“... Oh, ya. Jadi Sharon, kenapa sekarang kamu mencari pekerjaan? Bagaimana dengan Hayward?” tanya Gerald. Meskipun dulu Gerald pernah ada rasa dengan Sharon, namun kini Gerald tidak punya perasaan apapun lagi kepada Sharon.“Ah, baiklah, setelah Hayward tahu bahwa kamu adalah Tuan Crawford, dia kaget dan tidak mau keluar rumah berhari-hari. Selain itu, Hayward juga tahu tentang hubungan kita di masa lalu, jadi…” Sharon menghentikan kalimatnya dan membiarkannya menggantung. ‘… Ah, jadi alasan Sharon mencari pekerjaan sebagian disebabkan olehku!’ batin Gerald. Kemudian Gerald menyunggingkan senyum aneh dan berkata, “Tahukah kalian, aku masih terkenang, haha! Kalian masih ingat masa-masa SMA? Ulang tahun terbaik yang pernah aku alami terjadi di kantin sekolah!”Mendengar hal itu, baik Sharon maupun Xella mulai mengenang. Ketika SMA, hampir semua orang menolak untuk nongkrong dengan Gerald dan ulang tahun Gerald tidak mengubah kenyataan itu.Ulang tahun Gerald tahun itu tepat pada har
“Maafkan aku, Gerald…” Xella dan Sharon berkata nyaris bersamaan. Expresi kedua gadis itu antara malu dan menyesal.“Tidak apa-apa!” jawab Gerald dengan sambil tersenyum bijak. Meski Gerald masih bersikap baik kepada mereka, namun mereka bertiga sadar bahwa persahabatan mereka tidak akan pernah bisa diperbaiki. Semua yang sudah terjadi tidak bisa ditarik kembali dan hubungan mereka bertiga tidak akan pernah bisa kembali seperti dulu. Sekarang Gerald hanya akan memperlakukan mereka sebagaimana layaknya orang yang saling kenal. Tidak lebih.Baik Sharon, maupun Xella, paham makna tersirat dari sikap Gerald. Keduanya sadar bahwa mereka tidak bisa memutar kembali waktu untuk memperbaiki semua kesalahan, dan menyadari hal tersebut membuat hati mereka serasa ditusuk ribuan jarum. Andai saja mereka masih bersahabat, suasana pertemuan itu akan berlangsung jauh lebih baik dan menyenangkan.Tidak ingin memperpanjang suasana canggung itu, Gerald memutuskan untuk beranjak pulang karena malam pun s
Sepanjang perjalanan pulang, Gerald menyadari ada sesuatu hal yang aneh. Tampaknya ada peningkatan jumlah mobil mewah yang lalu lalang di kota. Kebanyakan dari mobil-mobil itu terparkir di halaman hotel-hotel.Meskipun hal itu agak aneh, Gerald tidak terlalu memikirkannya.Detik itu juga, ponsel Gerald berdering. Ternyata panggilan dari Nyonya Winters. “Ada masalah apa, Nyonya Winters?” tanya Gerald seraya tersenyum setelah menerima panggilan itu.“Gerald? Kamu di mana? Aku lihat Queenie pulang sendirian dengan mobilnya barusan. Queenie tampak agak kesal. Apakah kalian berdua bertengkar? Apakah dia meninggalkanmu sendirian di sana?” tanya Nyonya Winters, nada suaranya penuh rasa ingin tahu.“Jangan khawatir, aku sedang dalam perjalanan pulang dengan mobil salah seorang temanku!” Gerald tidak punya pilihan, kecuali mengatakan itu agar Nyonya Winters tidak berpikir terlalu jauh.“Aku mengerti! Senang mendengarnya. Ngomong-ngomong, Gerald, bisakah kamu membelikan sekarung beras di kota d
Tepat saat itu, dua pasangan dan seorang pria muda keluar dari hotel. Semuanya melihat Leila yang sedang berbicara dengan Gerald.Pria paruh baya yang tadi memanggil berseru kepada Leila dan Gerald sedetik yang lalu, kini berjalan menghampiri mereka berdua. Tampaknya pria itu adalah pimpinan rombongan dan dia tidak lain adalah Willie.“Apa yang sedang Ayah lakukan di sini? Aku hanya membantu Gerald untuk membeli sesuatu!” gerutu Leila.“Apa? Kamu mau masih mau membelikan sesuatu untuk Gerald? Humph! Aku tidak sudi memberikan apapun kepadanya! Bahkan jika aku harus membuang apapun itu!” Setelah menyelesaikan kalimatnya, Willie segera merebut kabel cadangan itu dari tangan Gerald, kemudian membantingnya ke tanah.Baru-baru ini Willie sangat kecewa karena ketika dia hendak memohon bantuan Gerald dengan memanfaatkan koneksi yang Gerald miliki, Gerald tidak memperdulikannya. Hal itu membuat Willie merasa sangat marah dan frustasi. “Leila, bukankah aku sudah mengatakan kepadamu untuk tid
