Share

Bab 5

Randy memarkirkan mobilnya di halaman sebuah rumah mewah berlantai dua yang terlihat nampak asri dan nyaman. Randy menoleh kesamping tepat dimana Dara saat ini masih tertidur pulas. Hatinya pun bimbang mau membangunkan Dara atau tidak. 

"Dara... Ra... bangun!" Randy mengoyang lengan Dara, tadinya Randy tak tega membangunkan Dara dan berniat untuk menggendongnya, tapi dia takut saat Dara terbangun saat masih di dalam gendongannya Dara akan marah dan memakinya. 

"Emmh..." Dara lenguh Dara pelan.

"Ayok bangun, kita sudah sampai." 

"Apaan sih, berisik tau..." tuhkan belum apa-apa dan masih dalam keadaan setengah sadar aja Dara ngomel aja.

"Bangun,Ra....! Atau mau saya gendong." Randy masih berusaha untuk membangunkan Dara.

Tinnnn tinnnn

Randy membunyikan klakson mobilnya dengan keras, karena kesal dengan Dara yang susah sekali dibangunkan. Dan itu berhasil membuat Dara membuka matanya.

"Apaan sih, ganggu orang lagi enak-enak tidur juga," omel Dara.

"Kamu tuh ya, tidur udah kaya kebo aja. Dari tadi susah betul dibangunin." 

"Enak aja sama-samain aku sama kebo." Mata Dara melotot ke arah Randy.

"Abis kamu tidurnya susah dibangunin, buruan turun.!" Kata Randy.

Dara menatap keluar jendela mobil, dan terkejut saat dia tersadar sedang berada di mana.

"Kok kita ke sini?" Tanyanya bingung pada Randy yang ingin membuka pintu mobil, Randy pun berbalik menghadap Dara dan mengurungkan niatnya membuka pintu mobil.

"Tadi ayah telpon aku, katanya kita disuruh datang kerumah ini." Ucap Randy.

"Kok ayah gak telpon aku sih?" Ucap Dara merengut.

"Ya mana aku tahu." Jawab Randy.

"Ish yang anaknya siapa sih sebenarnya?" Gerutu Dara, lalu dia memeriksa ponselnya, benar saja ternyata ponselnya mati sejak tadi.

"Udah buruan turun, udah ditungguin dari tadi!" Randy membuka pintu mobil dan segera keluar.

"Iya bentar, sabar napa." Ucap Dara, lalu mengambil cermin dari dalam tasnya dan merapikan sedikit penampilannya, Dara mengambil sisir dan merapikan rambutnya yang berantakan.

Selesai dengan aktifitasnya Dara pun segera membuka pintu dan ikut keluar.

"Mas tungguin dong!" Pinta Dara, dan ia sedikit berlari untuk mensejajarkan langkahnya dengan Randy.

Nanti saat sampai di dalam rumah dan orang tuanya mendapati ia dan Randy tidak berjalan bersamaan bisa-bisa dia kena ceramah lagi.

"Assalamu'alaikum." Ucap Randy dan Dara bersamaan.

"Walaikumsalam, oh, kalian sudah datang." Ucap Pak Ali, ayahnya Dara.

Dara dan Randy pun mencium punggung tangan pak Ali.

"Maaf lama, yah. Tadi jalanan macet." Jelas Randy.

"Iya gak apa-apa. Sana kalian istirahat dulu. Ayah tau kalian capek abis pulang kerja." 

"Iya, Yah." Sahut keduanya.

Dara dan Randy yang ingin istirahat serta mandi menghentikan langkahnya saat mendengar suara pekikan seseorang dari arah kamar tamu.

"Dara, Sayang. Cucu Oma yang cantik. Oma kangen." Seorang wanita paruh baya datang menghampiri mereka.

""Oma...!" Pekik Dara, lalu Dara memeluk dan mencium kedua pipi Oma Rani.

"Kapan Oma datang?" Tanya Dara, tanpa melepaskan pelukannya.

"Kemarin Sore. Eh ini cucu mantu oma ya? Ya Allah ganteng pisan." Oma beralih menatap Randy dan melepaskan pelukan Dara.

