Share

Part 2

Saat ini Nayla sedang berada di kursi penumpang yang akan membawanya ke Pulau Jeju. Lalu ia mengeluarkan ponselnya sembari menunggu keberangkatan untuk mengecek notifikasi yang masuk. Dan ternyata sudah ada beberapa pesan masuk terutama dari grup chatnya bersama para sahabatnya itu

Yoga : (send a picture) Osaka begitu cerah pagi ini, apakah terlihat indah ?

Mino : Sialan ! berhentilah bersikap menyebalkan seperti itu hyung. Aku tahu kau sedang dimabuk cinta saat ini, jadi berhentilah mengirim foto kekasihmu untuk kau pamerkan pada kami !

Jino : Kau di Osaka saat ini ?

Yoga : Ya, hyung. Aku harus menemui orangtua kekasihku untuk bisa segera menyusulmu

Jino : Wah...Semoga berhasil Yoga Min

Mino : Segeralah menikah hyung dan berhentilah pamer seperti itu. Kau membuatku bergidik ngeri

Yoga : Iri bilang boss !!

Mino : Yak !! aku tidak iri padamu ! asal kau tahu saja aku sedang makan siang bersama orangtua Eunha saat ini

Jino : Lalu dimana Alvin ?

Alvin : Aku sedang makan siang juga bersama Yenata saat ini di Jakarta Green Cafe. Suasana outdoor VIPnya menyenangkan sekali. Ini juga indah

Mino : Hey, kurasa kita harus kembali merencanakan berkencan bersama. Ini pasti akan sangat menyenangkan

Jino : Aku setuju, minggu depan aku akan ke Seoul

Alvin : Aku juga

Yoga : Boleh saja, tapi dimana Nayla saat ini ?

Mino : Bukankah ia berkata akan ke Jeju ?

Jino : Entahlah, dia belum menghubungiku sejak pagi

Alvin : Aku yakin dia sekarang pasti sedang bersenang- senang

Yoga : Cepat cari dia !!!!

Alvin : Kenapa harus mencarinya ? dia bukan anak kecil lagi hyung

Mino : Dia membaca pesan kita tapi ia tidak membalasnya. Aku akan mencoba menghubunginya

Nayla : Tidak perlu menghubungiku ! Pesawatku akan take off 5 menit lagi

Jino : Oh ! kau sudah dipesawat sekarang baby ?

Nayla : Ya Kak ! aku akan mengunjungi Jia

Jino : Baiklah, hati- hati. Aku menunggumu

Mino : Selamat bersenang- senang Nayla

Nayla menghembuskan nafas beratnya ketika membaca balasan terakhir dari Mino, dan dengan segera ia meletakkan ponselnya kembali dalam tas kecil miliknya. 

****

Nayla telah sampai di resort mewah milih Jino dan juga Jina. Saat kedatangannya ia telah disambut baik oleh Jina yang saat ini tengah berlari menuju kearahnya

"Nayla" Teriak Jina dari arah depan villa

"Aku merindukanmu" ucapnya kemudian setelah sampai didepan Nayla dan memeluknya erat

"Aku juga merindukanmu Jina-ya" ucap Nayla yang membalas pelukan Jina tak kalah erat. Sudah hampir 7 bulan mereka tidak bertemu karna kesibukan mereka masing-masing

"Baby, akhirnya kau sampai juga" Pekik seseorang dari dalam sana yang tak lain adalah Jino. 

Jino sangat menyayangi Nayla seperti adik perempuannya sendiri. Sehingga ia tidak segan-segan memanggil Nayla dengan sebutan baby seperti itu

"Kak Jino ! Apa kabar " ucap Nayla memeluk pinggang Jino dari samping

"Haloo Jiyaa !! Sini cium aunty" ucap Nayla dan segera membawa Iiyaa dalam gendongannya

"Kenapa kau semakin gembul saja seperti ini eoh" ucap Nayla yang sesekali mencium pipi gembul dari putri Jino dan juga Jina itu

"Itu karna ibunya yang selalu makan sesuka hatinya. Lihatlah dia saat ini, semakin membola bukan ?" Ucap Jino yang melirik kearah istrinya. Membuat Jina memberengut kesal

"Memangnya kenapa jika aku gendut ? kau tidak suka ? kau ingin mencari yang seksi lagi ?" ucapnya dengan nada sebalnya.

"Bu...bukan begitu !" Ucap Jino dengan tergagap. Ia benar-benar salah bicara rupanya. Jika istrinya sudah kesal seperti ini, bisaa berakibat fatal dalam urusan ranjang mereka

"Aku hanya mencoba mengatakan yang sebenarnya Jina. Maaf"

Namun tetap saja Jina masih kesal dengan perkataan suaminya itu. Ia pikir ia menjadi seperti ini karna ulah siapa?

"Yak !! maafkan aku hmm" ucap Jino yang mencoba meminta pengertian dari Jina

"Aku menyukaimu tanpa memandang seperti apa bentuk fisikmu" ucapnya kemudian mengecup kening Jina dengan sayang.

