Share

BAB 5 KESALAHAN

Baru kali ini Kimmy benar-benar menangis. Dia tidak percaya tunanganya tega berbuat seperti ini, karena seorang Tristan Murai juga tidak mungkin sedang berbohong. Dia bisa mendapatkan wanita manapun tanpa perlu repot-repot mengarang kebohongan macam ini. Apa lagi hanya untuk wanita seperti dirinya.

Tristan coba meraih Kimmy dan menghapus air matanya tapi Kimy buru-buru menolak dengan berinsut menjauh.

"Aku mau pulang, " kata Kimmy saat memberanikan diri untuk menatap Tristan yang ternyata hanya menggeleng. 

"Sepertinya tidak bisa, " kata pria itu dan Kimmy pun segera menepis tangannya, karena tiba-tiba merasa jijik. 

"Aku tidak mau dan aku punya hak untuk menolak! " tegas Kimmy dengan gigi bergetar. 

Kimmy tidak peduli jika telah dikhianatin oleh tunangannya sendiri dan itu masih terlalu menyakitkan untuk benar-benar dia pikirkan sekarang. Tapi yang Kimmy tahu dirinya tetap wanita yang bebas baik bang Hanif ataupun Tristan, mereka sama sekali tidak memiliki hak atas dirinya. 

"Buka pintunya dan aku mau pergi!" Kimmy sudah cukup panik karena memutar-mutar knop pintu yang tetap tidak bergeming. 

Tristan menggeleng, "Dia sudah mengambil perjanjiannya, aku boleh memilikimu.Tidak perlu sehari semalam, cukup buat saja aku puas dan semua ini selesai." Tristan masih begitu santai seolah mereka tidak sedang membahas perkara yang sangat tidak bermartabat. 

"Kau tidak bisa memaksaku!" tolak Kimmy dengan tegas. 

"Aku bukan pria yang akan memaksa wanita. " 

Tristan Murai sengaja melangkah mundur agar Kimmy bisa melihatnya secara utuh. 

"Apa aku terlihat buruk ?" tanya pria itu dengan sangat percaya diri, dan luar biasa jengkel dengan sikap naif Kimmy. "Kupastikan kau juga akan sangat bersenang-senang."

Sungguh demi apapun Kimmy tetap merasa jijik membayangkan dirinya harus melakukan perbuatan kotor untuk melayani nafsu seorang pria di atas ranjang, tak perduli meskipun pria itu setampan Tristan Murai. 

"Kupikir kita sudah cukup dewasa untuk membahas hal seperti ini. Kita adalah dua orang dewasa yang sedang berada di dalam sebuah kamar mustahil kau tidak ingin kita melakukan apa-apa. 

Kimmy menggeleng tegas sembari mengepalkan tangannya dengan kaku. 

"Aku mau pulang, dan akan berteriak jika kau tidak segera membuka pintu!"

"Tidak akan ada yang mendengarmu," muak Tristan yang kemudian malah berjalan kembali ke sofa dan duduk satai di sana untuk menatap Kimmy yang masih berdiri kaku di depan pintu. 

"Terserah jika kau akan mengurungku sehari semalam, tapi jangan harap aku mau melakukan apapun untukmu!"

"Duduklah jika kau lelah berdiri di situ," kata Tristan sambil menepuk sofa di sebelahnya, berlagak sama sekali tidak menghiraukan ancaman Kimmy. 

Kimmy sama sekali tak bergeming dan bersikeras tetap akan berdiri meskipun nanti kakinya kram dan pegal. 

"Apa kau tidak bosan? " tanya Trista setelah beberapa lama Kimmy benar-benar hanya berdiri.

Kimmy masih acuh. 

"Ayolah kita sudah sama-sama dewasa kita tidak perlu seperti ini, sementara kita bisa melakukan banyak hal menyenangkan jika kau mau mendekat kemari."

"Aku akan tetap di sini! "

"Untuk apa kau bersikeras seperti itu?" heran Tristan.

"Apa itu hanya untuk pria yang sudah menawarkanmu di ranjangku?"

Kimmy berpaling karena takut ketahuan jika dirinya hendak menangis tiap kali diingatkan dengan penghianatan tunangannya. 

"Lebih baik kita bercinta dan melupakannya dari pada kau hanya berdiri di situ." 

"Oh,singkirkan otak kotormu! " pekik Kimmy yang sudah mengabaikan tata krama, tapi anehnya Tristan justru tertawa. 

"Tidak ada yang tidak suka bercinta, aku yakin kau juga akan sangat menyukainya denganku, " cemoohnya dengan seringai meremehkan. 

"Kau tidak perlu keras kepala, dengan berpura-pura tidak menginginkannya sama sekali."

"Tidak, aku tidak akan melakukan apapun untukmu!" tegas Kimmy untuk ke sekian kali. 

"Terlalu banyak hal menyenangkan yang bisa dilakukan pria dan wanita ketika terkurung berdua di kamar seperti ini." ______ "Tidak akan ada yang mengganggu kita."

