Share

DI ANCAM ABANG

Tika selesai merevisi naskah milik salah satu penulis terkenal ter best seller, habis itu dia buka hp cek sebentar untuk lihat email. Karena dalam sehari ada seribu lebih pesan yang masuk bertanya soal rekrutmen yang dilakukan para editor mengajak join kedalam aplikasi Novelis.

Banyak pertanyaan yang perlu ia jawab, dan perlu konsentrasi penuh agar tidak salah membalas.

Perusahaan baru saja meluncurkan web versi beta untuk menulis yang bisa digunakan melalui pc. Jadi kita perlu ekstra fokus apalagi bagian IT.

Mereka sering lembur malam jika banyak pengguna yang masuk membludak dimalam hari kemudian web terjadi error, mereka akan mengupayakan agar web bisa diakses kembali.

Oh iya, Tika benar-benar marah setelah kejadian abang main cium-cium saja. Dikira Tika perempuan macam apa, yang bisa di cium secara gampang. Abang keterlaluan mau buat mantan cemburu tapi malah jadikan Tika tumbal.

Tika berjalan menuju konter dapur untuk membuat es kopi, Tika ini salah satu pecinta es kopi latte. Tapi seringnya kalau didepan abang langsung dihabiskan, karena seharusnya Tika kurangi minum kopi untuk kelangsungan lambungnya.

Waktu itu Tika sakit sampai muntah-muntah, terus dokter menyarankan untuk tidak meminum minuman berkafein seperti kopi dan teh, juga sambal. Anu, tapi Tika kan nggak bisa kalau tidak dipaksa. Jadi sebelum dipantang ketat sama abang, mana sempat keburu kenyang kopi masuk diperutnya.

"Tik, gue juga donk mau kopinya." Pinta salah satu teman kantornya.

"Hm... kalau nggak habis kopi lattenya, ini gue mah bawa sendiri."

"Kopi pahit juga gapapa, intinya kopi."

Tidak tau saja, kalau Tika malas buatin. Walau nanti dia liat kopi ada pasti bilangnya habis. Bodo amat, habisnya malas banget buat jalan dan buat kopi sendiri

....

Pulang kerja, yang dilakukan Tika adalah berdiri didepan perusahaan untuk meminta kakaknya menjemput tapi sayang, si kakak kedua Tika tidak aktif, mau telepon kakak pertama lagi nggak di Indonesia. Uh, serba salah. Mau naik angkutan umum Tika belum pernah, Tika nggak tau berapa bayarnya dari kantor sampai rumahnya.

Biasanya Tika minta jemput abang tapi karena masih ajang marah, Tika gengsi minta tolong jemput. Mau naik Gocar tapi Tika tadi gesek kartu lupa pin nya sampai tiga kali, langsung diblokir.

Ini nih buruknya ingatan Tika, karena biasa di traktir Tika jarang gesek uang. Uang di ATM nya aman, damai, tentram tidak diutak-atik. Terus pas mau gesek dia lupa sama pin atmnya sendiri. Habis di coba sampai tiga kali, abang tau pin atm Tika mau nanya masih gedein gengsi, ya begini jadinya.

"Kenapa lu, tumben belum dijemput."

"Kakak nggak bisa jemput, gue mau naik ojek uang gue cuma dua puluh ribu."

"Ya ilah dah, minjem temen atau nebeng ke anak kantor yang searahkan bisa, kaya hidup sendiri aja lu. Walau banyak orang udah menganut hidup individualisme tapi kan nggak semua. Hayuk pulang ama gue aja, tapi ada timbal baliknya-."

"Idih, ogah ya kalau ada timbal baliknya. Jangan aneh-aneh lu!"

"Yeuuu. Mau balik kagak, timbal baliknya temenin gue makan dulu sekalian anter gue beli sepatu baru gue antar pulang."

"Kalau makan mah gaskeun atuh, makannya ngomong yang jelas jangan sepotong-potong."

Dengan gerakan seakan dialah yang punya mobil, Tika mengajak jalan. Daru yang melihat itu mendumel dengan bibir bawah yanng maju meledek.

