Bus itu sedang menempuh jalan pegunungan. Hanya muncul kendaraan lain sesekali, selebihnya jalanan itu benar-benar sepi. Ke arah manapun mata memandang, pegunungan adalah satu-satunya pemandangan di kiri kanan. "Kau tahu, aku mendengar sering terjadi perampokan di jalan ini!" kata seorang pemuda gemuk yang tampaknya merasa perjalanannya ini cukup menyedihkan. Menyadari orang lain sedang melihatnya, dia kemudian melanjutkan, “Itu ada di berita beberapa waktu yang lalu. Sekelompok perampok mengambil alih bus di jalan ini dan setelah mereka selesai menjarah, mereka membunuh semua orang di dalam bus!"“Itu tidak mungkin! Aku selalu mengikuti berita semacam itu, tapi kenapa aku tidak pernah mendengarnya?” tanya seorang wanita paruh baya dengan agak gugup.“Nah, berita itu menghilang tidak lama setelah dirilis ke publik. Apalagi menyebarkan berita seperti itu secara tiba-tiba sama saja menyebarkan kepanikan," ujar pria gendut itu menjelaskan."Hah. Kalau sampai ada perampok yang menye
“Aku mengatakan yang sesungguhnya!" tambah gadis itu semakin mengerutkan kening.“Hei, Gendut! Sudah, lupakan saja! Lagipula dia cantik, kan? Kalau kau memaksa, ini ambil tiga dolar dariku sebagai gantinya!" tawar salah satu penumpang sambil tertawa. “Hah yang benar saja! Baru kali ini ada gadis seperti ini. Mau makan, tapi tidak mau membayar tiga dolar!" umpat pria gemuk itu.Mendengar itu, gadis itu mengerutkan kening lebih dalam. Segera setelah itu, raut jahat tergambar di matanya saat dia berkata, "Kalau kau menginginkan uangku, maka turunlah dari bus bersamaku nanti. Kalau kau bersedia, jangankan tiga dolar, aku akan memberimu tiga ribu dolar! Bagaimana?" tanya gadis itu dengan nada dingin. “Boleh saja, siapa takut! Kau sendiri yang bilang akan memberiku tiga ribu dolar! Belum terlambat kalau mau menarik kembali pernyataanmu," jawab pria gendut itu sambil mendengus."Sepakat!" teriak gadis itu sebelum menarik napas dalam-dalam.Sepanjang percakapan mereka tadi, pria berbaj
Namun dia segera mengalihkan pandangannya.Gadis cantik itu melirik ke arah pria gendut dan berkata, “Jika kamu masih ingin hidup, bawa koperku dan ikuti aku. Kerjakan dengan benar dan aku akan memberimu seratus ribu dolar setelah tugasmu selesai!"Saat gadis itu melihat pria gendut mengangguk ketakutan, sudut matanya melirik sekilas ke arah tiga pria lain yang ikut turun dari bus tadi.Melihat mereka berjalan ke arah yang berlawanan, gadis itu mengernyitkan alisnya sedikit.'Pria berjubah hitam itu benar-benar misterius,' gumamnya dalam hati.Apapun itu, pria itu tidak menghalangi jadi gadis itu tidak mau ambil pusing karena dia punya hal lain yang lebih penting untuk diurus.Gadis itu kemudian berjongkok dan mulai melepaskan semua alat komunikasi dari kelima mayat itu. Begitu selesai, dia memberi isyarat agar pria gemuk itu mengikutinya dan mereka berdua kemudian berjalan tanpa banyak bicara.“Senior… Master… Siapapun kau... Ke mana kau akan membawaku? Jika yang kau inginkan adalah
Satu jam kemudian Gerald akhirnya keluar dari lembah.Gerald sendiri berhasil keluar hidup-hidup karena jas panjang yang dikenakannya dirancang khusus untuk melindunginya dari gigitan nyamuk di sana. Ketika Gerald berganti pakaian biasa, dia teringat saat-saat menyedihkan ketika Jett meninggal secara perlahan beberapa menit yang lalu.Membalas dendam akhirnya membuat Gerald merasakan kepuasan setelah sekian lama. Meskipun Kort dan anak buahnya mencari Jett sampai ke daerah pegunungan, Gerald yakin Lembah Miasma Liar akan menjadi tempat terakhir yang terpikir oleh mereka. Jika semua berjalan sesuai dengan rencana, Kort pasti butuh waktu yang cukup lama untuk mencari Jett. Selama rentang waktu itu, keluarga Gerald akhirnya bisa hidup tenang untuk sementara.Namun karena Gerald tidak bisa kembali ke Weston untuk sementara waktu, dia tahu dia harus segera menemukan tempat lain untuk sembunyi, setidaknya untuk saat ini.Dengan membawa tas punggungnya setelah selesai berganti pakaian, Gerald
