Share

03. Kecupan Pertama

"Om kok bisa sih pacaran sama Yuna?" tanya Anjani di tengah perjalanan menuju sekolahnya.. 

Sean yang tengah menyetir menoleh sekilas ke Anjani, "Pelet saya manjur." jawab Sean asal. 

Anjani berdecak, sama sekali tidak minat untuk tertawa. Habisnya Sean tidak mendalami lawakannya, masa iya ngelucu tapi mukanya judes banget kayak macan betina PMS. 

"Om, kalau aku gak mau cerai, hubungan Om sama mbak Yuna gimana?" tanya Anjani dengan wajah cueknya, padahal wajah cueknya itu hanya topeng untuk menutupi jantungnya yang berdetak tak sabaran. 

Anjani bertanya seperti itu karena ia sedikit berubah pikiran. Baru satu minggu berstatus istri Sean, tapi agaknya Anjani sudah terpanah dengan ketampanan suaminya yang memiliki pacar ini. 

"Ya sudah kamu saya madu karena saya akan tetap menikahi Yuna. Tenang saja, saya mampu kok menafkahi dua istri." jawab Sean dengan tenangnya. 

BUGH!!! 

Spontan Anjani melayangkan tinjunya di bahu kekar Sean. Sean yang tengah fokus dengan roda kemudi nya mendadak meringis mendapatkan serangan tanpa aba - aba dari Anjani. 

"Enak saja! Aku gak mau!" ketus Anjani membuang muka dengan jengkel. Hatinya mendadak panas setelah mendengar jawaban dari Sean barusan. 

"Bercanda. Lagian kita tetap cerai sesuai surat perjanjian." 

"Kalo aku gak mau cerai?" tanya Anjani menantang. 

Sean memainkan bibirnya, "Buat saya jatuh cinta dulu sama kamu." Ntah Sean berkata secara sadar atau tidak. 

Yang jelas nada bicara Sean terdengar tidak serius, bahkan seperti sedang mengejek. 

Tapi bodohnya Anjani langsung memberi respon yang berlebihan, ia melebarkan mata dan tersenyum merekah mendengarnya. 

"Serius om?!" tanya Anjani sedikit ngegas. Sean angguki dengan kalem. 

"Tapi janji ya kalau udah jatuh cinta sama aku, om putusin mbak Yuna?" 

Sean memutar bola matanya, lalu mengangguk. Sedikit merasa kesal karena Anjani menganggap serius ucapannya barusan. Padahalkan Sean cuma asal bicara. Lagian Sean yakin bocil satu itu gak bakal bisa bikin dirinya jatuh cinta. Dilihat dari penampilan saja sudah jelas Yuna jauh lebih menarik daripada Anjani. 

"Udah sampai, cepet turun. Saya harus segera ke kantor," ketus Sean saat mobilnya sudah berhenti didepan gerbang sekolah baru Anjani. 

Anjani mengangguk semangat, ia melepas seatbelt kemudian terdiam sebentar. 

"Ngapain diam aja?" tegur Sean, detik berikutnya laki - laki dewasa itu tersetak kaget karena Anjani mencium pipinya secara tiba – tiba. 

Mata irit Sean melotot lebar, dia membeku begitu saja ketika pipinya bertabrakan dengan bibir kenyal milik Anjani. 

"Bye om, semoga om cepet jatuh cinta sama aku!" seru Anjani lalu keluar dari dalam mobil Sean dan berlari memasuki halaman sekolah. 

* * * 

Seharian ini Sean tidak fokus kerja. Isi kepalanya terus memutar kejadian di mobil tadi. Sial, Anjani sukses membuat Sean kepikiran! 

Sean menggeram, merasa kesal pada drinya. Padahal kan pipi San sudah sering dicium Yuna, bahkan ada yang lebih ada itu. Tapi kenapa malah kecupan lancang Anjani yang membuatnya sekacau ini. 

Tangan Sean bergerak mengusap pipinya, ia masih ingat dengan jelas bagaimana benda kenyal itu menyentuh kulitnya. Bibir Anjani bahkan meninggalkan jejak, karena cewek itu memakai lipgloss. Dan anehnya, Sean merasa tak rela saat jejak itu perlahan memudar. 

DRT!!! 

Getaran hape Sean menyadarkannya. Ia melirik ke layar hapenya yang menyala itu, membaca chat dari Yuna lewat pop - up. 

Yuna Ashily: sayang, hari ini aku nginep di apartmu ya 

Setelah membaca isi pesannya, baru lah Sean berminat mengambil hapenya dan membuka roomchat. 

Sean: iya sayang 

Setelah menekan tombol sent, Sean kembali menaruh hapenya diatas meja. Chat dari Yuna berhasil menghempas Anjani dari pikirannya. Ya, Saan tidak boleh memikirkan cewek lain selain Yuna. Hanya Yuna yang boleh berkeliaran di kepalanya. 

