Share

Naik Motor

Mereka bertiga sudah berada di kantor polisi, duduk berjejer di kursi masing-masing.

Sera menuntut agar Henry di penjara beberapa hari karena telah berani menggores mobilnya.

"Aku ingin kalian memenjarakannya untuk beberapa hari, agar dia tahu siapa nona yang sedang bicara padanya ini."

Gunawan, polisi yang menangani kasus ini hanya bisa menghela nafas.

"Maaf nona kami tak bis memenjarakannya."

Sera mengernyit sembari menghela kesal, "Apa? Kenapa tidak bisa.. aku punya bukti yang menguatkannya."

"Kakak sudahlah, lagi pula ini hanya kesalah fahaman saja." seru Dita menengahi.

"Diam kau!" pekiknya sambil mencubit paha Dita hingga membuatnya meringis sakit.

"Nona, apakah anda tahu siapa pria yang sedang duduk di sebelah mu ini?"

"Memangnya siapa dia, pria ini hanya orang miskin."

Seorang pria melangkah masuk kedalam ruangan itu, membuat para staff menundukan pandangannya.

Suara gemerisik sepatu pantopelnya terdengar semakin dekat, tak lama kemudian kepala divisi dari kantor polisi itu menghampirinya.

Memberikan bow dengan gemetar, lalu menatap Gunawan dengan tajam Mati saja kau!

Gunawan mendadak keringat dingin, dia juga ikut beranjak dari duduknya menghampiri pria tersebut dan segera memberi bow.

"Tidak perlu se formal itu, angkatlah tubuh kalian berdua." suara berat itu tak lain adalah milik Jack.

Henry yang mengenali suara itu pun langsung memanggilnya, "Ayah.."

Aeeeh?? Anak sialan ini kenapa malah memanggilku dengan sebutan ayah. Dia ini kan anaknya tuan Sagaara.

"Haha.. kesalahan apa lagi yang kau lakukan? Sampai-sampai ayahmu yang tampan ini dipanggil kekantor polisi."

"Mm.  tuan saya rasa hanya terjadi kesalahfahaman saja, nona ini.." Gunawan menunjuk Dita, "Sudah menjelaskan semuanya.. benarkan nona?"

Dita mengangguk, "Benar tuan.."

Cih! Sialan.. hanya putra seorang tuan gengster bisa membuat kepolisian tak berkutik! Geram Sera, dia menatap sinis pada Henry dan segera pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun.

***

Keluar dari kantor polisi Dita segera menyusul Henry yang sudah me nyetarter motornya.

"Tuan tunggu.." haaah.. haah.. Dita sedang mencoba mengatur nafasnya yang tersengal, "Tuan tolong maafkan kak Sera."

"Ya.."

Bibirnya mengatakan ya namun wajahnya masih saja kesal, dia terlihat dingin dan tak bersahabat. Kelihatannya sih begitu.

"Wanita itu sudah pergi, kau mau ku antar pulang?"

Eh, aah apakah aku sudah salah menilai orang lain.. "Mm.. tidak usah tuan, saya tidak apa-apa.."

"Sudahlah biar aku saja yang mengantarkan mu, kau mau kemana?"

"Woolim Group tuan, saya bekerja disana."

Hah? Henry sedikit terkejut mendengarnya dikarenakan Woolim Group adalah anak perusahaan dari Global Group, dan dia sendirilah yang menjadi presdir di WG.

"O- ooh.. ya aku juga kebetulan bekerja disana.. ayo sekalian saja ikut denganku."

Dita memperhatikan seluruh badan motor yang sedang di naiki Henry, khawatir jika motornya lecet.

"Apa yang kau lihat? Kau gengsi?"

"Aa.. tidak tuan, itu tidak benar -"

"Berhenti memanggilku dengan sebutan tuan.. bagaimanapun juga posisi mu dikantor pasti lebih tinggi dariku.."

"Tuan jangan berfikiran seperti itu -"

"Aku hanya petugas kebersihan, jadi berhentilah memanggilku tuan. Kau mau naik atau tidak?"

"I- iya.."

Dita pun segera naik dan duduk perempuan, hari ini dia memakai rok hitam sebatas lutut.

Sepanjang perjalanan menuju Woolim Group hanya suara angin saja yang memenuhi kedua telinga Dita, tanjakan tinggi membuatnya terhenyak dan langsung memeluk pinggang Henry.

"Mm.. maaf.."

"Hm.."

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Saadiah Mahmud
ingin terus membaca
goodnovel comment avatar
Purwadi Sabarno Hatmosaradjo
apakah ini cuma pancingan
goodnovel comment avatar
Chek Mudd
nice novel
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status