Share

Bab 7: Membeli Kue Untuk Nyonya Shimon-ku

Apa maksudnya?

Tatapan Lucas Hank mengarah ke bibir merahnya dengan berani seolah mengisyaratkan sesuatu. Cara terbaik seorang wanita bisa berterima kasih kepada seorang pria, tentu saja dengan memberinya ciuman.

Charlotte Shimon merasakan jantungnya berdegup kencang dan telinganya mulai memerah seperti terbakar. “Tidak, aku tidak tahu,”

Setelah itu, dia berbalik menghadap jendela sebagai tanda akhir dari percakapan mereka.

Lucas menganalisis tindakan mengelaknya. Dia cerdas, terus terang, mandiri, dan tidak bergantung pada orang lain. Dia enggan memperlihatkan dirinya yang sebenarnya dengan begitu mudahnya.

Namun, dia baru berusia 19 tahun dan kehidupan cintanya adalah selembar kertas kosong. Ia tidak bisa menerima sedikit pun godaan dari seorang pria.

Ketika mobil berhenti di lampu merah, mata Charlotte tertuju pada sebuah toko kue paling populer di Barbara Bay saat ia terus menempel ke jendela.

“Apakah kau ingin makan kue?” Suara berat Lucas terdengar.

Mata Charlotte yang cerah diwarnai dengan kesedihan saat menjawab dengan lembut, “Ibuku dulu pelanggan tetap di toko itu, kami selalu membeli kue bersama-sama,”

“Kalau begitu, ayo kita beli jika kau ingin memakannya,” Lucas mengemudikan mobilnya dan memarkirkan mobilnya di pinggir jalan.

Toko kue itu adalah toko kue klasik di Barbara Bay yang terkenal di kalangan sosialita dan para orang kaya. Makanan penutupnya dijual dalam jumlah terbatas setiap harinya.

Charlotte menyukai kue sejak dia masih kecil. Ibunya sering membawanya kesini untuk membeli manisan. Itu adalah salah satu kenangan terindahnya.

Charlotte sudah tidak berada di sini selama 10 tahun. Matanya sedikit memerah tetapi dia tidak ingin pria di sampingnya menyadarinya.

“Uh… tunggu sebentar. Aku akan pergi ke kamar kecil,”

Dia pun beranjak pergi untuk membasuh wajahnya.

Lucas melihatnya pergi. Dia baru saja melihat wajahnya yang hampir menangis. Dia masih seorang gadis kecil.

Lucas lalu melangkah memasuki toko kue tersebut.

Secara kebetulan, Shayla Shimon juga sedang berada di toko kue itu bersama sahabatnya, Jessica Kirk.

Lengan Jessica Kirk terus menggandeng lengan Shayla Shimon. “Shayla, kau bilang si anak udik Charlotte Shimon punya pacar gelap sekarang. Apakah itu benar?”

Shayla Shimon mendecakkan lidahnya dengan jijik. “Tentu saja itu benar. Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Si pacar gelapnya itu mengantarnya pulang,”

“Tapi kekasih mainan saat ini sangat mahal. Charlotte Shimon kan baru saja kembali dari pedesaan. Bagaimana bisa dia punya uang untuk membeli seorang kekasih mainan?”

Shayla Shimon menjawab, “Pacar gelap itu pada dasarnya adalah gigolo. Gigolo juga memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Yang paling mahal biasanya yang tampan dan berotot. Jika dia juga hebat di ranjang, maka harga semalamnya pasti akan sangat mahal….”

Suara bariton yang dalam pun tiba-tiba terdengar di telinga mereka.

“Tuan, aku ingin sebuah kue,”

Suara itu seperti para malaikat yang baru saja bernyanyi.

Tatapan Shayla Shimon dan Jessica Kirk langsung tertarik begitu mereka melihat Lucas Hank.

Lucas saat ini berdiri di samping konter dan posisinya memamerkan tubuhnya yang tinggi. Setelan kemeja putih dan celana hitam yang disetrika dengan rapi menutupi proporsi tubuhnya yang seperti model. Rasanya seperti lampu sorot menyinari dirinya meskipun dia hanya berdiri di sana.

Pria itu sangat tampan!

Jessica Kirk sudah terbelalak ketika diam-diam menarik lengan baju Shayla Shimon. “Shayla, apakah pria ini termasuk mahakarya yang baru saja kita bicarakan?”

Tampan, berotot, hebat di ranjang…

Shayla Shimon belum pernah bertemu pria sebaik itu. Aksesori terbaik yang bisa dimiliki pria adalah kekuasaan, kekayaan, dan status.

Namun, keanggunan dan sikap berkelas yang alami dari Lucas Hank membuatnya menjadi yang terbaik di antara semua pria yang mengenakan kemeja putih dan celana hitam.

Shayla Shimon merasakan jantungnya berdebar kencang.

Jessica Kirk berbicara dengan lembut lagi, “Shayla, menurutmu pacar gelap Charlotte Shimon seperti pria ini?”

