Dara keluar dari kamarnya, Dara merasa kehausan dan persediaan air minum di dalam kamarnya habis. Dara melangkahkan kakinya ke arah dapur, keadaan dapir yang gelap tak menyurutkan langkahnya. Dara membuka kulkas dan mengambil sebotol air mineral dingin dan meminumnya.
"Kamu, ngapain?"Dara langsung tersedak karena kaget mendengar suara Randy yang saat itu tepat berada di belakangnya. Dara memutar tubuhnya ternyata jarak mereka sangat dekat."Uhukkk uhukk....!""Hei, pelan-pelan minumnya!" Ucap Randy."Bikin kaget aja, sih. Kalo gue mati gimana? Mau jadi duda situ." Omel Dara, sambil mengelus dadanya yang masih terasa sesak, akibat tersedak."Siapa juga yang ngagetin, kamu tuh yang ngapain malam-malam begini gelap-gelapan di dapur sendiri.""Gue haus, air minum di kamar gue habis. Jadi ya terpaksa gue ke dapur, eh di sini malah ketemu kamu lagi." Kesal Dara."Oh," jawab Randy singkat.Dara segera beranjak dari dapur, dan masuk ke kamarnya. Dara melompat ke atas tempat tidurnya lalu berbaring sambil memeluk guling."Huh, ngapain juga sih tu manusia satu mesti muncul di depan gue bikin kesal aja.""Ah, ngapain juga gue mesti mikirin dia, mending gue tidur." Dara memejamkan matanya tetiba saja muncul bayangan Randy yang tersenyum manis ke arahnya, saat dia memejamkan matanya."Ahhh, kok muka dia lagi sih yang muncul.""Wah, ini gak benar nih. Jangan-jangan gue di guna-guna lagi sama cecunguk, kok di kepala gue dipenuhi sama mukanya dia sih.""Gue mesti kasih pelajaran nih, berani-beraninya dia guna-guna gue."Dara bangun dari berbaringnya lalu membuka pintu kamar, dan menoleh kepintu kamar di sebelahnya yaitu kamar Randy.Dara berdiri di depan pintu kamar Randy, dia ragu-ragu ingin mengetok pintu tersebut atau langsung saja mendobraknya.Belum sempat Dara menyentuh gagang pintu, tiba-tiba pintunya sudah terbuka dari dalam menampilkan sosok Randy yang tampan dengan baju kaos hitamnya serta celana pendeknya.Dara yang kaget membelalakan matanya serta mulutnya yang memganga."kamu ngapain?" Tanya Randy yang bingung kenapa istri dadakannya ini berada di depan pintu kamarnya."Eh... emmhh anu...!" Ucap Dara gagap, saat tersadar dari rasa terkejutnya.'Duh, kenapa gue jadi gerogi gini, sih' batin Dara."Ada apa?" Tanya Randy lagi."Emm, anu... " ucap Dara sambil mengaruk kepalanya yang tak gaatal. Randy mengernyitkan keningnya karena bingung dengan tingkah gadis di hadapannya ini."Gak ada apa-apa kok." Sahut Dara cepat."Oh, saya kira ada apa.""Hehee....!" Dara nyengir lalu pergi masuk ke kamarnya.Randy menatap Dara yang masuk ke dalam kamar dengan tatapan anehnya. Biasanya selalu bersikap judes padanya, tapi tadi barusan terlihat aneh gak kayak biasanya.Dara yang baru saja masuk kamarnya merutuki kebodohannya, bisa-bisanya dia gerogi dan lupa apa tujuannya mendatangi lelaki itu saat sudah berada di depan Randy.====
Paginya Dara ikut sarapan dengan mata yang masih mengantuk, sudah beberapa kali Dara menutup mulutnya saat menguap. Tadi malam Dara tidak bisa tidur, setiap matanya terpejam selalu wajah Randy yang hadir di benaknya
"Kalo masih ngantuk, tidur sana!" Ucap Randy yang dari tadi melihat Dara menguap menahan kantuknya."Yee, gue harus kerja kali, masa baru kerja beberapa hari udah bolos aja." Sahut Dara."Daripada nanti kamu ketiduran saat kerja.""Ntar gue ngopi."Randy tak menanggapi lagi ucapan istrinya yang keras kepala itu, Randy kembali melanjutkan sarapannya.Setelah selesai Randy bangkit dari kursinya dan mengambil kunci mobilnya. Randy menyodorkan tangan kanannya pada Dara yang masih sibuk mengunyah makanannya."Apa?" Tanya Dara yang bingung dengan Randy yang menyodorkan tangannya."Salim....!"Dara memutar matanya malas, tapi Dari tetap melakukannya, Dara mencium punggung tangan Randy, walau dengan malas-malasan."Anak pintar." Ucap Randy seraya mengusap kepala Dara.Dara yang mendapat usapan di kepalanya melototkan matanya. Randy yang melihat mata Dara melotot langsung berlari meninggalkan Dara sambil tertawa."Mas Randy....!" teriak Dara.Dara langsung mengambil cermin, dan merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karna usapan Randy.====
Dara pergi bekerja dengan mata masih mengantuk, sudah berapa gelas kopi yang Dara minum tetapi kantuknya masih juga belum menghilang.