"Mikinnya kili ngiming ying jilis. Hilih, KINTIL. Tadi gue ngomong udah di potong-potong aja kaya martabak telor."

...

Tika senang, ternyata yang ikut belanja sepatu bukan cuma Daru. Tika sekalian dibelikan setelah memilihkan pilihan sepatu untuk Daru, Daru yang melihat Tika ketawa senang ikut ketawa. Soalnya Tika itu lucunya garing, nggak ada yang perlu di ketawain diamah tetap saja ketawa.

"Makasih banyak Daru, ya ampun padahal aku nggak minta. Terima kasih banyak, suka banget sama model sepatunya." Terus Tika mengikik kaya kunti.

Sepertinya mood Tika sudah kembali, karena Daru selama dikantor selalu memperhatikan Tika yang hari ini banyak diam dan sering cemberut. Diamnya Tika bikin satu ruangan ikut banyak heningnya, mereka merasa tidak asik karena tidak ada Tika yang suka melucu dengan tingkah ajaibnya.

"Syukur deh kalau suka. Jangan cemberut lagi ya, kantor jadi nggak asik kalau lu nggak ribut."

"Emang iya ya?."

"Iyalah. Apasih yang bikin lu seharian unmood banget? Gemes-gemes kesel gue jadinya pas dikantor tadi."

"Ahahaha-Apa akumah, unmood aja dibilang gemes. Beda aja ya. Gimana kalau gue nggak masuk kantor tuh?."

"Kalau lu nggak masuk kantor, kitanya yang keteteran bales email penulis eek."

Kemudian keduanya ngakak sampai malu karena dilihat oleh pengunjung toko sepatu yang lain.

Habis itu Tika sama Daru hengkang buat isi perut yang meraung kelaparan, apalagi mulut Tika mulai nggak punya malu minta makan dulu baru lanjut cari buku.

Yang akhirnya niat mau antar dan temani Daru beli sepatu dan makan jadi kebalikannya.

Tika minta Daru temani beli buku novel untuk dirumah dan beberapa cat pakaian untuk dia corat coret kalau gabut. Kegabutan Tika kalau kata netizen itu faedah, karena hasil karya seni dia beberapa dia jual di olshop online.

Kaya sepatu yang di warna sesuai pesanan dari pilihan gambar dan sketsa yang sudah Tika sematkan. Jadi lumayan, sesuatu yang Tika sukai menghasilkan uang dan disukai oleh banyak orang.

Terus Tika sama Daru sampai di toko khusus peralatan cat, semua alat melukis lengkap disana. Dari spidol, pensil warna sampai kuas lukis dan kanvas. Ini dunianya Tika, dia paling betah berlama-lama ditoko buku dan peralatan melukis.

Daru tatapi wajah Tika yang serius sekali memilih warna cat kemudian berpikir seperti menimbang-nimbang penuh konsentrasi sampai sepertinya lupa, kalau Daru ikut menemani dari tadi.

Daru suka kalau melihat Tika yang serius, damagenya bukan main. Daru jadi pengin bawa pulang terus kekepin dikamar buat sendiri, astaga. Daru suka nyeleneh otaknya, maafin teman-teman.

Jadi sebenarnya Daru diam-diam, ada punya rasa sama Tika tapi beberapa lelaki yang pernah dekat sama Tika, bilang kalau Tika punya pawang, dimana sekali kamu dekat sama Tika dipastikan, kamu napas saja di komentari.

Sempat membuat Daru gegana, tapi masa iya cowok kemakan sama omongan orang langsung melempem kaya kue apem. Jadi beranikan diri pas kesempatan Tika terlihat lagi butuh tumpangan, sepertinya semesta sedang berkomplot membantu Daru dekat dengan sang pujaan.

"Kata kamu, bagus warna yang mana?."

Tika bertanya dengan wajah berpikir, mulutnya sampai dimiring-miringkan kaya pemain toktok bernama Bella yang sempat viral karena kaya boneka. Tika lebih-lebih kaya boneka santet, eh canda. Tika imut kok, dia manis tapi tidak cantik-cantik kaya selebgram. Ya, pasti sudah beda jauh ya, kalau disamakan dengan selebgram mah. Ada daya ikat yang kuat jika lawan jenis menatap lebih dari sepuluh detik.

