amunisi obat bius lebih banyak!"Setelah Jay dan Ben pergi, Instruktur Lennon dan Mark mengelilingi Karel."Luka-luka di tubuhnya bukan akibat serangan beruang. Apa yang terjadi padanya?" tanya Profesor Jansen sambil membuka kancing baju Karel."Bukan?" Instruktur Lennon ikut memeriksa kondisi Karel.
Read more
Bab 4
"Profesor, aku akan kembali menjelajahi hutan!" beritahu Mark."Tapi Mark ... bagaimana kalau Profesor Jansen membutuhkan tenagamu untuk merawat pemuda itu?" protes Instruktur Lennon. "Jay dan Ben telah menyusul Dave. Tetaplah di sini!""Beruang itu sangat ganas, Instruktur. Tak masalah jika Dave baik-baik sebelum Jay dan Ben menemukannya, tapi bagaimana kalau dia terluka menjelang mereka tiba?""Ini salahku. Aku tidak pernah berpikir kita akan menghadapi situasi seperti ini. Kalau tahu, aku akan membawa murid lebih banyak," keluh Profesor Jansen. "Pergilah, Mark! Aku bisa menangani anak ini sendiri.""Tapi Profesor—""Instruktur Lennon, mereka mungkin akan lebih membutuhkan bantuan Mark daripada aku."Profesor Jansen membutuhkan tanaman herbal tertentu untuk penelitian. Oleh karena itu, Mark dan Dave harus bergerak cepat untuk menemukannya.Akan tetapi, jika dihadapkan pada pilihan antara menyelamatkan nyawa orang lain dan ambisi pribadinya, Profesor Jansen lebih memilih untuk mengor
Read more
Bab 5
Dua bulan telah berlalu sejak perkenalan Karel dengan Profesor Jansen dan orang-orangnya.Kini ia sibuk beradu laga dengan Instruktur Lennon. Mengembalikan kebugaran tubuh dan membentuk ototnya.Instruktur Lennon meninggalkan arena latihan. Membiarkan Karel mengasah kemampuan bertarungnya seorang diri.Ia ikut duduk di samping Profesor Jansen, yang sedari tadi setia menonton Karel mengikuti sesi latihan."Pemuda malang itu benar-benar seperti pinang dibelah dua dengan putra Anda, Prof!" komentar Instruktur Lennon sambil menyeka peluh di lengannya dengan sehelai handuk kecil.Tatapannya tak lepas dari memandangi sosok Karel yang sedang berlatih bela diri tanpa mengenal lelah.Anak itu bahkan tak peduli dengan sebagian lukanya yang belum sembuh total."Ayo tinggalkan hutan sunyi ini dalam waktu tiga hari!"Sungguh percakapan dua arah dengan saluran yang berbeda."Kenapa mendadak sekali?" Instruktur Lennon mengernyit."Anak itu harus kembali ke bangku kuliah!""Apa?! Yang benar saja, Pro
Read more
Bab 6
Mark kaget. Ia sangat terobsesi dengan perburuan tanaman herbal, tapi kini Profesor Jansen mengajak mereka semua untuk pulang."Yaaah, padahal aku mulai jatuh cinta pada kemisteriusan hutan ini," keluh Dave, sama kecewanya dengan Mark."Dia harus melanjutkan hidup dan kembali ke kampus," tegas Profesor Jansen, melirik Karel yang masih sibuk berlatih bela diri."Karena dia?" Mark dan Dave kehabisan kata untuk mendebat Profesor Jansen.Di tengah area bersih yang tak begitu luas, Karel seperti orang kesetanan memukuli Mok Yan Jong.Pukulan demi pukulan seakan merupakan pelampiasan dari kemarahannya yang terpendam.Semakin jelas bayang wajah Tuan De Groot bercokol pada puncak Mok Yan Jong itu, bertambah besar pula tenaga yang ia kerahkan pada pukulannya."Hiyaaa!"Tanpa diduga, seseorang menyergap Karel dari belakang.Bugh!"Aaakh!"Karel menggaruk kepalanya setelah sang penyergap mendarat di tanah. Rasa bersalah menggulung jiwanya melihat Dave terkapar."Maaf! Aku tidak tahu itu kau." Ka
Read more
Bab 7
