Para bodyguard itu tidak menunjukkan belas kasihan sama sekali. Meskipun Michelle sedikit lebih tua daripada yang lain, tetapi ia juga merasa ketakutan menyaksikan keributan di depan matanya.Sementara di sisi lain, Gerald hanya duduk terdiam. Ia bukan malaikat yang punya kewajiban menolong semua orang dalam segala hal. Sebenarnya nama Blake Wadford tidak asing di telinganya dan jika dia mau, dia bisa membujuk Blake untuk berhenti menghukum Jarvis dan Yolanda. Tetapi sayangnya Gerald tidak ingin melakukan itu. Ia merasa tidak berkewajiban menolong mereka karena keduanya adalah orang asing baginya.Terlebih lagi, sejak tadi Yolanda selalu memandang rendah padanya. Jadi gadis itu pantas menerima ini semua karena telah begitu keras kepala dan gegabah.Detik kemudian tiba-tiba sejumlah karyawan berlari menghampiri dengan langkah terburu-buru masuk ke dalam restoran."T-Tuan Wadford, hentikan! Tolong hentikan!" ujar salah seorang karyawan yang juga ketua tim. Di belakangnya sejumlah karyaw
Gerald turun tangan karena tidak tahan melihat Jarvis dan Yolanda terus menyalahgunakan kekuasaannya. Ditambah lagi Gerald akhirnya ingat sosok Blake Wadford. Dia adalah orang yang menyelenggarakan pesta ulang tahun untuk Elena Larson.Gerald sibuk dengan Lilian selama pesta berlangsung, jadi hanya bisa berbicara singkat dengan Blake ketika itu. Satu hal yang terpenting, Gerald dan Blake saling kenal. Namun Jarvis dan Yolanda sudah melebihi batas, semua itu terjadi karena Gerald ingin tetap bersikap low profile.Jika Jarvis dan Yolanda adalah teman dekat Gerald, Gerald akan membiarkan saja. Namun mereka berdua bukan siapa-siapa bagi Gerald.‘Kenapa aku harus tetap diam dan membiarkan dua orang idiot ini berlaku kasar kepada orang-orangku?’ batin Gerald.“T-Tuan Crawford? Anda di sini sejak tadi?” Blake langsung merasa kacau ketika melihat Gerald. Seolah jantungnya jatuh jauh ke bawah perutnya.Blake marah setelah mendengar putri kesayangannya disakiti. Karena semua perhatiannya tertuju
“Tunggu, Gerald! Jelaskan siapa dirimu!” kata Queeny seraya menyerbu Gerald. Raut wajahnya pucat pasi dan tampaknya Queeny terguncang. Seperti yang lain, Queeny tidak tahu caranya Gerald bisa membalik keadaan dengan begitu mudahnya. Selama ini Queeny selalu merendahkan Gerald. Detik ketika Gerald berhasil mengintervensi situasinya, Queeny merasa seperti sedang menabrak batu besar. Dalam pikiran Queeny, dia selalu berharap bahwa orang lain yang memiliki kekuatan itu. Orang itu bisa siapapun, asalkan bukan Gerald.‘Mengapa Blake memanggil Gerald dengan Tuan Crawford?”‘Bukankah Gerald cuma orang rendahan? Mengapa, oh mengapa…’Seluruh pikiran itu membanjiri benak Queeny. Dia merasa sangat kesal.“Apa yang kamu inginkan?” tanya Gerald dengan tak acuh.‘Jika bukan karena Tuan Winters, aku pun tidak sudi membuang waktuku berjibaku dengan orang-orang ini,’ Gerald berkata kepada dirinya sendiri.“Jelaskan siapa dirimu sekarang juga! Mengapa pria itu sangat hormat kepadamu? Dia bahkan tampak
“Astaga! Queeny? Aku sudah memberimu jawaban!” teriak Gerald terlonjak dari tempat duduknya. Gerald tidak menyangka bahwa Queeny akan mengejarnya. “Ada apa dengan kamu? Aku hanya… peduli! Coba pikir, kamu mungkin sudah menang lotre atau semacamnya dan meski aku tidak yakin seberapa banyak uang yang kamu menangkan, tidakkah kamu terlalu naif? Masyarakat akan menghabisimu! Tidak peduli seberapapun uang yang kamu menangkan, berhati-hatilah dan jangan mudah tertipu atau kamu nanti akan berakhir di jalanan!”‘Ya… hal itu lebih masuk akal. Gerald pasti sedang melakukan atraksi dengan uang lotre.’ Itu adalah satu-satunya kesimpulan yang masuk akal yang bisa Queeny pikirkan saat ini. Emosi Queeny sangat kacau dan dia merasa sangat kesal dengan dinamika kekuasaan yang tiba-tiba berubah. Setelah mengatakan apa-apa yang bisa membuat dirinya sendiri merasa tenang, Queenie bergegas meninggalkan kantor, pipinya menggembung.“Hah. Gadis ini… andai dia tahu siapa aku sebenarnya, maka dia pasti akan