Oma Rani sudah tahu perihal pernikahan Dara dan Randy. Awalnya dia tidak setuju bagaimana bisa Pak Ali menyetujui pernikahan mereka begitu saja, apalagi dengan lelaki yang tidak tau asal usulnya, tetapi Pak Ali pun menjelaskan bahwa Randy adalah lelaki yang baik dan ia yakin Randy bisa mengubah sifat manja dan keras kepala Dara. Ia yakin Randy adalah lelaki yang tepat untuk Putri semata wayangnya itu. 

"Iya, Oma. Kenalkan saya Randy." Ucap Randy dengan sopan, lalu mencium punggung tangan Oma.

"Aduh, duh ganteng banget kamu, sopan lagi." Puji Oma  Rani.

"Duh, Oma jadi gemes jadinya...!" Kata Oma Rani lalu mencubit pipi Randy, Randy pun hanya bisa meringis menahan sakit cubitan Oma Rani di pipinya.

"Ih, Oma apaan sih, cubit-cubit ms Randy segala."

"Eh ada yang cemburu, maaf Oma cuma gemas aja abisnya ganteng." Kata Oma sambil tertawa, Pak Ali yang melihat tingkah Ibunya itu hanya bisa menggelengkan kepala.

"Ih, cemburu sama dia hahaa gak banget deh." Batin Dara.

"Ya kali Dara cemburu sama Oma. Kasian aja tuh lihat pipinya mas Randy merah." Dara menunjuk wajah Randy.

"Ah bilang aja kalo cemburu,." Sahut Oma.

"Ah Oma gak asyik. Cemburu sama oma yang udah tua yang benar aja." 

"Hahaa cucu Oma ini. Masih aja cerewet. Sudah sana kalian masuk kamar, pengantin baru tuh biasanya gak jauh-jauh dari dalam kamar." Ucap Oma.

"Oke deh Omaku yang cantik, Dara mau mandi dulu ya." Ucap Dara lalu berlalu begitu saja meninggalkan Randy yang masih berdiri di samping Oma.

"Eh, Dara. Suaminya kok ditinggal, sih? Sana ajak mandi sekalian." 

Mandi berdua Randy, hey Dara langsung bergidik ngeri membayangkan yang iya iya bersama Randy saat sedang mandi berdua.

"Hehee Dara lupa."ucapnya sambil nyengir padahal emang sengaja dilupakan, eh.

Dara masuk ke dalam kamarnya di ikuti Randy. Randy memandang sekeliling kamar Dara, tempatnya masih sama saat Randy pertama kali memasuki kamar ini, tak ada yang berubah.

"Mas Randy mandi aja duluan." Kata Dara, lalu ia merebahkan tubuhnya di sofa sambil memainkan ponselnya lalu berselancar di dunia maya.

"Baiklah." Sahut Randy, karena ia juga merasa gerah sehabis dari kantor, belum sempat mandi juga tadi.

Tak berselang lama Randy sudah menyelesaikan mandinya, ia keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang dililitkan di pinggangnya. Tadi ia lupa membawa baju ganti ke kamar mandi karena sudah terbiasa tidak berganti baju di kamar mandi saat berada di rumahnya.

Dara yang masih sibuk memainkan ponselnya pun menoleh saat mendengar suara pintu kamar mandi terbuka, ia pun melongo melihat pemandangan indah di depan matanya, uwoww Roti sobek. Seketika Dara menelan ludahnya tanpa melewatkan sedikit pun pemandangan yang indah tersebut. 

Seketika Dara tersadar dari imajinasi liarnya saat sebuah suara deheman dari Randy.

"Eh, apa?" Ucap Dara gugup.

"Kamu kenapa dari tadi senyam senyum sendiri?" Tanya Randy.

"Eh, emang iya?" Masa sih dia senyam senyum. Ah kayanya gak deh.

"Ah, gak kok. Aku gak ada senyam senyum." Ucap semakin gugup. Apalagi saat Randy mendekat ke arahnya harum aroma sabun seketika menguar di indra pemciumannya. 

"Seksi."gumam Dara pelan, tetapi masih bisa di dengar oleh Randy.

"Apa?" Kata Randy.

"Ah, gak ada apa-apa kok." Sahut Dara kikuk dengan wajah yang bersemu merah, karena malu.

Bersambung.....

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dewi Malaika
lamanyaa baru up lagi 😁
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status