Share

Suamiku Mencintai Kakakku (INDONESIA)
Suamiku Mencintai Kakakku (INDONESIA)
Penulis: Lusia

01. Prolog; Ulang Tahun

“Ryn, bagaimana kalau kita menikah?” 

Bukan kalimat yang membuat Aku tersenyum, tapi cara Drey mengucapkan kalimat itu. Pipinya berubah menjadi merah tomat karena malu. Matanya menyipit bulan dan sayu serta berkedip malu-malu. Drey juga menghampiriku, meremas tanganku. Lucunya, Drey tidak berani menatap mata sabitku.

Sangat lucu dan menggemaskan. Drey, lelaki penuh kejutan bagiku. Bagaimana tidak? Permintaan tadi sangat mengherankan dan mengejutkan bagiku. “Kamu bicara apa, Drey?” Mataku menyipit, heran. “Menikah?”

Drey mengangguk. “Kamu tidak mau menikah denganku?” Raut wajah Drey terlihat kecewa.

Apa mungkin, perkataanku tadi adalah penolakan secara halus menurut Drey?

Aku belum menjawab pertanyaan Drey, tetapi Drey berkata lagi, “Aku hanya ingin seperti orang lain, Auryn ....” Suara Drey memelan diakhir kalimat.

Aku mengeryit kening, apa maksudnya dari kalimat, seperti orang lain? Ditengah kebingungan, aku membenarkan posisi duduk, menyamping ke arah Drey. “Maksudnya?” tanyaku sama sekali tidak mengerti. 

Drey memberanikan menatapku ketika aku memajukan wajahku, jarak kita hanya beberapa senti. “Umm ... Aku iri dengan orang yang menikah di usia muda, dan aku ingin menikah denganmu secepatnya, jawab Drey dengan malu-malu.

Astaga, dia bertambah imut ketika melontarkan kalimat itu dari bibir tipisnya. Aku semakin gemas, sumpah! Sesekali, saat bibirnya terbuka terlihat jelas Drey gemetaran. Tangannya juga terasa dingin.

Aku berpikir, belum waktunya untuk menikah, karena aku belum siap menjadi seorang Ibu dan seorang istri.

“Kamu mau menikah denganku?”

Ternyata Drey grogi. Drey menunggu jawaban dariku, dia menggigit bibir bawahnya dengan gelisah.

Aku mengangguk.

Drey mengerjab dan mencium tanganku, dia bahagia dan senang melihat aku mengangguk sebagai jawaban. “Baiklah, Ryn! Aku akan menikahimu secepat mungkin!” seru Drey.

“Kenapa harus cepat menikah?” Aku bertanya seperti itu sebenarnya hanya menggoda saja. Habisnya Drey lucu ketika sedang malu-malu. Terlalu lucu hingga aku tidak bisa menahan tawaku.

Drey gelagapan dengan pertanyaanku. “Kenapa kamu tertawa?” Drey menjadi cemberut ketika aku tertawa.

Sorry ... Drey,” sahutku kelepasan tertawa. Aku menutup mulutku dan berusaha meredakan tawa." Kenapa kita harus menikah dengan cepat, Drey? Aku masih kuliah dan belum wisuda."

Drey mengulumkan senyuman, ada maksud lain dalam senyuman itu. Tidak gelagapan seperti tadi. “Aku sayang kamu. Aku suka kamu, Ryn. Aku tidak ingin orang lain memilikimu selain aku,” jawab Drey terdengar imut di telingaku. Dia menggosok-gosok rambut hingga berantakan.

Astaga lucunya!

"Jadi, kamu akan menikahiku?"

Drey menganguk semangat, ekspresi wajah meyakinkan. "Pasti, Ryn. Aku berjanji akan menikahimu."

Itu kejadian tiga bulan lalu. Aku dan Drey sudah lama menjalin hubungan. Saat itu, perkataan Drey mengejutkan, sangat mengejutkan bagiku. Dia mengajakku untuk menikah. Tetapi, aku hanya mengangguk saja sebagai jawaban. Aku tidak tahu, apakah Drey akan menepati janjinya untuk menikah denganku atau tidak.

Drey membuat hari-hariku menjadi cerah ceria. Dia selalu membelikan benda-benda kecil yang membuat aku terus tersenyum. Drey pernah membeli kepompong, hewan mainan anak kecil! Lalu kita berdua berlomba dengan kecepatan kepompong mungil itu di lantai. Seru banget! Cuman, kepompong mungil itu tewas akibat terinjak sepatu Viola yang berjalan tidak pakai mata.

Buat, Drey. Terima kasih telah menjadi lelaki yang selalu membuat aku tersenyum setiap hari.

Drey telah berjanji tidak akan membuatku menangis kembali, terakhir kali Drey melihat aku menangis dengan tangisan terharu. Aku memeluk sangat erat tubuh Mamaku. Ketika ulang tahun ke 22, Drey datang terlambat ke pesta ulang tahunku. Aku pikir dia tidak akan menepati janji dan tidak datang ke pesta ulang tahunku.

Tetapi, Drey datang ke pesta ulang tahun dan membawakan sebuah kejutan, spanduk besar bertuliskan, 'SELAMAT ULANG TAHUN, SAYANG. AYO KITA MENIKAH!'

Dibantu oleh teman-teman Drey, membentangkan spanduk itu dan diletakkan pagar rumahku. Drey menghampiriku dengan cengar-cengir.

Para wanita yang menghadiri undangan menjerit. Jeritan mereka bertambah keras saat Drey memelukku dengan erat. Drey membisikan sesuatu, "Selamat ulang tahun, sayang."

Aku menangis haru dipeluknya. Aku tidak tahu harus berkata apa kepada Drey, saking terharu dengan kejutan spanduk besar bertulis ucapan selamat ulang tahun dan mengajakku menikah untuk kedua kalinya.

Drey, terima kasih telah hadir dalam hidupku dan memberi warna.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Mamah Tyo
dreyy malu malu kucing hhee
goodnovel comment avatar
Veedrya
Drey so sweet yaaaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status