Setelah mengatakan itu, Gerald perlahan mengangkat tangan. Hanya dengan kekuatan batinnya saja, Gerald bisa mengangkat lelaki tua itu dari tanah. Christopher tidak sanggup melawan karena ada kekuatan tak kasat mata yang menahan seluruh tubuhnya. “T-tolong jangan bunuh aku, Gerald! Ikrar Air Suci akan berlangsung sebentar lagi. Aku masih berguna untukmu, jadi tolong jangan bunuh aku dulu! Aku mengetahui sebuah rahasia besar!” Christopher berteriak panik dan ketakutan. Urat-urat hijau mulai bermunculan dahinya."Rahasia apa?" tanya Gerald dengan dingin.“A-Aku tahu bahwa keluargamu telah lama menyelidiki Liga Matahari. Asal kau tahu, perkumpulan besar lainnya—seperti Naplocks dan Fergusons—juga telah menyelidiki Liga Matahari selama bertahun-tahun, termasuk juga Keluarga Moldell. Aku punya sebuah petunjuk penting yang akan kuberitahukan padamu. Jadi tolong, tolong biarkan aku hidup! Tidak mudah bagiku untuk mencapai tingkat pelatihan ini, jadi jika kau masih ingin menghabisiku, lakuk
“Sepanjang hidupnya, ayahku telah menjadi pahlawan bagi banyak orang, termasuk untukku. Kau bisa bayangkan betapa terkejutnya aku ketika mengetahui bahwa orang yang kuanggap kuat dan selalu aku banggakan, ternyata adalah salah satu yang terlemah. Aku belum pernah melihatnya menangis ketakutan seperti malam itu. Seketika aku bingung dan panik. Apa sebenarnya yang dialami ayahku sampai dia ketakutan seperti itu? Apa yang sebenarnya terjadi selama Ikrar Air Suci? Ribuan pertanyaan memenuhi kepalaku hingga aku bertekad untuk menyelidiki hal itu. Kekhawatiranku akan kegagalan adalah alasan aku terus ingin meningkatkan kemampuanku," imbuh Christopher, matanya mulai memerah."Jadi, menurut cerita ayahmu, mereka yang tidak kembali berarti tidak mati? Apakah maksudmu mereka dibawa ke tempat lain sebagai gantinya?” tanya Gerald bingung. Insiden itu sangat mirip dengan hilangnya Mila. Apalagi para korban dari kedua insiden itu menerima semacam barang—dalam hal ini, tanda air suci—sebelum mereka
Saat wanita itu melihatnya, dia langsung menangis dan berteriak, “Gerald! Aku sangat senang bisa bertemu denganmu lagi!” “Kenapa kamu masih di sini, Giya? Dan aku ingatkan lagi, namaku bukan Gerald. Aku Xadrian!" jawab Gerald, sejujurnya dia merasa lega melihat Giya baik-baik saja. Tetapi tetap saja dia tidak menduga bahwa Giya masih di sini. "Kamu masih berusaha membohongiku? Aku sudah tahu kamu adalah Gerald! Kamu mungkin berhasil mengubah penampilan dan sikapmu, tetapi kamu tidak akan pernah bisa mengubah sorot matamu itu! Kamu adalah Gerald, itu sudah jelas!" jawab Giya sambil meletakkan piring yang dia pegang dan berlari ke arah Gerald. Gerald melirik piring-piring itu sekilas sebelum kemudian mengalihkan pandangannya ke Giya, “Kenapa kamu memilih menjadi pelayan di sini, bukannya tetap bersama tim peneliti? Padahal bersama mereka adalah jauh lebih baik daripada ini!” “Aku tidak peduli tentang itu lagi, menunggumu pulang jauh lebih penting. Bahkan meski berhari-hari atau bahka
“Ada apa, Cantik? Apakah kamu tidak membawa uang?" tanya seorang pengunjung kedai ketika dia dan beberapa orang lain mulai berjalan menghampiri Giya. Saat salah satu dari mereka mencoba menyentuh dagunya, Giya langsung menghindar. Sontak pria lainnya segera meraih lengan Giya, mereka memiliki niat jahat. Menyadari bahwa dirinya dalam bahaya, Giya mengambil kesempatan untuk menggigit salah satu jari pria itu. Erang kesakitan terdengar saat pria itu memegangi jarinya yang terluka parah. Seketika mereka tidak ada yang berani mengambil langkah. Mereka melihat sorot jahat di mata Giya.Namun karena kelelahan dan tekanan yang tiba-tiba, Giya merasa sangat pusing. Akibatnya, dia pun jatuh ke tanah, nyaris tidak sadar. Menyadari bahwa Giya hampir tidak punya energi tersisa, para pria itu berbalik menghadap seseorang yang berjalan ke arah mereka. Salah satu dari mereka berujar, “Bukankah ini terlalu kejam, Bos? Kau tidak memperingatkan kami bahwa wanita ini begitu berani. Kau tahu, jariku ha
