Share

Perjodohan

Desta sekali pun tak pernah menyetujui ide kakeknya mengenai perjodohan antara dirinya dengan cucu sahabatnya. Baginya, hidupnya seutuhnya adalah miliknya. Tak ada orang yang bisa mengaturnya, apalagi memaksanya melakukan sesuatu yang tidak dia sukai. 

Semuanya bermula saat dia kecil. Entah orang tua atau justru kakeknya sering mengatakan bahwa ada seorang gadis yang harus dia jaga kala dirinya besar nanti. Dalam otak kecilnya langsung terbayang wajah Lana dan segala kecengengannya. Lana merupakan sepupu yang tidak hanya merepotkannya, namun seluruh keluarga besarnya dengan tingkah gadis itu yang kelewat manja. Maka jelas, dia tak mau melakukannya. 

Seiring berjalannya waktu, dia menyadari jika sifat perempuan tidak semuanya seperti Lana. Dia bisa melihat tingkah laku teman-teman di sekolahnya yang jauh berbeda dari sepupunya itu. Dia pun perlahan mulai mengerti tentang perjodohan yang direncanakan kakeknya serta sahabatnya. Justru karena itulah, dirinya semakin keras menolak. Dia ingin menentukan sendiri masa depannya.

Dan kini, ketika dia telah menemukan tambatan hatinya, rencana perjodohan itu ternyata masih terus menghantuinya. Kali ini disertai ancaman yang tak main-main. Kakeknya tak akan mewariskan Aksa Grup padanya. 

Sebagai salah satu calon penerus perusahaan keluarga, sedari kecil Desta sudah dijanjikan untuk menduduki tahta tertinggi. Dia adalah kandidat utama yang kakeknya anggap paling layak memimpin perusahaan yang telah dirintisnya puluhan tahun lalu, meski tak menutup kemungkinan adanya persaingan dengan sepupunya yang lain. Dia seperti kehilangan pegangan saat sang kakek melontarkan ancamannya. Bukannya dia tak mampu mendirikan usaha sendiri. Hanya saja sudah ada banyak hal yang sudah dia rencanakan untuk memajukan Aksa Grup.

Sebuah helaan napas berat keluar dari bibirnya. Dia teringat pada wanitanya. Andin telah mewarnai hari-harinya beberapa tahun terakhir dengan sebuah kenyamanan yang sangat dia dambakan. Berada di dekatnya membuat tubuhnya rileks dan seketika mengalirkan ketenangan ke dalam saraf-saraf otaknya. Dia mencintai wanita itu dan sungguh tak pernah ingin kehilangannya. 

Tetapi, pertemuan terakhir mereka agaknya telah membuat hubungan keduanya merenggang. Dirinya memang bersalah. Dia sudah menyakiti wanitanya melalui kata-kata yang diucapkannya. Pernikahan dan perjodohan. Dia tahu Andin amat kecewa mendengarnya.

Seminggu telah berlalu sejak hari itu. Dan Desta tak pernah berhasil menghubungi Andin. Wanita itu menghindarinya. Andin tak pernah sekali pun membalas pesan atau mengangkat telepon darinya, meski sudah ratusan kali dia coba. Andin tak pernah lagi mengunjungi kafenya, padahal hampir setiap hari mereka berdua bertemu di sana. Para pegawainya juga tak tahu keberadaan Andin di mana karena tiba-tiba saja wanita itu menghilang tanpa kabar. Usaha terakhirnya adalah mengunjungi apartemen Andin. Tapi, itu jelas sia-sia. Dia tak punya akses memasuki gedung itu. Keamanan di sana cukup ketat.

Karenanya, mood-nya memburuk sejalan dengan hari-harinya tanpa Andin di sisinya. Membayangkan wajahnya saja ternyata tak cukup menenangkan Desta. Justru rindu datang bersamaan dengan penyesalannya. Raut kecewa di wajah cantik Andin masih nyata dalam ingatannya. 

Lagi-lagi, hembusan napas dia keluarkan. Ditatapnya jalanan ibukota yang nyaris sama setiap harinya. Padat. Bahkan, kepadatan itu makin terasa di akhir pekan yang panas ini. 

"Sebentar lagi kita sampai, Pak," ujar Singgih, sopir kantornya. 

Desta sengaja memanggil lelaki muda itu di hari liburnya demi mengulur sedikit waktu pertemuannya dengan sang calon istri. Ya, ini merupakan pertama kalinya dia bertemu wanita yang sudah lama dijodohkan dengannya. Dan dia membutuhkan ketenangan agar emosinya tak mudah meledak nanti. Maka, dia menyuruh Singgih mencari jalan agak memutar supaya memberi tambahan waktu baginya menentramkan hatinya. 

Tak sampai lima menit, sedan hitam yang ditumpanginya tiba di tempat tujuan. Singgih segera keluar dari kursinya, lalu membukakan pintu mobil untuk atasannya itu. 

