Esok harinya sepasang suami istri itu berangkat menuju rumah Bunda. Randy memarkirkan mobilnya di depan sebuah toko kue sesuai permintaan Dara tadi sebelum mereka berangkat.
Dara pun melepas seatbelt nya, " Mas gak ikutan masuk ke dalam, nih?" tanya Dara sebelum ia membuka pintu mobil.
"Gak deh, Kamu sendiri aja, gak apa-apakan?"
"Gak apa kok. Ya udah aku masuk ke dalam dulu," ucap Dara lalu ia segera membuka pintu dan keluar.
"Hati-hati...!" kata Randy, sebelum pintu mobil di tutup Dara kembali.
Dara melangkahkan kakinya menuju toko kue yang setiap harinya selalu ramai. Sesampainya di dalam ia mengambil satu box brownis coklat, bolu pisang dan juga red velvet. setelah mendapatkan kuenya ia berjalan menuju kasir dan membayarnya.
Dara keluar dari toko sambil menenteng belanjaannya. Randy yang melihat istrinya berjalan mendekati mobil pun dengan sigap membukakan pintu untuk istrinya itu.
"Terima kasih," ucap Dara pada Randy,
Usai bergelut di dalam kamar mandi sepasang suami istri itu kelelahan dan tertidur. Mereka berdua pun lupa dengan acara makan siang bersama Ayah dan Bunda.Dara terbangun saat jam menunjukan pukul 14.30. Ia memandang wajah suaminya yang tertidur pulas di samping sambil memeluknya. Dengan pelan ia menyingkirkan tangan Randy yang berada di atas perutnya, lalu menggeser tubuhnya dan turun dari ranjang. Tujuannya saat ini adalah dapur, perutnya terasa sangat lapar karena telah melewatkan jam makan siang hari ini.Sesampainya di dapur ia membuka tudung saji di sana lauk serta sayur yang ia masak bersama Bundanya tadi masih utuh."Apa Ayah dan Bunda belum makan, juga?" gumam Dara pelan.Dara kembali menutup tudung saji, dan berjalan menuju kamar orang tuanya berada."Bunda...! Ayah...." panggil Dara sambil mengetuk pintu kamar orang tuanya.Tak lama pintu pun di buka dari dalam terlihat wajah ayahnya yang rambutnya acak-acakan dan hanya meng
Bunda yang khawatir dengan keadaan Dara pun langsung berjalan menuju kamar anaknya. Wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik itu pun membuka pintu kamar Dara, lalu melangkah masuk. Ia berjalan mendekati ranjang di mana anak perempuannya tengah bergelung di bawah selimut, dan ia pun duduk di sisi tempat tidur, lalu tangannya terulur untuk membuka selimut yang tengah menutupi tubuh anak perempuannya tersebut.Dara pun menggeliatkan badannya saat merasakan ada gerakan di atas tempat tidur, dan perlahan membuka matanya."Bunda....," ucap Dara, ia beringsut untuk duduk dan bersandar di dashboard ranjang."Masih pusing?" tanya Bunda."Masih, Bun. Mas Randy udah berangkat, Bun?" "Udah, Nak. Kamu mau sarapan apa biar nanti dibuatin sama, Bibik? Dari tadi kamu belum makan apa pun!" kata Bunda seraya memandang wajah Dara yng terlihat nampak pucat."Dara pengen makan soto," sahut Dara."Oke, nanti Bunda suruh Bibik bu
Randy memarkirkan mobilnya di depan rumah, ia baru saja pulang dari kantor, lalu ia pun keluar dan berjalan masuk ke dalam rumah. Kini Randy dan Dara sudah kembali ke rumah mereka sendiri.Randy menaiki anak tangga sambil berlari, ia sudah tidak sabar ingin bertemu istri cantiknya. Sesampainya di lantai dua, dengan pelan ia membuka pintu kamar, kosong! Tetapi kemudian ia mendengar suara seseorang yang sedang muntah dari dalam kamar mandi. Randy pun bergegas menuju kamar mandi dan membuka pintunya, di sana terlihat Dara yang tengah berjongkok di depan wastafel dengan wajah yang nampak terlihat pucat."Sayang, kamu kenapa?" tanya Randy khawatir, ia pun mendekati istrinya tersebut dan langsung merangkul bahunya."Perut aku mual banget rasanya, Mas!" ucap Dara pelan, sambil melap mulutnya dengan punggung tangan. Tubuhnya terasa sangat lemas saat ini."Sekarang masih mual? Kita periksa ke dokter aja, yuk!" ajak Randy, ia sangat khawatir pada
Randy keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang dililitkan di pinggangnya, ia mengambil pakaian ganti yang tadi sudah disiapkan oleh Dara. Selesai menggunakan baju ia pun menghampiri istrinya yang tengah duduk di sofa sambil membaca novel. Randy duduk di samping Dara, "Sayang, tadi katanya mau kasih tau mas sesuatu," ucap Randy.Dara pun mengalihkan pandangannya pada Randy, kemudian menutup novel dan meletakkannya di atas meja. " Sini….!" kata Dara, ia menyuruh suaminya itu untuk duduk lebih dekat lagi."Hmm, kamu mau kasih tau apaan sih, Mas jadi penasaran," kini Randy sudah duduk mepet dengan tubuh Dara.Dara mengeluarkan sesuatu dari saku baju dan memberikannya pada Randy."Ini, … kamu hamil, Sayang?" pekik Randy, setelah ia melihat alat test kehamilan serta foto hasil USG yang di berikan oleh Dara tadi.Dara mengangguk seraya tersenyum ke arah Randy."Alhamdulillah, ya Allah. Terimakasi