“Tidak mungkin!” Shayla Shimon memelototi Jessica Kirk. “Orang kampung seperti Charlotte Shimon pasti memiliki tingkatan gigolo yang paling rendah. Jelek dan gemuk. Jika dia bisa membeli mahakarya seperti itu, aku akan memanggilnya ratuku yang paling cantik!”

Tidak akan mungkin di dunia ini Shayla Shimon akan percaya bahwa pendamping Charlotte Shimon adalah pria dengan mahakarya seperti yang ada di depan matanya ini.

Penjaga toko itu langsung meminta maaf. “Maafkan aku, Tuan. Kue terakhir dibeli oleh nona-nona di sana. Kami sudah kehabisan kue untuk hari ini. Besok anda bisa datang lagi lebih awal,”

Kue terakhir dibeli oleh Shayla Shimon.

Gadis yang disebutkan namanya itu pun merasakan jantungnya berdebar kencang. Dia dengan cepat melangkah maju dan menatap Lucas dengan perasaan senang dan malu-malu.

“Tuan, apakah... kau ingin membeli kue? Aku bisa memberikan kue milikku kepadamu tapi sebagai gantinya... bisakah kita bertukar nomor telepon?”

Shayla Shimon sangat menyukai pria ini, sehingga dia sangat ingin mengambil inisiatif.

Shayla Shimonn sendiri tergolong lumayan. Dia masih muda dan cantik. Ada banyak cowok yang mengejarnya juga. Anehnya, dia sangat gugup pada orang yang memulai percakapan terlebih dahulu.

Meskipun Shayla Shimon berinisiatif menyapanya, Lucas sama sekali tidak melihatnya. Dia bahkan tidak meliriknya. Dia hanya mengambil kartu hitamnya dan memberikannya kepada manajer toko.

“Kalau begitu, tolong minta kepada si pembuat kue untuk lembur dan membuatkan satu kue untukku,”

Manajer toko segera melihat kata emas ‘Hank’ yang terukir di kartu milik Lucas.

Hank, nama keluarga yang tidak perlu diperkenalkan lagi di Barbara Bay.

Manajer toko hampir bisa langsung menebak identitas pria itu. Keringat pun membasahi dahinya. Tokoh sebesar itu dari Barbara Bay telah menghiasi rumah kue kecil ini dengan kehadirannya.

“Tu... Tuan, tolong tunggu sebentar. Aku akan meminta si pembuat kue untuk membuatkan anda kue yang spesial,”

Pemilik toko itu segera berlari ke dapur.

Shayla Shimon dan Jessica Kirk tercengang. Mengapa manajer toko mau bersusah payah membuat kue spesial untuk pria ini?

Mereka telah mengantre untuk mendapatkan kuenya dan ini saja sudah merupakan perlakuan VIP rumah kue ini.

Saat Lucas Hank menunggu, dia dengan santai mengambil koran bisnis dan membacanya.

Karena dia benar-benar diabaikan oleh pria itu, Shayla Shimon pun merasa malu. Dia lalu sengaja menurunkan tali bahu gaunnya untuk memamerkan garis-garis bahunya yang menggoda.

“Ah, aku merasa pusing.” Dia berpura-pura pusing dan terjatuh ke arah Lucas.

Sambil menutup matanya, dia berharap akan langsung jatuh ke pelukan pria itu.

Namun, di saat berikutnya ada bunyi suara jatuh yang keras saat dia terjatuh langsung ke lantai.

Lucas telah menyingkir untuk menghindarinya, sehingga Shayla Shimon terjatuh dengan sangat keras.

Sebuah suara merdu yang tajam pun terdengar di atasnya. “Shayla Shimon, kenapa kau membungkuk begitu rendah untukku?”

Shayla Shimon mendongak dan langsung melihat Charlotte Shimon.

Charlotte mengedipkan mata sambil mengamati bagaimana gadis itu tergeletak di lantai karena terjatuh.

Karena merasa kesal, Shayla Shimon langsung berdiri. “Charlotte Shimon, kenapa kau ada disini?”

Dia tidak bisa mempercayainya. Bagaimana bisa Charlotte Shimon berada di toko kue ini ketika Tuan Randy sudah memasuki kamar saat dia meninggalkan rumah?

Apa yang terjadi?

Lucas berjalan ke arah mereka dan secara alamiah melingkarkan lengan kekarnya di pinggang ramping Charlotte. “Apa yang membuatmu begitu lama?”

Pinggangnya benar-benar bisa dirangkul hanya dengan satu tangannya. Sangat pas dan terasa lengkap bisa merangkulnya seperti ini.

Shayla Shimon dan Jessica Kirk menarik napas dengan dingin. Pria ini bersama Charlotte Shimon?

“Charlotte Shimon, siapa pria ini bagimu?” Shayla Shimon langsung melontarkan pertanyaannya.

Gadis itu tersenyum. “Bukankah kau bilang dia pacar gelapku?”
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nyno
Ayo Shala Shimon...jawab, mengapa kau diam??
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status