“... Oh, ya. Jadi Sharon, kenapa sekarang kamu mencari pekerjaan? Bagaimana dengan Hayward?” tanya Gerald. Meskipun dulu Gerald pernah ada rasa dengan Sharon, namun kini Gerald tidak punya perasaan apapun lagi kepada Sharon.“Ah, baiklah, setelah Hayward tahu bahwa kamu adalah Tuan Crawford, dia kaget dan tidak mau keluar rumah berhari-hari. Selain itu, Hayward juga tahu tentang hubungan kita di masa lalu, jadi…” Sharon menghentikan kalimatnya dan membiarkannya menggantung. ‘… Ah, jadi alasan Sharon mencari pekerjaan sebagian disebabkan olehku!’ batin Gerald. Kemudian Gerald menyunggingkan senyum aneh dan berkata, “Tahukah kalian, aku masih terkenang, haha! Kalian masih ingat masa-masa SMA? Ulang tahun terbaik yang pernah aku alami terjadi di kantin sekolah!”Mendengar hal itu, baik Sharon maupun Xella mulai mengenang. Ketika SMA, hampir semua orang menolak untuk nongkrong dengan Gerald dan ulang tahun Gerald tidak mengubah kenyataan itu.Ulang tahun Gerald tahun itu tepat pada har
“Maafkan aku, Gerald…” Xella dan Sharon berkata nyaris bersamaan. Expresi kedua gadis itu antara malu dan menyesal.“Tidak apa-apa!” jawab Gerald dengan sambil tersenyum bijak. Meski Gerald masih bersikap baik kepada mereka, namun mereka bertiga sadar bahwa persahabatan mereka tidak akan pernah bisa diperbaiki. Semua yang sudah terjadi tidak bisa ditarik kembali dan hubungan mereka bertiga tidak akan pernah bisa kembali seperti dulu. Sekarang Gerald hanya akan memperlakukan mereka sebagaimana layaknya orang yang saling kenal. Tidak lebih.Baik Sharon, maupun Xella, paham makna tersirat dari sikap Gerald. Keduanya sadar bahwa mereka tidak bisa memutar kembali waktu untuk memperbaiki semua kesalahan, dan menyadari hal tersebut membuat hati mereka serasa ditusuk ribuan jarum. Andai saja mereka masih bersahabat, suasana pertemuan itu akan berlangsung jauh lebih baik dan menyenangkan.Tidak ingin memperpanjang suasana canggung itu, Gerald memutuskan untuk beranjak pulang karena malam pun s
Sepanjang perjalanan pulang, Gerald menyadari ada sesuatu hal yang aneh. Tampaknya ada peningkatan jumlah mobil mewah yang lalu lalang di kota. Kebanyakan dari mobil-mobil itu terparkir di halaman hotel-hotel.Meskipun hal itu agak aneh, Gerald tidak terlalu memikirkannya.Detik itu juga, ponsel Gerald berdering. Ternyata panggilan dari Nyonya Winters. “Ada masalah apa, Nyonya Winters?” tanya Gerald seraya tersenyum setelah menerima panggilan itu.“Gerald? Kamu di mana? Aku lihat Queenie pulang sendirian dengan mobilnya barusan. Queenie tampak agak kesal. Apakah kalian berdua bertengkar? Apakah dia meninggalkanmu sendirian di sana?” tanya Nyonya Winters, nada suaranya penuh rasa ingin tahu.“Jangan khawatir, aku sedang dalam perjalanan pulang dengan mobil salah seorang temanku!” Gerald tidak punya pilihan, kecuali mengatakan itu agar Nyonya Winters tidak berpikir terlalu jauh.“Aku mengerti! Senang mendengarnya. Ngomong-ngomong, Gerald, bisakah kamu membelikan sekarung beras di kota d
Tepat saat itu, dua pasangan dan seorang pria muda keluar dari hotel. Semuanya melihat Leila yang sedang berbicara dengan Gerald.Pria paruh baya yang tadi memanggil berseru kepada Leila dan Gerald sedetik yang lalu, kini berjalan menghampiri mereka berdua. Tampaknya pria itu adalah pimpinan rombongan dan dia tidak lain adalah Willie.“Apa yang sedang Ayah lakukan di sini? Aku hanya membantu Gerald untuk membeli sesuatu!” gerutu Leila.“Apa? Kamu mau masih mau membelikan sesuatu untuk Gerald? Humph! Aku tidak sudi memberikan apapun kepadanya! Bahkan jika aku harus membuang apapun itu!” Setelah menyelesaikan kalimatnya, Willie segera merebut kabel cadangan itu dari tangan Gerald, kemudian membantingnya ke tanah.Baru-baru ini Willie sangat kecewa karena ketika dia hendak memohon bantuan Gerald dengan memanfaatkan koneksi yang Gerald miliki, Gerald tidak memperdulikannya. Hal itu membuat Willie merasa sangat marah dan frustasi. “Leila, bukankah aku sudah mengatakan kepadamu untuk tid