"Ngapain loe, dari tadi bolak balik bikin kopi?" Kata Sinta, karena sudah beberapa kali Sinta melihat Dara bolak balik ke pantry untuk membuat kopi.
"Ngantuk gue." Sahut Dara."Tumben, gak biasanya.""Tadi, malam gue gak bisa tidur." Ucap Dara, lalu Dara menyeruput kopinya perlahan sebab masih panas."Loh kok bisa? Kenapa?" Ucap Sinta kepo."Gue juga gak tau." Sahut Dara, gak mungkinkan Dara cerita kalau Dia gak bisa tidur gara-gara kebayang wajah Randy terus."Tuh Dion, dari tadi nanyain loe mulu?" Kata Sinta."Hmm, biarin aja." Dara malas membahas Dion, yang bagi Dara sok tampan suka tebar pesona.Saat jam pulang kerja, Dara melangkahkan kaki keluar dari kantor, saat Dara sedang berjalan di pinggir jalan tiba-tiba ada mobil berhenti tepat di sampingnya. Pengemudi mobil tersebut membunyikan klaksonnya, Dara menoleh bertepatan dengan jendela kaca mobil yang terbuka.
"Ayok, masuk!" Ucap lelaki yang ada di balik kemudi mobil tersebut.Dara menoleh ke belakang samping dan sekitarnya takut ada orang yang melihatnya saat masuk ke dalam mobil, saat di rasa aman dengan terpaksa Dara menurut dan masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Randy."Kok loe jemput gue, sih?""Lah masa jemput istri sendiri gak boleh?""Ah serah loe, deh. Gue ngantuk." Ucap Dara lalu Dara memejamkan matanya."Hmm, tidurlah." Ucap Randy.Dara tidak menyahuti ucapan Randy, matanya benar-benar terasa lengket dan berat. Randy menatap Dara yang terlihat nyenyak dengan tidurnya. Randy menyingkirkan beberapa helai rambut Dara yang menutupi mukanya."Kamu tuh, cantik kalo lagi diam gini, gak judes-judes," ucap Randy pelan.Bersambung.....Yuhuu akhirnya bisa up lagi....