DRT!!! 

Hape Sean kembali bergetar, tapi kali ini bukan chat masuk dari Yuna. Melainkan Anjani. 

Anjani: Om, selama om belum jatuh cinta sama aku. Aku boleh pacaran sama cowok lain gak? 

Anjani: tapi tenang om, kalau pun nanti aku pacaran, aku tetep berusaha mendapatkan hati om! 

Anjani: aku gak kuat om liat disini banyak cogan, rasanya pengen aku pacarin 

Sean mendengus jengkel membaca chat panjang yang Anjani kirimkan. Apa Anjani tidak tahu bagaimana usaha Sean mengusir cewek itu dari pikirannya. 

Sean: terserah 

Demi apapun, Sean tidak perduli dengan yang cewek itu bicarakan lewat chat. 

Anjani: yahhh om cemburu ya? 

Anjani: gemes banget om 

Anjani: aku kan jadi pengen cium lagi 

Pipi Sean mendadak merona, mati - matian ia menahan bibirnya yang ntah kenapa ingin tersenyum. 

Sean: belajar. Jangan main hape. 

Anjani: jadi aku boleh pacaran gak om? 

Sean: emangnya ada yang mau jadi pacar kamu? 

Anjani: om tau kan usaha aku dapatin hati cowok itu kayak mana? 

Sean memikir sejenak, dia jadi teringat kecupan di mobil tadi. Jangan bilang itu salah satu usaha Anjani untuk mendapatkan hati cowok? 

Kepala Seann menggeleng cepat. Sean mendadak panas. Pokoknya gak ada yang boleh Anjani cium selain dirinya! 

Sean: jangan 

Anjani: jangan apa om? 

Sean: jangan main hape terus. Belajar yang bener. 

Sayang, Sean memiliki rasa gengsi yang tinggi. 

* * * 

"Dikira aku seburik apa! Aku buktiin kalau aku bakalan dapat pacar!" gumam Anjani setelah melempar benda canggih persegi panjang ke atas meja. Saat ini Anjani sedang menikmati waktu istirahat di kantin dengan teman - teman barunya. 

"Kenapa, Jan?" tanya Lisa, teman baru Anjani. 

Anjani mempoutkan bibirnya, "Pengen punya pacar." lirih Anjani terlihat menggemaskan dimata teman – teman barunya. 

"Jadi selingkuhan gue mau gak, Jan?" tanya Jeka yang menahan tanganku untuk tidak menyubit pipi Anjani. Ia tidak sabar kalau Shila sudah ambil ancang - ancang saat pacarnya itu berniat selingkuh didepan matanya. 

"Gak! Kamu putusin dulu pacarmu, baru aku mau." Anjani lebih bodoh lagi karena tidak menyadari wajah merah Shila. 

"HEH!" Shila gembrak meja, serentak membuat mereka terkesiap kaget. 

"GUE PACARNYA JEKA WOI!" teriak Shila membuat mereka menjadi pusat perhatian murid - murid yang ada di kantin. 

Lisa ikut berdiri, menenangkan Shila, "Sabar, Shil." kata Lisa lembut. 

Shila mengibas rambutnya ke belakang dengan kesal, matanya memicing tajam kearah Jeka yang merengut ketakutan. Sementara Anjani hanya memasang wajah tak perduli. 

"Bikin emosi aja deh, heran." ujar Shila mulai melunak, Lisa berhasil membuat Shila tenang. 

"Shil, Jeka boleh buat aku gak?" tanya Anjani tiba - tiba. 

Mendadak suasana terdengar bunyi jangkring. 

"DAH LAH GUE PERGI AJA!" teriak Shila kemudian beranjak dari kursi panjang tanpa berpikir dua kali. Jeka yang melihat itu segera menyusul langkah lebar pacarnya. 

"Ya ampun, Anjani!" desis Lisa putus asa. 

"Kok mereka pergi? Aku salah ngomong ya?" 

Lisa menggigit bibir, menahan umpatannya. "Ya iyalah! Lo ngapain ngomong gitu ke Shila coba?!" sentak Lisa jadi tersulut emosi. 

Anjani merengut, bibirnya mempout sedih ketika mendapatkan gentakan dari Lisa. 

"Aku kan cuma minta pacarnya. Ini tuh namanya usaha Lisa, usaha mendapatkan pacar dari pacar orang." 

Comments (11)
goodnovel comment avatar
Rasmi
bagus sekali ceritanya
goodnovel comment avatar
Iis Indriani
bagus ceritanya
goodnovel comment avatar
Willny
bnr2 tepok jidat deh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status