Pasti bakalan kecantol. Untung punya pawang, jadi banyak yang sudah mundur teratur.

"Warna biru langit, itu bagus." Kaya kamu, indah.

Tambah Daru dalam hati, senang berlama-lama dengan Tika yang senang mengarungi hobinya.

Tanpa sadar Daru usap kepala Tika gemas dan ia dekatkan ke bibirnya yang tebal dan ia kecup manja, sampai Tika mendongak untuk bertanya bingung. Raut wajahnya bertanya masam.

'Kok dicium. Kenapa?.'

Paris kikuk, takut Tika marah dan pergi meninggalkan. Padahal yang Tika takutkan adalah dia belum keramas dua hari, apa cogan satu ini tidak mencium bau-bau aneh dirambutnya?.

Karena takut ditinggal sebab marah dengan kelakuannya tadi, Daru genggam secara reflek tangan mungil Tika sampai Tika berjengit mundur.

"Lu kenapa, Ru?."

Sudahlah, ambyar saja mereka berdua. Susah kalau mau uwu sama Tika. Harus diomongi, direncakan baru Tika paham.

Hadeh...

.

.

Mari kembali pada pesan mas Burhan yang ternyata tidak ada kemajuan, hanya malah stuck di status abang-adik lagi. Soalnya mas Burhan ini hampir seumuran sama abang, beda dua tahun sih. Lebih tua mas Burhan.

Mas Burhan buat Tika baper tapi tidak ada kemajuan selain chat,ngajak makan dan ngobrol snatai tanpa bawa perasaan, eh. Tika yang bawa perasaan sih.

"Unmood moloooo!. Cape lah gue membiasakan diri dengan mood lu yang udah kaya empat musim."

"Berisik anjir, nyamuk dari mana sih ini?." Tika kibas-kibas udara dekat telinganya dimana ada Daru yang melewati kubikel Tika yang strategis dilewati karyawan keluar masuk ruang potocopy.

"Anjayy... Iydah, gue mah emang nyamuk."

Tidak lama ada mbak Naomi yang lewat kemudian menghindu.

"Eh buset. Ini baru kue putu dari mana?." Kemudian mencium tubuh Daru yang mana dia langsung tutup hidung.

"Anjir lo pake minyak kelapa?. Bau lu berasa kue putu anjir,"

"Yeuuuu. Rese bener bumil satu ini, makannya hidung jangan deket mulut biar nggak sensitif nyium bau." Daru berlalu sambil jawab sewot.

Soalnya paling anti di bilang bau-bau an tidak sedap. Tiap ke kantor minyak wangi dia sampe pulang pun awt nempel di baju. Tika kadang juga jadi suka lama-lam dekat di Daru, hehehe.

Kang php:  Tika, mas minggu depan lamaran. Doakan semoga berjalan lancar ya...

Tika: Amin.

Anda memblokir nomor Kang php.

Sudah, Tika alamat tidak dapat harapan. Tika malas, blokir saja lah biar kelar. Sebelum perasaanya meluber tumpah ruah. Tuhan kasih tau lebih dulu, kalau ternyata mas Burhan ini sudah ada niat mau lamar anak orang tanpa pacaran-pacaran com.

"Ahayyyy. Sapa tuh kang php?."

Suara itu tepat diatas kepala Tika yang tengah duduk di kursi kerjanya, sampai tidak menyadari mbak Naomi yang belum pergi setelah dia melihat pesan dari mas Burhan.

"Kepooo banget!!. Udah sana balik ke meja sendiri, ngapain sih intip-intip."

"Sensi benerrrr."

"Bodo amat!!."Dengan gerakan mengusir mendorong tubuh mbak Naomi agar pergi dari kubikle Tika yang tengah down.

Tika meras di manfaatkan sama mas Burhan, yang baik dan perhatian. Padahal bisa jadi itu hal wajar tapi Tikanya bawa perasaan terus tiap di ajak jalan dan ngobrol lewat chat maupun langsung.