Pertanyaan itu datang dari Giya. “Ceritanya panjang. Sudah, jangan memikirkan itu. Untuk saat ini kamu istirahat saja dan fokus pada penyembuhan penyakitmu. Aku akan menceritakan semuanya nanti." Sekarang karena dia telah menemukan peti mati abadi, Gerald punya alasan untuk kembali ke keluarganya sesegera mungkin. Lagi pula, masih banyak misteri yang belum terpecahkan. Itulah alasan kedua dia memanggil helikopter itu. Alasan utamanya tentu saja karena dia sangat khawatir dengan kondisi Giya. “Kita sudah mendekati pulau, Tuan Crawford. Tetapi sepertinya ada sesuatu yang terjadi di pinggir pulau. Terlihat banyak orang di bawah sana,” kata salah satu pengawal Crawford yang ada di dalam helikopter. “Hm?” kata Gerald sambil segera berdiri dan melihat ke luar jendela helikopter. Seperti yang dikatakan pengawal itu, terlihat kakeknya dan banyak orang lain sedang berdiri di bibir pulau. Mereka tampaknya sedang mendiskusikan sesuatu dengan seorang wanita asing, setidaknya kalau dilihat dar
“Tidak. Ini tidak masuk akal! Aku tidak tahu muslihat macam apa yang sedang direncanakan Alice. Sejauh yang kuingat, saat itu aku memberinya beberapa ratus ribu dolar untuk biaya hidup,” gumam Gerald pada dirinya sendiri sambil sedikit mengernyit. Kabar yang tiba-tiba ini sejujurnya cukup aneh dan mengejutkannya. Pasalnya, sejak terlibat dalam perselisihan dengan Keluarga Moldell, dia memfokuskan diri pada pelatihan dan meningkatkan kemampuannya hingga jarang terlibat dengan kehidupan di kota. Tak disangka kejadian semacam itu muncul tidak lama setelah dia kembali ke kehidupannya yang dulu. Meskipun sangat sulit baginya untuk menerima kenyataan bahwa dia sekarang memiliki seorang putri, lebih mengejutkan lagi bahwa ibunya adalah Alice! Menyadari bahwa Giya dan Lyra juga cepat atau lambat akan mengetahui hal ini. Gerald mendapati dirinya terjebak dalam situasi yang semakin sulit. ‘Bah! Tidak ada gunanya memikirkan itu. Aku akan menunggu hasil tes DNA.’ Setelah itu, Gerald menuju k
“Masih tidak mau mengatakan yang sebenarnya? Meskipun aku tidak tahu bagaimana kamu mengubah hasil tes itu, aku yakin bukan kamu yang melahirkan anak itu. Dengar, karena kita mantan teman sekelas, aku akan melepaskanmu jika kamu mengatakan yang sebenarnya." kata Gerald dengan dingin. Mendengar itu, Alice tercengang. Raut ketakutan tercermin di matanya. Dia bergumam dalam hati, 'sejak kapan Gerald menjadi sakti begini?' "Aku duga, kamu melakukan semua ini karena tujuan tertentu, kan?" tanya Gerald. Dia telah memikirkan soal ramalan kematian itu sepanjang perjalanan pulang, dia merasa harus lebih waspada. “Aku… aku tidak mengerti yang kamu bicarakan! Lepaskan aku!” sangkal Alice. “Masih tidak mau mengatakan yang sebenarnya? Baik kalau begitu! Aku akan memperlakukan anak ini seperti anakku sendiri dan membesarkannya… Tapi aku akan melemparkanmu ke laut supaya kamu jadi makanan ikan!” kata Gerald yang kemudian mengangkat Alice. Alice sangat ketakutan. Gerald yang dulu pemalu dan lema
“Lyra? Ah!” kata Daryl dan Dylan salah tingkah. Daryl tahu dia bersikap tidak seperti biasanya, karena dia tidak bisa menahan perasaan gembiranya. Dia merasa sangat beruntung bisa bertemu dengan cicitnya sebelum mengikuti Ikrar Air Suci, sebuah peristiwa yang dia tahu dia mungkin tidak akan bisa pulang hidup-hidup. Karena Tuhan menjawab doanya untuk berkesempatan bertemu dengan Mable, bisa dibayangkan betapa senangnya Daryl begitu dia mengetahui bahwa bayi itu adalah cicitnya. Dengan kedatangan Lyra di sini, Daryl pun merasa malu. Bagaimanapun juga, Lyra adalah menantu perempuan yang sah di Keluarga Crawford. Dari yang dia dengar, Lyra yang mengurus semua keperluan Keluarga Crawford, baik yang besar maupun kecil, selama bertahun-tahun. “Ah! aku juga tidak terlalu yakin! Menurutku anak ini sangat lucu jadi aku membawanya!” jawab Daryl dengan sikap yang semakin canggung. Mendengar itu, Lyra hanya mengangguk tanpa suara. Ketika Daryl menyerahkan Mable kepada Dylan, dia mengamati bahw