Membuat Jina mengerucutkan bibirnya. Setelah membuatnya kesal, sekarang suaminya berlagak manis. Cih memuakkan, namun Jina tetap saja tidak bisa mengelak bahwa ia merasa senang dengan perlakuan  suaminya itu

Nayla yang baru saja tiba. Lalu disuguhkan pemandangan kisah melodrama pasangan suami istri ini hanya memutar bola matanya malas

"Tsk, lihatlah ayah dan ibumu Jia sayang. Apakah mereka selalu seperti itu? Memperlihatkan keromantisannya di depan seorang yang tidak memiliki pasangan" ucap Nayla yang bermaksud menyindir mereka berdua

Mendengar ucapan Nayla, membuat pasangan yang baru saja beradegan romantis itu berminat gugup dan salah tingkah. Mereka lupa jika Nayla sedang berada di sekitar mereka

"Emm..Kau sendirian kesini Nay ?" Tanya Jina mencoba mencairkan suasana canggung diantara mereka kinj

Nayla mengangguk "Yeah, rencananya aku akan menginap malam ini disini. Seperti biasa berkemah di pantai sepertinya menyenangkan" Ucap Nayla disertai cengiran lebarnya

"Ck, kau selalu saja seperti itu ! Baiklah nikmati waktumu di resortku. Jika kau perlu apa-apa jangan sungkan menghubungiku baby" Ucap Jino dan tersenyum hangat pada Nayla

"Oh yaa ..bagaimana jika nanti malam kita bisa berpesta kecil di pinggir pantai" ucap Jino memberikan ide

"Siaapp Oppa" Ucap Nayla dengan semangat dan kembali mengajak ngobrol Jiyaa

••••

"Bersulang" Ucap keempat manusia dan salah satu diantara mereka ada seorang bayi kecil yang baru berusia 10 bulan

Nayla, Jina, Jino dan juga tak ketinggalan Jia. Sedang melakukan pesta kecil-kecilan di pinggir pantai yang tak jauh dari villa

"Sepertinya ini sudah terlalu malam, mari kita kembali ke villa sebelum Jia kedinginan Oppa" ucap Jina pada suaminya itu

Jino menatap kearah putri kecilnya. Dan ya benar, angin malam seperti ini tidak bagus untuk keadaan putrinya itu

"Baiklah" ucap Jino kemudian 

"Kau tidak apa-apa bukan. Ku tinggal sendirian disini baby ?" ucap Jino yang sedikit khawatir pada Nayla

Meskipun sudah sering Nayla berkemah sendirian di resort miliknya namun ia juga harus merasa waspada

"Tidak apa- apa Kak Jino. Bahkan jika aku diculik pun. Aku sudah tahu seluk beluk resortmu ini" ucap Nayla dengan berbangga hati

Membuat Jino dan Jina sama-sama terkekeh mendengarnya. Ya mereka tahu, jika Nayla adalah seorang wanita yang kuat sekaligus pemberani.  Dibalik penampilannya yang jauh dari wanita tangguh bahkan terkesan dia seorang yang kutu buku. Sebenarnya Nayla bukanlah orang yang orang lain kira

"Haha.. Baiklah baby. Hati-hati dan selamat menikmati waktumu. Jika ada masalah jangan sungkan untuk menelfonku" ucap Jino

****

Nayla menatap kearah laut yang yang ada di depannya. Menikmati semilir angin laut dan suara deburan ombak yang begitu terdengar keras di telinganya.

Malam ini tak nampak gelap karna tepat sekali dengan dimana bumi, bulan dan matahari berada dalam satu garis lurus. Sehingga pancaran sinar bulan begitu menyinari bumi

Ya seperti inilah kesukaannya, berdiam diri. Menikmati setiap moment kesendiriannya. Jika tak sendiri? Ia mau bersama dengan siapa lagi?

Sahabatnya sudah tak seperti dulu, seiring berjalannya waktu semuanya akan berubah. Termasuk dalam sebuah kebersamaan. Setiap bertambahnya usia pasti memiliki prioritas yang berbeda pula.

Sesekali Nayla menyesap cokelat panas yang ia tuangkan ke dari dalam botol tumbler. Meniupnya perlahan dan menyesapnya

Meskipun ia sendiri saat ini, namun ia tak merasakan kesepian. Karna memang ia begitu menikmati hidupnya saat ini

Nayla mengeluarkan Smartphone miliknya, mengambil earphone dan memutar lagu kesukaaannya. Sesekali ia ikut menyanyikan beberapa part lagu itu dan masih menatap ke arah depan

Tak berapa lama lama kemudian, ia merasakan seseorang menarik earphone miliknya. Nayla menoleh dengan cepat keraha seseorang yang dengan lancangnya menganggu kegiatannya

"Apa kau begitu senang berkemah sendirian seperti ini?" tanya seseorang itu dengan nada beratnya ketika Nayla menoleh padanya

"Al...Al... Alvin?" pekik Nayla yang begitu terkejut bahwa sosok itu adalah Alvin, sahabatnya. Ia mengerjap-kerjapkan matanya seolah tak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini.

Bagaimana pria ini bisa ada disampingnya?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status