Gerald mengangguk saat dia mengatakan itu.“Astaga! Sebaiknya kita tidak melangkah lebih jauh, Saudara! Dari apa yang kudengar, nyamuk-nyamuk di sini bahkan tidak meninggalkan jejak kulit korbannya! Lebih baik ditembak peluru daripada harus menerima serangan nyamuk beracun!" kata pria gendut itu ketakutan.“Harusnya kamu memikirkan itu saat kamu berlari ke arahku tadi. Setelah apa yang kamu lakukan, artinya kamu tidak keberatan mati bersamaku, bukan begitu?" jawab Gerald sambil tersenyum kecut.Pria gemuk itu tidak merasa bersalah sama sekali karena dia terlalu ketakutan setelah tahu di mana dia sekarang. Sementara Gerald sedang memperhitungkan kemungkinan dia bisa bertahan jika dia mencoba melawan orang-orang itu. Dia yakin bahwa orang-orang itu pasti akan melepaskan tembakan dari kejauhan begitu mereka melihatnya. Bersembunyi masih memungkinkan tapi tetap saja dia akan terluka. Jadi tidak mungkin untuk menghadapi orang-orang itu sekarang. Dengan kesimpulan itu, Gerald hanya bisa
Karena lingkungan tempat dia dibesarkan, gadis itu selalu sensitif setiap kali berurusan dengan pria. Atau mungkin lebih tepatnya bukan sensitif, ‘jijik’ adalah kata yang lebih cocok.Selama dia harus berurusan dengan hal-hal yang melibatkan hubungan antara pria dan wanita, dia selalu merasa sangat jijik. Kadang-kadang lebih parah, dia merasa jijik hanya karena berada di hadapan seorang pria. Itu sebabnya dia tidak merasa bersalah ketika dia mengatakan bahwa mereka harusnya mati bersama sejak awal.Sementara itu, Gerald tidak menyangka gadis sedingin dan acuh tak acuh seperti itu akan memukulnya sekuat itu."Dengar, ya. Di sini aku hanya mencoba menyelamatkan hidupmu. Kalau kita tidak mengobati lukamu segera, ini akan semakin parah ketika kita melarikan diri nanti. Apa aku masih harus memberitahumu apa yang akan terjadi jika kamu jatuh ke tangan mereka?" bujuk Gerald."Kamu ..."Mendengar itu, gadis itu tertegun sejenak. Jelas bahwa dia mengalami pergulatan batin, terlihat dari bet
“Kamu… mau ke mana?” Tanya gadis itu dengan agak ragu-ragu saat dia menatap Gerald.“Tebakanmu sama tepatnya dengan tebakanku! Setelah berhenti di Provinsi Salford, aku mungkin akan melanjutkan perjalanan sampai aku mencapai ujung dunia!" jawab Gerald sambil tersenyum lalu menghidupkan mesin kendaraan off-road nya.Jelas bahwa Gerald lah yang mengalahkan semua anak buah Hansel tadi malam. Karena dia pun tidak bisa tinggal di sana lebih lama lagi. “Sebelum kamu pergi, sebutkan namamu! Namaku Rainey Levington!" seru Rainey saat wajah cantiknya bersemu merah. Sejujurnya, ini adalah pertama kali dalam hidupnya dia sedekat ini dengan seorang pria. Baginya, Gerald sangat berbeda dengan semua pria yang pernah dia temui sebelumnya. Gerald sempat mengatakan bahwa dia tidak punya niat kotor dan Rainey dapat melihat di mata Gerald bahwa pria itu tidak berbohong. "Uhmm. Uh… Panggil saja aku Sanderson!" jawab Gerald.Rainey belum sempat menanggapi lagi karena Gerald sudah menginjak pedal gas d
“Lihat, ada gua di sana! Kenapa kita tidak coba sembunyi di sana saja, Bos? Seperti yang kami katakan, kami tidak akan meninggalkanmu mati di sini sendirian!” kata salah seorang pria sementara yang lain mengangguk serempak.Menyadari anak buahnya tidak akan mau mendengarkannya, si bos akhirnya membiarkan mereka membopong tubuhnya yang terluka ke dalam gua. “Hah? Apa cuma aku yang merasakan sepertinya ada orang yang tinggal di sini?” ucap salah satu pria yang kaget saat melihat sisa-sisa api unggun.“Aku juga berpikir hal yang sama. Tapi kita jangan mengkhawatirkan soal itu dulu. Kita harus segera membalut lukamu, Bos.”“Sebenarnya dalam keadaan seperti ini akan lebih baik kalau dia mengeluarkan darahnya sedikit lebih banyak. Dia malah akan lebih cepat mati kalau kau membalut lukanya sekarang," kata sebuah suara tiba-tiba.Semua terkejut mendengar itu. Semua pria segera mengangkat senjata dan mengarahkannya ke arah pemuda yang baru saja berbicara.Dengan masih berdiri di pintu ma