Randy memarkirkan mobilnya di halaman sebuah rumah mewah berlantai dua yang terlihat nampak asri dan nyaman. Randy menoleh kesamping tepat dimana Dara saat ini masih tertidur pulas. Hatinya pun bimbang mau membangunkan Dara atau tidak."Dara... Ra... bangun!" Randy mengoyang lengan Dara, tadinya Randy tak tega membangunkan Dara dan berniat untuk menggendongnya, tapi dia takut saat Dara terbangun saat masih di dalam gendongannya Dara akan marah dan memakinya."Emmh..." Dara lenguh Dara pelan."Ayok bangun, kita sudah sampai.""Apaan sih, berisik tau..." tuhkan belum apa-apa dan masih dalam keadaan setengah sadar aja Dara ngomel aja."Bangun,Ra....! Atau mau saya gendong." Randy masih berusaha untuk membangunkan Dara.Tinnnn tinnnnRandy membunyikan klakson mobilnya dengan keras, karena kesal dengan Dara yang susah sekali dibangunkan. Dan itu berhasil membuat Dara membuka matanya."Apaan sih, ganggu orang lagi enak-enak tidur j
Dara menikmati makan malamnya dengan perlahan, sesekali Dara mencuri pandang ke arah Randy yang yang sedang menikmati makan malamnya. Randy yang merasa seperti di perhatikan, mengulum senyum lalu mengedipkan mata kepada Dara yang terlihat sedang memperhatikannya, seketika saat itu juga Dara ingin menengelamkan wajahnya kesemak-semak. Dara yang merasa kikuk karena ketahuan sejak tadi mencuri-curi pamdang pada Randy pun langsung menyuap makanannya dengan cepat sampai tersedak-sedak.Uhukk uhukk."Aduh, pelan-pelan dong, sayang makannya!" Kata Bunda.Dengan gerakan cepat Randy menyodorkan segelas air putih pada Dara.Dara menerima gelas air tersebut dan langsung meneguk habis air putih tersebut, lalu ia merasakan ada yang mengusap-usap pungungnya, uh bisa-bisanya lelaki ini mencari kesempatan dalam kesempitan batin Dara, gak tau apa jantungnya serasa mau copot saat merasakan jemari Randy yang masih mengusap-usap pungungnya. Astaga, kalo saja tak mengingat kalau mer
Dara dan Randy memasuki kamar mereka, lebih tepatnya sih kamar Dara."Mas Randy tuh, apa-apaan coba, pake acara setuju segala?" Semprot Dara saat mereka sudah berada di dalam kamar."Ya, apa salahnya sih. Kasian Oma dah nyiapin hadiah buat kita masa gak di ambil." Jawab Randy, lalu menghempaskan pantatnya ke kasur. Dara yang melihatnya pun mendelik tak suka."Eeh... jangan duduk di kasur aku, sana mas Randy tidur di sofa aja!" Dara menarik-narik tangan Randy dan menyuruhnya pergi dari kasurnya."Aku mau tidur di sini," kata Randy lalu merebahkan tubuhnya dengan santai."Gak bisa, ini kamar aku, kasur aku, Mas Randy tidur di sofa sana." Pekik Dara tak terima, lalu menerjang Randy yang sudah berbaring, tapi tak sempat karena Randy sudah menangkapnya dan membawa tubuh mungil Dara ke pelukannya."Auwww..." teriak Dara, Dara terus meronta dan memukuli Randy supaya terlepas dari pelukan Randy."Udah diam, napa." Kata Randy."Lepas, ah. Mas Randy...." teriakny
Randy dan Dara kini tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali. Dara memakai kaca mata hitamnya, gadis cantik dengan balutan dress berwarna navy itu berjalan dengan tergesa-gesa untuk menyusul suaminya yang sudah lebih dulu berjalan di depannya. Dara sangat kesal gimana bisa suaminya itu meninggalkannya?. Ah menyebalkan sekali."Mas Randy tunggu, dong. Kaki aku pegal nih!" Kata Dara, Randy menghentikan langkahnya dengan tiba-tiba dan tanpa sengaja Dara menabrak punggung Randy."Auuww..., ah mas Randy kalo berhenti jangan sebarangan dong. Tuh jidat akukan jadi sakit." Dara mengelus jidatnya."Mana yang sakit?" Tanya Randy datar."Nih...! Dara menunjuk jidatnya dengan jari telunjuknya sendiri."Sini!" Randy menyuruh Dara mendekat ke arahnya, bagai kerbau di cucuk hidungnya Dara pun mendekat.Cup...Randy mengecup jidat Dara dengan tiba-tiba, sontak saja Dara langsung terkejut dengan apa yang baru saja dilakukan oleh Randy, bisa-bisanya lelaki ya
