Gerald tidak berkata apa-apa ketika berjalan mengikuti mereka. Untuk kesekian kalinya orang lain yang mendapat pujian atas semua yang telah dia lakukan. Gerald pikir hal semacam ini tidak akan terjadi lagi, namun dia salah.Jarvis pun sudah lupa diri dan kehilangan logika berpikirnya. Pasalnya, bagaimana mungkin manajer yang turun tangan, sementara yang dia hubungi adalah wakil manajer?Dan lagi-lagi, Gerald tahu ini adalah bagian dari kesalahannya karena terlalu rendah hati atas semua bantuan yang sudah dia lakukan untuk orang lain. Namun dia juga tidak ingin membongkar identitas aslinya sekarang, terlebih lagi di depan orang-orang berengsek ini. Semua yang terjadi hari ini cukup menjengkelkan.Saat mereka makin masuk ke dalam bangunan, dua rombongan itu lalu berbaur menjadi satu kelompok besar. Setelah mendapat 'bantuan' dari Jarvis, para gadis dari rombongan sebelah merasa bersyukur padanya, beberapa di antara mereka bahkan mengidolakannya. Hal ini tentu saja membuat Yolanda diliput
Karena Jarvis pun tidak berusaha menghalanginya, Yolanda terus menunjukkan sikap tidak suka sepanjang waktu. Sementara Gerald, seperti biasa, dianggap tidak ada.Setelah dua jam lamanya berbelanja tanpa henti, waktu pun mendekati pukul 11 malam. Karena banyak restoran di kawasan itu, Jarvis pun mengusulkan untuk memilih tempat agar mereka bisa makan malam. Toh, mereka masih bisa lanjut mengobrol santai sambil makan.Michelle dan teman-temannya pun menyetujui tawaran itu dan akhirnya mereka menjatuhkan pilihan pada salah satu restoran. Setelah menemukan tempat, Gerald menurunkan tas bawaannya dan duduk di salah satu kursi di sana."Siapa yang bilang kamu boleh duduk di sini?" bentak sebuah suara saat Gerald baru duduk."Bukankah kita mau makan? Apa salah kalau aku mengambil tempat duduk?" jawab Gerald dengan nada jengkel.Rupanya itu adalah suara Yolanda yang mulai habis kesabaran. Rasa cemburu sudah menguasai akal sehatnya karena sejak tadi melihat Michelle asik mengobrol dengan Jarv
“Kau pikir aku peduli? Dia yang menumpahkan kuah sup ke arahku. Aku tidak melakukan kesalahan apa-apa! Lagipula dia cuma seorang pelayan. Sama sekali tidak penting!" umpat Yolanda. Dia sama sekali tidak takut karena di sana ada Jarvis, seorang pria yang cukup berpengaruh. Tidak akan ada yang berani melawannya.Ditambah lagi, posisi Yolanda sudah direnggut oleh Michelle dan ia mengalami hari yang buruk. Bukan saja pelayan itu tidak mau meminta maaf karena sudah menumpahkan sup, malah sekarang si manajer juga ikut memarahinya! Ini benar-benar konyol!Semakin Yolanda memikirkan hal itu, kemarahannya semakin meluap-luap. "Jangan menangis, Nat. Aku akan laporkan ini pada Tuan Wadford. Papamu akan membereskan ini," ujar manajer itu mencoba menghibur.Natalie Wadford adalah putri dari Blake Wadford, manajer utama seluruh kawasan wisata ini. Ayahnya juga adalah salah satu pelaksana utama pembangunan proyek di sekitar area ini. Blake sudah ditugaskan dari kantor cabang utama di Mayberry dan i
Para bodyguard itu tidak menunjukkan belas kasihan sama sekali. Meskipun Michelle sedikit lebih tua daripada yang lain, tetapi ia juga merasa ketakutan menyaksikan keributan di depan matanya.Sementara di sisi lain, Gerald hanya duduk terdiam. Ia bukan malaikat yang punya kewajiban menolong semua orang dalam segala hal. Sebenarnya nama Blake Wadford tidak asing di telinganya dan jika dia mau, dia bisa membujuk Blake untuk berhenti menghukum Jarvis dan Yolanda. Tetapi sayangnya Gerald tidak ingin melakukan itu. Ia merasa tidak berkewajiban menolong mereka karena keduanya adalah orang asing baginya.Terlebih lagi, sejak tadi Yolanda selalu memandang rendah padanya. Jadi gadis itu pantas menerima ini semua karena telah begitu keras kepala dan gegabah.Detik kemudian tiba-tiba sejumlah karyawan berlari menghampiri dengan langkah terburu-buru masuk ke dalam restoran."T-Tuan Wadford, hentikan! Tolong hentikan!" ujar salah seorang karyawan yang juga ketua tim. Di belakangnya sejumlah karyaw
