"Tidak semua hal yang ada di dunia ini bisa kau anggap untuk baik- baik saja. Apalagi jika itu adalah sebuah perasaan"
Saat ini acara dalam aula berukuran besar ini berlangsung begitu meriah. Mereka saling bergembira bernyanyi dan bahkan ada yang menari seperti layaknya orang gila. Mereka semua tampak bersenang- senang dan sangat bahagia merayakan pesta selamat datang mahasiswa baru jurusan Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.
Namun semua kesenangan itu tampaknya tidak berlaku bagi seorang mahasiswi berkacamata yang tampak bosan dengan acara yang ada. Ah, sungguh musik seperti ini bukanlah seleranya. Gadis itu merupakan gadis yang memiliki keturunan Indonesia – Korea Selatan, pastinya sulit mendapatkan teman yang serumpun dengannya
"Hey, apa kau bosan ?" tanya seseorang yang tiba-tiba duduk disampingnya dan sedikit mendekatkan wajahnya pada gadis berkacamata itu
Tentu saja tingkah seseorang itu membuat gadis berkacamata itu tampak terkejut dengannya
"Ka..kau siapa ?" tanya gadis berkacamata itu dengan menoleh kearah seseorang disampingnya yang nyatanya adalah seorang pria
Pria itu menoleh kearah gadis kacamata dan menatap kearah mata gadis itu
"Aku ?" tunjuk pria itu pada dirinya sendiri
"Namaku Alvin Edward Kim. Dan kau ?" ucap pria itu mengulurkan tangannya kearah gadis itu
Gadis itu masih ragu untuk membalas uluran tangan dari pria yang bernama Alvin Edward Kim itu, namun ia tidak bisa berlaku tidak sopan pada yang ia yakini bahwa pria ini adalah teman seangkatannya. Dengan sedikit ragu sekaligus gugup gadis berkacamata itu mengulurkan tangannya
"Na...Nayla Melody Lim" akhirnya gadis itu menyebutkan namanya membuat pria bermarga Kim itu tersenyum kearahnya
"Apa kau bosan ?" ulang pria itu lagi
"Eum, Ya..Ya aku bosan" Nayla menjawab dengan menganggukkan kepalanya
"Kau begitu ikut aku. Kita keluar dari tempat membosankan ini" ajak pria itu dengan sedikit berbisik kepada Nayla.
"Ap..apa?" pekik Nayla yang merasa tidak mengerti dengan ucapan pria asing ini. Namun Alvin tidak peduli dengan kebingungan Nayla dengan cepat ia berdiri dan mengenggam tangan Nayla. Membawa wanita itu yang nampak terkejut lagi dengan tindakan pria asing yang barusaja dikenalnya ini.
Namun mau bagaimana lagi, daripada ia mati kebosanan ditempat ini bukankan lebih baik mengikuti ajakan pria asing ini. Meskipun ia tidak tahu pria ini mengajaknya kemana namun ia yakin bahwa ia akan baik- baik saja
Alvin dan Nayla berjalan mengendap- endap keluar dari aula, tangan mereka berdua saling bertautan. Mereka mencoba mencari jalan menghindari beberapa senior mereka yang terlihat mengobrol di luar ruangan. beruntung disaat Alvin membuka pintu senior mereka tidak melihat kearah pintu, maka dengan cepat ia bersama Nayla menghindari ruangan itu dan berlari sekencang-kencangnya
"Hah...hha...huuhh" nafas Nayla terasa tersenggal- senggal karna berlari sekencang itu untuk menghindari senior- senior mereka. Mereka saat ini sedang berada halaman Universitas
"Kau lelah ?" ujar Alvin yang berkacak pinggang dan terlihat mengatur nafasnya
"Kau pikir ?" sentak Nayla dan menyeka keringat yang sedkit mengucur di area pelipisnya
Pria itu terkekeh kecil
"Tenanglah, sebentar lagi kau pasti akan merasa senang" ucap pria itu dengan menarik tangan Nayla kembali. Nayla hanya mampu menuruti kemana laki-laki ini membawanya pergi
Dan akhirnya sampailah dirinya dan Alvin dibelakang sebuah gedung yang terletak tidak jauh dari gedung jurusannya, ia melihat ada beberapa orang yang sedang asik melakukan pesta sendiri
"Oh, Alvin Edward Kim !! kemarilah" ucap seseorang yang melihat kearah kami, bukan kami tapi Alvin lebih tepatnya
Alvin membalas lambaian tangannya, lalu menoleh kearah Nayla yang maish terlihat binggung
"Ayo kesana !" ajak Alvin yang masih mengenggam tangan Nayla
"Oh, kau datang bersama siapa ?" tanya seorang pria bermata sipit disana, ketika Alvin dan Nayla sampai ketempat mereka
"Dia teman satu jurusanku, aku membawanya karna ia terlihat seperti mayat hidup disana" ucap Alvin apa adanya dan tanpa rasa sungkan, membuat mereka semua disana tertawa mendengarnya
Nayla menundukkan wajahnya yang mulai malu, sialan pria ini benar- benar membuatnya tampak buruk disaat pertamakali bertemu dengan orang-orang asing ini
"Kemarilah, bergabung bersama kami" ucap seseorang yang berambut pirang itu yang memanggil Alvin untuk bergabung
"Kau pasti bosan bukan diacara seperti itu" ucapnya dengan senyum yang begitu manis hingga membuat matanya menghilang
"Namaku Mino Park" ucap pria itu tiba-tiba "aku dari jurusan hubungan internasional dan dia adalah Yoga Sebastian Min" tunjuknya pada pria lain yang memiliki mata yang hampir mirip dengan pria yang bernama Mino itu, namun bedanya pria itu tampak terkesan cuek dan dingin
"Dia berada di tingkat empat, dia lebih tua dari kami. Dia dari jurusan Management" ucap pria itu lagi.