Andai saja, Randy dan Dara saling mencintai mungkin momen bulan ini akan sangat indah, sayang seribu sayang, rasa itu belum menghampiri dua sejoli yang sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing itu. Randy yang sibuk dengan berkas-berkas pekerjaannya serta laptop yang ada di hadapannya. Sedangkan Dara memilih untuk menonton film-film favoritenya seperti drama Korea, tapi lama-lama Dara juga merasa bosan karena tak ada kegiatan lain selain nonton drama di kamar. Mau ngajakin Randy gelud kan gak mungkin, hahaa. Astaga otaknya mungkin sudah tercemar akibat beberapa adegan dewasa di dalam drama yang baru saja Dara tonton.Dara memperhatikan Randy yang terlihat serius dengan pekerjaannya, Randy terlihat tampan berkali-kali lipat saat sedang serius, garis wajah yang tegas, rahang yang kokoh, dan jangan lupakan jakunnya yang naik turun, astaga Dara dibuatnya sampai menelan air liurnya berkali-kali."Ada apa?" Randy berkata tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop di
Pagi ini Dara terlihat lebih bersemangat untuk berangkat bekerja. Ya mereka kini sudah pulang dari acara berbulan madu yang menurut mereka tidak ada istimewanya. Setelah pulang dari Bali, Dara dan Randy sepakat untuk mengawali semuanya dari hal kecil dulu seperti teman misalnya, ya mereka memutuskan untuk lebih saling mengenal dulu di awali dari kata teman.Dara mematut penampilannya di cermin, hari ini Dara memakai kemeja berwarna putih, rok hitam selutut, rambut hitam sebahunya dibiarkan tergerai.Setelah dirasa penampilannya kini pas, Dara mengambil tas serta memasukan ponsel ke dalamnya dan mengambil dua paper bag yang berisi oleh-oleh untuk teman-teman kerjanya. Dara keluar dari kamar dan menuruni tangga menuju dapur untuk sarapan."Pagi!" Sapa Dara pada orang yang ada di dapur, Dara meletakan tas dan paper bag yang dia bawa di kursi yang ada di sebelahnya. Bik Sum sampai melongo tumben sekali hari ini istri majikannya itu bersikap ramah, tapi bik Sum juga merasa
"Mas Randy....""Dara"Begitulah reaksi mereka berdua saat sama-sama terkejut. Dara yang kaget bahwa Pimpinan perusahaan tempat dia bekerja adalah suaminya, sedangkan Randy kaget karena yang masuk ruangannya adalah Dara.Saat sadar dari rasa terkejutnya Dara berjalan mendekat ke meja Kerja Randy."Mas, ngapain di sini?" Dara mendekat ke arah Randy."Menurutmu? Saya ngapain ada di sini?" Randy balik bertanya."Jadi, mas Randy itu Direktur di sini?""Hmm,""Iss...." Dara mencebikan bibirnya."Iss, mas kok gak bilang sih, kalo mas itu Direktur di perusahaan ini!" Cecar Dara, lalu menaruh berkas laporan yang ia bawa tadi di atas meja kerja Randy."Kan, kamu gak nanya." Ucap Randy dengan tenang. Benar juga, ya. Selama inikan Dara tidak pernah bertanya tentang pekerjaan Randy apa."Uhg, dasar menyebalkan." Dara mengerucutkan bibirnya.Dara pun menuju sofa yang ada di ruangan kerja Randy dan mem
Randy memarkirkan mobilnya di halaman rumah. Setelah mematikan mesin mobil, Randy membuka pintu dan keluar dari mobil, begitupun sebaliknya Dara juga melakukan hal yang sama.Randy membuka bagasi mobil, lalu mengambil barang belanjaan Dara."Nih, bawa!" Randy menyerahkan tiga paper bag pada Dara, lalu di sambut oleh Dara, sedangkan Randy membawa enam paper bag yang berukuran agak besar.Dara meletakan barang belanjaannya di samping sofa ruang tamu. Karena merasa lelah Dara pun berbaring di atas sofa."Huh, capek!" Keluh Dara, karena kakinya terasa keram dan pegal."Mandi dulu, sana!" Titah Randy, lalu duduk di sofa sebelah Dara berbaring."Ntar dulu, mas. Dara masih capek," keluhnya, lalu memejamkan matanya."Hhh, ya sudah, istirahat aja, dulu. Saya mau mandi dulu. Kamu jangan lupa mandi, terus itu belanjaan kamu di rapikan!" Kata Randy, lalu beranjak menuju kamarnya untuk membersihkan diri."Hmm." Gumam, Dara."Dara, Ra...,