Bodo amat deh. Tika mau ambil lemburan ajalah.

.

.

Soal Daru yang sekarang gencar ajak Tika makan siang terus ajak jalan di akhir pekan yang perlu nego dulu sama abang. Di kasih waktu, jam berapa berangkat sampai pulang tidak boleh dari jam lima sore kalau pagi jalannya dan tidak boleh lebih dari jam sepuluh kalau jalan malam.

"Soto di kantin itu emang paling wahid!! Edassss. Sambel aja nggak ada tandingannya..." Terus suara seruputan keras terdengar sedang Tika pandangi saja Daru yang tidak biasa terlalu berlebihan. Biasanya kalem-kalem ada maunya.

"Umm... Ini enak banget, kalian harus cobain. Soalnya airnya kerasa banget air kerannya!!."

Ngakak, Tika langsung keluarkan suara no akhlak karena ucapan Daru yang seakan menjadi selebgram review makanan. Padahal sotokan baru saja nyentuh ujung lidah belum di rasa sampai di telan.

"Ogeb banget sih!! Aduh.. punya temen begini untung cuma atu, wasalam gue kalau ada tiga."

Tika masih terkekeh dengan kelakuan Daru dimana, sekarang malah mandang Tika intens buat salah tingkah. Tika langsung benari rambut dan garuk kepala. Bikin Tika kelangan salah aja deh kalau di liatin begini. Tika takut dia ada buat salah tapi nggak sadar.

"Ngapa deh?."

Daru tetap pandangi Tika yang makin salting dan tidak bisa diam dikursinya.

"Ihh!!. Kenapa deh?. Gue ada buat salah ya. Sorry kalau gitu, gue nggak akan ketawain lu lagi."

"Cantik dan lucu. Suka banget buat spekulasi sendiri, pantes sering di php-in cowok! Jadi pacar gue aja ya? mau nggak?."

"Ah? Hahaha, canda ya lu?."

"Aih!! Gini nih kalau orang suka becanda, lagi serius aja di anggap candaan." Terus Tika bisa liat, kalau Daru langsung nggak enak raut mukanya.

Daru lanjut makan dan nggak ngomong random untuk buat Tika ketawa, Tika yang tadi sempat terkekeh dan anggap lucu jadi ikut diam. Beberapa makan dalam diam, Tika merasa tercekik dan bingung mau mulai omongan dari mana untuk minta maaf.

"Udah?. Gue bayar dulu ya..."

Hengkang, Daru pergi duluan tanpa menunggu Tika.

"Ihhh. Cowok kok baperan gini sih, Tika kan nggak tau kalau dia lagi serius. Abis mukanya udah kaya sule, Serius aja bikin orang pen ketawa." Lirih Tika yang ditinggalkan.

.

.

"Jahat banget sumpah!!. Tadi aku udah mau nangis di kantin. Gila kamu ya, ninggalin sambil marah begitu serem banget... hikss."

Terus di usap-usap sayang kepala Tika sama Daru yang tadi bertanya di depan anak kantor divisinya, untuk jadi pacar. Ya ampun, sudah tua tapi gaya nembak sudah kaya anak remaja. Tapi Tika suka dan jadi dugun-dugun jantungnya.

"Maaf ya. Tapi aku tetap diterima kan?--Aw!."

"Yang abis kena php sekarang malah dapet yang lain, uhuyyy. Traktiranlah inimah." Suara mbak Naomi yang heboh nggak bisa kalau nggak kecengin Tika.

"Gajihan masih dua minggu lagi mbak, ya ampun!!."

"Ya tinggal tunggu gajihan kan, kita siap menunggu kok kalau gratisan."

Sudah, habis itu semua kembali ke tempat semula dengan menyisakan Daru mencoba menenangkan Tika yang masih sesegukan. Ini hari sabtu dan pekerjaan mereka hanya sampai jam 1.

Tapi karena rencana Daru anak kantor tidak pulang dulu untuk kecengin Tika yang mau di tembak Daru. Aduh bahasanya, tembak-tembak. Mati donk!!.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status