Kaki Desta menjejak keluar dari kenyamanan yang sesaat dinikmatinya selama perjalanannya. Sudah waktunya baginya menghadapi semuanya. Dia tidak bisa menghindar lagi. 

Seorang wanita muda berpakaian rapi mendekati Desta. Dia sedikit membungkukkan badan kala sampai di hadapan Desta, kemudian berkata, "Selamat siang, Pak Desta. Anda sudah ditunggu. Silakan ikuti saya." Pastilah dia bertugas untuk menyambut kedatangan Desta.

Tanpa memberi jawaban, Desta mengikuti langkah wanita itu masuk ke dalam bangunan hotel mewah di depannya. Srikandi Hotel. Tempat itu bukan miliknya ataupun bagian dari usaha keluarganya. Hotel bintang lima itu milik keluarga calon istrinya. 

Harus dia akui, hotel ini memang pantas mendapat predikat bintang lima. Kemegahan jelas terlihat di sana. Dan dia yakin layanan yang ditawarkan pun sebanding dengan kemewahan yang didapatkan, walaupun dia sendiri belum benar-benar pernah merasakannya. Sudah dia bilang, bukan, jika dirinya membenci perjodohan ini? Oleh sebab itu, dia sebisa mungkin menghindari interaksi langsung dengan apa pun yang berhubungan dengan wanita itu.

Sebuah pintu kayu besar terbuka di hadapan Desta, menampilkan seluruh orang dalam ruangan itu yang langsung menoleh begitu melihat kedatangan tamu baru di sana. Mereka tidak lain merupakan keluarganya dan keluarga calon istrinya. Tapi, tunggu. Kenapa ada Andin di sana?

"Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga," komentar kakek Desta usai melihat cucunya di ambang pintu terbuka itu. 

"Kami pikir harus menunda pertemuan ini karena cucu Anda yang sibuk," canda pria paruh baya yang duduk satu baris dengan Andin. 

Semua orang di sana tertawa, kecuali satu orang. Andin.

"Ayo, Nak. Duduk di sini." Ibu Desta berucap sembari menepuk pelan kursi kosong di sampingnya yang juga berada tepat di depan Andin.

Desta nyaris tak bergerak karena terlalu terkejut atas apa yang dilihatnya. Namun, suara ibunya berhasil menyadarkannya. Perlahan, kakinya melangkah memasuki ruangan itu. "Maaf, saya sedikit terlambat," katanya setelah mendudukkan diri di tempat kosong yang dimaksud ibunya. 

"Nggak apa-apa. Kami justru bisa mengobrol banyak," balas seorang wanita, Ibu Andin, yang masih terlihat mempesona di usianya yang tidak lagi muda.

Dan acara pertemuan antara dua keluarga berkepentingan itu pun dimulai. Obrolan ringan mengalir dari kedua belah pihak, terutama kakek Desta dan Andin yang memang menjadi kunci kedekatan dua keluarga ini. Tak jarang, terselip masalah bisnis dalam perbincangan santai mereka. Oh, dua kakak lelaki Andin turut hadir di sana membawa serta istrinya masing-masing.

Desta mencuri pandang pada Andin. Wanita dua puluh sembilan tahun itu rupanya pandai membawa diri. Dia menanggapi setiap ocehan yang ditujukan padanya. Terkadang, dia membalas perkataan mereka dengan humor ringan yang kemudian disertai tawa ringan di wajahnya. Tak segan, dia cemberut saat kakek atau ayahnya menceritakan masa kecilnya yang memalukan di depan keluarga Desta. Yang jelas, suasana dalam pertemuan ini begitu cair. Mungkin, kedekatan antara dua keluarga yang sudah lumayan lama terjalin membuat kecanggungan tak lagi terasa.

Tetapi selama pertemuan yang memakan waktu lebih dari satu jam itu, Andin sama sekali tak melihat Desta. Matanya tak pernah mau bersitatap dengan milik Desta, meski hanya sebentar. Sepertinya, Andin masih marah atas tindakan Desta di pertemuan terakhir mereka. Namun, bukankah harusnya Desta yang merasakan kemarahan itu? Dia benar-benar merasa ditipu oleh Andin. Dan bagaimana mungkin wanita itu tak memberi penjelasan apa pun dan justru menghilang darinya? 

Desta membatin miris akan keadaan dirinya sendiri. Kekasih yang sangat dicintainya, ternyata adalah calon istri yang dibencinya. Bagaimana dia harus menjelaskan perasaannya sekarang? Benci? Cinta? Atau malah keduanya?

Andin tetap menunjukkan sikap dinginnya pada Desta hingga pertemuan keluarga mereka berakhir. Sebelum berpisah, dia sengaja memperlambat langkahnya agar bisa dekat dengan Desta. "Harusnya kamu mencari tahu siapa calon istrimu sebelum berencana menduakannya," bisiknya yang masih terdengar jelas di telinga lelaki itu. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status