Setelah mengatakannya, Gerald bersiap untuk berbalik lalu pergi ketika tiba-tiba dia mendengar salah seorang gadis berkata, “Aduh! Kakiku!”Menoleh kembali, Gerald melihat gadis yang tadi berseru sedang memegangi pergelangan kakinya. Kemungkinan besar gadis itu terkilir ketika dia sedang meronta-ronta untuk meloloskan diri.“Apa kamu baik-baik saja?” Gerald bertanya nyaris berbarengan dengan gadis yang satunya lagi dan keduanya pun berjongkok. Gadis itu terkejut dengan kekompakan Gerald dengan temannya, kemudian dia pun menjawab, “Pergelangan kakiku sakit. Sepertinya aku tidak bisa berjalan!” “Hmm… Kalau begitu aku bantu, ya!” Gadis berkacamata yang karismatik itu berkata.Meskipun sudah dibantu temannya, tetapi kaki gadis itu sangat nyeri sehingga tetap sulit baginya untuk berjalan lebih dari beberapa langkah dalam satu waktu.Setelah melihat mereka berhenti untuk beristirahat beberapa kali, Gerald pun berkata, “Ini terlalu lambat. Coba aku periksa!”"Tentu saja! Tapi bukankah lebih
"Orang ini yang menyelamatkan kami, Tuan Lockhart!" kata Giya sambil perlahan turun dari punggung Gerald.“Giya, berkali-kali sudah kubilang untuk tidak memanggilku seperti itu! Panggil saja aku Wynn! Aneh rasanya kalau kamu memanggilku Tuan Lockhart!” Wynn menjawab.Giya memilih untuk tidak merespons, kemudian Giya menoleh kepada Gerald dan berkata, “Ngomong-ngomong, kami belum tahu siapa namamu,…maukah kamu memberitahu siapa namamu?”Entah mengapa, Giya merasa sangat dekat dengan orang yang menolong dirinya sejak pertama kali bertemu. Giya juga tidak tahu kenapa. Sungguh sulit dipercaya betapa Giya merasa dekat dengannya.Pria ini pengecualian, sudah lama sekali Giya tidak merasakan perasaan semacam ini terhadap seorang pria. Jika Giya harus mengungkapkan perasaan itu dengan kata-kata, maka perasaan yang dirasakan mirip dengan ketika bertemu kembali dengan kerabat yang telah lama hilang."Giya benar, kami belum tahu namamu!" Gadis berkacamata itu menambahkan dengan senyum manis di wa
Setelah semua orang siap, pria berkulit cokelat itu mulai memimpin mereka semua menuju padang pasir.Setelah rombongan pergi dan jaraknya sudah cukup jauh, kemudian Gerald berjalan keluar hotel.Gerald benar-benar tidak menyangka akan bertemu Giya, apalagi di tempat ini, setelah setahun penuh mereka tidak pernah bertemu. Lagi pula, Giya sudah bekerja dan kondisinya pun sudah jauh lebih baik.Gerald sangat tergoda untuk mengungkapkan identitasnya kepada Giya, apalagi setelah tahu bahwa meski sudah setahun lebih. Namun Giya masih belum benar-benar melupakan dirinya bahkan setelah aksi Gerald menguji Giya kala itu.Gerald sadar betapa buruk perlakuannya kepada Giya kala itu. Namun pada akhirnya Gerald memutuskan untuk tidak akan menghalangi Giya untuk move on karena Gerald sadar tidak mungkin bagi dirinya dan Giya untuk bersama. Sejak tadi Gerald memperhatikan bahwa Wynn bersikap sangat baik kepada Giya. Meskipun Gerald tidak terlalu menyukai Wynn, Gerald percaya Wynn hanya menginginkan
Meskipun perjalanan di tengah padang pasir itu melelahkan dan panas, rombongan para peneliti dan turis itu berhasil melaluinya dengan baik atas bantuan Master Gurun Pasir.Setelah dua hari perjalanan, rombongan tiba tengah gurun. Seperti yang diharapkan, dari tempat mereka saat ini, sejauh mata memandang yang terlihat hanya lautan pasir tanpa satu pun makhluk hidup di atasnya.Saat itu, senja akan segera berganti malam, mereka memutuskan untuk beristirahat di tempat pemberhentian yang setengah rusak. Untungnya, tempat masih cukup baik bagi mereka untuk menginap.“Aku penasaran keadaan pria itu. Apa menurutmu dia kembali ke kota?” gumam Giya sambil duduk di samping perapian, memikirkan pria yang telah menyelamatkannya."Aku ragu dia melakukan itu. Sepertinya dia bukan tipe pria seperti itu! Dari caranya menampilkan diri, dia tampak dewasa dan dapat diandalkan! Sebentar, kenapa kamu terus memikirkan dia? Bukankah kamu bilang kamu mencintai Gerald? Mungkinkah kamu terobsesi padanya karena