Kini usia kandungan Dara sudah menginjak usia empat bulan. Randy membelai dan mengelus perut istrinya tersebut. Dokter kandungan pun mengatakan jika janin yang ada di dalam perut Dara kini sudah semakin kuat dan sehat.Saat usia kandungan Dara belum genap empat bulan, Randy belum berani menyentuh istrinya, karena kandungan Dara lemah, dan ia sendiri pun takut terjadi apa-apa dengan janin yang ada di kandungan Dara.Hingga kini usia kandungan istrinya sudah menginjak usia empat bulan, barulah Randy berani untuk menggauli istrinya tersebut."Mas kangen banget, udah lama kita gak begini," ucap Randy seraya mengecup bibir Dara dengan lembut."Hu'um," lirih Dara.Mereka baru saja selesai bercinta dan melepas rindu, setelah sekian lama menahan hasrat, akhirnya hari ini Randy kembali mendapatkan jatahnya."Mau mandi, apa mau lanjut lagi nih?" goda Randy, yang membuat wajah Dara menjadi bersemu merah."Mandiin," ucap Dara manja."Okay, tapi sekali lagi ya," Randy
Saat ini Randy tengah menatap istrinya yang sedang lahap memasukan satu persatu potongan buah mangga muda ke dalam mulutnya. Ia sendiri pun bergidik ngeri membayangkan rasa asam dari mangga tersebut."Enak?" tanya Randy."Hu'um, Mas mau?" tawar Dara, lalu Randy pun menggelengkan kepalanya dengan cepat."Gak, buat kamu aja!" sahut Randy sambil meringis."Yakin, gak mau? Ini enak lho, Mas!" "Gak, Sayang. Besok kamu pengen makan apalagi?" tanya Randy, seraya memeluk Dara dari belakang, lalu tangannya membelai lembut perut Dara yang kini sudah sedikit terlihat membuncit."Hmm, ya belum tau, Mas. Emangnya kenapa?" "Ya gapapa, biar Mas siap-siap aja nyariin apa yang kamu pengen," ucap Randy sambil terkekeh kecil."Oh, ya lihat aja besok!" "Kalo, emm, itu mau gak?" Bisik Randy di telinga Dara dengan nada menggoda. Tangan yang tadi membelai perut Dara pun kini sudah mulai naik merambat ke bagian dada istriny
Dara berlari ke luar dari gedung kantor Randy. Saat ia akan menghentikan sebuah taksi yang lewat. Dari arah belakang Randy menarik tangannya."Lepas ….!" Teriak Dara, wajahnya terlihat merah."Tolong, jangan pergi, kamu sedang emosi! Beri aku waktu untuk menjelaskan semuanya!" Pinta Randy."Apa yang ingin kamu jelaskan? Aku sudah lihat dengan mata kepala aku sendiri perempuan murahan itu duduk di pangkuanku kamu, dan kamu sepertinya sangat menikmati," ucap Dara, ia mencoba menghempaskan tangan Randy yang masih menggenggam tangannya."Lepas ….!" pekik Dara saat Randy membawanya ke arah parkiran mobil, ia membuka pintunya dan menyuruh Dara untuk masuk."Gak, lepas, aku mau pulang sendiri!" Dara masih berusaha untuk melepaskan tangan suaminya dari lengannya.Randy yang sudah terlihat lelah dengan penolakan istrinya pun, memaksa Dara untuk segera masuk ke mobil. Apalagi terlihat beberapa karyawan melihat adegan drama rumah tangga tersebut. Ada yang berbisik-bisik dan juga ada yang menatap
Dara dan Randy baru saja menikah, mereka menikah karena sesuatu yang harus menyebabkan mereka menikah, yaitu mereka dituduh berbuat mesum.Semua bermula dari Dara yang berlibur di kampung tempat Neneknya bersama sepupunya. Entah bagaimana kejadiannya Dara dan Randy kepergok warga dan para warga menuduh mereka sedang berbuat mesum. Para warga pun marah dan membawa mereka berkumpul di rumah ketua Rt di desa tersebut."Bapak-bapak, ibu-ibu. Ini semua tidak seperti yang kalian kira, memang saya dan mas ini tadi sedang berdua saja, tapi kami tidak melakukan apa-apa. Tadi saya cuma minta tolong pada mas ini, untuk membantu saya membuang ulat bulu yang nyangkut di baju saya." Jelas Dara."Iya, semua yang dikatakan mba ini betul, Pak." Randy, membenarkan ucapan Dara.Randy saja tidak mengenal wanita itu, tau namanya saja tidak. Dia cuma berniat menolong saja. Malah dituduh berbuat mesum. Para warga menuntut mereka untuk segera dini