Share

The Secret Of Love
The Secret Of Love
Penulis: Azuretanaya

Prolog

Bukan udara dingin yang membuat tubuh Shanon Sasmitha menggigil, melainkan kabar tidak terduga dari teman-teman di kantornya. Kaki perempuan berusia 25 tahun tersebut melemas setelah tidak kuasa menopang tubuhnya sendiri. Matanya berkaca-kaca dan deru napasnya menjadi tidak beraturan ketika berita yang didengarnya terus terngiang-ngiang di telinganya. Dengan susah payah ia berusaha menjejakkan kaki, agar tubuhnya tidak kehilangan keseimbangan. Setelah berhasil mengontrol deru napas yang menyiksa rongga dadanya, perlahan ia berjalan mendekati kursi kerja miliknya, kemudian segera mendudukinya.

Tanpa bisa dibendung lagi, Shanon membiarkan cairan bening tersebut menetes begitu saja dari sudut matanya, sebagai ungkapan rasa sakit yang tengah menguasai hatinya. Mimpi dan masa depan yang ia rajut beberapa bulan belakangan bersama sang pujaan hati hancur, karena kekasihnya tersebut tidak bisa menjaga kesetiaannya. Untung saja penghuni di ruangannya tengah makan siang di luar kantor seperti biasanya, sehingga tidak ada yang melihat kesedihan perempuan berambut hitam sepunggung dan berhidung mancung tersebut.

"Sha, ternyata kamu masih di sini." Suara yang tiba-tiba terdengar membuat Shanon terkejut, sehingga ia langsung menoleh ke arah pintu.

Secepat mungkin Shanon menyusut kedua sudut matanya yang masih mengeluarkan cairan. Ia memaksakan senyum saat rekan kerja sekaligus sahabatnya menatapnya sambil mengerutkan kening di ambang pintu.

"Kamu sudah kembali dari makan siang? Kenapa cepat sekali?" tanya Shanon dengan nada serak saat sang sahabat berjalan menghampirinya.

"Kamu habis menangis? Kamu menangisi kabar yang belum jelas kebenarannya itu?" selidik sang sahabat setelah duduk di pinggir meja kerja Shanon. "Jikapun kabar itu benar, berarti kalian memang ditakdirkan untuk tidak berjodoh. Dengan kata lain, laki-laki tersebut tidak pantas menjadi pendampingmu kelak. Harusnya kamu bersyukur karena belangnya terungkap sekarang, dibanding nanti setelah kalian menikah," sambungnya. Ia langsung mendekap tubuh Shanon yang kembali bergetar agar merasa lebih tenang.

"Sudahlah, Sha, lebih baik sekarang kamu temani aku makan siang. Aku yakin kamu juga belum makan. Kebetulan hari ini aku membawa bekal yang lumayan banyak dan cukup untuk kita nikmati." Sahabat Shanon tersebut sengaja mengalihkan topik pembicaraan.

Melihat Shanon hanya bergeming mendengar perkataannya, sang sahabat pun kembali bersuara sebelum keluar ruangan, "Basuh dulu wajahmu. Aku tunggu kamu di tempat biasa."

Shanon hanya menatap punggung laki-laki berkacamata yang telah mendahuluinya menuju tempat di sebelah ruangannya. Tempat yang biasa digunakan oleh rekan kerjanya untuk bersantai saat jam makan siang tiba.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status