“Saat itu senja baru saja lewat persis seperti sekarang ini! Matahari sudah terbenam dan hari mulai gelap. Pada waktu itu, kami menemukan sungai dan ayahku bilang kami akan mendirikan tenda di sana. Setelah semuanya siap, kami menuju ke sungai untuk mengambil air untuk persediaan hari berikutnya. Ketika kami berada di dekat sungai, saat itu kami melihatnya!”Ketika perhatian semua orang tertuju kepada Master Gurun Pasir dengan mata terbelalak, dia melanjutkan, “Capra Nanny sedang minum air di tepi sungai dan meskipun aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas di bawah sinar bulan, aku ingat dengan jelas dia memiliki lidah yang panjang dan rambutnya juga panjang awut-awutan.”“Setelah menghentikan langkah kami, wanita tua itu mengangkat kepalanya dan melakukan kontak mata dengan kami. Meski hanya sesaat, aku sempat melihat kedua matanya yang berwarna hijau! Syukurlah, ayahku berhasil menarikku keluar tepat waktu sambil berteriak, 'Jangan lihat dia, Billy! Berbalik sekarang juga!’”“Se
Karena terkejut, semua orang segera mulai berkumpul di sekitar gadis-gadis yang menjerit lalu bertanya, "Apa yang terjadi?"Namun pertanyaan itu langsung terjawab dengan jelas saat mereka melihat ke arah yang sama dengan gadis-gadis yang tadi berteriak itu dengan mata terbelalak.Di atas bukit pasir tergolek tubuh dua orang yang sudah tidak bernyawa! Di bawah sinar bulan, mayat-mayat itu tampak seperti telah diisap sampai kering. Sekarang kulit mereka menempel erat tulang belulang mereka setelah semua cairan di dalam tubuh mereka mereka tersedot keluar.“Itu… Itu Minnie dan Juan!” teriak seseorang dari dalam regu pencari yang mengenali pakaian yang dikenakan mayat-mayat itu.“Bagaimana ini bisa terjadi? Ini baru setengah jam!" kata Profesor Yale.Meskipun profesor memiliki banyak pengalaman di bidangnya, mau tidak mau dia merasa bahwa pergantian peristiwa saat ini benar-benar tidak dapat dipercaya. Melihat dua mayat itu membuat bulu kuduknya berdiri!“Jadi… jadi Capra Nanny… Dia ada di
Seperti cerita Master Gurun Pasir tadi, monster itu kebal peluru karena kulitnya yang tebal dan keras. "Apa?” teriak Wynn, tercengang.Meskipun peluru itu tidak melukai, namun binatang itu sangat marah dengan serangan Wynn! Binatang itu menerjang ke arah Wynn, kemudian berdiri dan meraih kerah Wynn lalu melemparkannya ke udara!Beberapa detik kemudian, Wynn jatuh ke pasir. Sesaat kemudian Wynn menyemburkan darah dari mulutnya!"L-luar biasa kuat!" Professor Yale tergagap, wajahnya pucat karena ketakutan lalu memimpin kelompok peneliti untuk mundur.Setelah Wynn tersingkir, binatang itu berbalik menghadap Gerald, target utamanya sejak awal. Hanya dengan melihatnya, binatang itu bisa merasakan betapa kuat dan kejamnya Gerald.Saat binatang itu menerjang ke arahnya, Gerald dengan tendangan yang kuat membuat binatang itu mundur lagi! Meskipun binatang itu memiliki kulit yang tebal, Gerald adalah seorang Master Semi-Hebat. Dengan kata lain, binatang itu tidak akan sanggup menahan tenaga da
Setelah cukup lama berlari, Gerald akhirnya sampai di Seribu Bukit Pasir. Sesampainya di sana, Gerald langsung tahu daerah itu dinamai seperti itu. Dengan banyaknya bukit pasir yang saling tumpang tindih yang jumlahnya mungkin lebih dari seribu, kemungkinan besar itulah yang menjadi inspirasi untuk menamai tempat itu. Namun, setelah sejenak melihat-lihat, Gerald belum juga menemukan sumur kuno yang telah disebutkan oleh Master Gurun Pasir.Beberapa saat kemudian—setelah berjalan cukup jauh—Gerald terdorong untuk melihat ke bawah, hidungnya mencium aroma aneh. Di kakinya ada genangan darah!Sambil menyipitkan matanya, Gerald melihat bahwa darah itu memiliki jejak hijau tua di dalamnya. Itu saja sudah cukup menjadi bukti bahwa darah itu berasal dari tubuh binatang itu.Meskipun Capra Nanny awalnya tidak terpengaruh setelah Dawnbreaker Gerald menghantam dadanya, Gerald yakin dia telah berhasil melukai binatang itu dan itu membuat binatang itu merasa sangat tidak nyaman.Lagi pula, tidak