Kimmy kembali membisu, pura-pura tidak mendengar apa yang dibicarakan pria itu. 

Tristan kembali bangkit untuk berjalan mendekati Kimmy yang masih keras kepala menolaknya. 

"Ini akan menyenangkan dan cukup hanya kita berdua yang tahu, " bisiknya ketika mereka ternyata sudah cukup dekat karena Kimmy tidak bisa mundur lagi. 

"Tinggal kau tanggalkan pakaianmu dan aku juga akan melakukan hal yang sama."

Tristan benar-benar pintar untuk mengiring pikirannya ke lembah nista. 

Kimmy semakin tegas menggeleng karena sama sekali tidak bisa membayangkan dirinya berbuat sekotor itu. Tak peduli meski pun Tristan Murai adalah mahluk yang terlalu menggoda untuk dituruti keinginannya. 

"Lakukan seperti saat kau bercinta dengannya."

"Aku bukan wanita seperti itu! "kali ini Kimmy cukup berani untuk balas menatap Tristan dengan sungguh-sungguh. 

"Mustahil wanita sepertimu masih perawan? "tanya Tristan terdengar iseng tapi Kimmy memang mengangguk. 

"Aku tidak akan melakukan perbuatan menjijikkan seperti itu! " tegas Kimmy masih cukup berbangga dengan prinsipnya. 

"Apa bedanya, pada akhirnya semua wanita juga membutuhkan pria untuk mengisinya," cemooh Tristan sebelum mengangkat dagunya. 

"Seorang wanita sebenarnya juga memiliki keinginan yang sama dengan seorang pria!"

Kimmy sama sekali tidak menduga jika Tristan akan menciumnya setelah itu. Kimmy berusaha menolak tapi Tristan berhasil menahannya agar tetap diam. Tentu Kimmy sudah pernah berulang kali berciuman dengan Hanif tapi rasanya memang tidak sama seperti saat Tristan Murai yang terus memaksa untuk merampas bibirnya meskipun Kimmy bersikeras menolaknya. 

Tristan mendorongnya semakin merekat ke dinding jadi Kimmy sama sekali tidak bisa bergerak kecuali menerima apapun yang diperbuat pria itu termasuk saat tiba-tiba tangan Tristan sudah sangat lancang menyisip ke dalam span pensilnya. Sungguh itu adalah tindakan yang sangat kurang ajar, tapi Kimmy sama sekali tidak bisa berkelit karena lututnya juga ditekan ke dinding. Jadi Kimmy hanya bisa pasrah ketika merasakan jari-jari pria itu menggerayanginya dengan berani dan tidak senonoh. 

"Kau menyukainya?" bisik Tristan seperti ejekan halus karena dia tidak bodoh untuk sekedar mengetahui jika wanita itu juga menikmati sentuhannya. 

Kimmy mulai melenguh gelisah, karena Tristan tidak mau berhenti mempermainkannya dan sama sekali tidak perduli walaupun Kimmy mulai kepayahan mempertahankan harga dirinya. 

"Aku punya banyak cara untuk menyenagkanmu seperti ini," bisik Tristan sambari mengigit daun telinga Kimmy yang sudah tidak mampu lagi menolak semua perlakuannya. 

Kimmy memang sudah sangat kuwalahan menanggung semua keinginan Tristan, dia tidak bisa menghindar dan hanya bisa pasrah membiarkan pria itu mendapatkan kesenangannya. 

"Kau begitu manis dan panas."

Entahlah Kimmy tidak tahu lagi apa yang dia rasakan ketika menyaksikan Tristan melumat jari tengahnya sendiri yang baru dia cabut dari dalam tubuhnya yang mencair. Kimmy benar-benar masih linglung setelah perbuatan kotor Tristan Murai menghancurkan kepolosannya. 

Sebenarnya Tristan juga tidak menyangka jika dirinya akan mendapatkan hadiah menyenangkan seperti ini. Menggoda seorang wanita yang ternyata masih sangat awam dengan sentuhan pria tentunya akan menjadi kegiatan yang semakin menyenangkan. 

Tristan sudah menyambar tubuh Kimmy dan membaringkannya di atas ranjang. 

"Tolong jangan lakukan itu lagi, " mohon Kimmy rela berlutut agar pria itu berhenti. Tapi justru Tristan menyentuh bibirnya dengan jari telujuk dan berdesis lirih agar Kimmy diam ketika ia mulai melepas kancing bajunya. 

"Kita akan bercinta sayang dan percayalah ini akan menyenangkan." 

Kimmy hanya tahu jika semua ini sudah tidak benar tapi Tristan Murai tentunya juga bukan jenis pria yang mudah diabaikan dengan segala ajakan kotornya. 

Komen (8)
goodnovel comment avatar
Adrian Sukmana
krennn juga
goodnovel comment avatar
Haykal Hapis
penasaran, koinya lambat
goodnovel comment avatar
Scherly Leona Waromi
penasaran skliii
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status