"Aku berubah pikiran, Mark!" tegas Profesor Jansen. "Karel harus mempersiapkan masa depannya. Ben juga membutuhkan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut."Semua mata tertuju pada kaki Ben. Lelaki berusia dua puluh delapan tahun itu mendapatkan cedera yang lumayan parah saat berhadapan dengan beruang demi menyelamatkan Dave. Jalannya sekarang sedikit pincang.Karel mendekati Ben, meremas pundaknya dengan hangat. "Aku tidak akan melupakan pengorbananmu, Ben. Kalau bukan karena Dave dan Mark ingin menyelamatkan nyawaku, kau tidak akan menjadi cacat."Utang emas bisa diganti, tapi utang budi dibawa mati. Seumur hidup ia berutang nyawa pada murid Profesor Jansen dan Instruktur Lennon.Karel telah membuat dan menyimpan catatan khusus dalam hatinya. Enam orang pria yang saat ini bersamanya adalah orang-orang penting yang akan menjadi prioritas hidupnya kelak.Tak peduli sesibuk apa pun dia setelah sukses nanti, dia akan selalu meluangkan waktu jika ada di antara mereka yang membutuhkan bantuanny
Read more
Bab 8
"Tempat apa ini, Ayah?"Karel mengedarkan pandangan, menyapu setiap sudut ruang bawah tanah kediaman Profesor Jansen dengan rasa ingin tahu tingkat dewa."Ini laboratorium pribadiku. Tempat di mana aku melakukan berbagai penelitian rahasia dan mengembangkan penemuan baru.""Pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit.""Memang, tapi hasilnya sebanding dengan keuntungan dan kepuasan yang akan kau dapatkan jika penelitianmu berhasil."Profesor Jansen terus menggiring Karel ke sudut yang lain. Memasuki sebuah ruangan yang lebih kecil.Begitu Profesor Jansen menekan tombol remot di genggamannya, tirai yang menggantung di tengah ruangan terangkat. Tampak sebuah peti kaca.Sesosok tubuh terbaring kaku di dalam kotak kaca itu. Berselimutkan gumpalan kabut putih.Bagai ditarik oleh sebuah magnet berkekuatan besar, kaki Karel bergerak maju.Ia mengucek mata berulang kali setelah melihat rupa sosok yang terbujur kaku itu."A–Ayah, s–siapa dia? K–kenapa d–dia sangat mirip denganku?"Kerongkongan
Read more
Bab 9
Pasak bumi kokoh menjulang di kejauhan. Memamerkan puncak runcing yang mulai berselimut kabut musim semi.Terik mentari perlahan kehilangan kegarangannya seiring dengan jarak senja yang kian mendekat.Tok! Tok!Pintu kamar Karel diketuk hati-hati, seakan si pengetuk merasa takut suara ketukannya akan mengganggu sang penghuni kamar."Masuk!"Karel berteriak tanpa mengalihkan pandangan dari keyboard macbook, di mana jemarinya masih terbuai dengan tarian sibuk.Pintu kamar itu tak dikunci. Seorang lelaki berusia awal tiga puluhan melangkah masuk. Ia langsung duduk di atas sofa yang berada di sisi kiri Karel. Meletakkan berkas yang dibawanya di atas meja."Kepulanganmu membuatku terlihat buruk," keluh lelaki itu, menyilangkan kaki sembari bersandar, seakan-akan pundaknya berisi beban berat.Karel menjauhkan tangannya dari keyboard. "Aku tahu kau sangat sibuk. Aku tidak ingin mengganggumu.""Cih, seperti orang lain saja!" Lelaki itu menurunkan kakinya, duduk lurus. "Karel, tak peduli hujan
Read more
Bab 10
Di pengujung senja yang bertabur gerimis, Xela pulang dari menikmati liburan bersama teman-temannya. Merayakan kelulusan sekaligus bersiap menyambut status baru sebagai mahasiswa."Anak kurang ajar!" umpat Tuan De Groot, menyeret dengan kasar lengan Xela begitu gadis itu menginjakkan kaki di ruang tamu."Akh! Ayah, sakit!""Kau pantas mendapatkan siksa yang lebih pedih dari ini! Kau mencoreng wajahku!"Plak!Tamparan Tuan De Groot meninggalkan cap lima jari pada pipi Xela yang berkulit cerah, juga jejak luka pada hatinya yang berdenyut perih."A–apa salahku, Ayah? Kenapa Ayah menamparku?""Kau! Masih tidak mengetahui kesalahanmu, hah?!" Tuan De Groot melotot geram. "Aku mengizinkanmu pergi dengan teman-temanmu untuk menikmati liburan, tapi apa yang kau lakukan, hah?! Kau menikah dengan laki-laki tak berguna!"Xela merasakan suhu di ruangan itu turun ke titik minus. Membuat tubuhnya menggigil dan aliran darahnya membeku. Lidahnya mendadak kelu.Tuan De Groot terus menyeret Xela. Mening
Read more
DMCA.com Protection Status