Gerald turun tangan karena tidak tahan melihat Jarvis dan Yolanda terus menyalahgunakan kekuasaannya. Ditambah lagi Gerald akhirnya ingat sosok Blake Wadford. Dia adalah orang yang menyelenggarakan pesta ulang tahun untuk Elena Larson.Gerald sibuk dengan Lilian selama pesta berlangsung, jadi hanya bisa berbicara singkat dengan Blake ketika itu. Satu hal yang terpenting, Gerald dan Blake saling kenal. Namun Jarvis dan Yolanda sudah melebihi batas, semua itu terjadi karena Gerald ingin tetap bersikap low profile.Jika Jarvis dan Yolanda adalah teman dekat Gerald, Gerald akan membiarkan saja. Namun mereka berdua bukan siapa-siapa bagi Gerald.‘Kenapa aku harus tetap diam dan membiarkan dua orang idiot ini berlaku kasar kepada orang-orangku?’ batin Gerald.“T-Tuan Crawford? Anda di sini sejak tadi?” Blake langsung merasa kacau ketika melihat Gerald. Seolah jantungnya jatuh jauh ke bawah perutnya.Blake marah setelah mendengar putri kesayangannya disakiti. Karena semua perhatiannya tertuju
“Tunggu, Gerald! Jelaskan siapa dirimu!” kata Queeny seraya menyerbu Gerald. Raut wajahnya pucat pasi dan tampaknya Queeny terguncang. Seperti yang lain, Queeny tidak tahu caranya Gerald bisa membalik keadaan dengan begitu mudahnya. Selama ini Queeny selalu merendahkan Gerald. Detik ketika Gerald berhasil mengintervensi situasinya, Queeny merasa seperti sedang menabrak batu besar. Dalam pikiran Queeny, dia selalu berharap bahwa orang lain yang memiliki kekuatan itu. Orang itu bisa siapapun, asalkan bukan Gerald.‘Mengapa Blake memanggil Gerald dengan Tuan Crawford?”‘Bukankah Gerald cuma orang rendahan? Mengapa, oh mengapa…’Seluruh pikiran itu membanjiri benak Queeny. Dia merasa sangat kesal.“Apa yang kamu inginkan?” tanya Gerald dengan tak acuh.‘Jika bukan karena Tuan Winters, aku pun tidak sudi membuang waktuku berjibaku dengan orang-orang ini,’ Gerald berkata kepada dirinya sendiri.“Jelaskan siapa dirimu sekarang juga! Mengapa pria itu sangat hormat kepadamu? Dia bahkan tampak
“Astaga! Queeny? Aku sudah memberimu jawaban!” teriak Gerald terlonjak dari tempat duduknya. Gerald tidak menyangka bahwa Queeny akan mengejarnya. “Ada apa dengan kamu? Aku hanya… peduli! Coba pikir, kamu mungkin sudah menang lotre atau semacamnya dan meski aku tidak yakin seberapa banyak uang yang kamu menangkan, tidakkah kamu terlalu naif? Masyarakat akan menghabisimu! Tidak peduli seberapapun uang yang kamu menangkan, berhati-hatilah dan jangan mudah tertipu atau kamu nanti akan berakhir di jalanan!”‘Ya… hal itu lebih masuk akal. Gerald pasti sedang melakukan atraksi dengan uang lotre.’ Itu adalah satu-satunya kesimpulan yang masuk akal yang bisa Queeny pikirkan saat ini. Emosi Queeny sangat kacau dan dia merasa sangat kesal dengan dinamika kekuasaan yang tiba-tiba berubah. Setelah mengatakan apa-apa yang bisa membuat dirinya sendiri merasa tenang, Queenie bergegas meninggalkan kantor, pipinya menggembung.“Hah. Gadis ini… andai dia tahu siapa aku sebenarnya, maka dia pasti akan
“... Oh, ya. Jadi Sharon, kenapa sekarang kamu mencari pekerjaan? Bagaimana dengan Hayward?” tanya Gerald. Meskipun dulu Gerald pernah ada rasa dengan Sharon, namun kini Gerald tidak punya perasaan apapun lagi kepada Sharon.“Ah, baiklah, setelah Hayward tahu bahwa kamu adalah Tuan Crawford, dia kaget dan tidak mau keluar rumah berhari-hari. Selain itu, Hayward juga tahu tentang hubungan kita di masa lalu, jadi…” Sharon menghentikan kalimatnya dan membiarkannya menggantung. ‘… Ah, jadi alasan Sharon mencari pekerjaan sebagian disebabkan olehku!’ batin Gerald. Kemudian Gerald menyunggingkan senyum aneh dan berkata, “Tahukah kalian, aku masih terkenang, haha! Kalian masih ingat masa-masa SMA? Ulang tahun terbaik yang pernah aku alami terjadi di kantin sekolah!”Mendengar hal itu, baik Sharon maupun Xella mulai mengenang. Ketika SMA, hampir semua orang menolak untuk nongkrong dengan Gerald dan ulang tahun Gerald tidak mengubah kenyataan itu.Ulang tahun Gerald tahun itu tepat pada har