Gorengan mang edang itu gorengan terenak yang pernah aku coba, beruntung sekali rasanya dia jualan di sekitar rumah. gorengannya menjadi cemilan wajib garis kreas ala aku. sekalipun pulang kuliah sore, aku selalu nyempetin buat beli. Lebih enak lagi kalau gorengan yang lagi hangat-hangatnya dimakan pake cabe rawit, sebenernya aku nggk terlalu sering makan makanan pedas, tapi sekalinya makan yang pedas-pedas kadang susah berhenti.
masalahnya hari itu kenikmatan gorengan mang edang mendadak hilang kurasakan, aku menerima pesan dari Laila, dia sepupu si pangeran merpati putih. Kalian masih ingat kan dengan dia, yang sempat ditanyain monik ke rani itu loh. Iya dia orang yang membuatku gelisah menanti kabarnya. Dan hari itu aku menerima
Sudah tiga puluh menit semenjak kelas pertamaku dimulai, Dosen yang mengajar pelajaran pertama pagi itu membuat kita harus memasang pendengeran esktra. Beliau berbicara dengan nada suara yang sangat kecil, membutuhkan konsentrasi penuh untuk mengdengar setiap penjelasannya, itulah sebabnya beliau dijuluki dosenthe silent. kelas benar-benar penuh keheningan layaknya makam kuburantubuhku sedari tadi rasaanya tidak enak, seperti bara api membakar kulitku dari dalam, keringat dingin mendadak menyelimuti dahiku. Aku mengambil kaca dari dalam tas, i
Geli diperut. Kalau sedang jatuh cinta ada perasaan geli diperutku, intinya bakalan bisa bikin aku tertawa terus. mau ada kejadian lucu atau enggak, tetap bakalan ketawa. Aku duduk dibalkon kamarku sembari telfonan dengan seseorang sudah hampir satu jam. satu jam yang dipenuhi dengan tawa untukku. siapa lagi orang itu kalau bukan Aldihah?kamu pindah haluan?. Intinya aku mulai ngerasa nyaman, dia datang disaat hati ini kosong,sudah kukatakan pemiliknya tidak lagi bertanggung jawab. Jika ada orang lain yang membuatku sebahagia ini mengapa aku harus menaruh harapan untuk ketidak pastian!."Kamu nggak gendut, cuman bulet
Aldi bagaikan jelangkung tampan, dia datang tanpa diundang dan pulang tanpa diantar. Ah kalian jangan berfikiran horor. aku sedang membahas pangeran yang baru saja menetas. Jika kubayangkan Seharian penuh aldi membuatku terjebak dalam dunia yang penuh bunga-bunga, kita jalan-jalan kesana sini, nongkorng di cafe, dan membahas kehidupan masing-masing, nonton film bertema romansa, semua itu kami lakukan dalam satu hari. Anehnya tidak ada lelah, capek, bahkan waktu terasa berjalan sangat cepat. Dasar, sepertinya aku menginjak puber fase kedua.sedari tadi tidak ada satupun penjelasan dosen yang singgah dikepalaku, aku sibuk senyum-senyum sendiri tak karuan. Mataku saja sudah bersikap genit tanpa kuminta, sesekali aku melihat aldi yang d
Aku rasa apa yang aku fikirkan sudah diluar dugaan. apa yang kalian rasakan?, jika seseorang yang pernah selalu ada disaat kalian sedang terpuruk, lalu tiba-tiba mereka menghilang tanpa sebab. tentunya tiang yang tadinya sempat hampir berdiri kokoh akhirnya rapuh lagi. Hari demi hari Aldi kian menjauh. Semakin jauh hingga rasanya sulit aku gapai. Layaknya bulan yang begitu terang menenami langit nan gelap namun tidak bisa kusentuh,Meskipun ia menggelantung indah diatas sana dan tidak pergi kemana-mana.Aku sempat merasakan kembali apa itu rasa luka. Aku yang selalu menghubungi Aldi lebih dulu, karena dia memang terlihat tidak berniat menghubungiku lebih dulu. Pernah aku memberanikan diri bertanya apa yang terjadi, mengapa rasanya tiba-t
Bukan seorang nayna namanya jika menyerah begitu saja, mana mungkin aku mentertawakan diriku sendiri. Meskipun aku tau apa yang aku lakukan adalah suatu kebodohan. orang bilang cinta itu buta, aku rasa itu benar. Bukan buta seperti mata tidak bisa lagi melihat, melainkan hati yang tidak bisa lagi melihat mana sebuah ketulusan dan mana yang hanya sebuah kepura-puraanseperti hari-hari yang sudah berlalu, aku melalui perkuliahan karena memang itu sudah kewajibanku. namun tidak seperti sebelumnya, untuk sekarang kelas terasa gurun pasir bagiku. panas tak berujung, membuat hatiku gerah tidak menentuAldi bersikap biasa-bia
Tidak ada rasa canggung, yang ada hanyalah rasa bahagia. Aku merasa menjadi wanita paling beruntung malam ini, hanya karena hal sederhana. Iya, Aldi datang membawakanku obat dan bakso seperti yang ia janjikan. Dia baru saja menunjukkan perhatiannya padaku, terlepas dari rasa kecewa yang aku rasakan. Atau mungkin memang aku yang terlalu mudah memaafkan“Maaf aku ngerepotin” ucapku memulai obrolan.“Nggak ngerepotin, santai aja” jawab aldi melepas senyum manisnya“kam
sebercanda itukah cinta?. aku yang melihat seorang laura yang selama ini dengan kperibadian yang terlihat bijak menyikapi situasi, justru menyimpan kelemahan yang berhasil ia pendam. dia terlalu pandai bermain dengan drama kehidupannya sendiri. Malam itu saat aku tersentak dari tidurku, aku tertegun melihat seorang wanita yang duduk dibalkon kamarku. aku memastikan teman-temanku, tampak rani dan monik yang tertidur dengan pulasnya. siapa yang tidak ada? ya laura tidak ada disana. aku melirik jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul dua malam.aku bangkit dari tidurku, menghampiri wanita dibalkon kamarku, yang kupastikan ialah laura. saat aku mendekati gadis itu, dia duduk sembari meringkukkan kakinya, angin malam yang sejuk tidak
sudah lama sekali aku tidak menikmati gorengan terenak sedunia ini, meskipun aku sibuk mengunyah, mataku justru sibuk menatap novel yang aku letakkan dilantai. Aku masih belum berani membaca novel yang dipinjamkan aldi. Judulnya saja sudah membuatku berfikiran yang tidak-tidak. 'The Memories', yang ada di fikiranku saat ini segala hal yang tersimpan dalam memori bukankah itu sebuah kenangan."dipandangin mulu nay?" rani menyenggol sikuku. aku tidak bergeming. mataku masih fokus menatap novel yang aku letakkan didepanku. lain halnya dengan rani yang duduk disampingku sembari menikmati film kesukaannya. Upin dan Ipin sedang berlagak didalam layar TV