Share

Bab 4

Dara keluar dari kamarnya, Dara merasa kehausan dan persediaan air minum di dalam kamarnya habis. Dara melangkahkan kakinya ke arah dapur, keadaan dapir yang gelap tak menyurutkan langkahnya. Dara membuka kulkas dan mengambil sebotol air mineral dingin dan meminumnya.

"Kamu, ngapain?"

Dara langsung tersedak karena kaget mendengar suara Randy yang saat itu tepat berada di belakangnya. Dara memutar tubuhnya ternyata jarak mereka sangat dekat.

"Uhukkk uhukk....!"

"Hei, pelan-pelan minumnya!" Ucap Randy.

"Bikin kaget aja, sih. Kalo gue mati gimana? Mau jadi duda situ." Omel Dara, sambil mengelus dadanya yang masih terasa sesak, akibat tersedak.

"Siapa juga yang ngagetin, kamu tuh yang ngapain malam-malam begini gelap-gelapan di dapur sendiri."

"Gue haus, air minum di kamar gue habis. Jadi ya terpaksa gue ke dapur, eh di sini malah ketemu kamu lagi." Kesal Dara.

"Oh," jawab Randy singkat.

Dara segera beranjak dari dapur, dan masuk ke kamarnya. Dara melompat ke atas tempat tidurnya lalu berbaring sambil memeluk guling.

"Huh, ngapain juga sih tu manusia satu mesti muncul di depan gue bikin kesal aja."

"Ah, ngapain juga gue mesti mikirin dia, mending gue tidur." Dara memejamkan matanya tetiba saja  muncul bayangan Randy yang tersenyum manis ke arahnya, saat dia memejamkan matanya.

"Ahhh, kok muka dia lagi sih yang muncul."

"Wah, ini gak benar nih. Jangan-jangan gue di guna-guna lagi sama cecunguk, kok di kepala gue dipenuhi sama mukanya dia sih."

"Gue mesti kasih pelajaran nih, berani-beraninya dia guna-guna gue."

Dara bangun dari berbaringnya lalu membuka pintu kamar, dan menoleh kepintu kamar di sebelahnya yaitu kamar Randy.

Dara berdiri di depan pintu kamar Randy, dia ragu-ragu ingin mengetok pintu tersebut atau langsung saja mendobraknya.

Belum sempat Dara menyentuh gagang pintu, tiba-tiba pintunya sudah terbuka dari dalam menampilkan sosok Randy yang tampan dengan baju kaos hitamnya serta celana pendeknya.

Dara yang kaget membelalakan matanya serta mulutnya yang memganga.

"kamu ngapain?" Tanya Randy yang bingung kenapa istri dadakannya ini berada di depan pintu kamarnya.

"Eh... emmhh anu...!" Ucap Dara gagap, saat tersadar dari rasa terkejutnya.

'Duh, kenapa gue jadi gerogi gini, sih' batin Dara.

"Ada apa?" Tanya Randy lagi.

"Emm, anu... " ucap Dara sambil mengaruk kepalanya yang tak gaatal. Randy mengernyitkan keningnya karena bingung dengan tingkah gadis di hadapannya ini.

"Gak ada apa-apa kok." Sahut Dara cepat.

"Oh, saya kira ada apa."

"Hehee....!" Dara nyengir lalu pergi masuk ke kamarnya.

Randy menatap Dara yang masuk ke dalam kamar dengan tatapan anehnya. Biasanya selalu bersikap judes padanya, tapi tadi barusan terlihat aneh gak kayak biasanya.

Dara yang baru saja masuk kamarnya merutuki kebodohannya, bisa-bisanya dia gerogi dan lupa apa tujuannya mendatangi lelaki itu saat sudah berada di depan Randy.

====

Paginya Dara ikut sarapan dengan mata yang masih mengantuk, sudah beberapa kali Dara menutup mulutnya saat menguap. Tadi malam Dara tidak bisa tidur, setiap matanya terpejam selalu wajah Randy yang hadir di benaknya

"Kalo masih ngantuk, tidur sana!" Ucap Randy yang dari tadi melihat Dara menguap menahan kantuknya.

"Yee, gue harus kerja kali, masa baru kerja beberapa hari udah bolos aja." Sahut Dara.

"Daripada nanti kamu ketiduran saat kerja."

"Ntar gue ngopi."

Randy tak menanggapi lagi ucapan istrinya yang keras kepala itu, Randy kembali melanjutkan sarapannya.

Setelah selesai Randy bangkit dari kursinya dan mengambil kunci mobilnya. Randy menyodorkan tangan kanannya pada Dara yang masih sibuk mengunyah makanannya.

"Apa?" Tanya Dara yang bingung dengan Randy yang menyodorkan tangannya.

"Salim....!"

Dara memutar matanya malas, tapi Dari tetap melakukannya, Dara mencium punggung  tangan Randy, walau dengan malas-malasan.

"Anak pintar." Ucap Randy seraya mengusap kepala Dara.

Dara yang mendapat usapan di kepalanya melototkan matanya. Randy yang melihat mata Dara melotot langsung berlari meninggalkan Dara sambil tertawa.

"Mas Randy....!" teriak Dara.

Dara langsung mengambil cermin, dan merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karna usapan Randy.

====

Dara pergi bekerja dengan mata masih mengantuk, sudah berapa gelas kopi yang Dara minum tetapi kantuknya masih juga belum menghilang.

"Ngapain loe, dari tadi bolak balik bikin kopi?" Kata Sinta, karena sudah beberapa kali Sinta melihat Dara bolak balik ke pantry untuk membuat kopi.

"Ngantuk gue." Sahut Dara.

"Tumben, gak biasanya."

"Tadi, malam gue gak bisa tidur." Ucap Dara, lalu Dara menyeruput kopinya perlahan sebab masih panas.

"Loh kok bisa? Kenapa?" Ucap Sinta kepo.

"Gue juga gak tau." Sahut Dara, gak mungkinkan Dara cerita kalau Dia gak bisa tidur gara-gara kebayang wajah Randy terus.

"Tuh Dion, dari tadi nanyain loe mulu?" Kata Sinta.

"Hmm, biarin aja." Dara malas membahas Dion, yang bagi Dara sok tampan suka tebar pesona.

Saat jam pulang kerja, Dara melangkahkan kaki keluar dari kantor, saat Dara sedang berjalan di pinggir jalan tiba-tiba ada mobil berhenti tepat di sampingnya. Pengemudi mobil tersebut membunyikan klaksonnya, Dara menoleh bertepatan dengan jendela kaca mobil yang terbuka.

"Ayok, masuk!" Ucap lelaki yang ada di balik kemudi mobil tersebut.

Dara menoleh ke belakang samping dan sekitarnya takut ada orang yang melihatnya saat masuk ke dalam mobil, saat di rasa aman dengan terpaksa Dara menurut dan masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Randy.

"Kok loe jemput gue, sih?"

"Lah masa jemput istri sendiri gak boleh?"

"Ah serah loe, deh. Gue ngantuk." Ucap Dara lalu Dara memejamkan matanya.

"Hmm, tidurlah." Ucap Randy.

Dara tidak menyahuti ucapan Randy, matanya benar-benar terasa lengket dan berat. Randy menatap Dara yang terlihat nyenyak dengan tidurnya. Randy menyingkirkan beberapa helai rambut Dara yang menutupi mukanya.

"Kamu tuh, cantik kalo lagi diam gini, gak judes-judes," ucap Randy pelan.

Bersambung.....

Yuhuu akhirnya bisa up lagi....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status