Sedangkan pria yang bernama Yoga itu hanya tersenyum tipis. "Dan dia adalah Jino Kim, dia juga satu angkatan dengan Yoga. Kami semua berdarah campuran Indonesia – Korea Selatan" tunjuk Mino pada seseorang yang memiliki perawakan tinggi itu. Lalu pria itu terlihat melambaikan tangan pada Nayla dan tersenyum ramah
"Lalu kau siapa ?" Tanya Mino kembali pada Nayla
"Ak..aku Nayla Melody Lim dari jurusan Ekonomi dan Bisnis" ucap Nayla memperkenalkan diri, ia merasa senang akhirnya bertemu dengan orang- orang yang memiliki darah campuran sepertinya
Setelah perkenalan itu membuat Nayla semakin akrab dengan keempat pria itu, ia sungguh senang bisa bertemu dengan mereka. Dan sejak saat itu Nayla bersahabat baik dengan mereka, kemana-mana selalu bersama mereka. Mulai dari makan siang dan nongkrong dan jalan-jalanpun juga bersama mereka. Bahkan tak jarang mereka menginap dalam satu apartemen yang sama. Mereka memperlakukan Nayla dengan baik, dan Naylapun juga senang bisa membantu mereka semua
“Hei selamat pagi, Tuan waktunya bangun” ucap seorang wanita yang berpenampilan sudah sangat rapi dengan rambutnya yang telah disanggul rapi juga. Tak lupa dengan kacamata minusnya yang bertengger dihidung mancungnya&n
Saat ini Nayla sedang berada di kursi penumpang yang akan membawanya ke Pulau Jeju. Lalu ia mengeluarkan ponselnya sembari menunggu keberangkatan untuk mengecek notifikasi yang masuk. Dan ternyata sudah ada beberapa pesan masuk terutama dari grup chatnya bersama para sahabatnya ituYoga : (send a picture) Osaka begitu cerah pagi ini, apakah terlihat indah ?Mino : Sialan ! berhentilah bersikap menyebalkan seperti itu hyung. Aku tahu kau sedang dimabuk cinta saat ini, jadi berhentila
"Kenapa ekpresimu seperti itu? Apa kau baru saja melihat seorang dewa tampan berbicara padamu?" ucap Alvin dengan santainya dan segera mendudukan dirinya disamping Nayla. Mendekatkan wajahnya Lalu mengecup pipi Nayla sekilasNayla menegang dengan perlakuan Alvin. Pria ini selalu saja bertingkah seenak jidatnya
Saat ini di kediaman Jino tentu saja dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang sangat tiba-tiba. Tak ada angin tak ada hujan, kenapa pria ini tiba-tiba ada dimeja makan kediamannya
Nayla terbangun dari tidurnya. Sekarang pukul 03.00 KST. Sebuah ingatan menyakitkan kembali berputar-putar dikepalanyaSebuah ingatan ketika ia berlibur di Jeju satu minggu yang lalu, selalu saja berputar dikepalanya
"APA YANG KALIAN LAKUKAN?" Teriak seseorang yang baru saja muncul dari balik pintu liftMembuat Nayla dan Alvin Sama-sama terkejut dan segera melepaskan rengkuhannya pada Nayla dan menatap takut pada seseorang yang terlihat marah saat ini
"Apa yang sedang kau lakukan disini Alvin? Dan lepaskan tanganku!!" Ucap Nayla meronta- ronta agar Alvin mau melepaskan cengkraman tangannya. Terlebih lagi bau alkhohol begitu menyeruak dari tubuh AlvinAlvin menyeringai begitu menyeramkan bagi Nayla"Ck, kau memanggilku Alvin sekarang?" ucapnya dengan nada begitu datar
DEGSerasa dijatuhi bom nuklir dalam hatinya, Nayla merasa benar-benar dirinya begitu rendah saat ini. Apakah ini yang dinamakan sudah jatuh, tertimpa tangga?Setelah dirinya mendapatkan pelecehan dari pria yang berstatus sahabatnya itu dan kini dengan tenangnya pria itu berkata ingin bertanggungjawab tanpa menikahinya. Tanggung jawab seperti apa yang pria itu katakan?Di lubuk hati Nayla benar-benar merasakan sesak yang luar biasa saat ini. Lagi-lagi