“Humph! Jangan pernah lagi bicara tentang Gerald!” bentak Willie dingin. Sementara itu Gerald sudah sampai di rumah. Kemarahannya kepada Willie telah membuat perjalanannya menjadi lebih cepat.Tampaknya ada beberapa mobil terparkir di depan rumah Tuan Winter. Sambil menyipitkan mata, Gerald menyadari bahwa mobil-mobil itu adalah milik putra tertua, kedua dan ketiga dari Tuan Winter. Gerald menekan klakson dengan harapan untuk menarik perhatian mereka membantu menurunkan barang-barang belanjaan.Beberapa orang sedang berdiri di halaman. Ketika mereka melihat dan mendengar mobil Audi diparkir di depan rumah, mau tidak mau mereka keluar rumah karena penasaran. Tuan dan Nyonya Winter ikut keluar juga. Ketika Gerald membuka pintu mobil dan melangkah keluar, semua orang terkejut. “Gerald? Kamu mengendarai Audi?” tanya istri putra tertua, dia tampak tercengang. Jika mobil itu milik Gerald, maka Gerald jauh lebih sukses dibanding putranya sendiri!“Humph! Jangan terkecoh. Tampak jelas mob
“Jadi begini, besok adalah ulang tahunku dan kali ini aku tidak akan merayakannya di rumah. Aku sudah memesan tempat di hotel untuk merayakannya. Apakah kalian punya waktu untuk datang?” tanya Gerald.Selama bertahun-tahun, Tuan dan Nyonya Winters yang selalu menemani Gerald merayakan ulang tahun, tidak terkecuali tahun ini.Karena semua orang kebetulan sedang berkumpul, jadi otomatis Gerald merasa perlu untuk mengundang mereka semua ke acara jamuan pesta ulang tahun Gerald.Saudara ipar perempuan yang nomor tiga batuk-batuk dan berkata, “Andai saja kami punya waktu untuk pergi. Francis dan yang lain besok masuk kerja. Kami tidak punya waktu untuk merayakan ulang tahun denganmu.”“Itu benar. Lagipula, kalau kamu memang ingin merayakan ulang tahun, kenapa kamu harus cari tempat di hotel? Apa kamu lupa asal usulmu hanya karena kamu sekarang punya uang?” kata saudara ipar perempuan nomor dua dengan dingin.Karena dulu Gerald sangat miskin, semua orang terbiasa merendahkannya. Fakta bahwa
Kali ini, sebuah panggilan dari Giya.“Gerald, besok kamu ulang tahun, kan?” tanya Giya begitu Gerald mengangkat telepon.“Hmm…”“Humph! Kenapa kamu tidak mengundangku untuk merayakannya denganmu? Sepanjang hari ini aku menunggu telepon darimu! Sekarang sudah larut malam dan kamu belum juga mengundangku… apa mungkin kamu sudah melupakan aku?”“Tidak sama sekali. Hanya saja sekarang ini aku berada di kota asalku, jadi aku berencana untuk merayakan ulang tahunku secara sederhana saja!” Gerald menjelaskan.Kalau mau jujur, Gerald memang tidak punya rencana untuk mengundang Giya. Meskipun Giya sangat baik kepada Gerald, namun Gerald hanya ingin bersama Mila saat ini. Gerald tidak ingin terlalu dekat dengan gadis-gadis lainnya. Apalagi Gerald menyimpulkan bahwa tidak ada gunanya meneruskan hubungan rumitnya dengan Giya.Ditambah lagi, Giya mengalami masalah ketika waktu lalu dia bersama Gerald. Gerald merasa malu bahkan untuk sekadar datang berkunjung.“Tidak peduli apakah kamu mengundangk
“Lolita?” kata Gerald seraya menyunggingkan senyum.Gerald menganggap gadis itu sebagai adiknya sendiri. Lolita tumbuh besar bersama Gerald dan Xeno. Lolita juga masih punya kerabat dengan Xeno.Berbeda dengan Gerald dan Xeno, latar belakang keluarga Lolita cukup berada. Keluarganya memiliki sebuah toko di pusat kota yang khusus memproduksi kue dan cemilan. Oleh karena itu, terkadang Lolita tinggal di kota dan jarang pulang ke rumah. Karena Gerald dan Xeno dulu sangat miskin sampai-sampai tidak mampu membeli baju yang bagus, Lolita jarang bermain bersama mereka.Lolita juga jarang berbicara dengan Xeno dan Gerald, meskipun mereka teman sekelas sejak SD. Singkat kata, tidak banyak interaksi yang terjadi antara Lolita dengan Xeno dan Gerald. Bisa dibilang situasinya mirip dengan hubungan antara Gerald dengan Queeny.Berbeda dengan Queeny, dia masih sempat menjalin hubungan persahabatan dengan di tahun terakhir di SMP.Pada waktu kelas 1 dan kelas 2, tanpa sengaja Lolita selalu sekelas