Waktu kepindahan mereka bertiga sudah di sambut oleh mang Asep di depan pintu rumah baru mereka di Cianjur. Mang Asep dan istrinya bibi Sumiati yang akrab di panggil dengan sebutan ‘bi Sum’ adalah pengurus rumah tersebut. Awalnya mereka bekerja dengan keluarga Parvis tetapi begitu rumah itu berpindah kepemilikan mereka berdua di minta langsung oleh Yohanna untuk mengurusi rumah tersebut sampai dengan si empunya rumah yang baru datang. Jika si empunya rumah yang baru tidak berkenan dengan kehadiran mereka, keluarga Parvis akan dengan tangan terbuka menyambut mereka kembali. Syukur bagi keduanya Almira beserta dengan kedua anaknya sangat senang dengan adanya mereka. Jadi mereka tidak kembali ke rumah keluarga Parvis dan memutuskan untuk tetap membantu Almira.
Ciudad de Mexico, setelah menghabiskan makan siang Davka segera melakukan check out dari hotel tempatnya menginap untuk segera ke bandara. Pasalnya hari ini juga mereka akan segera kembali ke Indonesia, bandung kota seribu kenangan tepatnya. Tempat davka menuntut ilmu dan juga banyak kenangan kebersamaannya dengan kekasihnya Almira dahulu di sana. Perjalanan antara Mexico dan Bandung memerlukan waktu lebih dari satu hari karena mereka harus ke Jakarta terlebih dahulu.
Selama hampir dua tahun Almira tinggal bersama anak-anaknya masyarakat di sana sangat baik dengan mereka. Cuma karena parasnya yang menawan kadang membuat iri hati beberapa gadis di sana. Sofian sendiri juga selalu meluangkan waktu untuk membantu Almira. Baik urusan rumah maupun urusan kebunnya itu. Almira sendiri tidak pernah meminta bantuan, semua itu dilakukan Sofian atas kemauan pemuda itu sendiri. Kadang almira merasa tidak enak hati. Apalagi Sofian termasuk lelaki pujaan mereka.Seperti hari ini Almira akan ke Bandung menemui Vallen, mengajak serta anak-anak mereka
Ponsel Eric berdering, dengan santai Eric mengangkat panggilan tersebut dengan menatap wajah Davka."Halo Tama, sudah sampai mana?""Kata Bunda udah deket Kebun Binatangnya.""Baik,uncledanaunty
Sekarang mereka semua berkumpul di ruang keluarga, minus Davka dan kedua orangtuanya yang masih bersembunyi, sedangkan anak-anak dibiarkan bermain di ruang bermain.Eric memulai percakapan "Sebaiknya si kembar bersekolah di sekolahku saja dan mereka bisa tinggal denganku atau Edgar di sini, jadi kamu bisa tenang di Cianjur. Aku kurang setuju jika anak-anak tinggal di asrama, biarpun si kembar memang anak yang mandiri tapi umur mereka terlalu muda untuk tinggal di sana,” usul Eric kepada Almira.
Davka kembali mengiringi langkah dari belakang mereka hanya menggelengkan kepala. Sedangkan Anulika dari tadi berulang kali menengok kebelakang melihat kearah Davka.Begitu pintu ruang meeting terbuka sudah banyak berkumpul keluarga Alsaki dan Mahanta. Mereka ingin bertemu dengan si kembar yang jenius. Paman, bibi, sepupu Davka komplit ada di sana. Greg Alsaki paman Davka yang tinggal di Meksiko pun hadir bersama istri dan anaknya.
“No no no bukan begitu, Sayang." Tiba-tiba Davka berdiri, seketika dagunya di angkat dan bibirnya di lumat oleh Davka. Sebelah tangan Davka memeluk erat pinggangnya dan sebelah lagi sudah mendekap tengkuknya. Davka sudah tidak bisa menahan hasrat lagi sejak melihat Almira dan kesedihan mendengar penuturan sang kekasih.Saat Almira mencoba membuka mulutnya, kesempatan untuk Davka memasukkan lidahnya menyesap mengobrak abrik mulut Almira sampai terasa sesak kehabisan nafas. Almira menepuk- nepuk bahu Davka, seketika bibir mereka terlepas tetapi kemudian
Almira menatap pemandangan Anulika sang putri berada dalam gendongan sang ayah sedikit banyak memberikan rasa baru dihatinya, hantaman rasa bersalah kepada kedua hatinya. Ternyata selama ini kedua buah hatinya menyembunyikan kenyataan seperti ini. Mendapatkan perundungan di sekolah. Tentu saja Almira yakin hal ini bukan yang pertama kalinya terjadi. Ya, pasti begitu."Lika nggak punya ayah kok. Katanya Mamang Sofian nanti yang akan jadi ayah Lika, tapi lama banget belum jadi-jadi."
Anulika mengetuk pintu kamar Davka, mereka tinggal di rumah Valentina."Ayah, ayo kami sudah siap!" seru Lika dari balik pintu.Davka yang masih mengemasi pakaiannya menjawab, "Sini Lika masuk dulu Nak, Ayah masih bersiap-siap."